Anda di halaman 1dari 12

PT.

RANCANG SEMESTA NUSANTARA


Consulting Services

BAB III
METODOLOGI PENDEKATAN

3.1. Prinsip Dasar Bantuan Teknis

B
antuan teknis dalam hal ini dipandang sebagai sebuah proses, dimana pada
akhir proses tersebut terjadi peningkatan kinerja Badan Koordinasi Penataan
Ruang di daerah terutama di propinsi-propinsi wilayah timur terkait dengan
pekerjaan ini.

3.1.1. Tujuan Bantuan Teknis


Tujuan dari penyelenggaraan Bantuan Teknis (Bantek) adalah membantu daerah dalam
melaksanakan kegiatan penataan ruang sesuai dengan salah satu tugas pokok dan
fungsi dari Ditjen Penataan Ruang untuk meningkatkan kemampuan daerah dan peran
masyarakat serta pelaku lainnya dalam penyelenggaraan penataan ruang.

3.1.2. Bentuk Bantuan Teknis


Berbagai kondisi dan kebutuhan daerah mengakibatkan perbedaan permintaan bantuan
dari daerah dan bentuk penanganan yang diberikan oleh pemerintah pusat, dalam hal
ini Ditjen Penataan Ruang, dalam memberikan bantuan teknis bagi penyelenggaraan
penataan ruang di daerah.

Untuk mengakomodasi ragam kondisi dan kebutuhan daerah tersebut maka bentuk-
bentuk bantuan teknis yang akan diberikan oleh Ditjen Penataan Ruang dapat
dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, yakni : Penasehatan, Pendampingan,
Kerjasama Pendanaan, dan Penyusunan oleh Pusat. Namun demikian fokus
perhatian akan lebih diberikan pada penasehatan, pendampingan, dan kerja sama
pendanaan. Penyusunan oleh pusat hanya akan dilakukan dalam kondisi dan situasi
dimana daerah benar-benar tidak mempunyai sumber daya (dana dan tenaga) yang
cukup memadai.

A. Penasehatan

Bentuk yang pertama dari Bantuan Teknis yang diberikan oleh Ditjen Penataan Ruang
pada daerah adalah Penasehatan. Penasehatan dilakukan oleh Ditjen Penataan Ruang
dengan mengirimkan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam proses penataan ruang sesuai
dengan kebutuhan daerah untuk memberikan arahan-arahan dan alternatif-alternatif
solusi teknis secara profesional berkaitan dengan ragam permasalahan penataan ruang
yang dihadapi oleh masing-masing daerah.

Penasehatan ini dilakukan antara lain bila pemerintahan daerah telah memiliki sumber
pendanaan yang memadai untuk menyerahkan pelaksanaan pekerjaan kepada pihak
profesional atau mitra kerja (Konsultan, Perguruan Tinggi, LSM), namun memiliki
sumber daya manusia di bidang penataan ruang yang terbatas baik secara jumlah
maupun kualitas. Umumnya penasehatan ini dilakukan oleh Tenaga Ahli Teknis

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

Penataan Ruang Ditjen Penataan Ruang selama 2 atau 3 hari, tergantung kebutuhan,
dalam beberapa periode waktu.

B. Pendampingan
Bentuk yang kedua dari Bantuan Teknis adalah Pendampingan. Pendampingan
dilakukan bila pemerintah daerah keterbatasan dalam hal pendanaan dan sumber daya
manusia sehingga membutuhkan bantuan tenaga ahli teknis penataan ruang dari
pemerintah pusat (Ditjen Penataan Ruang) untuk membantu dan turut menyusunkan
rencana tata ruang, maupun dalam proses pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
Pendampingan dilakukan dimana tenaga ahli teknis penataan ruang dari Ditjen
Penataan Ruang secara menerus dan teratur mendampingi pemerintah daerah dan
atau konsultan pelaksana pekerjaan. Pendampingan dapat dilakukan dalam bentuk
advisory teknis dan keahlian teknis dalam membantu pelaksanaan kegiatan swakelola
di daerah, dan lain-lain.

