Anda di halaman 1dari 28

TERMOKIMIA

1. Fika Mayang Sari


2. Iin Royani
3. Lia Amelia

XI IPA
A. Definisi

Termokimia adalah bagian dari


ilmu kimia yang mempelajari
hubungan antara reaksi kimia
dengan perubahan
energi(panas/kalor) yang
menyertainya.
Untuk reaksi: RP
Maka:

ΔH = HP – HR

Keterangan:
HR: entalpi pereaksi (R)
HP: entalpi hasil reaksi (P)
B. Asas Kekekalan Energi (Hukum I
Termodinamika)
• Asas kekekalan energi menyatakan bahwa:
”Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lain”.
• Jumlah energi yang dimiliki sistem dinyatakan
dengan energi dalam (U).
• Jika sistem menyerap kalor maka ΔE > 0,
sedangkan jika sistem membebaskan kalor
maka ΔE < 0.
• Hubungan antara energi dalam, kalor, dan kerja
dirumuskan dalam hukum Termodinamika yang secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

ΔU = Q +W
Keterangan:
ΔU = perubahan energi dalam
Q = jumlah kalor yang diserap atau dilepas sistem
Q = + jika sistem menyerap atau menerima kalor
Q = - jika sistem melepaskan kalor
W = Jumlah kalor yang diterima atau dilakukan untuk
melakukan kerja
W = + jika sistem menerima kerja
W = - jika sistem melakukan kerja
C. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
a. Reaksi Eksoterm
1. Reaksi yang membebaskan kalor
2. ΔH reaksi < 0 (negatif) karena sistem
membebaskan kalor sehingga entalpi sistem
berkurang (HP < HR) maka ΔH = HP – HR < 0
3. Kalor mengalir dari sistem ke lingkungan
4. Pada reaksi kimia ditandai dengan kenaikan suhu
(suhu panas)
Gambar Grafik Reaksi Eksoterm
b. Reaksi Endoterm
1. Reaksi yang menyerap kalor
2. ΔH reaksi > 0 (positif) karena sistem menyerap
kalor sehingga entalpi sistem bertambah (HP >
HR) maka ΔH = HP – HR > 0
3. Kalor mengalir dari lingkungan ke sistem
4. Pada reaksi kimia ditandai dengan penurunan
suhu (suhu dingin)
Gambar Grafik Reaksi Endoterm
D. Macam-macm Perubahan Entalpi

 Besarnya perubahan entalpi yang


diukur pada suhu 298 K dan tekanan
1 atm disebut perubahan entalpi
standar (ΔH⁰)
 Macam-macam perubahan entalpi
berdasarkan jenis reaksinya meliputi:
a. Perubahan Entalpi Pembentuk Standar
(ΔHf⁰)
Besarnya perubahan entalpi yang terjadi pada
pembentukan satu mol zat dari unsur-
unsurnya pada keadaan standar.

Contoh:

Na (s) + ⅟2 Cl2 (g) → NaCl (s) ΔHf⁰ =-410,9 kJ


b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar
(ΔHd⁰)
Besarnya perubahan entalpi yang terjadi pada
reaksi penguraian satu mol zat menjadi unsur-
unsurnya pada keadaan standar.

Contoh:

H2O (l) H2 (g) + ⅟2 O2 (g) ΔHd⁰ = +286 kJ


• Menurut Marquis De La Place
besarnya perubahan entalpi
penguraian sama dengan
perubahan entalpi
pembentukan, tetapi tandanya
berlawanan (ΔHd⁰ = -ΔHf⁰).
c.Perubahan Entalpi Pembakaran Standar
(ΔHc⁰)
Besarnya perubahan entalpi yang
terjadi pada pembakaran sempurna
satu mol zat pada keadaan standar.
Contoh:

CH4 (g) + 2O2 (g)  CO2 (g) + H2O (l) ΔH = -802 kJ


E. Penentuan ΔH Reaksi Melalui Percobaan
(Kalorimeter)
Kalor reaksi dapat ditentukan
melalui percobaan dengan alat kalori
meter. Proses pengukuran kalor
reaksi disebut kalorimetris. Data ΔH
reaksi yang terdapat pada tabel
umumnya ditentukan secara
kalorimetris.
Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam
kalorimeter, kita dapat menetukan jumlah kalori
yang diserap oleh air dengan perangkat
kalorimeter yang berdasarkan rumus:
Q larutan = m.cp. ΔT
Q kalorimeter = C.ΔT
Keterangan:
Q = Jumlah kalor
m = Massa air (larutan) di dalam kalorimeter
Cp = Kalor jenis air (larutan) di dalam kalorimeter
C = Kapasitas kalor dari kalorimeter
ΔT = Kenaikan suhu larutan (kalorimeter)
• Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan maka penentuan ΔH reaksi
menggunakan persamaan:

Atau
Q reaksi + Q larutan = 0
Q reaksi = -Q larutan
F. Penentuan ΔH Reaksi dengan
Data Entalpi Pembentukan Standar
(ΔHF⁰)
Pada keadaan standar, besarnya
perubahan entalpi (ΔH) suatu reaksi
dapat ditentukan dengan
menggunakan data perubahan
entalpi pembentukan standar (ΔHf⁰)
yang biasanya sudah ditabelkan.
Rumus
ΔH reaksi = ∑ ΔHf⁰ hasil reaksi -∑ ΔHf⁰ pereaksi

Misalkan,reaksi Aa + Bb  cC + dD
ΔH reaksi = (c · ΔHf⁰ C + d · ΔHf⁰ D ) – (a · ΔHf⁰
CA +b · ΔHf⁰ )
Menurut perjanjian, ΔHf⁰ untuk unsur
(Fe,O2,Cl2,Al,H2,dsb) adalah nol (0).
G. Penentuan ΔH Reaksi dengan Hukum Hess

• Hukum Hess (hukum penjumlahan kalor) yang


dikemukakan oleh Germain Hess
menyatakan bahwa : “kalor reaksi tidak
tergantung pada lintasan, tetapi hanya
ditentukan keadaan awal dan keadaan akhir”.
Gambar Reaksi dengan Hukum Hess
Jalan 1 :
A  B ΔH1
Jalan 2 :
A E ΔH2
E B ΔH3
+
AB ΔH2 + ΔH3
Jalan 3 :
A C ΔH4
C  D ΔH5
D  B ΔH6
+
AB ΔH4 + ΔH5 + ΔH6
Kesimpulan :
Untuk reaksi A  B
Perubahan entalpinya adalah :
ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 = ΔH4 + ΔH5 + ΔH6
H.Penentuan ΔH Reaksi dengan Energi Ikatan

Suatu reaksi kimia pada dasarnya merupakan peristiwa


pemutusan dan penggabungan ikatan kimia.
Contoh :
X2 + Y2  2XY
Dapat ditulis : X – X + Y – Y  X – Y + X –Y
Untuk memutuskan suatu ikatan kimia diperlukan
energi, sedangkan pada penggabungan ikatan
dibebaskan energi. Energi terendah yang diperlukan
untuk memutuskan ikatan atom-atom dalam keadaan
gas disebut energi ikatan.
Macam – macam energi ikatan
a. Energi Atomisasi
Energi Atomisasi adalah energi yang
diperlukan untuk memutuskan semua ikatan
dalam satu mol molekul zat menjadi atom –
atom bebas dalam bentuk gas.
Contoh:
H2(g)  2H(g) ΔH = +431kJ
CH4(g)  C(g) + 4H(g) ΔH = +1664 kJ
b. Energi Ikatan Rata-rata
Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang
diperlukan untuk memutuskan suatu ikatan dalam
suatu senyawa dalam keadaan gas.

Contoh :

CH4(g)  4C H(g) ΔH = +1664kJ


Maka, energi ikatan rata-rata adalah :

= + 416 kJ/mol
Data energi ikatan rata-rata pada keadaan
standar dapat digunakan untuk menentukan
ΔH reaksi dengan rumus:

ΔH reaksi = ∑ energi pemutusan ikatan


(pereaksi) - ∑ energi pembentukan ikatan
(hasil reaksi)
c. Energi Disosiasi Ikatan
Energi disosiasi ikatan adalah energi yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan dalam
suatu senyawa dalam keadaan gas.
Contoh:

CH4 (g)  CH3(g) + H (g) ΔH = +435 kJ


CH3(g)  CH2(g) + H (g) ΔH = +444 kJ

Anda mungkin juga menyukai