Anda di halaman 1dari 13

Dengan disepakatinya Piagam ASEAN pada 15 Desember 2008, ASEAN menjadi suatu

organisasi kawasan yang sama sekali baru, dengan aturan hukum yang jelas dan memiliki legal
personality.
Dilengkapi moto one vision, one identity, one community, ASEAN terus melangkah menuju
terbentuknya suatu Komunitas ASEAN 2015.
Pembukaan Piagam ASEAN secara tegas menyebutkan komitmen masyarakat (We, the Peoples)
negara anggota ASEAN untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN yang didasarkan
pada tiga pilar, yaitu kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan kerja sama
sosial budaya.

Komitmen tersebut sekaligus mempertegas kembali Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord
II) yang dihasilkan saat KTT ASEAN ke-9 di Bali, Oktober 2003, saat Indonesia menjadi Ketua
ASEAN.
Penyebutan kata We, the Peoples dalam Piagam ASEAN memperlihatkan bahwa pembentukan
komunitas ASEAN bukanlah keinginan pemerintah negara anggota ASEAN semata, tetapi justru
menjadi keinginan seluruh lapisan anggota masyarakat dan pemangku kepentingan di negara
anggota ASEAN.

Melalui tiga pilar kerja sama yang disebutkan dalam Bali Concord II dan ditegaskan kembali
dalam Pembukaan Piagam ASEAN, jelaslah bahwa komunitas ASEAN mendatang akan terdiri
dari tiga komunitas, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC),
Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial
Budaya ASEAN (ASEAN Socio Cultural Community/ASCC).
Untuk mewujudkan suatu Komunitas ASEAN 2015, banyak hal yang perlu dilakukan secara
intensif guna mengintegrasikan ASEAN, terutama pada masa awal pengimplementasian Piagam
ASEAN yang terkait dengan rules dan regulations yang masih harus dirumuskan bersama.

Di sinilah kemudian berlangsung battle of ideas dari kesepakatan-kesepakatan pokok yang


nantinya dituangkan dalam aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan pelaksanaannya.
Bagaimanapun, harus disadari bahwa ketentuan dalam Piagam bukan seperti yang tertulis dalam
Piagam, tetapi konsep-konsep besar yang berada di baliknya. Itulah sebabnya pula Piagam
ASEAN hanya terdiri dari 13 bab dan 55 pasal, berbeda dengan Konstitusi Uni Eropa yang
terdiri dari ratusan pasal.

Peran Indonesia

Keberhasilan ASEAN menandatangani suatu piagam bersama merupakan dasar yang kuat bagi
terbentuknya suatu komunitas ASEAN dan memperkuat peran ASEAN dalam menghadapi
berbagai perubahan arsitektur kerja sama global.
Di tengah perubahan arsitektur kerja sama global dan battle of ideas inilah peran dan daya tawar
Indonesia dapat dilihat dalam menerjemahkan konsep-konsep besar ke dalam ketentuan-
ketentuan yang harus disepakati bersama.
Pandangan bahwa dengan terwujudnya Komunitas ASEAN maka Indonesia akan dirugikan
karena lemahnya daya tawar politik dan ekonomi yang disebabkan lemahnya posisi ekonomi
nasional di mata negara tetangganya adalah tidak kuat.
Memang harus diakui sejak ambruknya Orde Baru dan krisis ekonomi 1997 yang
berkepanjangan, Indonesia terlihat sebagai negeri yang tak berdaya di tengah beberapa negara
anggota ASEAN.
Namun di balik itu semua, secara perlahan namun pasti, Indonesia mulai memperlihatkan
taringnya kembali dengan berbagai pencapaian yang diraihnya.

Di bidang politik dan keamanan, pascareformasi, Indonesia menjadi negara terdepan yang
menerapkan demokrasi dalam kehidupan bernegara.
Indonesia pulalah yang berada di garda terdepan dalam penghormatan serta penegakan hak-hak
asasi manusia (HAM). Keberhasilan Indonesia melaksanakan pemerintahan yang demokratis
menjadikan Indonesia sebagai negara demokratis ke-4 di dunia.

Di bidang HAM, Indonesia adalah salah negara pertama di ASEAN yang memiliki Komisi
HAM.

