Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Nurhidayati
202011000966
JAKARTA
1427 H / 2006 M
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dilimpahkan hanya kepada Allah SWT, Tuhan
pemelihara semesta alam yang dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyusun skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Minat dengan Prestasi
Belajar Siswa dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Nurussalam
Pondok Pinang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Penulisan skripsi ini terdapat hambatan dan rintangan tetapi atas bantuan
beberapa pihak, maka hambatan dan rintangan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Bapak Drs. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag, Ketua Jurusan PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M.Ag, yang
telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas
i
5. Ayahanda H. Muslih dan Ibunda Hj. Hiluyah yang telah banyak memberikan
cinta dan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
6. Para Dosen di Jurusan PAI yang telah banyak memberikan ilmunya kepada
7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang dalam penulisan skripsi ini
memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustakaan dan sumber-
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Ezha, Ela, Erna, Hana, Ma’rifah, Zalfah, Tita, Rini dan masih
banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan
2002 Program Ekstensi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI.
Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi penghargaan
sebagaimana mestinya selain memohon kehadirat Allah SWT semoga amal dan jasa
yang penulis terima dari mereka diterima oleh Allah SWT sebagai amal saleh disisi-
Nya. Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga mengharapkan kritik dan saran
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
berprestasi yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah suatu hal yang
mudah. Karena keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain, Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri,
seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan, minat dan sebagainya. Faktor itu
berwujud juga sebagai kebutuhan dari anak. Faktor eksternal, ialah faktor yang
datang dari luar diri anak, seperti kebersihan rumah, udara, lingkungan, keluarga,
Sudah disadari baik oleh guru, siswa dan orang tua bahwa dalam belajar di
khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Ini
1
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), h. 57
2
bahwa faktor-faktor lain pun tetap berpengaruh. Di antara faktor tersebut adalah
“Minat”.
Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk
melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja
dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang
untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang
dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada
minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.2
Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek
yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh
hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan
minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang
diperoleh lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S
Praja bahwa “belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa
minat”.3
minat dengan siswa yang tidak memiliki minat dalam belajar akan terdapat
menerus. Siswa yang memiliki minat maka ia akan terus tekun ketika belajar
2
S. Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar, (Bandung; Jemmars, 1998) h. 58
3
Usman Efendi dan Juhaya S Praja, Pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa, 1993) h. 122
3
sedangkan siswa yang tidak memiliki minat walau pun ia mau untuk belajar akan
Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Tinggi rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran
lebih mengarah kepada metode ceramah atau bercerita saja. Padahal kedua
keadaan siswa selain itu metode tersebut membuat siswa kurang kreatif
menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika terjadi kebosanan pada
siswa maka akan berpengaruh kepada minat siswa untuk mengikuti proses
belajar. Demikian juga pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontektual dari
terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang
lebih optimal ketika siswa tidak lagi merasa berminat untuk mengikuti pelajaran
ini, tentunya hal ini akan memberikan dampak pada tinggi rendahnya prestasi
JAKARTA SELATAN”.
1. Identifikasi Masalah
Islam terkait dengan aspek atau variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
2. Pembatasan Masalah
ingin tahu akan apa yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut.
3. Perumusan Masalah
minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan prestasi belajar siswa Madrasah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap ada manfaat yang dapat diambil
oleh pihak terkait seperti penulis sendiri, orang tua dan bagi para pendidik
dalam hal ini khususnya guru. Dari hasil penelitian nantinya akan diketahui
6
apakah ada hubungan antar minat dan prestasi belajar, maka bagi penulis
sebagai calon guru dan guru harus berusaha menumbuh kembangkan minat
yang ada pada siswa. Sedangkan bagi orang tua hendaknya mengetahui dan
sarana dan prasarana yang ada karena hal ini dapat menimbulkan minat siswa
untuk belajar.
D. Sistematika penulisan
Bab II Kajian teoritis yang membahas tentang pengertian minat belajar, aspek
minat, dan hakekat prestasi belajar yang terdiri dari pengertian prestasi
pengajuan hipotesis.
7
Bab III Metodologi penelitian yang meliputi tujuan penelitian, tempat dan waktu
data.
siswa.