Seluruh proses pendampingan ini karena sifatnya menerus dilakukan sesuai dengan
jangka waktu penyusunan/peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah yang
ditetapkan oleh masing-masing daerah dan dilaksanakan dalam waktu cukup lama.

C. Kerjasama Pendanaan
Bentuk ketiga dari Bantuan Teknis ini adalah Kerjasama Pendanaan. Kerjasama
pendanaan dilakukan bila Pemerintah Daerah memiliki keterbatasan dalam hal
pendanaan namun telah memiliki sumber daya manusia yang cukup di bidang penataan
ruang sehingga bantuan teknis yang dibutuhkan dari Pemerintah Pusat hanyalah
bantuan bagi kerja sama pendanaan.
Kerjasama pendanaan dapat dilakukan dalam berbagai macam bentuk, tergantung
pada kesepakatan dari kedua belah pihak, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
3.2. Metodologi Pendekatan Pekerjaan

3.2.1. Kerangka Pemikiran


Berdasarkan maksud, tujuan, sasaran serta produk yang diharapkan dalam kegiatan
ini, ada 5 (lima) tahapan pemikiran untuk mewujudkan operasionalisasi BKPRD tingkat
propinsi di wilayah timur. Tahapan dalam kerangka pemikiran kegiatan Bantek
Operasionalisasi BKPRD ini terdiri dari :
a. Identifikasi BKPRD dan Permasalahannya
Proses identifikasi akan menghasilkan pemahaman tentang keberadaan atau
eksistensi, kondisi dan permasalahan BKPRD pada masing-masing propinsi di
seluruh Wilayah Timur. Selain itu akan diidentifikasikan pula karakteristik dan
permasalahan proses pemanfaatan dan pengendalian tata ruang di daerah
sebagai refleksi optimalisasi BKPRD di daerah.
b. Evaluasi Kinerja BKPRD
Merupakan kajian dan analisis dari hasil tahapan identifikasi dikaitkan dengan
eksistensi/struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi BKPRD maupun Kelompok
Kerja BKPRD. Dengan tahapan pemikiran ini akan diperoleh bagaimana dan
sejauh mana kinerja dari BKPRD di masing-masing daerah.
c. Perumusan Tata Laksana/Pedoman Operasional BKPRD
Berdasarkan analisis kinerja BKPRD dapat dirumuskan pedoman operasional atau
tata laksana BKPRD dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang di daerah
mulai dari pemanfaatan, pelaksanaan dan pengendalian.

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

d. Langkah-Langkah dan Strategi Kebijakan Operasionalisasi BKPRD


Berupa materi hasil perumusan rencana dan perbaikan kinerja operasionalisasi tim
BKPRD memuat langkah-langkah dan strategi kebijakan yang optimal serta dapat
diterapkan dalam penyelenggaraan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang di
daerah. Langkah dan strategi kebijakan tersebut menyangkut pula perubahan-
perubahan kinerja BKPRD yang menjamin terlaksananya tanggung jawab, tugas
dan fungsi BKPRD di masing-masing propinsi.
e. BKPRD dapat beroperasional
Tercapai tujuan operasionalnya BKPRD propinsi merupakan wujud dari
berhasilnya proses fasilitasi Pemerintah Pusat terhadap kinerja BKPRD di daerah,
sehingga terlaksananya proses pemanfaatan dan pengendalian tata ruang di
daerah karena kesadaran dan berjalannya penguatan lembaga penataan ruang
secara mandiri serta senantiasa adanya sinergi dari tingkat Pemerintah Pusat,
Propinsi dan Pemerintah Kabupaten.
Tahapan pemikiran tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran

IDENTIFIKASI
- Issue pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang
- Struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi BKPRD

EVALUASI KINERJA BKPRD


- Sudah dibentuk
- Belum dibentuk
- Operasional berjalan efektif
- Operasional berjalan cukup efektif
- Operasional tidak berjalan

PERUMUSAN TATA LAKSANA/


PEDOMAN OPERASIONAL BKPRD

- Peningkatan kinerja
- Implementasi dalam rangka
pemanfaatan dan pengendalian ruang
- Mekanisme koordinasi

LANGKAH & STRATEGI KEBIJAKAN

LOKAKARY
A
OPERASIONALISASI BKPRD

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

3.2.2. Metode Survey


1. Survey dan Pengumpulan Data Primer
Survey dan pengumpulan data primer dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah survey
opini lembaga yang terkait dengan Badan Koordinasi Pemanfaatan Ruang Daerah
(BKPRD). Tujuan dari metode survey ini pada dasarnya meliputi :
a. Menjaring, memonitor, mengetahui, dan mengungkapkan gambaran tentang
sikap dan aspirasi lembaga atau publik terhadap perkembangan permasalahan
dan isu-isu organisasi yang berkaitan dengan masalah penataan ruang di
daerah.
b. Menyalurkan atau pun memilah persepsi, sikap dan harapan responden tentang
suatu isu baik mengenai kelembagaan maupun masalah penataan ruang.
c. Menyebarkan informasi tentang sikap dan aspirasi lembaga atau publik tentang
isu-isu permasalahan tata ruang dan kelembagaan ke berbagai kalangan
masyarakat yang dipandang memiliki peran dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang.
Model survey yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan adalah wawancara
secara langsung atau dengan kata lain face to face interview.

2. Survey dan Pengumpulan Data Sekunder


Pengumpulan data yang diinginkan dalam kegiatan ini meliputi data dan informasi
tentang potensi dan permasalahan penatan ruang dan lembaga yang ada di masing-
masing propinsi di wilayah timur. Data dan informasi ini dibutuhkan sebagai bahan
evaluasi implementasi/pelaksanaan proses penataan ruang yang dilakukan oleh
lembaga tata ruang di daerah yang meliputi :
- Data-data dan informasi lembaga dan struktur organisasi pelaksana kegiatan tata
ruang di 11 (sebelas) propinsi di wilayah timur.
- Produk-produk rencana tata ruang berdasarkan tingkatannya yang telah menjadi
peraturan-peraturan daerah.
- Bentuk-bentuk koordinasi dinas dan instansi dalam kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian penataan ruang.
- Informasi program-program dan kegiatan penataan ruang yang telah dan akan
dilaksanakan di setiap propinsi baik yang melalui koordinasi maupun antar dinas
atau instansi/lembaga terkait.

3.2.3. Strategi Survey


Dalam proses identifikasi potensi dan permasalahan penyelenggaraan penataan
ruang, kinerja serta operasionalisasi BKPRD di masing-masing propinsi di seluruh
wilayah timur diperlukan strategi tersendiri dalam melaksanakan survey tersebut. Hal
ini mengingat luasnya wilayah studi, keragaman dinas dan instansi yang terkait dengan
lembaga tata ruang di daerah serta muatan substansi questioner yang harus dapat
mencakup semua materi operasionalisasi BKPRD itu sendiri, serta keterbatasan waktu
pelaksanaan pekerjaan. Strategi survey tersebut meliputi :
1). Pembagian Lokasi dan Penjadwalan Pengumpulan Data
Guna efektifitas waktu dan mengoptimalkan proses pencarian data dan informasi
berkaitan dengan operasionalisasi BKPRD, maka strateginya adalah pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan cek list data dan questioner. Dengan
langkah ini diharapkan wakil-wakil propinsi dapat membawakan data yang
dibutuhkan pada waktu pertemuan yang akan diadakan di daerah.
Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

2). Penugasan Tenaga Ahli (Surveyor) dan Tim Supervisi Pusat


Dalam kegiatan sosialisasi ini, tim konsultan akan didampingi Tim Supervisi Pusat
Direktorat Tata Ruang Wilayah Timur Departemen Kimpraswil. Dinas-dinas dan
instansi yang akan diundang dalam kegiatan ini merupakan obyek yang akan
difasilitasi konsultan dalam proses Bantuan Teknis Operasionalisasi BKPRD
(sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 147 Tahun 2004 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah).
3). Bentuk-Bentuk Questioner dan Daftar Wawancara
Bentuk questioner dan daftar wawancara yang akan digunakan untuk menunjang
kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kinerja dinas/instansi
terkait tata ruang dalam Tim BKPRD-nya yang meliputi isu dan permasalahan
kelembagaan BKPRD, sikap dan aspirasi lembaga, serta karakteristik isu-isu
permasalahan tata ruang pada masing-masing propinsi di wilayah timur.

3.2.4. Metode Analisis


Dalam kegiatan ini akan digunakan metode analisis yang dibagi dalam beberapa
tahapan analisis yakni tahap pertama dengan melaksanakan fishbone analisis (analisa
sirip ikan) untuk mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut tata kerja
operasional BKPRD.

Fishbone analisis merupakan metode analisis yang dapat menentukan akar


permasalahan terhadap kinerja suatu lembaga. Dalam kaitan dengan BKPRD ada
beberapa variabel analisis yang akan dipergunakan untuk mewujudkan suatu tata
laksana operasionalnya diantaranya : (1) Peralatan yang menyangkut perangkat lunak
perundangan dibidang tata ruang seperti pola dasar pembangunan, rencana strategis,
rencana operasional,RTRW, RDTR, RTBL, dan peta-peta zonasi, detail lingkungan dan
tata bangunan, termasuk perangkat keras seperti kantor, komputer, kendaraan, dan
lain lain. (2) Materi/Biaya yang menyangkut ketersediaan dan sumber anggaran yang
disediakan untuk kegiatan BKPRD; ((3) Sumber Daya Manusia yang menyangkut
ketersediaan tenaga yang memiliki kompetensi dibidang yang berkaitan dengan tata
laksana BKPRD; (4) Manajemen yang meliputi organisasi,kepemimpinan dan tata
laksana organisasi BKPRD; (5) Lingkungan dan Pemanfaatan Ruang yang meliputi
pola pemanfaatan ruang yang tersedia dan kebutuhan yang diharapkan akan
dipersiapkan; (6) Prosedur dan Perundangan yang menyangkut ketersediaan sistem
operasional dan prosedur kerja BKPRD termasuk ketersediaan peraturan perundangan.

Tahap kedua adalah memformulasikan tata laksana BKPRD yang diharapkan dapat
lebih meningkatkan kinerja lembaga dari sebelumnya. Metode yang dipergunakan
adalah dengan metode pengumpulan pendapat, pemusatan kebutuhan dalam
lokakarya. Sehingga dihasilkan suatu formulasi tata laksana operasional BKPRD yang
diharapkan dapat dilaksanakan.

Tahap ketiga adalah memformulasikan tata laksana operasional BKPRD dari hasil
lokakarya. Tata laksana operasional inilah yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja
BKPRD sesuai dengan harapan bersama.

3.3. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Berdasarkan lingkup kegiatan dan sasaran serta tujuan yang akan dicapai, maka
disusun suatu tahapan pelaksanaan pekerjaan mulai dari tahap persiapan, tahap
pengumpulan data hingga tahap analisis serta perumusan pedoman pelaksanaan

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

BKPRD. Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilihat pada bagan alir Gambar
3.3.

3.3.1. Persiapan
Kegiatan persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum semua kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dimulai. Kegiatan persiapan ini terdiri dari beberapa bagian
kegiatan, antara lain : penyusunan rencana kerja, konfirmasi dengan daerah mengenai
status BKPRD propinsi, penyiapan bahan dan alat survey serta penyiapan metodologi
pelaksanaan pekerjaan.