Di bidang ekonomi, secara pasti Indonesia mulai memperlihatkan kestabilan dalam pertumbuhan
ekonomi.
Hal ini dapat terlihat dari kemampuan Indonesia untuk bertahan dari krisis ekonomi yang lebih
besar di tahun 2008. Jika krisis ekonomi 1997 hanya berdampak ke negara-negara Asia, krisis
ekonomi 2008 menerjang hampir seluruh negara di dunia.
Bukti bahwa keberhasilan Indonesia di bidang ekonomi diakui oleh negara-negara lain tampak
dari diikutsertakannya Indonesia sebagai salah satu negara anggota G-20.
Semua keberhasilan ini tentu saja merupakan aset berharga untuk memperjuangkan kepentingan
nasional Indonesia, bukan hanya di ASEAN, tetapi juga di forum internasional.

Di ASEAN, Indonesialah yang berinisiatif mengusulkan pembentukan suatu komunitas ASEAN


yang tidak hanya menyandarkan pada kerja sama ekonomi (seperti yang diusulkan Singapura),
tetapi juga ada aspek lain yang harus diperhatikan, yaitu kerja sama politik dan keamanan, serta
kemudian disusul kerja sama sosial budaya.

Adalah Indonesia yang memperjuangkan dimasukkannya elemen-elemen penting seperti


demokratisasi dan penghormatan serta penegakan HAM dalam kerja sama politik dan keamanan
yang kemudian dituangkan dalam Piagam ASEAN dan cetak biru kerja sama politik dan
keamanan.
Untuk memperlihatkan tingginya daya tawar Indonesia dalam ASEAN, dapat disampaikan
bahwa pada awal perundingan, usulan Indonesia untuk memasukkan elemen-elemen
demokratisasi dan HAM ditentang oleh semua negara anggota ASEAN.
Namun dengan argumen yang kuat yang didasarkan pada pengalaman berdemokrasi dan
melakukan penegakan dan penghormatan HAM, akhirnya elemen-elemen tersebut dapat masuk
Piagam.

Peran Indonesia ke Depan


Tampilnya wajah baru ASEAN memperlihatkan kemampuan negara anggota ASEAN untuk
melakukan benah diri dalam menghadapi perubahan arsitektur global serta melakukan
pendalaman dan perluasan dengan para mitra wicaranya (AS, Uni Eropa, Australia, Selandia
Baru, India, China, Jepang, Korea Selatan, dan Rusia).
Selain itu, memberikan harapan bahwa ASEAN mampu menciptakan peluang dan mengubah
tantangan menjadi peluang.
Sebagai salah satu pendiri ASEAN, terjadinya perubahan di ASEAN menjadikan tantangan bagi
Indonesia untuk lebih memperlihatkan kepimpinannya dalam ASEAN baru guna menyambut
terbentuknya komunitas ASEAN 2015.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu pun peran dan kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN.
Untuk itu, terus meningkatkan kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN menjadi kepentingan
dan tugas bersama kita semua untuk menaikkan daya tawar Indonesia.

Lflfl;kkhkj

Hua Hin (ANTARA News) - Para pemimpin ASEAN mendeklarasikan penguatan kerjasama bidang
pendidikan sebagai salah satu dokumen yang dihasilkan dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-
15 di Hua Hin, Thailand, 23-25 Oktober 2009.

Dokumen deklarasi ditandatangani kesepuluh kepala negara/pemerintahan ASEAN pada penutupan di


Hua Hin, Minggu.

Deklarasi penguatan kerjasama pendidikan ASEAN ditujukan sebagai persiapan komunitas ASEAN 2015
yang terdiri atas tiga pilar, yaitu komunitas politik keamanan, komunitas ekonomi dan komunitas sosial
budaya.

Penguatan kerjasama pendidikan antar ASEAN bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sehingga memiliki daya saing baik di tingkat regional maupun global.

Untuk itu, para pemimpin diwajibkan memperbaiki standar kompetensi pendidikan di masing-masing
negara dan meningkatkan standar profesional tenaga pengajar, yang diharapkan dapat dijadikan
referensi bersama ASEAN untuk kualitas pendidikan yang baik.

Deklarasi juga mencantumkan keinginan negara-negara ASEAN untuk membentuk konvensi penelitian di
bidang pendidikan agar menjadi dasar kerangka kerjasama dalam bidang pendidikan.

ASEAN harus menjamin mobilitas yang lebih besar untuk pelajar dalam kawasan serta pemahaman
mendalam untuk para siswa tentang organisasi ASEAN dan masing-masing anggotanya.

Dalam kurikulum sekolah, diupayakan pengetahuan tentang Piagam Asean yang ditandatangani para
kepala negara/pemerintahan ASEAN pada November 2007 sebagai cetak biru menuju Komunitas ASEAN
2015.
Kurikulum sekolah negara-negara ASEAN juga harus berdasarkan prinsip demokrasi, berorientasi pada
perdamaian, serta menghargai hak azasi manusia (HAM).

Para pelajar dan guru ASEAN, diharapkan menjali saling pengertian dan pertukaran pengetahuan
tentang budaya masing-masing negara.

Untuk memperdalam pengetahuan tentang ASEAN, setiap tanggal 8 Agustus yang merupakan kelahiran
ASEAN, semua sekolah di kawasan mengadakan peringatan dengan memperkenalkan sejarah ASEAN
serta semua perkembangan terakhir tentang ASEAN.

Guna mencapai tujuan seperti yang termuat dalam deklarasi, pemimpin negara ASEAN
mempertimbangkan untuk membentuk dana khusus pengembangan pendidikan yang berasal dari
masing-masing anggota. (*)

Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA)[1][2] atau lebih populer dengan


sebutan Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-
politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8
Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial,
dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di
tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan
November.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Prinsip Utama ASEAN


 2 Anggota ASEAN
 3 Sejarah
o 3.1 Timor Leste
 4 Perbandingan dengan blok/negara lainnya
 5 Status ekonomi
 6 Nama ASEAN dalam bahasa-bahasa Asia Tenggara
 7 Kerjasama ASEAN dengan India
 8 Referensi
 9 Lihat pula
 10 Pranala luar

[sunting] Prinsip Utama ASEAN


Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:

 Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan


identitas nasional setiap negara
 Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur
tangan, subversif atau koersi pihak luar
 Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
 Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
 Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
 Kerjasama efektif antara anggota

Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan Association of Southeast Asian
Nations/ASEAN

[sunting] Anggota ASEAN


Kini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia tenggara (kecuali Timor Leste dan Papua
Nugini). Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:

 Filipina (negara pendiri)


 Indonesia (negara pendiri)
 Malaysia (negara pendiri)
 Singapura (negara pendiri)
 Thailand (negara pendiri)
 Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
 Vietnam (28 Juli 1995)
 Laos (23 Juli 1997)
 Myanmar (23 Juli 1997)
 Kamboja (16 Desember 1998)

[sunting] Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah ASEAN
Logo ASEAN

ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura
dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan
Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun
Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).

Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut.

 Mempercepat pertumubuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan


di kawasan Asia Tenggara
 Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
 Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik,ilmu pengetahuan, dan administrasi
 Memelihara kerjasama yang erat di tengah - tengah organisasi regional dan internasional
yang ada
 Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di
kawasan Asia Tenggara

Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei
Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu
setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali
menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli
1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN,
yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi
anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena
adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian Kamboja
akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember 1998.

[sunting] Timor Leste

Negara baru Timor Leste, yang dulunya merupakan sebuah provinsi Indonesia, kini
mendapatkan status pemerhati (observer) dalam ASEAN, setelah menuai protes dari berbagai
negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke ASEAN, atas dasar rasa
hormat kepada Indonesia. Awalnya, Myanmar menentang pemberian status observer kepada
Timor-Leste karena dukungan Timor-Leste terhadap pejuang pro-demokrasi Myanmar Aung San
Suu Kyi.
Sejak restorasi kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu
Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN.
Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste yang
sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota
ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara Pasifik
atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih
menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan
apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum.

Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi


anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah
menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN pada tahun 2012, hal ini sangat
di dukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti
Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat bahwa Pemerintah
Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari
2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi
keanggotaan ASEAN.

[sunting] Perbandingan dengan blok/negara lainnya


PDB (PPP) Negara
Badan Wilayah Populasi PDB (PPP)
km² juta $AS per kapita anggota
$AS
UE 3.977.487 456.285.839 11.064.752 24.249 25
ASEAN 4.400.000 553.900.000 2.172.000 4.044 10
CSN 17.715.335 366.669.975 2.635.349 7.187 12
NAFTA 21.588.638 430.495.039 12.889.900 29.942 3
AU 29.797.500 850.000.000 1.515.000 1.896 53
Negara Pembagian
besar politik
India 3.287.,590 1.102.600.000 3.433.000 3.100 35
China 9.596.960 1.306.847.624 7.249.000 5.200 33
Amerika Serikat1 9.631.418 296.900.571 11.190.000 39.100 50
Kanada1 9.984.670 32.507.874 958.700 29.800 13
Rusia 17.075.200 143.782.338 1.282.000 8.900 89

Pada tahun 2003. Warna sian menandai nilai terbesar, hijau untuk terkecil, di antara blok yang dibandingkan.
Sumber: CIA World Factbook 2004, IMF WEO Database
1
Anggota NAFTA

[sunting] Status ekonomi


Tabel PDB berdasarkan PPP , dikeluarkan oleh IMF pada September 2004.
PDB (PPP) PDB (PPP)
Negara juta per kapita
dolar inter. dolar inter.

 Indonesia 820.543 3.661 (6)


 Thailand 514.236 7.851 (4)
 Filipina 391.849 4.652 (5)
 Malaysia 271.167 10.449 (3)
 Vietnam 222.345 2.685 (7)
 Singapura 111.507 25.384 (1)
 Myanmar 81.283 1.466 (10)
 Kamboja 25.648 1.775 (9)
 Laos 11.832 1.972 (8)
 Brunei 5.658 15.171 (2)

[sunting] Nama ASEAN dalam bahasa-bahasa Asia


Tenggara
 Bahasa Indonesia: Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (digunakan di Indonesia)
 Bahasa Jawa: Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Kidul-Wétan (digunakan di Indonesia)
 Bahasa Melayu: Persatuan Negara-negara Asia Tenggara (digunakan di Malaysia,
Singapura, dan Brunei Darussalam)
 Bahasa Tionghoa: 东南亚洲国家的协会 / 東南亞國家聯盟 (digunakan di Singapura
dan Malaysia)
 Bahasa Inggris: Association of Southeast Asia Nations (digunakan di Singapura dan
Filipina)
 Bahasa Thai: สมาคมแห่งประชาชาติเอเชย ี ตะวันออกเฉียงใต ้ / อาเซย
ี น (digunakan di
Thailand)
 Bahasa Vietnam: Hiệp hội các quốc gia Đông Nam Á (digunakan di Vietnam)
 Bahasa Tagalog: Kapisanan ng mga Bansa sa Timog-Silangang Asya (digunakan di
Filipina)
 Bahasa Laos: ສະມາຄົມປະຊາຊາດແຫ່ງອາຊີຕະເວັນອອກສຽງໃຕ້ (digunakan di Laos)
 Bahasa Burma/Myanmar: ? (digunakan di Myanmar)
 Bahasa Khmer: សមាគមន៏ប្រជាជាតិអាស៊អា ី គ្នេយ (digunakan di Kamboja)
 Bahasa Tamil: ஆசியான (digunakan di Singapura dan Malaysia)
 Bahasa Tetun: Asosiasun ba Nasaun Sudeste Aziátiku (digunakan di Timor Leste)
[sunting] Kerjasama ASEAN dengan India
India menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada KTT ke-5 ASEAN di Bangkok, Thailand
tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi Mitra wicara sektoral sejak 1992.
Pada KTT ke-1 ASEAN-India di Phnom Penh, Kamboja tanggal 5 November 2002 para
Pemimpin ASEAN dan India menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam
bidang perdagangan dan investasi, pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan
teknologi, teknologi informasi dan people to people contacts. Komitmen ASEAN dan India
tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and
Shared Prosperity and Plan of Action pada KTT ke-3 ASEAN-India di Vientiane, Laos tanggal
30 November 2004.[3]

