Anda di halaman 1dari 6

Edisi : Juni 2010

Rubrik : obat tradisional


halaman :2
naskah/poto : edisi Mei 2010/ambiyen

Sirna Ambeien Oleh Pegagan

Ambeien memaksa Mulyono membatasi hobi merawat tanaman hias. Ia pulih setelah 6 bulan

mengkonsumsi pegagan.

Rutinitas harian Mulyono dimulai dengan buang air besar. Namun, sebulan terakhir ia merasa

ada yang tidak beres dengan "urusan belakang" itu. Saat membersihkan, terasa ada benjolan di dekat

anus. Mulyono abai sampai suatu pagi ia buang air besar disertai darah. Saat Mulyono berdiri,

ternyata benjolan itu membesar sehingga membuatnya kesulitan melangkah. Rasa nyeri mendera

Mulyono saat ia bergerak. "Berdiri tidak enak, duduk pun sulit," kata ayah 1 anak itu.

Sore harinya, Mulyono memeriksakan kondisinya ke dokter. Diagnosis dokter menyatakan ia

menderita ambeien. Dokter memberi salep untuk dioleskan setiap pagi dan sore. Awalnya krim dalam

salep itu tampak menjanjikan lantaran hari berikutnya darah berhenti mengucur. Saat dioleskan, salep

itu memberikan sensasi dingin sehingga mengurangi nyeri. Sayang, khasiat salep itu hanya sampai di

sana. Benjolan ambeien tak kunjung mengecil meski pria kelahiran 34 tahun lalu itu rutin

menggunakan salep dari dokter.

Setelah 2—3 minggu digunakan, salep itu akhirnya habis. Mulyono kembali menemui dokter,

tapi dokter tetap menganjurkannya menggunakan salep yang sama. Tidak punya pilihan lain, Mulyono

pun kembali menggunakannya. Sebulan berselang, salep kedua sudah habis padahal ambeien yang

diderita memburuk. Sehabis buang air besar, tonjolan di anusnya mesti didorong agar masuk kembali.

"Satu-satunya jalan hanya operasi," kata Mulyono menirukan ucapan dokter yang memeriksanya.

Beragam pemicu
Saran dokter yang terakhir itu tidak serta-merta diikuti Mulyono. Selain mahal, ia khawatir

bakal didera rasa sakit luarbiasa pascaoperasi. Pemberian salep pun dihentikan lantaran ia merasa

salep itu tidak menyembuhkan. "Percuma beli mahal-mahal kalau hasilnya tidak ada," kata Mulyono.
Maklum, ia sudah menghabiskan hampir setengah juta rupiah tanpa tanda-tanda kesembuhan bakal

menghampiri. Akhirnya Mulyono memutuskan mencari pengobatan yang lebih terjangkau.

Ambeien alias wasir—kalangan medis menyebutnya haemorrhoid, dari kata haemo yang

berarti darah dan rhema yang berarti aliran—terjadi saat pembuluh balik di sekitar otot anus melebar

dan membesar. Pemicu terjadinya pelebaran itu beragam, mulai dari gangguan aliran darah, aktivitas

fisik rendah, perubahan hormonal pada perempuan hamil, konsumsi makanan rendah serat, sampai

faktor genetis. "Infeksi bakteri sekunder pada luka di bagian yang membengkak menyebabkan gatal,"

kata dr Rizaldy Pinzon MKes SpS, dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta.

Menurut tempat terjadinya, ada ambeien dalam dan luar. Ambeien dalam terjadi saat

pembuluh darah balik di dinding rektum membengkak sehingga saat dilewati feses terasa mengganjal.

Saat bergesekan dengan feses, bagian yang membengkak itu bisa terluka sehingga saat buang air

besar kadang disertai darah. Berdasarkan keparahannya, ambeien dalam terbagi 4. Tingkat 1, paling

ringan, hanya terjadi buang air besar bercampur darah tanpa adanya tonjolan keluar anus.

Sedangkan pada ambeien tingkat 4, muncul tonjolan permanen. "Itu hanya bisa dipulihkan dengan

operasi," kata Rizaldy.

Sebagian besar penderita ambeien sembuh hanya dengan mengatur pola konsumsi, tanpa

pengobatan medis. "Hindari makanan pedas, terlalu berlemak, atau banyak mengandung minyak,"

kata Lina Mardiana, konsultan kesehatan dan herbalis di Yogyakarta. Pasalnya, makanan-makanan

itu merangsang peregangan berulang otot rektum sehingga memperburuk pembuluh darah yang

membengkak. Akibatnya, muncul rasa nyeri lantaran daerah rektum dipenuhi jaringan sel saraf.