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

3.3.2. Pengumpulan Data


Pada masing-masing propinsi umumnya sudah mempunyai BKPRD hanya saja
kinerjanya perlu dipertanyakan apakah dapat beroperasi dengan baik atau tidak.
Sebagian data dan informasi mengenai hal ini sudah ada. Sementara itu pengumpulan
data dan informasi ini lebih difokuskan pada menggali isu/permasalahan dan potensi
BKPRD di masing-masing propinsi. Di samping itu juga perlu dilakukan kajian literatur
(kepustakaan) mengenai kelembagaan penataan ruang.
Berdasarkan metode analisis dan variabel yang dipakai, maka data dibutuhkan meliputi
:
1. Pola Dasar Pembangunan Propinsi.
2. Rencana Strategis
3. Rencana Operasional Tahunan
4. Produk hukum pengaturan penataan ruang propinsi termasuk Perda tentang
RTRW Propinsi dan peraturan tentang kelembagaan/ instansi/badan yang
mengatur penyelenggaraan penataan ruang di propinsi.
5. Identifikasi kemampuan pendanaan dan kontinuitas pendanaan.
6. Identifikasi kemampuan peralatan (ketersedian peralatan hardware seperti kantor,
komputer, kendaraan, disamping ketersediaan software seperti perundang-
undangan).
7. Sumber Daya Manusia BKPRD, meliputi kemampuan SDM BKPRD yang sudah
ada, dan struktur organisasi kerja BKPRD.
8. Prosedur penyelenggaraan penataan ruang, seperti prosedur penyelenggaraan
penataan ruang di BKPRD sudah tertulis atau belum.
9. Tata guna lahan propinsi eksisting, guna mengetahui penyimpangan yang terjadi
jika dibandingkan dengan RTRW Propinsi, serta mengetahui potensii keruangan
yang dimiliki propinsi.

3.3.3. Analisis dan Perumusan Tata Laksana/Pedoman Operasional BKPRD

Data yang telah dikumpulkan dikompilasi agar lebih mudah dianalisis. Analisis kinerja
BKPRD Propinsi terdiri dari analisis kemampuan sumber daya manusia, analisis
kemampuan koordinasi, analisis potensi dan permasalahan, analisis peralatan dan
pendanaan.
1. Analisis Kemampuan Sumber Daya Manusia
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kinerja sumber daya manusia
dalam lembaga penataan ruang. Hasil kajian ini untuk mengetahui sampai sejauh
mana kualitas/kemampuan sumber daya manusia BKPRD yang sudah ada mulai
dari pemahaman, kepedulian, dan ketegasan dalam meletakkan landasan yang
terkait dengan pengendalian ruang wilayah dan kota.
2. Analisis Kemampuan Koordinasi
Analisis ini untuk mengetahui bagaimana kinerja kepemimpinan dan struktur
organisasi BKPRD propinsi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang mulai
dari pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian pengembangan wilayah di
propinsinya. Selain itu, analisis ini juga melakukan kajian terhadap kinerja dan
pelaksanaan koordinasi antara instansi dan dinas yang terkait dengan tata ruang
dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang di wilayahnya baik di tingkat
propinsi maupun wilayah di bawahnya.
3. Analisis Potensi dan Permasalahan

