AKHIR
AKHIR
Disusun Oleh :
ASTRI ATRIDA PURBA (09061002028)
Dosen Pembimbing :
Deris Setiawan, M.kom
Banyak aplikasi Grid yang harus tranfer data dalam kapasitas yang
sangat besar ke beberapa tujuan split dalam suatu lingkup daerah. Jaringan
Heterogen dalam lingkup ini membuat throughput optimisasi dalam transfer data
ke tujuan split (multicast) dengan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin. Teknik
balancaed multicasting adalah teknik yang menggunakan informasi monitoring
antara kapasitas bandwith dan bandwith achievable untuk menghitung pohon
seimbang multicast pada saat runtime yang menggunakan traffic level aplikasi
pada sender side.
1.2 Tujuan Penelitian
2. LANDASAN TEORI
(a) uncorrupted;
(b) urutan;
(c) pada waktu yang tepat.
Namun, dalam hubungan model Internet, paket yang disampaikan pada
"usaha terbaik" dasar, dan tidak ada jaminan tentang kapan, atau bahkan jika,
setiap paket akan sampai pada tujuan. Bagaimana bisa lebih tinggi-lapisan
mekanisme untuk membuat kurangnya keandalan yang lebih rendah di jaringan
lapisan? Pada kesempatan kali ini penulis mencoba membahas suatu teknik
yang dapat meningkatkan aktivitas multicasting yang semakin banyak digunakan
dalam berkomunikasi.
Multicasting adalah istilah teknis yang berarti User dapat mengirim data
potong (paket) ke beberapa situs pada saat yang sama. (Seberapa besar paket
yang tergantung pada protokol-terlibat dapat mulai dari beberapa byte sampai
beberapa ribu.) Yang bisa bergerak pada internet dengan menggunakan protokol
unicast - alat yang mengirimkan paket ke satu situs di waktu.
Jika transfer data dilakukan melalui internet dan multicast tidak tersedia
untuk melakukan hal ini, maka transfer akan gagal terlaksana. Sebuah komputer
yang menjadi sumber informasi dihubungkan ke internet dan camera video dan
Linus mikrophone bertemu, jalur transfer multimedia ke beberapa host melalui
internet. Tentu saja pengiriman harus se-efisien mungkin untuk mengurangi
penggunaan bandwith.
Multicast pada suatu jaringan, User dapat mengirim satu paket informasi
dari satu komputer untuk distribusi ke beberapa komputer lain, selain harus
mengirimkan paket yang sekali untuk setiap tujuan. Karena 5, 10, atau 100
mesin yang sama dapat menerima paket, bandwidth conserved. Selain itu, bila
User menggunakan multicasting untuk mengirimkan paket, User tidak perlu tahu
alamat semua orang yang ingin menerima multicast; sebagai gantinya, User
hanya "broadcast" untuk siapa saja yang tertarik. (Selain itu, User dapat
mengetahui siapa yang menerima multicast - sesuatu eksekutif televisi niscaya
mereka ingin memiliki kemampuan untuk melakukannya.)
Masalah yang terjadi dengan tindakan ini adalah mencari pohon spanning
yang paling optimal. Jika bandwith berada di antara seluruh host yang
homogeneous, maka dapat menggunakan pohon yang dibentuk seperti sebuah
rantai atau pohon binomial yang sering menggunakan cluster. Sebagai optimisasi
yang pertama untuk jaringan yang heterogen dapat menggunakan achievable
bandwith diantara semua host. Throughput suatu pohon multicast kemudian
ditentukan melalui koneksi terkecil achievable bandwith – nya. Memaksimalkan
bottleneck bandwith ini dapat dilakukan dengan menggunakan varian dari
algoritma Prim yang menghasilkan bottleneck pohon yang maksimum
Sebuah tool yang disebut Fast Parallel File Replication (FPFR) adalah
alat yang mengimplementasikan multiple termasuk menggunakan pohon
multicast. FPFR menggunakan pencarian depth – first search untuk mencari
sebuah pohon spanning seluruh host. Untuk setiap pohon bottleneck bandwith –
nya dilakukan “reserved” pada seluruh link yang digunakan pada pohon
tersebut. Link tanpa menyisakan bandwith tidak lagi digunakan untuk pohon
baru. Pencarian ini dilanjutkan sampai tidak ada lagi pohon memutardari semua
host yang ditemukan. Pada file ini kemudian multicast yang diperbaiki
digumpalkan menggunakan seluruh pohon yang ditemukan.
3. PEMBAHASAN
BALANCED MULTICASTING
Pada bagian ini dibahas algoritma untuk menciptakan pohon balanced
multicast. Yang pertama adalah mempertimbangkan kasus individu host sebelum
membahas lebih jauh algoritma untuk komputer cluster. Kemudian diuraikan
secara singkat bagaimana menghitung pohon dan system runtime yang
digunakan.
3.1 Algoritma
Suatu set pohon balanced multicast dapat dihitung menggunakan
pemrograman liniar ( LP). Untuk sebuah solusi yang pasti, semua pohon
multicast yang mungkin ada dengan achievable bandwith dan kapasitas
bandwith local harus diterjemahkan ke batas variable dan batas program linier.
Gambar 3 menunjukan penerjamahan dari contoh yang ada pada gamabar 2a
menjadi sebuah problem LP. Sebagai contoh, batas pertama adalah a + 2b + c
<= 10 sebagai model kapasitas alir keluar pada host root, yang mengirim satu
aliran data pada setiap awal dan pohon ketiga dan 2 airan data dari pohon
kedua. Penyelesaian masalah LP secara langsung menghasilkan throughput
yang optimal per pohon.
Suatu throughput yang berjumlah nol akan berarti bahwa suatu pohon
dapat dibuang. Solusi untuk contoh dapat dilihat di Gambar 2(c).
Gambar 3: Jaringan di (dalam) Gambar 2(a) yang diterjemahkan untuk
suatu pemrograman liniar masalah
Karena total jumlah dari pohon – pohon yang berbeda adalah nn – 2 untuk
setiap n diberikan host, metode ini adalah komputasi infeasible bahkan juga
untuk jumlah host yang kecil. Sebagai contoh, pada eksperimen di bagian 4.1,
tepatnya menghitung set yang optimal dari pohon antara 8 host yang
menggunakan waktu sekitar 20 menit .
Sebuah solusi yang diperkirakan dibutuhkan untuk mengurangi program
linier yang signifikan. Hal ini dapat dicapai dengan pemilihan hanya satu set
pohon yang kecil, diharapkan agar kombinasi ini akan menghasilkan throughput
yang dekat dengan jumlah optimum. Pada algoritma ini pengguna dapat memilih
untuk menggunakan satuan pohon yang dihasilkan oleh heuristik FPFR sebagai
input untuk program linier. FPFR sesungguhnya menghasilkan suatu yang baik
karena memiliki properti berikut :
a) Ketika bottleneck terjadi pada WAN ( kapasitas bandwith lokal lebih besar dari
achievable bandwith), kemudian kemudian FPFR menghasilkan set pohon
yang optimal.
b) Kebalikan dari masalah space adalah ketika semua bandwith lokal dan WAN
achievable bandwith berstatus sama. Kemudian, bottleneck adalah kapasitas
lokal yang mendapatkan aliran data tunggal. Dalam hal ini, FPFR
menghasilkan tunggal, rantai linier dari host yang juga optimal.
c) Pada kasus antara a) dan b) ( kapasitas adalah sedikit lebih besar daripada
achivable bandwith), menggunakan pencarian heuristik depth-first-search
FPFR cenderung menghasilkan pohon dengan penyebaran rata – rata yang
rendah yang menurunkan beban pada suatu kapasitas potensi bottleneck.
Dalam evaluasi ini digunakan set pohon yang dicari oleh menggunakan
satuan pohon sebagai input yang ditemukan oleh FPFR, program linier selalu
kurang satu detik dan mengakibatkan suatu throughput yang sering dioptimalkan.
Saat ini dapat diringkas algoritma untuk menghitung pohon balanced multicast
sebagai berikut:
1) Kembali memonitoring performance data pada kapasitas bandwith dan
achievable bandwith kelompok host – host, contoh dari suatu sistem yang
monitoring seperti Delphoi.
2) Jalankan algoritma FPFR untuk menghasilkan suatu satuan awal calon
pohon, hanya berdasarkan pada informasi achievable bandwith
3) Dari hasil langkah 2, bangun suatu program linier untuk memaksimalkan
throughput yang menjumlahkan througput masing – masing nilai individu
untuk seluruh pohon yang dihasilkan pada langkah ke 2.
4) Menyelesaikan program yang linier, merekam nilai throughput yang dihitung
untuk semua pohon, dan memindahkan pohon itu dengan nol throughput dari
solusi.
Tidak sama dengan dengan pendekatan lain tidaklah perlu untuk
membangun pohon dari hasil program linier. Hal ini disebabkan input yang terdiri
dari satu set pohon dan dihitung oleh FPFR algoritma. Pengguna harus selalu
menggunakan hasil program linier untuk penentuan yang mengoptimalkan rata –
rata pengiriman pada setiap pohon, menguatkan runtime oleh bentuk traffik yang
dilakukan oleh node root dari operasi multicast.