Teh
Dari penelusuran literatur di perpustakaan daerah Provinsi DIY, ia tertarik kepada pegagan

Centella asiatica dan ingin mencoba khasiatnya. Bak gayung bersambut, Mulyono mendengar kabar

kalau di dekat tempat tinggalnya ada peracik herbal yang mengolah pegagan menjadi teh. Berbekal

informasi seadanya, ia menyusuri sisi utara perbatasan Sleman—Kulonprogo. Setelah berkali-kali

tersesat, sampailah Mulyono ke tempat Odho Sumarto, sang peracik herbal.

Hari berikutnya Mulyono mulai mengkonsumsi teh pegagan pada pagi dan sore, masing-
masing sejumput dilarutkan dalam air panas. Terkadang ia menambahkan gula. Sebulan sejak mulai

mengkonsumsi, tonjolan di anus melunak. Namun, selang beberapa hari mengeras kembali. Itu terus

berulang sampai 4 bulan setelah konsumsi sehingga Mulyono mulai ragu akan khasiatnya. Ia pun tak

lagi teratur meminumnya. "Sehari minum, sehari kemudian tidak. Kadang-kadang 2 hari tidak saya

minum," kata Mulyono.

Kondisi itu berlangsung hampir sebulan sampai suatu hari Mulyono merasakan tonjolan di

anus masuk kembali sesaat setelah ia berdiri usai buang air besar. Ia juga sudah lama tidak

merasakan nyeri, tapi tidak ingat kapan terakhir merasakannya. "Saya sampai tidak sadar kalau

sembuh," katanya. Kesembuhan itu datang setelah Mulyono mengkonsumsi teh pegagan selama 5

bulan. Kini ia tetap mengkonsumsi teh pegagan untuk mencegah penyakitnya kambuh. Selain itu ia

menghindari makanan pedas dan mengurangi mengangkat beban berat untuk mencegah kontraksi

berlebih otot rektum.

Menurut Lina Mardiana, pegagan membantu penyembuhan ambeien lantaran mengandung

zat antiinflamasi yang mencegah terjadinya peradangan. Maklum, "Luka akibat ambeien terjadi di

tempat yang selalu tertutup sehingga sembuhnya lama," kata Lina. Luka mengakibatkan jaringan

terbuka sehingga menjadi pintu gerbang masuknya bakteri patogen. Sistem imun merespon serangan

itu dengan menyempitkan pembuluh sehingga aliran darah melambat. Itulah yang disebut inflamasi

alias peradangan.

Kandungan zat antimikrobial pegagan juga membantu penyembuhan ambeien. Pada 2009,

Obayed Ullah dari Departemen Farmasi Southeast University, Bangladesh melakukan riset daya

antimikrobial pegagan. Obayed merendam 500 g serbuk kering daun pegagan dalam pelarut metanol

selama 15 hari lantas menyaring, memadatkan, dan melarutkannya dalam berbagai pelarut.

Hasilnya, ekstrak pegagan menghentikan pertumbuhan 13 jenis bakteri dan 3 jenis cendawan

yang bersifat patogen dalam tubuh manusia. Bakteri itu di antaranya Bacillus subtilis penyebab

disentri akut dan Staphylococcus aureus penyebab penyakit kulit. Sedangkan cendawan patogen

yang dilumpuhkan pegagan di antaranya Candida albicans penyebab penyakit kulit sampai

peradangan organ vital dan Aspergillus niger penyebab penyakit aspergilosis yang menyerang paru-
paru. (Argohartono Arie Raharjo)

foto:
1. pegagan
2. teh
3. mulyono
4. ilustrasi
Sinopsis
Edisi : Mei 2010
Rubrik : obat tradisional
halaman :2
naskah/poto : edisi Mei 2010/jangtung

Ling Zhi Akhiri Jantung Koroner

Hanya tinggal beberapa langkah Djahoeri masuk ke rumahnya ketika ia ambruk tak sadarkan

diri. Malam itu keluarga bergegas membawa pria 71 tahun itu ke instalasi gawat darurat (IGD) sebuah

rumahsakit di Surakarta. Hasil diagnosis dokter menyebutkan 85% arteri kanan jantung tersumbat

plak. Akibatnya jantung hanya mendapat kurang dari seperlima pasokan oksigen normal. Untuk

mengatasi itu dokter memberikan suntikan vasodilator. Itu untuk memperlebar pembuluh darah.