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

Analisis terhadap potensi dan permasalahan merupakan kajian kinerja penataan


ruang daerah di seluruh propinsi Wilayah Timur. Sejauhmana proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata ruang diterapkan berdasarkan
konsistensi peraturan daerah dan peraturan perundangan yang berlaku.
Bagaimana konflik kepentingan tata ruang antara lembaga dan instansi di daerah
serta konflik kewenangan dengan pemerintah pusat.
4. Analisis Peralatan dan Pendanaan
Analisis terhadap peralatan merupakan kajian terhadap sejauhmana kelengkapan
peralatan yang dimiliki lembaga penataan ruang dalam rangka penyelenggaraan
penataan ruang. Peralatan yang dikaji meliputi software dan hardware, software
meliputi peraturan ataupun produk hukum pengaturan tata ruang propinsi,
sedangkan hardware meliputi kantor, komputer, kendaraan, peralatan survey,
peralatan rapat.
Kajian terhadap dukungan dana dalam melaksanakan pemantauan dan
pengendalian pengembangan wilayah/kota, seperti seberapa besar kemampuan
dana, darimana sumber pendanaan dan kontinuitas dana.

Hasil analisis ini dapat dijadikan acuan dalam merumuskan tata laksana/ pedoman
operasional BKPRD propinsi dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang daerah
mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata ruang di
wilayahnya.

3.3.4. Lokakarya
Dalam proses perumusan pedoman operasional BKPRD yang definitif akan dilalui
dengan pertemuan-pertemuan dengan para stakeholders yang terlibat dalam penataan
ruang daerah melalui lokakarya. Materi untuk lokakarya disusun berdasarkan hasil
identifikasi dan analisis. Pelaksanaan lokakarya akan dibagi menjadi dua, yaitu bagi :
(1) propinsi yang belum membentuk BKPRD ataupun propinsi yang sudah membentuk
BKPRD tapi belum berjalan; dan (2) Propinsi yang sudah membentuk BKPRD.
Pelaksanaan lokakarya diperkirakan dilaksanakan selama 2–3 hari. Adapun peserta
dari masing-masing propinsi kurang lebih 2 orang, yaitu : bagi propinsi yang sudah
mempunyai kelembagaan penataan ruang seperti TKPRD atau BKPRD adalah ketua
BKPRD dan sekretarisnya. Sedangkan bagi propinsi yang belum mempunyai
kelembagaan penataan ruang adalah Sekretaris Daerah dan Ketua Bappeda.

Materi kunci yang digunakan dalam lokakarya yaitu :

1. BKPRD yang belum dibentuk dan BKPRD yang sudah dibentuk tapi belum
berjalan.

a. Proses Pembentukan BKPRD.


b. Pengembangan Kelembagaan BKPRD yang partisipatif
c. Pengembangan sumberdaya manusia BKPRD
d. Kebijakan Penataan Ruang Propinsi dengan memperhatikan penataan ruang
nasional dan kabupaten/kota.
Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0
Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

e. Pengawasan penyelenggaraan penataan ruang yang partisipatif.


f. Pengembangan sistem informasi penataan ruang.
g. Penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam
penyelenggaraan penataan ruang baik di propinsi maupun di Kabupaten/kota
dan memberikan pengarahan serta sarana pemecahannya.

2. BKPRD yang sudah dibentuk tapi belum berjalan secara optimal


Bagi BKPRD yang sudah dibentuk tapi belum berjalan secara optimal, materi
lokakarya disesuaikan dengan kebutuhannya. Namun secara umum materi
kuncinya adalah :
a. Pengembangan Kelembagaan BKPRD yang partisipatif
b. Pengembangan sumberdaya manusia BKPRD
c. Kebijakan Penataan Ruang Propinsi dengan memperhatikan penataan ruang
nasional dan kabupaten/kota.
d. Pengawasan penyelenggaraan penataan ruang yang partisipatif
e. Pengembangan sistem informasi penataan ruang.
f. Penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam
penyelenggaraan penataan ruang baik di propinsi maupun di Kabupaten/kota
dan memberikan pengarahan serta sarana pemecahannya.

Metoda Pelaksanaan Lokakarya


Dalam rangka memfasilitasi beroperasionalnya BKPRD, Konsultan bersama
Pemerintah melalui Direktorat Tata Ruang Wilayah Timur menyelenggarakan lokakarya
yang akan dihadiri badan/instansi yang termasuk dalam struktur organisasi BKPRD
propinsi di Wilayah Timur.

