Jenis Kegiatan :
PKM Penulisan Ilmiah
Diusulkan oleh :
Yermi Dwi Ariyati 2303 039 016
Nurul musyafa’ah 2303 039 029
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Elly Agustianie, M.Eng
b. NIP : 131 474 390
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Hidrodinamika IV Blok T 74
ITS Sukolilo Surabaya
(031)5935368 dan 08123027006
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Tugas Akhir
___________________________________________________________
Abstrak
Dari hasil studi menunjukkan minyak kacang tanah dapat digunakan sebagai
bahan baku yang baik dalam industri margarin karena minyak kacang tanah
memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang rendah serta bilangan Iodin
yang kecil Selain itu limbahnya yang berupa Soap stock dapat digunakan untuk
industri sabun dan karbon aktif sisa produksi dapat digunakan oleh industri
pupuk.
Proses netralisasi
Proses bleaching
Proses hidrogenasi
Proses deodorisasi
Proses emulsifikasi
Margarine
O O
OH ONa
sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran
seperti fosfolida dan protein dengan cara membentuk emulsi. Sabun atau
emulsi yang terbentuk dapat dipisahkan dari minyak dengan cara
sentrifugasi. (Ketaren, 1950)
2. Tahap Bleaching (pemucatan)
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat
warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan dilakukan dengan
mencampur minyak dengan sejumlah kecil adsorben, seperti bleaching
earth (tanah pemucat), dan karbon aktif. Zat warna dalam minyak akan
diserap oleh permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid
(gum dan resin) serta hasil degradasi minyak misalnya peroksida.
3. Tahap Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari
rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Proses hidrogenasi
dilakukan dengan menggunakan hydrogen murni dan ditambahkan serbuk
nikel sebagai katalisator.
Mekanisme proses Hidrogenasi :
H2
R – CH = CH – CH2 – COOHR → CH2 – CH2 – CH2 – CHOOH
Ni
Reaksi pada proses hidrogenasi terjadi pada permukaan katalis yang
mengakibatkan reaksi antara molekul-molekul minyak dengan gas
hydrogen.
Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi
daripada katalis yang lain (palladium, platina, copper chromite). Hal ini
karena nikel lebih ekonomis dan lebih efisien daripada logam lainnya.
Nikel juga mengandung sejumlah kecil Al dan Cu yang berfungsi sebagai
promoter dalam proses hidrogenasi minyak.
4. Tahap Deodorisasi
Proses Deodorisasi adalah suatu tahap pemurnian minyak yang bertujuan
untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Proses
Deodorisasi dilakukan dengan penyulingan minyak dengan uap panas
dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum. Deodorisasi perlu dilakukan
terhadap minyak yang akan digunakan untuk bahan pangan. Proses
Deodorisasi dilakukan di dalam tabung baja yang tertutup vertical yaitu
memompakan minyak ke dalam ketel deodorisasi. Kemudian minyak
tersebut dipanaskan pada suhu 210oC pada tekanan atmosfer dan
selanjutnya pada tekanan rendah (dibawah 1 kPa) sambil dialiri uap panas
selama 1-2 jam untuk mengangkut senyawa yang dapat menguap.
Penurunan tekanan selama proses deodorisasi akan mengurangi jumlah
uap yang akan digunakan dan mencegah hidrolisa minyak oleh uap air.
Pada tangki deodorisasi (D-240) ini bekerja pada suhu 2100C dan tekanan
0,03 atm.
5. Tahap Emulsifikasi
Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak dengan
cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu 80oC
dengan tekanan 1 atm. Terdapat dua tahap pada proses Emulsifikasi yaitu :
a. Proses pencampuran emulsifier fase minyak
Emulsifier fase minyak merupakan bahan tambahan yang dapat
larut dalam minyak yang berguna untuk menghindari terpisahnya
air dari emulsi air minyak terutama dalam penyimpanan.
Emulsifier ini contohnya Lechitin sedangkan penambahan β-
karoten pada margarine sebagai zat warna. Serta vitamin A dan D
untuk menambah gizi.
b. Proses pencampuran emulsifier fase cair
Emulsifier fase cair merupakan bahan tambahan yang tidak larut
dalam minyak. Bahan tambahan ini dicampurkan ke dalam air yang
akan dipakai untuk membuat emulsi dengan minyak. Emulsifier
fase cair ini adalah :
- garam untuk memberikan rasa asin
- TBHQ sebagai bahan anti oksidan yang mencegah
teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak
menjadi rusak dan berbau tengik
- Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet.
(Bailey’s,1950)
6. Packaging
Setelah tahap emulsifier selesai kemudian, dilanjutkan ke proses
packaging.
Metodologi Percobaan
a. Tahap netralisasi
1. Crude Oil minyak kacang tanah di masukkan kedalam tangki
penyimpanan pada suhu 30 oC dan teknan 1 atm.
2. Kemudian crude oil dialirkan ke dalam heater. Dalam heater, crude oil
dipanaskan sampai suhu 57 o C untuk mempermudah proses netralisasi.