HIPOTESIS
A. Kajian teoritis
harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai
dengan tingkah laku siswa sebagai timabal balik dari hasil sebuah
pengajaran.
ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan
8
minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu,
dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab
atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
1
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-11, h. 84
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, h. 136
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Alma’arif, 1980),
Cet. Ke-4, h. 79
4
Mahfudh Shahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), Cet. Ke-
1, h. 95
5
Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke-
4, h. 112
Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Dan perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek
yang menarik.
dihadapinya.
1. Aspek kognitif
2. Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan
SKI yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari
dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif
6
Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 422
dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan
indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat
a. Perasaan Senang
ilmu yang berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan
yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek
7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-10, h.
329
tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran
sebagai berikut:
juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat
8
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-1, h.
88
dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan
terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain:
1) Motivasi
9
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa, 1993),
Cet, Ke-1, h.41
misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku
2) Belajar
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa “minat akan timbul
dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang
minat”.10
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
10
Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet.
Ke-3, h 68
pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya”.11
Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh
murid.
timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar
11
Slameto, op.cit, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-2, h.187
12
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1987), h. 93
4) Keluarga
5) Teman Pergaulan
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan
alami.
6) Lingkungan
7) Cita-cita
mencapainya.
13
L. Crow dan A. Crow, op.cit., (Surabaya: Bina Ilmu, 1988), h. 352
14
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 130
8) Bakat
9) Hobi
dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa
dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari
media massa.
11) Fasilitas
tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi
pengertian belajar .
“Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang
telah dilakukan dan dikerjakan”.15 atau dalam definisi yang lebih singkat
yang telah di capai dari apa yang dikerjakan/ yang sudah diusahakan”.17
hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”.18 Tidak jauh dari
menyatakan bahwa prestasi adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah
kegiatan tertentu”.19
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, h. 787
16
W.J.S. Purdamimta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet.
Ke-10, h. 768
17
J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), Cet. Ke-2, h. 1088
18
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 20
19
Ibid., h. 21
pelajaran”.20 Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah “kemampuan
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi”.22
biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau
angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta
perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam
sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil
secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang
gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir
dan sebagainya.
20
Habeyh, Kamus Populer, (Jakarta: Centre, 1974), h. 139
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
Cet. Ke-4, h. 22
22
Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi Belajar
di SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), h. 100
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
belajar”.23
1) Faktor Internal
kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :
kelas.
Intelegensi Siswa
rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark
siswa.
Sikap Siswa
memuaskan.
24
Hlen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, h. 130
Bakat Siswa
latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu
Minat Siswa
Motivasi Siswa
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan sosial
tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar,
adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
1) Fungsi edukatif
menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam
2) Fungsi keilmuan
3) Fungsi transformasi
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, (Jakarta: Departemen
Pendidikan nasional, 2004), h. 68
26
Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Agama RI, 2004), h 2
1) Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Agama Islam dan
luhur.27
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat
pelajaran.
MTs berisi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik selama
dan ketaqwaan kepada Allah SWt. Sesuai ajaran Agama Islam yang
(Muawiyah bin Abi Sofyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin
Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis dan Hisyam bin Abdul Malik),
dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
efisien, jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk
konsentrasi atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah
B. Kerangka Berfikir
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah
kegiatan belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan
hasilnya maka minat dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar
terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut. Demikian pula halnya
dengan minat siswa terhadap bidang studi SKI, apabila seorang siswa mempunyai
minat yang besar terhadap bidang studi SKI maka siswa tersebut akan
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi SKI dan lebih giat dalam
siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat dari tokoh
Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan makna sejarah,
yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas
fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah semangat untuk mendalami
C. Pengajuan Hipotesis
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesa yang
Ho : Tidak ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II
Ha : Ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II dalam
HIPOTESIS
A. Kajian teoritis
harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai
dengan tingkah laku siswa sebagai timabal balik dari hasil sebuah
pengajaran.
ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan
8
minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu,
dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab
atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
1
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-11, h. 84
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, h. 136
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Alma’arif, 1980),
Cet. Ke-4, h. 79
4
Mahfudh Shahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), Cet. Ke-
1, h. 95
5
Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke-
4, h. 112
Dari kelima pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Dan perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek
yang menarik.
dihadapinya.
1. Aspek kognitif
2. Aspek afektif
Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan
SKI yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari
dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif
6
Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 422
dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan
indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat
a. Perasaan Senang
ilmu yang berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan
yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek
7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-10, h.
329
tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran
sebagai berikut:
juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat
8
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-1, h.
88
dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan
terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain:
1) Motivasi
9
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa, 1993),
Cet, Ke-1, h.41
misalnya, tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku
2) Belajar
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa “minat akan timbul
dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang
minat”.10
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
10
Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet.
Ke-3, h 68
pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya”.11
Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh
murid.
timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar
11
Slameto, op.cit, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-2, h.187
12
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1987), h. 93
4) Keluarga
5) Teman Pergaulan
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan
alami.
6) Lingkungan
7) Cita-cita
mencapainya.
13
L. Crow dan A. Crow, op.cit., (Surabaya: Bina Ilmu, 1988), h. 352
14
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 130
8) Bakat
9) Hobi
dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa
dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari
media massa.
11) Fasilitas
tempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi
pengertian belajar .
“Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang
telah dilakukan dan dikerjakan”.15 atau dalam definisi yang lebih singkat
yang telah di capai dari apa yang dikerjakan/ yang sudah diusahakan”.17
hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”.18 Tidak jauh dari
menyatakan bahwa prestasi adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah
kegiatan tertentu”.19
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, h. 787
16
W.J.S. Purdamimta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet.
Ke-10, h. 768
17
J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), Cet. Ke-2, h. 1088
18
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 20
19
Ibid., h. 21
pelajaran”.20 Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah “kemampuan
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi”.22
biasanya dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau
angka-angka. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta
perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya dinyatakan dalam
sementara kadang kala dalam suatu tahapan belajar, siswa yang berhasil
secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang
gagal. Seperti angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir
dan sebagainya.
20
Habeyh, Kamus Populer, (Jakarta: Centre, 1974), h. 139
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
Cet. Ke-4, h. 22
22
Hadari Nawawi, Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid terhadap Prestasi Belajar
di SD, (Jakarta: Analisa Pendidikan, 1981), h. 100
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
belajar”.23
1) Faktor Internal
kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :
kelas.
Intelegensi Siswa
rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula. Clark
siswa.
Sikap Siswa
memuaskan.
24
Hlen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, h. 130
Bakat Siswa
latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu
Minat Siswa
Motivasi Siswa
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan sosial
tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar,
adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
1) Fungsi edukatif
menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam
2) Fungsi keilmuan
3) Fungsi transformasi
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, (Jakarta: Departemen
Pendidikan nasional, 2004), h. 68
26
Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Agama RI, 2004), h 2
1) Memberikan pengetahuan tentang Sejarah Agama Islam dan
luhur.27
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat
pelajaran.
MTs berisi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik selama
dan ketaqwaan kepada Allah SWt. Sesuai ajaran Agama Islam yang
(Muawiyah bin Abi Sofyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin
Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis dan Hisyam bin Abdul Malik),
dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
efisien, jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk
konsentrasi atau perhatian yang penuh tentu akan dapat dengan mudah
B. Kerangka Berfikir
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah
kegiatan belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan
hasilnya maka minat dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar
terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut. Demikian pula halnya
dengan minat siswa terhadap bidang studi SKI, apabila seorang siswa mempunyai
minat yang besar terhadap bidang studi SKI maka siswa tersebut akan
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi SKI dan lebih giat dalam
siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat dari tokoh
Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan makna sejarah,
yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas
fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah semangat untuk mendalami
C. Pengajuan Hipotesis
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesa yang
Ho : Tidak ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II
Ha : Ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II dalam
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini tujuan yang ingin penulis capai adalah ingin
mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar SKI dengan prestasi
belajar siswa, dan bagaimana prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran SKI
Pinang Jakarta Selatan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni
2006.
