Anda di halaman 1dari 16

1.

MUATAN DAN MATERI


1.1 Hukum Coulomb
Gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua muatan bergantung
pada besarnya muatan-muatan serta berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak kedua muatan.
Secara matematik : F ∞ q1q/r2
dimana q1 dan q2 adalah ukuran relatif dari kedua muatan. Persamaan
diatas disebut hukum Coulomb. Dengan memasukan konstanta
pembanding k yang harganya 1/4πεo sama dengan 9,0 x 109 N.m2/C2
dimana εo konstanta permitivitas, maka :

F = k (q1q2)/r2

Satuan SI dari muatan adalah Coulomb. Satu Coulomb adalah banyaknya


muatan yang mengalir melalui setiap penampang kawat dalam waktu
satu detik jika sebuah arus tetap sebesar satu ampere terdapat didalam
1
kawat tersebut. Simbolnya q = it.
Jika muatan yang berinteraksi lebih dari dua (q1 ,q2 ,q3) maka per-
hitungan gayanya adalah :
F1 = F12 + F13 + F14 + …….
F12 : gaya antara q1 dan q2
F13 : gaya antara q1dan q3
F14 : gaya antara q1 dan q2

1.2 Muatan dan Partikel


Ada tiga macam partikel yaitu proton, neutron, dan elektron dengan sifat
sebagai berikut :
1. Proton (p), +q = 1,6 x 10-19 C, m = 1,67 x 10-27 kg
2. Neutron (n), q = 0 , m = 1,67 x 10-27 kg
3. Elektron (e), -q = 1,6 x 10-19C, m = 9,11 x 10 -31kg
Atom-atom ini dibuat dari sebuah inti (nucleus)bermuatan positif yang rapat
dan dikelilingi awan elektron. Didalam inti atom terdapat gaya tarik yang
kuat yang mengikat proton dan neutron bersama-sama membentuk inti
atom tersebut, gaya ini disebut gaya nuklir.
2
2. MEDAN LISTRIK
2 .1 Medan Listrik
Untuk mendefinisikan medan listrik kita tempatkan muatan ujii q0 pada
titik didalam ruang yang akan diselidiki, kemudian diukur medannya.
Medan listrik E pada titik tersebut adalah :

E = F/q = k [Q/r2]

2.2 Garis-garis gaya


Garis gaya digambarkan sebagai banyaknya garis persatuan luas penam-
pang (yang tegak lurus pada garis-garis tersebut).
Harganya sebanding dengan besarnya E.
Garis singgung kepada sebuah garis gaya pada setiap titik memberikan
arah E pada titik tersebut. Jika N adalah banyaknya garis gaya pada bola
yang berjari-jari r, maka banyaknya garis persatuan luas penampang pada
setiap titik pada bola adalah N/4π r2.
3
3. HUKUM GAUSS
Hukum Gauss dikembangkan dari konsep fluks sebuah medan vektor.
Fluks adalah sebuah sifat dari semua medan vektor. Dalam medan listrik
fluks merupakan jumlah semua medan listrik yang terdapat pada suatu
luas tertentu. Definisi setengah kuantitatif mengenai fluks :
Φ = ∑ E .∆S atau Φ = ∫ E dS
Hukum Gauss pada suatu permukaan memberikan hubungan antara fluks
dan muatan. Hubungannya adalah : εoΦE = q atau εo ∫ E.dS = q
Harga integral dS tidak lain adalah luas. Jika muatan terdistribusi dalam
bola maka luas yang dipakai adalah luas bola.

4. POTENSIAL LISTRIK
Medan listrik disekitar sebuah tongkat bermuatan dapat dijelaskan oleh
sebuah kuantitas skalar yakni potensial listrik V. Selisih potensial listrik
antara dua titik a dan b :
VB - VA = WAB/q0

4
■ Potensial listrik
Hubungan antara potensial
+q dengan medan listrik diambil dari
+Q
A
hubungan antara kerja dengan
rA gaya.
Jika kerja yang dilakukan oleh
rB B pengaruh gaya adalah
Buktikan :
W = Fd
Q
VA - VB = ----- [1/rA - 1/rB] atau Wab = q0Ed. Dan
4πε0 Vb - Va = Ed

Kerja yang dilakukan dari a ke b :


Wab = ∫ F. dl = -q0 ∫E.dl
Tanda (-) gaya penahan agar muatan uji tidak diper-cepat. Potensialnya :
VB - VA = -kq ∫dr/r2
Untuk titik a tak terhingga, maka Va = 0. Hasil akhir :
V = kq/r
W = k Qq/r12
5
5. KAPASITOR
5.1 Kapasitansi
Kapasitor merupakah dua plat penghantar muatan masing-masing +Q dan
-Q. Diantara tersebut terdapat perbedaan potensial.
Hubungan antara potensial dan muatannya dinyatakan dengan :

Q = C(VA - VB)
C kapasitansi yaitu konstanta pembanding.
Satuan kapasitansi adalah Coulomb/Volt atau farad.