Gambar 4 : model jaringan yang mencakup cluster
3.3 Implementasi
Sebagai contoh kasus balanced multicasting diterapkan pada puncak Ibis, Java-
based Grid yang memprogram lingkungan yang menyediakan komunikasi local
dan wide area yang cepat. Dengan sebuah cluster, Ibis dapat menggunakan
Myrinet untuk mencapai throughput yang sangat tinggi selama diantara cluster –
cluster nya terdiri dari banyak bagian data, alur TCP pararel untuk meningkatkan
achievable bandwith wide – area.
Implementasi terdiri dari tiga bagian yang dibuat selama program
dijalankan :
1) sebuah Pool dan Gauge Obyek yang menyediakan suatu interface abstrak ke
informasi mengenai lingkungan itu. Objek Pool menggambarkan bagaimana
host pada cluster yang ada ketika aplikasi dijalankan. Objek Gauge
menggambarkan suatu interface yang uniform ke pengukuran network antara
host – host yang ada. Gauge dapat diterapkan secara banyak berkisar antara
membaca deskripsi XML statis dari lingkungan, untuk memperoleh data dari
suatu system monitoring yang terpisah. Pada bagian 4.1 di eksperimen
menggunakan sebuah Gauge yang memperoleh pengukuran dari Delphoi.
2) Suatu objek Multicastmethodfactory yang mengimplementasikan algoritma
menghasilkan pohon. Menggunakan informasi lingkungan pada objek Pool
dan Gauge, setiap algoritma menghasilkan sebuah MulticastMethod yang
berisi satu atau lebih pohon multicast. Untuk sebuah bagian program linear
dari algoritma pohon balanced multicast dapat digunakan perpustakaan
QSopt.
3) Suatu objek Multicastchannel untuk menciptakan seluruh tingkat channel
komunikasi yang rendah, menggunakan Multicastmethod untuk memperoleh
konstruktor.
Komunikasi dasar Ibis' yang primitif adalah suatu saluran searah yang
mengirimkan pesan dari sebuah port send kepada receive port. Selama setup
koneksi pada konstruktor channel, setiap busur pada pohon dari metode
multicast diterjemahkan ke pasangan send/receive port. Jika busur
menghubungkan cluster – cluster yang menggantikan host – host tunggal,
berbagai pasangan send/receive port akan dibuat diantara host – host pada
cluster. Untuk setiap koneksi WAN TCP digunakan sebagai pengangkut protocol.
Host pada cluster yang kedua menerima pesan sampai data lengkap
setelah diterima untuk diisi pada suatu pesan lokal yang berukuran besar yang
kemudian akan dikirm ke seluruh host yang lain. Jumlah yang ada pada gambar
6 menunjukan dimana order host root pada gambar 5 mengirimkan pesan local
dan WAN.
Gambar 6: Order pesan lokal dan WAN dikirm melalui host root pada gambar 5
3.4 Implementasi
4. KESIMPULAN
Optimisasi dalam komunikasi graffik multicasting menjadi masalah NP-
hard karena heterogenitas network. Pada tulisan ini telah menyarankan
penggunaan balanced multicasting, suatu teknik heuristik baru untuk
membangun komunikasi graph multicasting pada run time.
Balanced multicasting mengombinasikan informasi kedua achievable
bandwith diantara lokasi jaringan dan kapasitas bandwith lokal dari lokasi tunggal
untuk membangun berbagai set yang menggunakan pohon multicasting. Pohon
balanced muticasting menggunakan bandwith tanpa kerugian dari kebuntuan self
– induced yang disebabkan subscribing kapasitas bandwirh lokal. Pembentukan
traffik level aplikasi dilakukan oleh node root yang disesuaikan pada pohon
multicast yang tunggal. Di antara cluster – cluster yang ada, throughput dapat
ditingkatkan dengan menggunakan network lokal dan berbagai interface network
dari beberapa node cluster dalam pararel.
Hasil evaluasi antara testbed proyek GridLab dan antara cluster – cluster
yang berada di sistem DAS menunjukan pencapian kemampuan balanced
multicasting. Hal ini menyatakan efisiensi balanced multicasting pada optimisasi
node – node jaringan yang bersifat tunggal dan akumulasi kapasitas bandwith
lokal dari berbagai node cluster yang ada. Kombinasi dari 2 kasus pohon
keseimbangan aplikasi ke bentuk aplikasi lainnya ke subjek yang sedang
berjalan
Daftar Pustaka
Tanembaum, Andrew.S . 2003. Computer Networks 4th Editon. Prentice Hall :
New Jersey
Stallings, William. 2000. Komunikasi Data dan Komputer Jaringan Komputer.
Salemba Teknika : Jakarta
http://en.wikipedia.org
http://www.cisco.com
http://www.cs.vu.nl
http://gnosis.cx