C. Desain Penelitian
mendapatkan deskriptif tentang suatu kenyataan yaitu tentang minat belajar siswa
1
Mohammad Nasiri, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 99
34
35
Populasi
berjumlah 40.
Sampel
lebih kurang 50% dari seluruh jumlah populasi. Pengambilan sampel penelitian
“Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
Berikut ini adalah banyak sampel yang diambil dari jumlah populasi
yang ada:
2
Herman wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
1992), h. 49
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 107
36
TABEL I
SAMPEL PENELITIAN
E. Metode Penelitian
data lapangan.
“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2003.
sebagai berikut:
37
1. Observasi
d. Struktur organisasi.
2. Wawancara
penelitian dan dialog dengan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
3. Dokumentasi
4
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Andi Offit, Yogyakarta, 1991). Cet. X. h. 136
38
4. Angket
Angket yang akan disebarkan untuk variabel minat terdiri dari 25 item,
TABEL 2
No Jumlah
NO Variabel Dimensi Indikator
Item Item
1 Minat Belajar Perasaan Menerima 1 1
Sejarah Kebudayaan Senang pelajaran dengan
Islam senang
Terus-menerus 2 1
belajar
Tidak terpaksa 3, 4 1
dengan belajar
Tidak merasa 5 1
bosan
Perhatian Memberikan 6 1
39
Kesadaran
Bisa Mengambil 22, 23 2
akan adanya Pelajaran Sejarah
Manfaat
Kebudayaan Islam
40
berhasil dikumpulkan.
b. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, yaitu sebagai
berikut:
Skor
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
41
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
P
F
x 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase
N = Jumlah Responden
antara dua variable.5 Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data
5
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1995) h. 179
42
N . XY - X . Y
N . X
Rxy
- X . N . Y 2 - Y
2 2 2 5
N : Number of Cases
HASIL PENELITIAN
1. Sejarah Berdirinya
kanak yang didirikan pada tahun 1983, setelah itu barulah didirikannya Madrasah
dipimpin oleh Ust.Baihaqi, Tirmidzi, Hasan Basri dengan donatur tetap H. Mian
yang bertempat dirumah guru bedus kemudian dibeli oleh H.Mian. Awal
pondok-pinang ini didirikan pada tahun 1986 sesuai dengan akte notaris pada
tahun 1986, berjalan dengan waktu ada penambahan tiga kelas lagi sampai saat
ini, alumni perdana Madrasah Tsanawiyah Nurussalam adalah pada tahun 1989.
pinang ini selain sebagai amanah perserikatan, juga didasari oleh kepedulian
43
44
remaja masjid An-Nur dan tokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan Islam
pendidikan terhadap putra-putrinya. Hal ini terlihat pada salah satu tujuan
3. Mengantarkan anak didik lulus dan masuk ke sekolah yang lebih tinggi
5. Menanamkan dan menumbuhkan sikap cinta tanah air dan peduli sosial
45
Tabel 3
Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang
Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi
Sekolah
dan Imla
Fiqh
Fisika
46
Munir
Indonesia
Indonesia
Kesiswaan
Pinang sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang
cukup dari kelas I a dan I b, kelas II a dan II b, dan kelas III a dan III b, seperti
Tabel 4
Keadaan siswa-siswi MTS Nurussalam Pondok Pinang
Kelas L P Jumlah
Kelas I 28 17 45
Kelas II 17 23 40
Kelas III 27 25 52
Jumlah 72 65 137
dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar mulai dari ruang
sekolah yang memadai maupun sarana yang lain seperti pada tabel berikut ini:
48
Tabel 5
3 Ruang TU 1 Baik
10 Ruang BP 1 Baik
13 Kantin 1 Baik
14 Musholla 1 Baik
4. Struktur Organisasi
menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinsi antar pemimpin dan
49
anggota. Begitu pula dengan Madrasah Tsanawiyah Nurussalam, berikut ini adalah
Tabel 6
YAYASAN
KEPALA MADRASAH
TATA USAHA
B. Deskripsi Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
membuat angket yang terdiri dari 25 Pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Yang
orang siswa, ternyata hasilnya memuaskan dan dianggap tidak perlu diadakan revisi.
