Anda di halaman 1dari 2

Saat ini banyak orang yang memakai kompor gas LPG (Liquefied Petroleum Gas) karena

pengaruh dari program pemerintah mengkonversi dari minyak tanah ke gas LPG sebagai bahan bakar
kompor yang digunakan. Meskipun kompor gas LPG memiliki kelebihan lebih praktis penggunaannya
dari
kompor minyak tanah, tetapi masih memiliki kekurangan yaitu bahaya yang ditimbulkannya jika
terjadi
kebocoran gas. Bahaya tersebut dapat menimbulkan ledakan bahkan kebakaran yang membahayakan
penggunanya. Dari bahaya tersebut maka diperlukan pendeteksi kebocoran serta tanda peringatan
adanya kebocoran dan dilengkapi penanganannya.
Untuk mendapatkan sistem yang dapat bekerja secara otomatis, maka diperlukan mikrokontroler
sebagai pengontrol. Sistem dirancang menggunakan sensor gas LPG yang berfungsi mendeteksi
kebocoran gas pada peralatan kompor gas. Selain itu sistem yang dirancang dilengkapi LCD sebagai
informasi konsentrasi gas bocor yang dideteksi sensor.
Waktu yang dibutuhkan katup untuk menutup setelah adanya kebocoran gas pada regulator
rata-rata 0,42 detik. Bila kebocoran terjadi pada ujung selang dekat kompor membutuhkan waktu
rata-rata
1,76 detik dan bila kebocoran terjadi pada ujung selang dekat regulator membutuhkan waktu rata-
rata
2,33 detik.
Untuk dapat mengurangi bahaya akibat kebocoran gas masyarakat perlu mengetahui tanda-tanda
kebocoran seperti, tercium bau gas menyengat, dan terdapat bunyi mendesis pada saluran gas. Selain
itu juga harus mengambil tindakan pencegahan terjadinya ledakan dan kebakaran sedini mungkin.
Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan segera mungkin melepas regulator dan membawa tabung
keluar ruangan dan di tempat terbuka, segera buka pintu dan jendela agar gas dapat keluar dari
ruangan dengan cepat. serta tidak menyalakan api selama bau gas masih ada pada ruangan. Namun,
kebocoran gas tidak selalu diketahui orang dengan cepat dan segera mengambil tindakan pencegahan
ledakan dan kebakaran. Dalam tugas akhir Era Harara 2006 menjelaskan bahwa ketika kebocoran gas
LPG terdeteksi oleh sensor gas kemudian buzzer berbunyi dan katup pada mulut tabung gas akan
menutup serta sebagai kontroler menggunakan FPGA (Field Programmable Gate Arrays). Dari sumber
tersebut gas masih tetap di dalam ruangan yang tidak bisa keluar ruangan dengan cepat. Dengan
permasalahan tersebut, kami menambahkan dan memperbaiki sistem yang dapat mendeteksi dan
menanggulangi kebocoran gas LPG dengan segera menutup katup pada mulut tabung, menghidupkan
exhaust fan dengan on/off controller, memberi tanda bahaya dengan mengaktifkan buzzer dan
lampu indikator serta menampilkan pengukuran konsentrasi gas bocor yang dideteksi oleh tiga sensor
gas pada LCD dimana seluruh sistem diatur oleh mikrokontroler ATmega16.

Analisa
Kebanyakan kebocoran gas LPG berasal dari kondisi gelang karet yang ada pada leher tabung sudah kendor
sehingga gas bisa keluar dari cela diameter gelang karet yang kendor tersebut. Pemilihan titik kebocoran di selang
dekat kompor karena kebanyakan selang pada bagian tersebut mengalami penurunan elastisitas karet selang karena
tertekuk atau tidak lurus pada pemasangan dengan kompor hasil pengujian Setelah dilakukan pengujian pada
dasarnya untuk mendeteksi kebocoran dipengaruhi dari jarak antara posisi sensor dengan titik kebocoran gas serta
kecepatan hembusan gas yang menuju sensor. waktu yang dibutuhkan katup menutup setelah terjadi kebocoran gas
untuk satu titik kebocoran gas yang sama memiliki perbedaan yang cukup signifikan karena jumlah konsentrasi gas
yang keluar dari tabung tidak selalu sama. Pada pengukuran konsentrasi gas yang dilakukan kali ini masih
mengalami kendala sulit mendapatkan atau meminjam alat kalibrasi di dalam negeri.
Pada proses uji pendeteksian kebocoran perlu diperhatikan beberapa hal seperti:
1. Pengujian dilakukan di dalam suatu ruangan dengan kondisi tidak terdapat hembusan angin agar tidak
mengganggu kinerja sensor.
2. Sensor dapat bekerja dengan baik setelah di-on-kan selama ± 3 menit untuk mencapai kondisi optimal.

Anda mungkin juga menyukai