Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENGKAJIAN PASIEN

DIABETES MELLITUS (DM)

DI SUSUN OLEH:
ESTER DP
09.0187.53.02

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIYATA HUSADA SAMARINDA
PRODI KEBIDANAN
2009/2010
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui, Samarinda, 02 Agustus 2010

Pembimbing / CI Mahasiswa

Ester D.P

NIP: NIM: 09.0187.53.02

Dosen Pembimbing Pembimbing Akademik

Nur Azizah, S.ST Finza Fadilah, S.ST


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat
keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena penyakit
kencing manis baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang tua yang
merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak
menjalankan gaya hidup yang baik.Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur
pola makan yang sehat, rajin olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok mirasantika dan lain
sebagainya. Bagi anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan
makanan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral.
Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin memeriksakan
kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika
diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu anda dapat menghindar dari
resiko efek yang lebih parah.
Pada setiap orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah
menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan
bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel
karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah
menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau
merugikan.Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni
penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut.
Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus
dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau
kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau
normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.
I.2 Tujuan
a.Tujuan umum
Setelah melakukan pengkajian terhadap pasien di harapkan mahasiswa dapat memahami
penyakit diabetes melitus dengan mengetahui gejala dan penanganannya.
b.Tujuan khusus
1.Menjelaskan pengertian penyakit diabetes melitus
2.Menjelaskan klasifikasi dari penyakit diabetes melitus
3.Menjelaskan patofisiologi penyakit deabetes mellitus
4.Manjelaskan diagnose penyakit diabetes mellitus
5.manjelaskan tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus
6.Menjelaskan penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam
darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh
tubuh/merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kelainan kadar glukosa
dalam darah atau hiperglikemia.Diabetes Mellitus/DM dikenal juga dengan sebutan penyakit
gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di
Indonesia juga di seluruh dunia.Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai
penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme
dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai
kebutuhan tubuh.

- Penjelasan tentang penyakit diabetes mellitus


Kadar Gula Dalam Darah Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150
mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter
(satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.Namun demikian, kadar gula tentu saja
terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur.
Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai
normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan
nilai gula dalam darah dibawah normal. Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil
pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan
gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan
pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa
diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih
lagi bila dia atas 200 mg/dl.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab
untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
(memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia.
Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.Penyakit yang akan ditimbulkan
oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit
ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru,
gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya. Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa
amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan
perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan
baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit.

2.2 Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak
dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM)
1. Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan
hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal
ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi
insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet
dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada
penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula
darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau
balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah
terserang berbagai penyakit.
2. Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan
semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM).Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi
insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan
jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di
dalam darah.
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin,
diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan
kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat
badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal
respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan
untuk diberikan

2.3.PATOFISIOLOGIS

o Pada DM tipe I, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang berbeda.


 Tipe IA, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang peran utama
untuk terjadinya kerusakan pankreas. HLA-DR4 ditemukan mempunyai
hubungan yang sangat erat dengan fenomena ini.
 Tipe IB berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok
penderita yang juga sering menunjukkan manifestasi autoimun lainnya,
seperti Hashimoto disease, Graves disease, pernicious anemia, dan
myasthenia gravis. Keadaan ini berhubungan dengan antigen HLA-DR3
dan muncul pada usia sekitar 30 - 50 tahun.
o Pada DM tipe I cenderung terjadi ketoasidosis diabetik

2.4.DIAGNOSA
-Anamnesis
-Gejala klinis
-Laboratorium :
 Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan > 200 mg/dl.
 Ketonemia, ketonuria.
 Glukosuria.
 Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu dilakukan uji toleransi
glukosa oral (oral glucosa tolerance test).
 Kadar C-peptide.
 Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA (Insulin auto-
antibody), Anti GAD (Glutamic decarboxylase auto-antibody).

2.5. Tanda dan Gejala


Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya
tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi
degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan
patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa
gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya
gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot
(neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat
muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus
pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap
dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut
dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya
bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas
hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia.
Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak
umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala
dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma
yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
2.Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam
proses terjadinya resistensi insulin.
a.Faktor-faktor resiko :
-Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
- Obesitas
- Riwayat keluarga
2.6 Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan
terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :


1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

2.7 Masalah Keperawatan


1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury

2.8 Pengobatan
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Obat Hipoglikemik Oral
1). Golongaan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan denagan obat golongan lain,
yaitu biguanid inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat golongan ini mempunyai efek
utama meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu menjadi
pilihan utama para penderita DM tipe 2 dengan berat badan berlebihan
2). Golongan Biguanad /metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki pengambilan
glukosa dari jaringan (glukosa perifer) dianjurkan sebagai obat tinggal pada pasien
kelebihan berat badan.
3). Golongan Inhibitor Alfa Glikosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran pencernaan sehingga
dapat menurunkan kadar gula sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien dengan kadar
gula puasa yang masih normal.

b.Insulin
1). Indikasi insulin
Pada DM tipe 1 yang tHuman Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml
injeksi) yang beredar adalah actrapid Injeksi insulin dapat diberikan kepada penderita
DM tipe1 yang kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan
penggunaan obat-obatan anti DM dengan dosis maksimal atau mengalami kontra indikasi
dengan obat-obatan tersebut. Bila mengalami ketoasidosis, hiperosmolar asidosis laktat,
stress berat karena infeksi sistemik, pasien operasi berat , wanita hamil dengan gejala DM
yang tidak dapat dikontrol dengan pengendalian diet.
2). Jenis insulin
a. insulin kerja cepat
Jenisnya adalah reguler insulin, cristalin zink, dan semilente
b. Insulin kerja sedang
Jenisnya adalah NPH (Netral Protamine Hagerdon)
c. Insulin kerja lambat
Jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc Insulin)
2. Penatalaksanaan Secara Keperawatan
3). Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makanan walaupun telah
mendapat penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50% pasien tidak
melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu yang seimbang
dengan komposisi Idealnya sekitar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein.
Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencugah agar berat badan ideal
dengan cara:
1. Kurangi Kalori
2. Kurangi Lemak
3. Kurangi Karbohidrat komplek
4. Hindari makanan manis
5. Perbanyak konsumsi serat

4). Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin bekerja lebih
efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung dan
mengurangi stress .Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik
tetapi jangan melakukan olahraga terlalu berat.

BAB III
PENGKAJIAN PASIEN
No registrasi :14.55.14
Ruangan :Anggrek
Tanggal MRS :9 Agustus 2010
Tanggal pengkajian :17 agustus 2010
3.1.PENGKAJIAN
A. Data subyektif
1.Identitas pasien
Nama : Tn.S
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Jawa
Pekerjaan :PNS
Agama : Islam
Alamat : Jl.Agusalim Rt.30 No.17

2.Riwayat kesehatan sekarang


a. Keluhan utama pasien
Pasien tersebut mengatakanselalu buang air kecil,ada rasa mual dan
adanya luka di bagian kaki kiri yang sukar sembuh sejak 1 bulan yang lalu.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien tersebut mengatakan bahwa pernah masuk rumah sakit dengan
penyakit kencing manis/diabetes sejak 7 bulan yang lalu
c. Riwayat kesehatan sekaran
Pasien mengatakan luka pada kaki kiri yang sukarsembuh dan hasil gula
darah yang masih mencapai 550

d. Riwayat kesehatan keluarga


Pasien tersebut mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan selain deabetes dan hipertensi
3.Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
-Sebelum MRS : Makan 3x sehari dengn menu nasi,sayur dan ikan
Minum sering dengan minum air putih dan air teh

-Saat MRS : Makan 3x sehari setengah porsi menu nasi,sayur dan ikan

Minum 5x sehari dengan minum air putih

-Pantangan makanan yang tinggi karbohidra

- b. pola eliminasi

Sebelum MRS : BAB 1x sehari,konsistensi lembek

BAK 8x sehari,warna kuning jernih

Saat MRS :BAB 1x sehari,konsistensi lembek

BAK 5x sehari warna kuning jernih

c. Pola istirahat

Sebelum MRS : Tidur siang,selama 1 jam dari jam 13.00 sampai jam 14.00

Tidur malam,selama 9 jam dari jam 21.00 sampai jam 06.00

Saat MRS : Tidur siang,selama 1 jam dari jam 13.00 sampai jam 14.00

Tidur malam,selama 9 jam dari jam 21.00 sampai jam 06.00

d. Pola personal hyegine

Sebelum MRS : Mandi 2x sehari

Keramas 1x sehari

Sikat gigi 3x sehari

Ganti pakaian 2x sehari

Memotong kuku 1x seminggu

Saat MRS : Mandi 1x sehari

Keramas 1x sehari

Sikat gigi 2x sehari


Ganti pakaian 1x sehari

Memotong kuku 1x seminggu

e.Riwayat sosial budaya

Pergaulan pasien dengan daerah sekitarnya baik,ramah,,bermasyarakat,serta


saling tolong menolong.

f.Psikososial

Hubungan sosial antar keluarga dan masyarakat terjalin hubungan silaturahmi


tanpa ada permasalahan.

g.Spiritual

Pasien mengatakan bahwa ia rajin sholat dan sering mengikuti pengajian di


mesjid.

B.Pemeriksaan fisik (data obyektif)