terdiri dari siswa kelas IIa dan kelas IIb MTs Nurussalam pondok-pinang sebagai
responden dalam waktu 45 menit responden dapat mengisi angket tersebut dengan
baik. Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda silang pada tanda “SS”
untuk pertanyaan sangat setuju, “S” untuk pertanyaan setuju, “TS” untuk pertanyaan
Data-data tersebut diolah dalam bentuk tabel dan kemudian dianalisis sebagai
berikut:
a. Perasaan Senang
Ada atau tidaknya minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran Sejarah
pertama adalah perasaan yang timbul dari diri siswa ketika mempelajari mata
pelajaran ini. Perasaan senang merupakan ekspresi dari adanya minat maka
Tabel 7
senang terhadap mata pelajaran ini lebih banyak dari pada siswa yang menyatakan
senang mengikuti mata pelajaran ini. Dengan porsentase sebagian besar siswa
tidak senang mengikuti mata pelajaran ini sebanyak (75%) dan sebagian kecil
Tabel 8
Sikap siswa yang menyatakan masih belajar walaupun tidak ada guru
yang mengajar, ternyata lebih banyak siswa tidak melakukan belajar walau tidak
ada guru (65%). Sedangkan sebagian kecil siswa menyatakan tetap belajar walau
Tabel 9
mendapatkan hasil yang baik. Sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju
mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam atas kemauan sendiri dengan
(30%).
Tabel 10
53
Pendapat siswa mengenai alas an mengikuti mata pelajaran ini hanya karena
setuju dengan pendapat ini (75%). Sedangkan sebagian kecil siswa menyatakan
Tabel 11
lebih dari setengah siswa menyatakan setuju dalam menghadiri pelajaran tersebut
(60%). Dan sebagian kecil siswa menyatakan tidak setuju (40%). Ini
menunjukkan bahwa siswa memiliki kehadiran yang baik dalam mengikuti mata
pelajaran ini.
indikator akan ada atau tidaknya minat. Siswa yang memiliki minat yang tinggi
tentu saja akan memiliki perhatian yang tinggi ketika pelajaran sedang
berlangsung, begitu pula sebaliknya siswa yang memiliki minat yang rendah tidak
Tabel 12
besar tidak setuju memiliki penuh perhatian yang tinggi dengan porsentase
Tabel 13
menunjukkan adanya respon positif. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari
setengah siswa menjawab tidak setuju (80%). Dan sebagian kecil siswa
Tabel 14
Kebudayaan Islam
Akan tetapi, ketika ditanya mengenai sikap mengikuti penjelasan guru dalam
Tabel 15
Karena metode ceramah yang digunakan oleh guru maka banyak siswa hanya ikut
demikian ketika pernyataan ini disampaikan, lebih dari setengan siswa menjawab
setuju (60%). Dan sebagian kecil siswa menyatakan tidak setuju (40%).
57
Tabel 16
Akan tetapi dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, masih
banyak siswa yang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Sebagian
besar siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru (67,5%). Dan sebagian
Tabel 17
berhalangan hadir, tidak pula mendapatkan hasil yang baik. Sebagian besar siswa
58
berhalangan hadir dengan porsentase sebesar (75%). Hanya (25%) Siswa yang
Tabel 18
Sikap siswa yang menyatakan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru jika
tidak diperiksa, ternyata lebih banyak siswa tidak melakukannya dari pada siswa
yang mengerjakan tugas jika tidak diperiksa oleh guru (80%). Sedangkan
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor minatnya
karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik.
59
Tabel 19
Islam tidak menantang untuk dikaji karena materi pelajaran ini kurang menarik,
tidak menantang untu dikaji ( 80%). Dan sebagian kecil siswa menyatakan bahan
Tabel 20
Akan tetapi masih banyak diantara siswa yang meneladani sikap para tokoh –
tokoh yang baik dan menerapkan pada zaman sekarang sebanyak (65%). Siswa
Tabel 21
Akan tetapi banyak siswa yang tidak menyadari pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam akan manfaat yang mereka dapatkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju berjumlah (60%). Sedangkan siswa
Tabel 22
Sangat Menarik
Kurangnya metode yang digunakan oleh guru, membuat materi pelajaran yang
diberikan oleh guru kurang menarik. Hal ini tampak dalam tabel 20 mengenai
dan sebagian kecil siswa menyatakan bahwa penyampaian mata pelajaran ini
menarik (32,5%).
