Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MK PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

WILAYAH POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR


DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Oleh Nadya Putri Utami, 0806315686

Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kebutuhan manusia terhadap listrik


menjadi semakin tinggi. Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral dalam Statistik
Ketenagalistrikan dan Energi mencatat konsumsi penggunaan listrik di Indonesia mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun dengan kenaikan rata-rata konsumsi per
kapita sebesar 3.1% per tahun. Akan tetapi, peningkatan konsumsi listrik ini tidak diimbangi
dengan peningkatan daya/produksi listrik. Hal tersebut, ditambah buruknya manajemen
distribusi tenaga listrik, menyebabkan terjadinya krisis dalam penyediaan daya listrik di
Indonesia.

Provinsi Kalimantan Tengah sebagai salah satu Provinsi di Indonesia, juga tidak luput
dari krisis listrik. Saat ini, pasokan daya listrik Kalimantan Tengah yang sistem jaringan
kelistrikannya tergabung dengan Kalimantan Selatan, mengandalkan beberapa sumber
pasokan energi listrik diantaranya dari PLTU Asam-Asam dengan kapasitas 2 x 65 MW,
PLTA Riam Kanan kapasitas 3x10 MW, PLTD Trisakti dengan kapasitas 85.4 MW, dan
PLTG Trisakti dengan kapasitas 21 MW; yang keempatnya terletak di Kalimantan Selatan.
Selain itu, juga didukung oleh 300 unit PLTD mikro dengan kapasitas kecil.

Secara keseluruhan, daya maksimal yang mampu disediakan PLN Kalselteng adalah
260 MW, sementara kebutuhan pelanggan di wilayah ini pada beban puncaknya dapat
mencapai 252 MW. Hal ini berarti margin standar keandalan sistem tidak tercapai, karena
rasio daya dan kebutuhan sangat kecil yakni 260 : 252, bahkan cadangan pasokan listrik
nyaris tidak tersedia, sehingga memaksa PLN Kalselteng untuk melakukan pemadaman
bergilir dari waktu ke waktu. Penyediaan sumber energi (pembangkit listrik) baru menjadi
salah satu solusi utama untuk memecahkan permasalahan krisis daya listrik ini, terutama di
Kalimantan Tengah, di mana pembangkit listrik skala makro belum tersedia.
Kalimantan Tengah memiliki dua sumberdaya energi yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai pembangkit listrik, yakni sumberdaya air untuk pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) dan sumberdaya mineral (batubara) untuk pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU). Direktorat Jenderal Sumber Air Departemen Pekerjaan Umum mencatat sedikitnya
terdapat 11 sungai besar, 47 danau, dan 9 bendungan di Kalimantan Tengah, sementara
Depertemen Energi dan Sumberdaya Mineral mencatat Kalimantan Tengah memiliki potensi
batubara lebih dari 1 juta ton.

Meskipun demikian, terkait dengan isu lingkungan yang berkembang saat ini,
pembangunan PLTA tampak lebih esensial bila dibandingkan dengan pembangunan PLTU,
karena PLTA berasal dari sumberdaya air yang dapat terbarukan, sehingga dapat bertahan
dalam jangka waktu panjang, berbeda dengan batubara yang suatu saat dapat habis dan tidak
dapat terbarukan. Selain itu, dalam proses pembangkitan listriknya, PLTA tidak
menghasilkan emisi apapun, berbeda halnya dengan PLTU yang menghasilkan emisi atau
polutan yang dapat mencemari udara. Untuk membangun atau mengembangkan PLTA,
tentunya tidak dapat dilakukan pada sembarang lokasi, maka dari itu, diperlukan adanya
suatu analisis wilayah potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan
Tengah.

Pertanyaan Masalah
“Dimana letak wilayah yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan sebagai
pembangkit listrik tenaga air di Kalimantan Tengah?”

Variabel
 Sumberdaya Air
o Debit sungai (belum ada)
o Pola Aliran Sungai (ada)
o Lebar Sungai (ada)
 Kelerengan (belum ada)
 Penggunaan Tanah/Tutupan Vegetasi (ada)
 Curah Hujan (ada)

Anda mungkin juga menyukai