1. Keadaan umum pasien lemah.


2.Tanda-tanda vital
Tensi :150/100 mmHg
Nadi :96 kali/menit
Suhu :36,6 ºc
RR :21 kali/menit
BB :55 kg
TB :160 cm
3.Pemeriksaan fisik
1.Inspeksi
a. Kepala :pertumbuhan rambut baik dan merata
b. Muka :simetris tidak ada oedema
c. Mata :sclera tadak ikterik,konjungtiva tidak anemis
d. Hidung :simetris tidak ada pernafasan cuping hidung,tidak ada nyeri tekan pada
cuping hidung.
e. Mulut : bibir kering,gigi lengkap atas bawah lidah utuh kemerahan
f. Telinga :tidak ada perdarahan yang keluar dan pendengaran normal
g. Leher :tidak ada pembengkakan,tidak kaku kuduk
h.Dada :simetris,gerakan dada saat bernafas simetris
i.Ketiak :tidak ada benjolan tidak ada peradangan atau pembengkakan.
j.Perut :simetris tidak ada nyeri tekan
k.Genetalia :tidak ada pemasangan kateter
l.Anus :tidak ada atresia ani
m.Ekstremitas: atas :tangan kiri terpasang infuse dan tidak ada oedema
bawah :tidak ada pembengkakan dan tidak ada parises
2.Palpasi:
-Telinga :Tidak ada pembengkakan
-Dada :Tidak ada pembengkakan
-Abdomen :Tidak ada pembengkakan
3.Perkusi
-Dada :peka daerah jantung
:Peka daerah hepar
:Bunyi normal sonor
-Abdomen :Ada bunyi timpani
:Tida ada kembung
-Ekstremitas :atas reflek patella normal
bawah reflek patella normal
4.Auskultasi
-Dada :vesikuler(disemua lapang parua)
-Jantung :bunyi jantung normal

4.Pemeriksaan laboratorium
a.Hasil pemeriksaan kimia darah

-Glukosa sewaktu :385 mg/dl (60-150)

-SGOT :18 u/l (p<25/w<31)


-SGPT :23 u/l (p<41/w<32)

-Alkalin phospatase :191 u.l (74-311)

-Gama gt :102 u.l(p/38/w<25)

-Bilirubin total :0,4mg/dl (0-1,0)

-Bilirubin direct :0,1mg/dl (0-0,25)

-Bilirubin indirect :0,3 mg/dl (0-0,75)

-Protein total :5,2 mg/dl (6,6-8,7)

-Albumin :2,1 g/dl (3,2-4,5)

-Globulin :3,1 g/dl (2,3-3,5)

-Colesterol :141mg/dl (150-2200

-Asam urat :4,7 mg/dl (p25-7/w/2-6)

-Ureum :81,2 mg/dl (10-40)

-Creatinin :2,3 mg/dl (0,5-1,5)

-Natrium :133 mmol/l (135-155)

-Kalium :3,9 mmol/l (3,6-5,5)

-Chlonde :102 mmol/l (95-108)

b.Hasil pemeriksaan urin

-Berat jenis :1,020 (1,003-1,30)

-Katone :- (negatif)

-Nitrit :- (negatif)

-Hemoglobin/darah :+ (negatif)

-Warna :kuning

-Kejernihan :Keruh (jernih)

-PH :5,0 (4,8-7,8)

-Protein :+3 (negatif)


-Glukosa :+3 (negatif)

-Bilirubin :- (negatif)

-Uroblinogen :- (3,2)

-Sel epitel :+ (sedikit)

-Lekosit :2-3 (<10/ipb)

-Eritosit :1-2 (0-1/ipb)

-Silinder granula kasar :+2 (negatif)

BABIV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan merupakan sindroma khas yang ditandai hiperglikemia
kronik serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan insulin baik relative maupun absolute serta gangguan kerja insulin. Penyakit ini
termasuk penyakit yang membahayakan di Indonesia. Dalam perawatan pasien Diabetes Mellitus
yang lebih penting adalah dengan menjaga keseimbangan antara intake dan output cairan dalam
tubuh. Selain itu juga pasien Diabetes Mellitus harus menjaga nutrisi dengan baik, supaya tidak
terjadi hipoglikemi atau hiperglikemi, disamping itu juga pasien harus berlatih untuk beraktivitas
supaya tidak terjadi atau timbul masalah baru seperti masalah gangguan perawatan diri.
Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu yang seimbang dengan komposisi
Idealnya sekitar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein. Karena itu diet yang tepat untuk
mengendalikan dan mencugah agar berat badan ideal dengan cara:
1. Kurangi Kalori
2. Kurangi Lemak
3. Kurangi Karbohidrat komplek
4. Hindari makanan manis
5. Perbanyak konsumsi serat
6. Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin bekerja lebih efektif.
Olahraga juga membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung dan mengurangi
stress .Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik tetapi jangan
melakukan olahraga terlalu berat.

4.2 Saran
a.saran untuk petugas kesehatan
 Bagi petugas kesehatan diharapkan agar dapat melakukan penatalaksanaan dan asuhan
yang edukuat dan hati-hati dalam melaksanakan tindakanuntuk mencegah terjadinya
infeksi pada luka yang sedang dialami si penderita diabetes mellitus.
b.saran untuk pasien
 penderita di anjurkan untuk melakukan diet yang baik seperti mengurangi porsi makanan
yang manis dan muai membiasakan diri untuk berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA

www.google/buku penanganan masa dini tentang diabetes mellitus(DM) com (tanggal 17


agustus 2010 pukul 16.00 WITA)
www.google diabetes mellitus (DM) com.(tanggal 17 agustus 2010 pukul 17.00)
Adji soetoyo,2000”penyakit Deabetes Mellitus(DM)”yayasan indah jaya,bandung.

Anda mungkin juga menyukai