Guna efektifitas waktu, dalam rangka Bantuan Teknis ini lokakarya akan dilaksanakan
di Denpasar. Penyelenggaraan lokakarya di Kota Denpasar akan mengundang 11
propinsi di Wilayah Timur. Konsultan sebagai nara sumber bersama-sama dengan Tim
Supervisi dari Direktorat Tata Ruang Wilayah Timur memberikan pemahaman dan
fasilitasi terhadap perwakilan Tim BKPRD dari setiap propinsi. Materi lokakarya akan
meliputi bantek dan operasionalisasi BKPRD berdasarkan hasil pemahaman, kajian,
analisis dan perumusan terhadap issue permasalahan dan potensi BKPRD yang telah
dan sedang berkembang di setiap propinsi di Wilayah Timur.

Materi lokakarya merupakan hasil monitoring Tim Supervisi terhadap kualitas kajian
dan perumusan konsultan dalam rangka operasionalisasi BKPRD dan membuat
perubahan-perubahan jika diperlukan. Masalah-masalah yang diidentifikasi selama
masa monitoring dari setiap tahapan didiskusikan dan dicari jalan keluarnya pada saat
perbaikan pada setiap tahapan laporannya. Sehingga materi yang diberikan saat
lokakarya merupakan produk materi Bantek definitif yang akan disampaikan ke seluruh
anggota BKPRD.

Dari penyelenggaraan lokakarya ini diharapkan dapat menghasilkan :

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur
PT. RANCANG SEMESTA NUSANTARA
Consulting Services

a. Pemahaman mengenai operasionalisasi BKPRD di masing-masing propinsi.

b. Pemahaman mengenai kebutuhan dan apa yang harus dilakukan dalam


pelaksanaan operasionalisasi BKPRD di tingkat propinsi.

c. Terlaksananya BKPRD di propinsi serta dapat mengoperasionalkan BKPRD di


tingkat Kabupaten masing-masing propinsi melalui pemahaman yang sama
tentang keseluruhan program, tugas dan kewajibannya. BKPRD di setiap tingkatan
propinsi.

d. Pemahaman bagi stakeholders lainnya mengenai program BKPRD.

3.3.5. Fasilitasi Pemerintah Daerah


Salah satu tujuan dari Bantuan Teknis Operasionalisasi ini adalah memfasilitasi
pemerintah pusat terhadap pemerintah propinsi dalam melakukan revitalisasi
kelembagaan BKPRD yang ada pada setiap wilayahnya di wilayah timur. Pada
dasarnya, fasilitasi ini merupakan langkah final setelah tim konsultan melakukan
penelitian dan pelatihan terhadap peserta dan Tim BKPRD Propinsi sehingga
keputusannya merupakan hasil pemikiran bersama baik pihak pemerintah pusat,
pemerintah daerah, masukan dan pengalaman dari Tim BKPRD, kajian konsultan dan
masukan dari stakeholders lainnya. Dalam fasilitasi pemerintah propinsi terdapat dua
jenis pemahaman yaitu (1) urgensi pembentukan BKPRD (bagi propinsi yang belum
memiliki BKPRD), (2) revitalisasi BKPRD.

3.3.6. Penyusunan Rekomendasi


Hasil akhir dari kegiatan ini adalah rekomendasi dalam rangka peningkatan peran dan
fungsi BKPRD Propinsi di Wilayah Timur. Rekomendasi ini berupa pedoman
operasional BKPRD dalam melakukan koordinasi pelaksanaan pemantauan dan
pengendalian penataan ruang di daerah.

Bantuan Teknis Operasionalisasi Badan Koordinasi Metodologi Pendekatan III - 0


Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Wilayah Timur

Anda mungkin juga menyukai