Hubungan kerja sama Indonesia-India di bidang ekonomi dan perdagangan mulai timbul seiring
dengan adanya upaya-upaya ke arah kerja sama antara ASEAN dan Asosiasi Kerja Sama
Regional Asia Selatan (SAARC) untuk menuju kerja sama yang lebih luas di kawasan Asia.
Secara lebih konkret lagi, hubungan dan kerja sama yang lebih dekat telah terwujud dalam
hubungan kemitraan antara ASEAN dan India melalui format pertemuan tingkat tinggi
ASEAN+1 (India), di mana pertemuan keduanya diadakan di Bali pada bulan Oktober 2003 lalu

Masyarakat pertanian awal

Pertanian adalah perkembangan alami yang berasal dari kebutuhan. Sebelum pertanian, berburu
dapat memenuhi kebutuhan makanan. Masyarakat Asia Tenggara telah melakukan berbagai
kegiatan domestikasi baik berupa hewan maupun tanaman seperti memelihara anjing, ayam, dan
babi beribu-ribu tahun yang lalu. Makanan terkait dengan status sosial. Apabila makanan tersedia
berlebih, orang mengadakan pesta besar dan semua orang boleh makan sepuasnya. Orang-orang
kaya seperti ini biasanya bekerja bertahun-tahun mengumpulkan makanan atau kekayaan yang
dibutuhkan untuk pesta-pesta ini. Kebaikan orang-orang kaya itu akan diingat oleh masyarakat,
menjadi semacam tabungan budi untuk masa yang akan datang. Kebiasaan ini tersebar di seluruh
wilayah Asia Tenggara, bahkan sampai ke Papua. Masyarakat dengan ciri seperti ini dikenal
sebagai masyarakat agraris.

Pada saat tekanan jumlah penduduk mencapai titik yang membutuhkan intensifikasi pertanian,
berkembang teknik bercocok tanam, seperti menanam ubi jalar di Papua atau menanam padi di
wilayah Indonesia lainnya. Para ahli prasejarah berpendapat, teknik bercocok tanam padi sawah
dikenal masyarakat Asia Tenggara dari Tiongkok, khususnya lembah Sungai Yangtse dan
Yunnan.
Teras persawahan di pulau Jawa, Indonesia

Kegiatan menanam ubi di Papua, contohnya, dimulai dengan menempatkan umbi di lahan yang
telah dipersiapkan, menyiangi gulmanya, menunggunya hingga berkembang, dan kemudian
memanen hasilnya. Urut-urutan kegiatan ini masih dilakukan oleh kaum wanita di berbagai
masyarakat tradisional di Asia Tenggara; sedangkan kaum pria mengerjakan tugas-tugas yang
lebih berat seperti mempersiapkan lahan atau memagarinya untuk menghidari kerusakan karena
hama babi.

[sunting] Zaman perundagian awal di semenanjung Asia Tenggara

Sekitar abad ke-5 SM, penduduk dari daerah Dongson, yang sekarang termasuk dalam wilayah
Vietnam, telah mampu menguasai keterampilan dasar pengolahan logam. Hasil kebudayaan
logam mereka adalah yang paling tua yang telah ditemukan oleh para arkeolog di Asia Tenggara.
Sedangkan masyarakat terawal yang diketahui di Thailand - yaitu sekitar tahun 3,000 SM -
berlokasi di daerah Ban Chiang.

Pada sekitar tahun 2,500 SM, bangsa Melayu mulai menyebar di wilayah semenanjung dan
memperkenalkan teknologi primitif pengerjaan logam yang telah mereka kuasai di wilayah ini.
Sekitar tahun 1,500 SM, bangsa Mon mulai memasuki wilayah Burma, sedangkan bangsa Tai
datang lebih belakangan dari daerah selatan Tiongkok ke daratan Asia Tenggara untuk kemudian
menempatinya pada sekitar milenium pertama Masehi.

[sunting] Zaman neolitikum akhir dan zaman perundagian awal di Asia


Tenggara kepulauan

Bagian ini membutuhkan pengembangan

[sunting] Kerajaan-kerajaan kuno


Kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu kerajaan-kerajaan agraris dan kerajaan-kerajaan maritim.
Kegiatan utama kerajaan-kerajaan agraris adalah pertanian. Mereka kebanyakan terletak di
semenanjung Asia Tenggara. Contoh kerajaan agraris adalah Kerajaan Ayutthaya, yang terletak
di delta sungai Chao Phraya, dan Kerajaan Khmer yang berada di Tonle Sap. Kerajaan-kerajaan
maritim kegiatan utamanya adalah perdagangan melalui laut. Kerajaan Malaka dan Kerajaan
Sriwijaya adalah contoh dari kerajaan maritim.