Dokter lazimnya menunggu 8 jam hingga vasodilator itu bekerja. Dua jam pascapenyuntikan,

ia tersadar.Setelah 6 hari di ruang IGD, Djahoeri membaik. Ia lantas dipindahkan ke instalasi rawat

inap selama 5 hari sebelum akhirnya pulang. Penyakit jantung koroner seperti diidap Djahoeri itu

merupakan pembunuh nomor 1 dunia. Pasalnya, “Tiga dari 10 orang yang terserang menemui ajal,”

kata dr Nyoman Kertia SpPD KR, kepala subbagian reumatologi Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada dan spesialis penyakit dalam Rumahsakit dr Sardjito Yogyakarta.

Menurut Dr dr Budhi Setianto SpJP (K) dari rumahsakit jantung Harapan Kita, Jakarta, gejala

penyakit jantung koroner sering dimulai pada usia 10—20 tahun. “Timbunan lemak mulai terbentuk di

dinding dalam arteri koroner,” kata Budhi. Timbunan lemak itu bakal bertambah seiring bertambahnya

waktu. Akibatnya aliran darah dalam arteri koroner alias arteri jantung—dijuluki demikian lantaran

bentuknya menyerupai cincin alias corona—pun terganggu.

Munculnya timbunan lemak lantaran pola hidup tidak sehat. “Pemicu utamanya konsumsi

lemak jenuh dan aktivitas fisik rendah,” kata Nyoman. Data organisasi kesehatan dunia WHO

menyebutkan, 17-juta nyawa di dunia melayang akibat penyakit jantung pada 2009. Di Indonesia,

serangan jantung mengakibatkan 220.000 orang meninggal dan mengurangi harapan hidup sebanyak

14 tahun. Dari korban meninggal, dua pertiga di antaranya adalah perokok atau orang yang terpapar

asap rokok.
Djahoeri mengkonsumsi kapsul berisi 500 mg serbuk ling zhi 3 kali sehari—pagi sebelum

sarapan, siang sebelum makan siang, dan malam setelah makan malam. Setelah 2 hari

mengkonsumsi, dadanya terasa ringan. Sehari kemudian, Djahoeri kembali ke rumahsakit tempat ia

dirawat untuk memeriksakan kondisi. Dokter terkejut dengan denyut nadi Djahoeri yang begitu teratur

seolah jantung tidak bermasalah. Djahoeri meneruskan konsumsi 3 kapsul ling zhi sehari hingga

sebulan setelah ia pulang dari rumahsakit. Merasakan kondisi membaik, dosis konsumsi ia kurangi

menjadi 2 kapsul untuk mencegah akumulasi.

Menurut dr Sri Budiwati, dokter sekaligus herbalis di Surabaya yang meresepkan ling zhi,

jamur kayu itu kaya adenosin yang bertindak sebagai zat antiplatelet alias antipembekuan darah.

Adenosin mengaktifkan zat fosfolipase yang menghambat trombosit berubah menjadi trombokinase.

Terbentuknya trombokinase membuat darah membeku sehingga berhenti mengalir. “Kalau itu terjadi

di arteri koroner, terjadilah serangan jantung,” kata Sri.

Pernyataan Sri diperkuat riset yang dilakukan Prof Wachtel Galor PhD dan koleganya di

Universitas Politeknik Hongkong. Riset itu menunjukkan, konsumsi 1,1 g ling zhi per hari selama 10

hari meningkatkan kapasitas antioksidan dalam urine sebanyak 30% serta mengurangi plasma lipid

dan kadar asam urat dalam darah—penyebab munculnya timbunan lemak—sebanyak 10%. (A. Arie

Raharjo)

Narasumber:

HM Djahoeri dr Nyoman Kertia SpPD KR


Kampung Distrikan Kelurahan Nusukan Subbagian Reumatologi FK UGM
Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta Sekip, Yogyakarta 55281 tel. 0274-902500,
tel. 0271-718613 (khusus redaksi) 902505, 560300
HP 0819 1551 4005 (khusus redaksi)
dr Sri Budiwati Dr dr Budhi Setianto SpJP (K)
Klinik Q-Life, Jl. Raya Jemursari/Jl. Prapen Rumahsakit jantung Harapan Kita
No. 335, Surabaya Jl S Parman kav 87 Slipi Jakbar
tel. 031-8482 888, tel 021-5684 130
HP 0816 517 471 (khusus redaksi)

Anda mungkin juga menyukai