Tabel 23
Sebagian besar siswa berpendapat materi Sejarah Kebuyaan Islam sangat mudah,
dan bisa mempelajari dari buku hal ini siswa lebih banyak mengobrol dari pada
62
guru (75%). Sedangkan sebagian kecil siswa berpendapat tidak setuju (25%).
Tabel 24
Begitu pula ketika ditanya perasaan siswa mengenai bosan atau tidak, sebagian
besar siswa menyatakan bosan dengan pelajaran ini yakni sebanyak (70%). Dan
sebagian kecil siswa menyatakan tidak bosan mengikuti pelajaran ini (30%).
Faktor kebosanan siswa dalam mengikuti mata pelajaran ini bisa saja sebagai
akibat dari kurang variatifnya metode yang digunakan oleh guru sewaktu
mengajar.
Tabel 25
Tabel 26
Akan tetapi, ketika ditanya apakah mereka setuju kalau mereka sering mengantuk
karena kebosanan belajar mata pelajaran ini, (30%) menyatakan setuju dan
sebagian besar siswa tidak setuju dengan porsentase sebesar (70%). Jadi ternyata
walaupun mereka merasa bosan mengikuti pelajaran ini, mereka tidak mengantuk
Tabel 27
Indikator minat yang lainnya adalah sikap dan perilaku guru ketika mengajar.
Kebudayaan Islam adalah guru favorit siswa? Ternyata sebagian besar siswa
bahwa guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah guru favorit mereka
(35%).
Indikator minat yang terakhir adalah adanya manfaat dan fungsi pelajaran dalam
hal ini pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Salah satu manfaat yang diambil
siswa dari mata pelajaran ini adalah banyaknya contoh baik yang dapat diambil
Tabel 28
menjawab setuju sebesar (70%). Sedangkan siswa yang berpendapat tidak setuju
sebesar (30%).
Tabel 29
menjawab setuju sebesar (75%). Sedangkan siswa yang berpendapat tidak setuju
(25%).
Tabel 30
Salah satu manfaat yang diambil siswa dari mata pelajaran ini adalah banyaknya
contoh baik yang dapat diambil dari kisah para tokoh yang baik tabel 28 sebanyak
(75%) siswa menyatakn setuju. Sedangkan siswa yang berpendapat tidak setuju
berjumlah (25%).
Tabel 31
Ketika ditanya lebih lanjut, apakah siswa setuju bahwa mata pelajaran ini banyak
waktu (65%) dan sebagian kecil siswa menyatakan tidak setuju (35%). Pelajaran
ini dirasakan membuang waktu karena siswa sendiri tidak menyukai mata
pelajaran ini.
Setuju (S) : 3
Setuju (S) : 2
Analisa Item Untuk Skor Angket Minat Siswa Terhadap Bidang Studi SKI
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 60
2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 1 1 46
3 1 1 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 53
4 2 1 2 2 2 1 1 2 3 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 47
5 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 47
6 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 70
7 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 95
8 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 62
9 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 61
10 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 60
11 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
12 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 72
13 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 69
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98
15 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 65
16 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 61
17 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 31
18 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 90
19 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 65
20 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 68
43
21 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 77
22 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 63
23 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 2 1 1 2 4 3 2 3 1 3 3 56
24 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 1 2 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 3 2 2 48
25 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 42
26 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 4 1 39
27 1 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 3 2 3 3 2 2 46
28 1 1 1 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 4 1 38
29 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 42
30 2 1 1 1 3 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 39
31 3 1 1 1 4 3 2 3 1 3 1 1 2 3 2 4 2 1 4 3 2 4 4 3 4 62
32 1 2 2 3 1 1 2 2 3 1 2 1 1 1 2 3 1 2 1 2 2 3 1 4 3 47
33 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 88
34 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 44
35 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2 40
36 2 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 56
37 2 2 1 1 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 1 3 3 2 3 3 1 1 46
38 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 1 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 85
39 3 4 2 1 3 1 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 4 4 2 4 4 3 3 64
40 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 51
43
Dengan melakukan penjumlahan skor jawaban terhadap beberapa pertanyaan
yang diajukan kepada siswa kelas dua tersebut, maka diperoleh nilai yang paling
Tabel distribusi frekuensi tentang skor minat siswa terhadap bidang studi
Sejarah Kebudayaan Islam dengan cara membuat tabel distribusi data tunggal. Hal ini
dilakukan karena penyebaran skor atau nilai yang akan penulis sajikan tidak terlalu
luas.