Tidak banyak yang diketahui mengenai kepercayaan dan praktek keagamaan Asia Tenggara,
sebelum kedatangan dan pengaruh agama dari para pedagang India pada abad ke-2 Masehi dan
seterusnya. Sebelum abad ke-13, agama-agama Buddha dan Hindu adalah kepercayaan utama di
Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di daratan (semenanjung) Asia Tenggara pada umumnya
memeluk agama Buddha, sedangkan kerajaan-kerajaan di kepulauan Melayu (Nusantara)
umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu. Beberapa kerajaan yang berkembang di semenanjung
ini, awalnya bermula di daerah yang sekarang menjadi negara-negara Myanmar, Kamboja dan
Vietnam.

Peninggalan ibukota Kerajaan Ayutthaya, Thailand

Kekuasaan dominan yang pertama kali muncul di kepulauan adalah Sriwijaya di Sumatra. Dari
abad ke-5 Masehi, Palembang sebagai ibukota Sriwijaya menjadi pelabuhan besar dan berfungsi
sebagai pelabuhan persinggahan (entrepot) pada Jalur Rempah-rempah (spice route) yang
terjalin antara India dan Tiongkok. Sriwijaya juga merupakan pusat pengaruh dan pendidikan
agama Buddha yang cukup berpengaruh. Kemajuan teknologi kelautan pada abad ke-10 Masehi
membuat pengaruh dan kemakmuran Sriwijaya memudar. Kemajuan tersebut membuat para
pedagang Tiongkok dan India untuk dapat secara langsung mengirimkan barang-barang diantara
keduanya, serta membuat kerajaan Chola di India Selatan dapat melakukan serangkaian
penyerangan penghancuran terhadap daerah-daerah kekuasaan Sriwijaya, yang mengakhiri
fungsi Palembang sebagai pelabuhan persinggahan.

Pulau Jawa kerap kali didominasi oleh beberapa kerajaan agraris yang saling bersaing satu sama
lain, termasuk diantaranya kerajaan-kerajaan wangsa Syailendra, Mataram Kuno dan akhirnya
Majapahit.

Para pedagang Muslim mulai mengunjungi Asia Tenggara pada abad ke-12 Masehi. Samudera
Pasai adalah kerajaan Islam yang pertama. Ketika itu, Sriwijaya telah diambang keruntuhan
akibat perselisihan internal. Kesultanan Malaka, yang didirikan oleh salah seorang pangeran
Sriwijaya, berkembang kekuasaannya dalam perlindungan Tiongkok dan mengambil alih
peranan Sriwijaya sebelumnya. Agama Islam kemudian menyebar di seantero kepulauan selama
abad ke-13 dan abad ke-14 menggantikan agama Hindu, dimana Malaka (yang para penguasanya
telah beragama Islam) berfungsi sebagai pusat penyebarannya di wilayah ini.

Beberapa kesultanan lainnya, seperti kesultanan Brunei di Kalimantan dan kesultanan Sulu di
Filipina secara relatif mengalami sedikit hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya.

[sunting] Penjajahan Eropa


Bangsa Eropa pertama kali sampai di Asia Tenggara pada abad keenam belas. Ketertarikan di
bidang perdaganganlah yang umumnya membawa bangsa Eropa ke Asia Tenggara, sementara
para misionaris turut serta dalam kapal-kapal dagang dengan harapan untuk menyebarkan agama
Kristen ke wilayah ini.

Portugis adalah kekuatan Eropa pertama yang membuka akses jalur perdagangan yang sangat
menguntungkan ke Asia Tenggara tersebut, dengan cara menaklukkan Kesultanan Malaka pada
tahun 1511. Belanda dan Spanyol mengikutinya dan segera saja mengatasi Portugis sebagai
kekuatan-kekuatan European utama di wilayah Asia Tenggara. Belanda mengambil-alih Malaka
dari Portugis di tahun 1641, sedangkan Spanyol mulai mengkolonisasi Filipina (sesuai nama raja
Phillip II dari Spanyol) sejak tahun 1560-an. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau
Perserikatan Perusahaan Hindia Timur yang bertindak atas nama Belanda, mendirikan kota
Batavia (sekarang Jakarta) sebagai pusat perdagangan dan ekspansi ke daerah-daerah lainnya di
pulau Jawa, serta wilayah sekitarnya.

