Anda di halaman 1dari 7

Judul : Komposting

Tujuan : Mengurangi jumlah limbah serta mengubah nilai suatu barang agar
memiliki nilai ekonomis serta membuat pupuk yang menyediakan
banyak unsur hara bagi tanah.
Landasan Teori :

Apa itu kompos?

Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah


mengalami pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak
berbau. Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun
persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang
sangat bermanfaat bagi tanaman.

Apa manfaat kompos?

Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Kompos


memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Kompos akan mengembalikan
kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur. Tanah miskin akan
menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi
kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman
tanpa kompos.

Apa saja yang bisa dibuat kompos?

Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau
bahan organik dapat dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput,
ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan
kotoran manusia bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal
dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga
menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak
mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah
dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain:
kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain
adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.

Mengapa harus dikomposkan terlebih dahulu?

Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih
mentah, apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa
diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar
juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang ‘setengah
matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan
sampai ‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah
tanaman menyerap hara dari tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi
tanah dan diberikan ke tanah lagi.

Bagaimana cara membuat kompos yang cepat, mudah, dan murah?

Membuat kompos sangat mudah. Secara alami bahan organik akan


mengalami pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya lama antara
setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan kondisinya. Agar proses
pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan.
Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator atau
inokulum atau biang kompos. Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba)
yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos.
Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup kecil dapat dikomposkan
tanpa harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan
keras, sebaiknya dicacah terlebih dahulu. Aktivator kompos harus dicampur
merata ke seluruh bahan organik agar proses pengomposan berlangsung
lebih baik dan cepat.

Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air
ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator
kompos. Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi
kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses
pengomposan. Jadi basahnya harus cukup. Bahan juga harus cukup
mengandung udara. Seperti halnya air, udara dibutuhkan untuk kehidupan
jasad renik aktivator kompos.
Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu
ditutup. Penutupan ini bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari
air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan perubahan suhu.

Bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos matang. Lama


waktu yang dibutuhkan antara 2 minggu sampai 6 minggu tergantung dari
bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang lunak dapat dikomposkan
dalam waktu yang singkat, 2 – 3 minggu. Bahan-bahan yang keras
membutuhkan waktu antara 4 – 6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang
adalah bentuknya sudah berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat
kehitaman, tidak berbau menyengat, dan mudah dihancurkan/remah.

Bagaiman cara penggunaan kompos?

Kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman.


Tidak ada batasan baku berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman.
Secara umum lebih banyak kompos memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi
jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam
pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan satu bagian
kompos : tiga bagian tanah.

Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau


lebih dikenal dengan istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya
dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga
bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia dapat
dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos.
Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian,
holtikultura, perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan.
Misalnya untuk tanaman: padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang,
kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu, aglonema, gelombang cinta,
mangga, akasia, dan lain-lain.

Alat dan bahan :


• Sekam Padi

• Serabut Kelapa

• Alat pengaduk (bisa berupa sekop, cangkul atau yang lainnya


asalkan tahan dengan panas)

Langkah Kerja :

Langkah Pertama (Membakar Sekam Padi)

• Siapkan alat dan bahan

• Mencari limbah sekam padi di tempat penyelipan padi

• Bakar serabut kelapa

Catatan : jangan menggunakan bensin atau minyak tanah terlalu


banyak untuk memicu api, sebaiknya gunakan daun kelapa yang
kering agar sekam padi tidak mengandung minyak setelah di
aplikasikan ke tanah
• Setelah api membesar, taburkan sekam padi di atas serabut kelapa
yang telah terbakar sampai semua serabut kelapa yang terbakar
tertutupi

• Tunggu sampai sekam padi pada bagian luar berwarna hitam

• Kemudian aduk dengan cara mengangkat sekam padi yang berada di


bawah ke atas sehingga bagian sekam padi pada bagian atas akan
turun sedikit demi sedikit

• Kemudian tunggu beberapa saat dan di aduk lagi sampai semua


sekam padi berwarna hitam
• Pisahkan serabut kelapa yang telah terbakar dengan sekam padi
yang sudah berwarna hitam sehingga bara api pada sekam padi
sudah hilang

Catatan : sebaiknya sekam padi yang sudah berwarna hitam di siram


dengan air, karena kemungkinan pada sekam api masih mengandung
bara api agar sekam padi tidak menjadi abu

Langkah Ke-dua (Mebuat Kompos)

• Siapkan alat dan bahan

• Gali lubang untuk mengubur limbah organik/jerami

• Apabila sudah selesai menggali lubang sebelum meletakkan jerami


sebaiknya di beri alas agar pada saat pengambilan kompos mudah di
lakukan
• Selanjutnya letakkan jerami di dalam lubang tersebut

• Lalu kubur kembali dengan tanah


• Lakukan penyiraman setiap seminggu sekali namun pada minggu
terakhir jangan melakukan penyiraman agar pada saat mengambil
kompos yang sudah jadi tidak terlalu basah

Anda mungkin juga menyukai