distribusi frekuensi data tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi
Score=L) dari nilai yang diperoleh dapat dilihat bahwa H=98 dan L=31. setelah
diketahui H dan L, maka kita dapat menyusun nilai atau skor tentang minat siswa
tersebut dari atas ke bawah, mulai dari nilai yang tertinggi 98 berturut-turut ke bawah
sampai nilai yang terendah 31 pada kolom 1 dari tabel distribusi frekuensi.
kemudian hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari tabel distribusi frekuensi yang
telah kita persiapkan, kemudian nilai yang diperoleh dijumlahkan, sehingga diperoleh
43
44
Untuk lebih jelasnya penyebaran data minat siswa kelas II dapat dilihat
Tabel 33
98 1 2,5%
95 1 2,5%
90 1 2,5%
88 1 2,5%
85 1 2,5%
77 1 2,5%
72 2 5%
70 1 2,5%
69 1 2,5%
68 1 2,5%
65 2 5%
64 1 2,5%
63 1 2,5%
62 2 5%
61 2 5%
45
60 2 5%
56 2 5%
53 1 2,5%
51 1 2,5%
48 1 2,5%
47 3 7,5%
46 3 7,5%
44 1 2,5%
42 2 5%
40 1 2,5%
39 2 5%
38 1 2,5%
31 1 2,5%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa kelas II MTs Nurusalam
Pondok-pinang yang memperoleh nilai tertinggi 98 hanya 1 orang atau 2,5% dan
yang memperoleh nilai terendah 31 juga sama yaitu hanya 1 orang atau 2,5%,
sedangkan selebihnya yang memperoleh nilai 95, 90, 88, 85, 77, 70, 69, 68, 64, 63,
53, 51, 48, 44, 40, 38, 31 berjumlah 1 orang atau 2,5%, yang mendapat nilai 72, 65,
62, 61, 60, 56, 42, 39 masing-masing berjumlah 2 orang atau 5%, yang memperoleh
Adapun nilai raport yang dicapai siswa kelas II semester II dalam hal
belajarnya pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam berada antara 50-90,
diperoleh nilai terendah 50 sampai nilai tertinggi 90. Berikut ini adalah tabel
distribusi frekuensinya.
Tabel 34
Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar yang Dicapai oleh 40 Orang Siswa
Kelas II Semester II
Nilai Prestasi
Frekuensi Persentase
Belajar
90 1 2,5 %
80 2 5%
70 15 37,5 %
60 18 45 %
50 4 10 %
Jumlah 40 100 %
Dari tabel diatas kita lihat yang terbanyak siswa kelas II pada semester II
memperoleh nilai prestasi belajar 60 (18 orang atau 45%), dan nilai 70 sebanyak 15
47
C. Analisis Korelasional
Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari penyebaran angket
mengenai minat siswa kelas II terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MTs. Nurussalam Pondok-pinang dan terhadap nilai hasil belajar siswa kelas II
semester II.
koefisien korelasi antara minat siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan
Islam dengan nilai hasil belajar siswa kelas II semester II, sehingga dapat diambil
interpretasi data.