3. Pada proses netralisasi ditambahkan soda caustik (NaOH) ke dalam crude
oil. Rekasinya :
R – COOH + NaOH → R – COONa + H2O
Konsentrasi kaustik soda yang digunakan, tergantung dari jumlah asam
lemak bebas yang terdapat dari minyak kacang tanah tersebut. Pada
proses netralisasi, kondisi operasi pada suhu 57 oC.
b. Tahap bleaching
1. Setelelah proses netralisasi selesai, crude oil dialirkan kedalam centrifuge,
yang bertujuan untuk memisahkan soap stock yang terbentuk.
2. Minyak tersebut dipanaskan kembali dalam heater pada suhu 90 oC untuk
mempermudah proses bleaching. Tujuan dari proses bleaching adalah
untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak.
Dengan cara mencampur sejumlah minyak dengan adsorben (karbon
aktif).
3. Selanjutnya minyak dipisahkan dari adsorben dengan cara penyaringan
menggunakan pengepresan dengan filter press. Minyak yang hilang dari
proses tersebut kurang lebih 0,2 – 0,5 % dari berat yang dihasilkan setelah
proses bleaching.
c. Tahap hidrogenasi
1. Minyak yang telah melalui filter press dialirkan lagi ke tangki
hidrogenasi. Untuk mempercepat proses hidrogenasi, dalam tangki
ditambahkan katalis Nikel. Pada proses ini kondisi operasinya 3 atm
dengan suhu 180oC.
2. Minyak yang sudah selesai diproses secara hidrogenasi ditampung dalam
tangki penampung pada suhu 180 oC dan tekanan 1 atm, kemudian
dialirkan menuju ke filter press. Tujuan dari press filter adalah untuk
memisahkan padatan yang terkandung dalam minyak.
d. Tahap deodorisasi
1. Minyak setelah selesai dipisahkan dengan menggunakan filter press,
dialirkan kedalm tangki deodorisasi. Proses deodorisasi bertujuan untuk
menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Pada tangki
Deodorisasi ini bekerja pada suhu 210pC dan tekanan 0,03 atm.
2. Digunakan barometrik condensor untuk menangkap uap dalam proses
deodorisasi, selanjutnya minyak divakumkan dengan menggunakan pompa
vacuum (jet ejektor). Kemudian minyak didinginkan dalam cooler pada
suhu 80oC untuk mempermudah proses emulsifikasi.
e. Tahap emulsifikasi
1. Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak dengan
cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu 80oC
dengan tekanan 1 atm. Pada tangki emulsifikasi digunakan tangki emulsi
fase minyak yang berisi Lechitin, β-karoten serta vitamin A dan D untuk
menambah gizi. Sedangkan pada tangki emulsi fase cair berisi garam
untuk memberikan rasa asin, TBHQ sebagai bahan anti oksidan yang
mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi
rusak dan berbau tengik, Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet.
2. Selanjutnya minyak dialirkan ke tangki votator. Tangki votator adalah
tangki yang digunakan agar margarin yang dihasilkan bersifat plastis
dengan adanya pengadukan didalam tangki yang berfungsi menurunkan
suhu dari 80oC menjadi 28oC dan tekanan 1 atm.
f. Tahap packing
1. Dari tangki votator tersebut dialirkan ke tangki produk yang kemudian
dilakukan packing.
HASIL PENELITIAN
1. Minyak kacang tanah dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku lain
dalam proses pembuatan margarin selain dari minyak kelapa sawit.
2. Produk margarin dari minyak kacang tanah mempunyai kualitas yang sama
dengan margarin dari minyak kelapa sawit.
PEMBAHASAN
1. Minyak kacang tanah dapat digunakan sebagai alternatif lain dalam proses
pembuatan margarin sebagai akibat dari penurunan bahan baku minyak
nabati lain seperti minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan minyak jagung.
2. Untuk mencukupi kebutuhan konsumen akan kebutuhan margarin, dapat
digunakan minyak kacang tanah sebagai bahan baku pembuatan margarin,
karena produk margarin dari minyak kacang tanah mempunyai kualitas yang
sama dengan margarin dari minyak kelapa sawit.
3. Minyak kacang tanah merupakan minyak nabati yang mempunyai kandungan
asam lemak tak jenuh lebih rendah dari minyak kacang kedelai ataupun
minyak jagung, sehingga minyak kacang tanah cukup baik sebagai bahan baku
pembuatan margarin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bailey’s, Alton E., “industrial Oil and Fat Product”, 4th edition, Intersince
Publisher, New York, 1951
2. F.G. Winarno, “Kimia Pangan dan Gizi”, P.T Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1991
3. George T. Austin, “ Shreeve’s Chemical Process Industries”, 2nd edition,
Allyn and Bacom Inc., 1983
4. Hougen, O.A, “ Chemical Process Principles “, 2th edition, Part I, 1954, John
Wiley and Son Inc, New York.
5. Hugot, E. “ Hand Book of Cane Sugar Engineering “, 2th edition, completely
revised edition, Elsivier Publishing Company, Amsterdam, London.
6. Ketaren, S., “ Minyak dan Lemak Pangan”, International Student edition,
McGraw Hill Kogakusha Ltd., Tokyo, 1950
7. Kirk, R.E & Othmer D.P., “Encyclopedia of Chemical Technology”, volume
9, Intersince Publisher, New York, 1971
8. Perry, R,H “ Perry’s Chemical Engineering Hand Book “, 6th edition, 1984.
McGraw – Hill International edition , New York.