Anda di halaman 1dari 14

RESIKO PENYAKIT PARKINSON

SETELAH PENGOBATAN TAMOXIFEN


Oleh :
Susi purwitasari
• Latar Belakang
• Penyakit Parkinson (PD) adalah penyakit
menurunnya fungsi gerak tubuh yang bisanya terjadi
pada usia lanjut.
• yang menurunnya fungsi gerak kedua terbesar
setelah penyakit Alzheimer (AD) dan mempunyai
prevelensi sebesar sekitar 1,8% di antara usia lebih
dari 65 tahun. Wanita memiliki resiko yang lebih
rendah akan berkembangnya penyakit Parkinson
(PD) dibandingkan dengan pria dewasa.
• Perbaikan fungsi gerak berhubungan dengan pengobatan
estrogen dalam penelitian terhadap wanita dengan
penyakit Parkinson.
• Lebih jauh lagi, berbagai penelitian telah menunjukkan
beberapa faktor yang berhuhubungan dengan estrogen,
seperti terapi penggantian hormon, lamanya masa usia
subur, atau histerectomi juga berhubungan dengan resiko
PD.
• Namun beberapa penelitian lainnya, telah menunjukkan
tidak adanya atau bahkan adanya hubungan terbalik
dengan faktor-fator serupa.
• Modulator reseptor estrogen terpilih (SERM) merupakan suatu
golongan farmatik yang dapat berperan sebagai estrogen
maupun anti-estrogen pada jaringan yang berbeda.
• Tamoxifen merupakan SERM pertama yang dikembangkan, dan
sifat anti-estrogen yang diamati mengarah pada penggunaan
untuk pengobatan kanker payudara.
• Tamoxifen mengurangi mortalitas dan tingkat kekambuhan
penyakit pada pasien kanker paydara, dan mencegah kanker
payudara pada wanita yang mempunyai resiko tinggi. Tamoxin
adalah obat yang paling efektif dalam mengobati dan mencegah
sekitar 70% tumor kanker payudara, yang diklasifikasikan
sebagai tumor reseptor estrogen positif (ER+)
• Wanita memiliki resiko yang lebih rendah akan
berkembangnya penyakit Parkinson (PD) dibandingkan
dengan pria dewasa.
• Tamoxifen, yang bisanya digunakan untuk mengobati kanker
payudara, dapat mempengaruhi efek protektif dari estrogen
tersebut dan dapat meningkatkan resiko PD.
• membandingkan tingkat PD pada para pasien
berkebangsaan Denmark yang mempunyai kanker payudara
yang diobati dengan tamoxifen dibandingkan tanpa
tamoxifen.
 
METODE
• Populasi Penelitian
• Sebanyak 15.440 wanita berusia antara 45-70
tahun terdiagnosa kanker payudara stadium I
atau II, reseptor esterogen positif (ER+) antara
tahun 1990 dan 2004, teridentifikasi dari
Kleompok Kolaboratif Kanker Payudara
Denmark (DBCG).
• Sistem perawatan kesehatan nasional
Denmark memungkinkan adanya hubungan
antara pasien kanker payudara untuk masuk
ke dalam Catatan Pasien Nasional untuk
memastikan diagnosa PD yang akan datang.
• Pengobatan tamoxifen hanya mengindikasikan
ER+ kanker payudara dan hanya sedikit kasus
ER- yang diobati dengan tamoxifen.
• Resiko keseluruhan dan tingkat PD mengikuti
hasil identifikasi yang masuk ke dalam
penelitian dibandingkan di antara pasien yang
diobati dengan Tamoxifen sebagai suatu terapi
hormonal dengan para pasien yang tidak
mendapatkan Tamoxifen.
• Efek dari waktu pengobatan tamoxifen diuji
untuk memperkirakan periode diberikannya
tamoxifen.
• Analisis Statistik
• menghitung tingkat kejadian PD terhadap wanita yang
masuk ke dalam kelompok yang diberi pengobatan
tamoxifen (N=7153) dan membandingkannya dengan
tingkat kejadian PD pada wanita yang masuk ke dalam
kelompok yang tidak diberikan pengobatan tamoxifen
(N = 8266).
• menggunakan regresi proportional hazard yang
diimplementasikan ke dalam SAS versi 9 untuk
menghitung rasio bahaya antara tamoxifen dgn PD.
Hasil
• Secara total, 35 kasus PD teridentifikasi di
antara 15.419 pasien kanker payudara. Tidak
ada efek keseluruhan dari tamoxifen pada
tingkat PD yang teramati (HR = 1,3, 95% CI:
0,64-2,5), tetapi rasio bahaya PD sebesar 5,1
(95% CI: 1,0-25) terlihat empat hingga 6 tahun
tahun mengikuti setelah dimulainya
pengobatan tamoxifen.
• Pembahasan
• Sebuah pengujian pada efek pengobatan tamoxifen
terhadap tingkat PD di antara 15.419 pasien wanita
dengan kasus kanker payudara tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan pada tingkat PD secara
keseluruhan.
• Namun demikian, hasil yang diperoleh menandakan
adanya pengaruh variable waktu dimulai empat
tahun setelah pemberian terapi tamoxifen, yang
mana terlahir dari analisa stratifikasi resiko
• Estimasi rasio bahaya selama tiga tahun pertama setelah
dimulai pengobatan menunjukkan sedikit atau tidak adanya
efek dari tamoxifen terhadap tingkat PD.
• Namun dalam jagka waktu 4-6 thn, ada peningkatan rasio
bahaya yang teramati.
• Pola pengaruh variasi waktu ini sejalan dengan teori bahwa
suatu paparan tertentu hanya akan menunjukkan pengaruh
dalam kerangka waktu, cukup lama waktu yang dibutuhkan
setelah paparan agar efek yang ditimbulkan akibat dari
paparan tersebut mulai terlihat, tapi efek tersebut akan
berhenti ketika paparan sudah tidak aktif lagi.
• Sedangkan bukti pengaruh dari pengobatan tamoxifen
terhadap resiko PD tidaklah jelas.
• Efek tersebut menandakan bahwa pengobatan itu
dapat mempercepat gejala-gejala atau fatologi PD.
• Hasil ini juga sejalan dengan hipotesa dan bukti pada
model hewan bahwa estrogen mempunyai efek
protektif yang berfungsi melalui mekanisme yang
dapat diganggu oleh tamoxifen, yang sepertinya
melalui reseptor estrogen.
 
Kesimpulan
• Hasil-hasil tersebut memberikan bukti bahwa proses
protektif dari hormon estrogen terhadap PD yang
terjadi terganggu oleh adanya terapi tamoxifen.
• Pengobatan tamoxifen dapat berkaitan dengan naiknya
tingkat PD.
• Namun, efek ini bereaksi setelah empat tahun,
merupakan durasi yang terbatas, dan efek buruk ini
ditutupi oleh perlindungan terhadap kanker payudara
yang dihasilkan oleh terapi tamoxifen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai