A.1. Letak
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( BPDAS ) Sampara terletak di propinsi Sulawesi Tenggara yang apabila ditinjau
dari letak geografis berada pada jazirah daratan Sulawesi bagian Tenggara dan terletak pada bagian Selatan garis
katulistiwa yang memanjang dari Utara ke Selatan dengan koordinat 03° 00¹ – 07° 00¹ Lintang Selatan dan 120° 45¹ –
124° 60¹ Bujur Timur. Wilayah ini sebelah Utara berbatasan dengan daratan Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi
Sulawesi Tengah, sebelah Timur berbatasan dengan perairan laut Banda dan Propinsi Maluku, sebelah Selatan
berbatasan dengan perairan laut Flores dan Propinsi Nusa Tenggara Timur, dan sebelah Barat berbatasan dengan
A.2. Luas
Luas wilayah kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( BPDAS ) Sampara yaitu : 3.814.000 Ha yang terdiri dari seluas
2.608.349 Ha berupa kawasan hutan seluas 1.205.651 Ha berupa areal penggunaan lain. Berdasarkan Neraca Sumber
Daya Hutan ( NSDH ) Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005 dari luas kawasan hutan yang ada tersebut diatas terdiri
dari 1.791.083 Ha ( 68,67 % ) masih berhutan dan seluas 817.266 Ha ( 31,33 % ) tidak berhutan
Jenis penggunaan lahan diluar kawasan hutan seluas 1.205.651 Ha terdiri dari : sawah seluas 16.830,41 Ha;
tegalan/ladang seluas 34.922,96 Ha; perkebunan seluas 61.673,52 Ha; Hutan Rakyat seluas 8.865,76Ha; perikanan darat
seluas 553,72 Ha; pemukiman/pekarangan seluas 10.199,10 Ha ; dan penggunaan lain termasuk pertambangan dan
Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 454/Kpts-II/1999 Tanggal 17 Juni 1999, dimana luas kawasan
perairan yaitu : 1.507.800 Ha dan luas kawasan hutan Propinsi Sulawesi Tenggara seluas 2.608.349 Ha yang terdiri dari
hutan konservasi 282.281 Ha (10,82 % ); Hutan Lindung 1.061.270 ( 40,69 % ); dan Hutan Produksi 1.264.798 Ha ( 48,49 % )
terdiri dari hutan produksi terbatas 419.244 Ha ( 16,07 % ; Hutan Produksi Tetap 633.431 Ha ( 24,29 % )dan Hutan Produksi
Adapun penutupan lahan yang berupa hutan terdiri dari : Hutan lahan kering; Hutan lahan kering sekunder; Hutan rawa
primer; Hutan rawa sekunder; Hutan mangrove primer; Hutan mangrove sekunder dan Hutan tanaman. Sedangkan
penutupan lahan yang bukan berupa hutan terdiri dari : semak/belukar;belukar rawa; savana; perkebunan; pertanian
Luas laha kritis di wilayah kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( BPDAS ) Sampara keadaan tahun 2005 seluas
1.270.012,41 Ha yang terdiri dari : 317.401,35 berada di hutan lindung; seluas 393.542,23 Ha berada di hutan produksi; seluas
105.639,35 Ha berada dihutan suaka alam dan 543.492,48 Ha berada di areal penggunaan lain. Apabila dikaitkan dengan
luas wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara ( 3.814.000 Ha ) maka persentase luas lahan kritis di wilayah ini ± 33,30 %. Dari kondisi
lahan kritis yang ada sebagaimana tersebut diatas seluas 913.716,75 Ha dikategorikan dalam keadaan kritis dan seluas