Selamat Pagi Semua
Selamat Pagi Semua
Saya coba memuat sesuatu untuk bahan diskusi buat kita semua, tulisan ini
pengirimannya dibagi-2 sesi, ini merupakan sesi ke-1.
Bagi rekan-rekan yang ingin dikirim dalam format pdf, dengan senang hati kami
akan mengirimnya.
Wassalam,
Sahrial E'82
----------------------------------------------------------------------- potong
disini
--------------------------------------------------------------------------------\
---------------------------------------
ANALISA STABILITAS FREKWENSI SISTEM TENAGA LISTRIK
BY:
SAHRIAL (*)
Abstract
A. PENDAHULUAN
Apakah yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik bila beban tiba-tiba putus
(keluar dari system) atau unit pembangkit yang "trip"?
Secara umum pertanyaan diatas mudah dijawab. Jawabannya frekwensi sistem akan
berubah. Tetapi bila pertanyaan tersebut dilanjutkan dengan "Bagaimana persamaan
Matematis antara perubahan beban atau perubahan pembangkitan terhadap frekwensi
sistem?" Kalau pertanyaan ini mungkin sulit dijawab, tetapi bukan berarti tidak
mungkin dijawab. Lagi pula persoalan sistem tenaga listrik akan lebih mudah
diselesaikan bila menggunakan pendekatan ilmu matematis.
Selain itu phenomena perubahan beban, atau unit pembangkit yang tiba-tiba
keluar dari sistem bukanlah hal yang jarang terjadi, walaupun juga tidak
terlampau sering terjadi. Beberapa waktu yang lalu phenomena ini terjadi pada
sistem interkoneksi penyaluran daya listrik Jawa-Bali sehingga sistem menjadi
"black out". Keadaan ini pernah juga penulis alami beberapa kali di tempat
kerja, hanya bedanya di tempat kerja penulis unit pembangkit "sengaja" di
trip-kan untuk tujuan pengetesan, dimana pengujian tersebut dilakukan pada unit
pembangkit yang baru saja selesai "over-haul", dan tentu saja sistem tetap
dijaga stabil dan dapat dikendalikan selama pengetesan berlangsung.
Yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan ini adalah bagaimana menganalisa
phenomena perubahan beban, atau perubahan pembangkitan yang tiba-tiba terjadi
serta pengaruhnya pada ke-stabil-an sistem.
B. TEORI
.......(1)
, dimana:
Bila pada suatu stasiun pembangkit yang terdiri dari beberapa unit pembangkit
yang terhubung ke sistem, karakteristik pembangkitan stasiun tersebut merupakan
perjumlahan dari masing-masing karaktersitik pembangkitan unit pembangkit yang
terhubung ke sistem, bila:
.........(2)
Gambar-1: Ilustrasi Perhitungan Karakteristik Pembangkitan Suatu Stasiun
Pembangkit
Dari Gambar-1, CG3 tidak dijumlahkan ke CG, karena G3 tidak masuk ke sistem.
.......(3)
, dimana:
Bila pada suatu pusat beban terdiri dari beberapa unit beban yang terhubung ke
sistem, karakteristik beban pada pusat beban tersebut merupakan perjumlahan dari
masing-masing karaktersitik unit beban yang terhubung ke sistem, bila:
- karaktersitik beban ke-1 = CL1
maka karakteristik beban pada pusat beban (load center) tersebut adalah:
.........(4)
Dari Gambar-2, CL3 tidak dijumlahkan ke CL, karena L3 tidak masuk ke sistem.
.............(5)
L1
L2
L3
Gambar-3: Ilustrasi Perhitungan Karakteristik Daya-Frekwensi Suatu Sistem
Interkoneksi
...................................................(6)
3. CB-2
CB-1
Beban L
Perubahan frekwensi ini sama dalam sistem karena masih terjadi interkoneksi,
jadi:
,atau:
...................................................(7)
Setelah mencapai kesetimbangan kembali, misalkan CB-1 atau CB-2 dibuka sehingga
interkoneksi kedua stasiun terputus, maka stasiun-1 dibebaskan dari mengalirkan
beban ? P12 ke stasiun-2, akibatnya frekwensi pada stasiun-1 naik menjadi:
................(8)
atau
...............(9)
atau
..............................................(10)
C. UFR L/S
Setting: 48.0 Hz
Load: 150.0 MW
Lokasi-2/ Stasiun-2
Lokasi-1/ Stasiun-1
Gambar-4: Ilustrasi Suatu Sistem Tenaga Listrik yang Interkoneksi
Keterangan Gambar-4.
Lokasi-1
Terdiri dari Stasiun-1 yang mempunyai 3 unit pembangkit yaitu G1-1, G1-2, dan
G1-3 mempunyai kapasitas unit pembangkitan masing-masing 50 MW dan karakteristik
pembangkitan 10.0 MW/Hz. Unit G1-1 dan G1-2 disetting "governor free" sedangkan
G1-3 diset "governor lock". Untuk melayani kebutuhan Pusat Beban di Lokasi-3
dioperasikan pembangkitan masing-masing unit 40 MW, sehingga pembangkitan total
stasiun-1 sebesar 120 MW.
Lokasi-2
Terdiri dari Stasiun-1 yang mempunyai 4 unit pembangkit yaitu G1-1, G1-2, G1-3
dan G1-4 mempunyai kapasitas unit pembangkitan masing-masing 60 MW dan
karakteristik pembangkitan 15.0 MW/Hz. Unit G1-1 dan G1-2 disetting "governor
free" sedangkan G1-3 dan G1-4 diset "governor lock". Untuk melayani kebutuhan
Pusat Beban di Lokasi-3 dan beban L21 dioperasikan pembangkitan masing-masing
unit 50 MW, sehingga pembangkitan total stasiun-2 sebesar 200 MW.
Lokasi-3
Terdiri dari Pusat Beban yang mempunyai 3 line penyaluran beban yaitu L3-1,
L3-2, dan L3-3 mempunyai kapasitas beban total 350 MW. Untuk menjaga stabilitas
pembangkitan pusat beban dilengkapi dengan pemisahan beban (load shadding)
masing pada L3-1 dengan beban 100 MW dan UFR (under frequency relay) diset pada
frekwensi 49.5 Hz, pada L3-2 UFR diset 49.0 Hz dengan beban sebesar 100 MW dan
terakhir L3-3 UFR diset 48.5 Hz dengan beban sebesar 150 MW.
Lokasi-4
Terdiri dari Stasiun-4 yang mempunyai 2 unit pembangkit yaitu G4-1, dan G4-2
mempunyai kapasitas unit pembangkitan masing-masing 100 MW dan karakteristik
pembangkitan 20.0 MW/Hz. Unit G4-1 diset "governor free" sedangkan G4-2diset
"governor lock". Untuk melayani kebutuhan Pusat Beban di Lokasi-3 dioperasikan
pembangkitan masing-masing unit 90 MW, sehingga pembangkitan total stasiun-4
sebesar 180 MW.
Kasus-1.
Suatu saat unit pembangkit G4-2 keluar dari sistem akibat mengalami kerusakan
yang menyebabkan CB-42 trip. Bagaimana keadaan sistem kelistrikan setelah unit
G4-2 keluar system dan apakah sistem dapat normal kembali?. Sesaat sebelum trip
tercatat pembangkitan unit G4-2 sebesar 100 MW.
(bersambung............................)
Analisa Kasus-1.
------------------------------------------------------------------------------
potong disini