Tabel 35
Subjek X Y X2 Y2 XY
∑ X =2365
∑ Y = 2580
∑ X2 = 150597
∑ Y2 = 169200
50
∑ XY = 156880
“r” person :
D. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil dari data perhitungan dan analisia data yang telah
0,252. Jika diperhatikan maka angka indeks korelasi yang diperoleh tidak bertanda
negatif, ini berarti korelasi antara variabel X (minat dalam bidang studi SKI) dan
variabel Y (prestasi belajar SKI) terdapat hubungan yang searah, dengan istilah lain
terdapat korelasi yang positif. Kemudian nilai tersebut diinterpretasikan dengan cara
Product Moment.
secara sederhana terhadap angka koefisien Korelasi Product Moment adalah sebagai
berikut:
51
Product Moment
(rxy)
antara 0,20-0,40, berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, akan
Ha= Ada atau terdapat korelasi positif atau terdapat korelasi negatif yang
Ho= Tidak ada atau tidak terdapat korelasi positif atau korelasi negatif yang
Kedua : mencari degree of freedom (df) atau derajat bebas (db) adapun
df=N-nr
penelitian ini mengambil sample 40 orang siswa kelas II. Variabel yang dikorelasikan
sebanyak dua buah yaitu minat siswa mempelajari bidang studi SKI dengan hasil
belajar SKI. Jadi nr=2 dengan rumus diatas, maka diperoleh nilai df= 40-2=38.
Ketiga : berkonsultasi pada tabel “r” Product Moment pada taraf signifikansi.
Apabila rxy sama besar atau lebih besar dari pada rtabel atau rt, maka hipotesa
alternatif (Ha) diterima, karena teruji kebenarannya dan hipotesa nihil (Ho) ditolak.
Namun apabila rxy lebih kecil dari pada rtabel atau rt, maka hipotesa alternatif (Ha)
Dengan melihat table “r” Product Moment, maka dapat diketahui bahwa
bahwa dengan df sebesar 38 diperoleh “r” Product Moment pada taraf signifikansi
Keempat : membandingkan besarnya rxy dengan rt. Nilai rxy yang diperoleh
adalah 0,252, sedangkan nilai rt masing-masing pada taraf signifikansi 5%= 0,304
dan pada taraf signifikansi 1%= 0,393. ternyata nilai r hasil perhitungan 0,252 lebih
53
kecil daripada nilai rt, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi
1%. Maka hipotesa alternatif (Ha) ditolak dan hipotesa nihil (Ho) diterima.
Kesimpulan yang dapat kita tarik ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
dalam bidang studi SKI tidak ada hubungannya / tidak dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya minat siswa dalam bidang studi SKI tersebut, karena terbukti hubungan itu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam
bab IV mengenai hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang
bidang studi SKI yaitu berkisar antara 50-90 tidak menunjukkan pengaruh
yang signifikan dengan minat belajar siswa. Itu berarti prestasi belajar siswa
yang tinggi berkisar 50-90 pada bidang studi SKI tidak menentukan siswa
antara minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI yaitu
dari sebesar 0,252 ini berada pada kisaran 0,20-0,40, sifat hubungan antara
hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan r tabel ternyata rxy adalah lebih
kecil daripada r tabel, baik pada taraf signifikan 5% maupun 1%. Karena
perolehan rxy 0,252 sedangkan r tabel pada taraf signifikan 5%= 0,304 dan
pada taraf signifikan 1%=0,393. Dari sini dapat diketahui terdapat korelasi
lemah atau rendah dalam hubungan minat dengan prestasi belajar siswa
Karena rxy lebih kecil daripada r table baik pada taraf signifikan 5%
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak
B. Saran-saran
Guru Bidang Studi SKI khususnya dan para guru umumnya untuk lebih
membuat kliping.
2. Bagi orang tua harus menyadari bahwa anak membutuhkan perhatian dan
support dalam belajar. Bagi para orang tua disarankan mau mendengarkan apa
yang diminati anak dan apa yang tidak, sehingga orang tua bisa memberikan
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pt. Tiara Wacana, 1993.
Alisuf Sabri, M., Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Badudu, J.S, dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka
D.G, Singgih, dan Ny. Yulia Singgih, D.G., Psikologi Perawatan, Jakarta: BPK
Djamarah, Syaiful Bahri Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha
Nasional, 1994.
Utama, 1992.
Hallen A., Dra., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1990.
Imran, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996.
Alma’arif, 1980.
1987.
1990.
Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), Bandung:
Rosdakarya, 2001.
1993.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Tu’u, Tulus, MM.Pd., Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT.
Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Bandung: Angkasa, 1993.