Inggris, yang diwakili oleh British East India Company, secara relatif datang ke wilayah ini lebih
kemudian. Diawali dengan Penang, Inggris mulai memperluaskan kerajaan mereka di Asia
Tenggara. Mereka juga menguasai wilayah-wilayah Belanda selama Perang Napoleon. Di tahun
1819, Stamford Raffles mendirikanSingapura sebagai pusat perdagangan Inggris dalam rangka
persaingan mereka dengan Belanda. Meskipun demikian, persaingan tersebut mereda di tahun
1824 ketika dikeluarkannya traktat Anglo-Dutch yang memperjelas batas-batas kekuasaan
mereka di Asia Tenggara. Sejak tahun 1850-an dan seterusnya, mulailah terjadi peningkatan
kecepatan kolonisasi di Asia Tenggara.

Kejadian ini, yang disebut juga dengan nama Imperialisme Baru, memperlihatkan terjadinya
penaklukan atas hampir seluruh wilayah di Asia Tenggara, yang dilakukan oleh kekuatan-
kekuatan kolonial Eropa. VOC dan East India Company masing-masing dibubarkan oleh
pemerintah Belanda dan pemerintah Inggris, yang kemudian mengambil-alih secara langsung
administrasi wilayah jajahan mereka. Hanya Thailand saja yang terlepas dari pengalaman
penjajahan asing, meskipun Thailand juga sangat terpengaruh oleh politik kekuasaan dari
kekuatan-kekuatan Barat yang ada.

Tahun 1913, Inggris telah berhasil menduduki Burma, Malaya dan wilayah-wilayah Borneo,
Perancis menguasai Indocina, Belanda memerintah Hindia Belanda, Amerika Serikat mengambil
Filipina dari Spanyol, sementara Portugis masih berhasil memiliki Timor Timur.
Penguasaan kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap Asia Tenggara. Kekuatan-
kekuatan kolonial memang memperoleh keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan
pasar Asia Tenggara yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan wilayah ini dengan
tingkat pengembangan yang berbeda-beda. Perdagangan hasil pertanian, pertambangan dan
ekonomi berbasis eksport berkembang dengan cepat dalam periode ini. Peningkatan permintaan
tenaga kerja menghasilkan imigrasi besar-besaran, terutama dari India dan Cina, sehingga
terjadilah perubahan demografis yang cukup besar. Munculnya lembaga-lembaga negara bangsa
modern seperti birokrasi pemerintahan, pengadilan, media cetak, dan juga pendidikan modern
(dalam lingkup yang terbatas}, turut menaburkan benih-benih kebangkitan grakan-gerakan
nasionalisme di wilayah-wilayah jajahan tersebut.

[sunting] Asia Tenggara masa kini


Asia Tenggara modern memiliki ciri-ciri pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada sebahagian
besar negara-negara anggotanya dan semakin dekatnya integrasi regional. Singapura, Brunei dan
Malaysia secara tradisional mengalami pertumbuhan yang tinggi dan pada umumnya dianggap
sebagai negara-negara yang lebih maju di wilayah ini. Thailand, Indonesia dan Filipina dapat
dianggap sebagai negara-negara berpenghasilan menengah di Asia Tenggara, sementara Vietnam
pada beberapa waktu terakhir juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Beberapa
negara yang masih tertinggal pertumbuhannya adalah Myanmar, Kamboja, Laos, dan Timor
Timur yang baru merdeka.

Pada tanggal 8 Agustus 1967, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) didirikan oleh
Thailand, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Setelah diterimanya Kamboja ke dalam
kelompok ini pada tahun 1999, Timor Timur adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang
bukan merupakan anggota ASEAN. Tujuan ASEAN adalah untuk meningkatkan kerjasama antar
komunitas Asia Tenggara. ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah didirikan untuk

Anda mungkin juga menyukai