5.2 Menghitung Kapasitans


Kapasitans dapat dihitung berdasarkan Hukum Gauss.
Hukum Gauss menyatakan : ε0 ΦE = ε0 EA = Q
Untuk kapasitor plat sejajar dengan jarak d, potensialnya adalah

V = Ed,
C = ε0 EA /Ed = ε0 A/d

6
■ Kapasitor plat sejajar
■ Jika kita hubungkan setiap plat keterminal sebuah baterai maka muatan
+q dengan sendirinya akan muncul pada salah satu plat dan muatan -q
akan muncul pada plat yang lain.
A
e-
+ + + + + + + + + +
V
E d
- - - - - - - - - - - - -
B

Muatan yang +q
berpindah dari
positif ke negatif

-q

7
Berbeda dengan kapasitor dari sebuah bola yang teriso-lasi dengan
V = kQ/R. Maka kapasitansnya : C = 4πε0R
Suatu kapasitor dapat dirangkai secara seri ataupun paralel. Untuk
susunan paralel :
Muatan total Q kombinasi tersebut :
Q = Q1 + Q2 + Q3 = V(C1+ C2 + C3)
Kapasitas ekivalennya adalah :
C = C1+ C2 + C3
Untuk susunan seri :
Perbedaan potensial untuk kombinasi seri adalah :
V = V1+ V2+ V3 = Q (1/C1 + 1/C2+ 1/C3)
Kapasitas ekivalennya adalah :
1/C = 1/C1 + 1/C2+ 1/C3
Energi yang tersipan dalam kapasitor adalah
W = 1/2 CV2
8
6. ARUS DAN HAMBATAN
6.1 Arus dan Rapar Arus
Arus listrik (i) dihasilkan jika sebuah muatan netto Q lewat melalui suatu
penampang penghantar selama waktu t, maka arusnya :
i = Q/t (konstan)
i = dQ/dt (tidak konstan)

Arus dapat dinyatakan dengan rapat arus bila dihitung persatuan luas. Jika arus
tersebut didistribusikan secara uniform pada sebuah penghantar yang luas
penampangnya A, maka besarnya rapat arus untuk semua titik pada penam-
pang tersebut adalah : j = i/A
Sebuah silinder dengan luas penampang A panjangnya l mengalir arus
didalamnya dengan kecepatan vd yang berlawanan arah dengan arah medan
listrik E. Untuk suatu permukaan khas didalam sebuah penghantar maka I
merupakan fluks dari vektor rapat arus pada permukaan tersebut.

i = ∫ j . dS 9
Elektron dalam silinder
l dS adalah sebuah elemen luas
permukaan dan integral tersebut
E A diambil terhadap permukaan yang
ve ditinjau. i adalah skalar karena
integral j.dS adalah skalar.
Didalam arus tersebut jika elektron bergerak dengan laju vd maka banyaknya
elektron konduksi dalam kawat tersebut adalah : nAl.
Banyaknya muatan yang lewat melalui kawat selama t adalah :
Q = (nAl) e
Waktu yang diperlukan elektron adalah : t = l / v , untuk i = Q / t maka Arus
yang mengalir i = nAev
Dengan memecahkan untuk vd dan dengan mengingat bahwa rapat arus

j = i/A maka : v = j/ne (kecepatan elektron)

10
6.2 Hambatan, Resistivitas dan Konduktivitas
Hambatan adalah karakteristik penghantar yang menyebabkan arus
berbeda-beda. Besarnya dihitung dari perbedaan potensial V diantara
dua titik dan dengan mengukur arus i. Secara matematik : R = V/ i
Sesuatu yang dihubungkan dengan hambatan adalah resistivitas (ρ)
yang merupakan karakteristik dari suatu bahan.
ρ = E/j
V = E.i dan j = i/A dan V = iR maka :R = ρ l/A
Sesuatu yang lain adalah konduktivitas, yaitu kebalikan dari resistivitas

σ = 1/ ρ
7. GAYA GERAK LISTRIK
7.1 Tegangan Gerak Elektrik
Sebuah muatan dq lewat melalui setiap penampang rangkaian dalam
waktu dt. Tegangan gerak elektrik pada ujung tempat yang potensialnya
rendah dan meninggalkan tempat yang potensialnya tinggi dapat
11
didefiniskan sebagai
ε = dW/dq
dW adalah kerja pengangkut muatan, satuan Tge adalah Joule/Coulomb

7.2 Menghitung Arus


Untuk menentukan besarnya arus yang mengalir terlebih dahulu harus
dihitung tenaga pengangkut muatan.
dW = ε dq = ε i dt.
Berdasarkan prinsip kekekalan tenaga, kerja yang dilakukan sama
dengan tenaga termal, atau
ε i dt. = i2Rdt atau i = ε/R
Menurut Hukum Kirchoff kedua :
Jumlah aljabar dari perubahan-perubahan potensial yang diteruskan
dalam sebuah lintasan lengkap dari satu titik ke titik yang sama dari
rangkaian tersebut haruslah sama dengan nol

12
Dengan menambahkan jumlah aljabar dari perubahan-perubahan potensial
kepada potensial semula Va maka haruslah dihasilkan nilai Va yang identik,
atau :
Va - iR + ε = Va’
- iR + ε = 0
7.3 Rangkaian Bersimpal Tunggal
Dari gambar rangkaian :
Vb + ε - ir - iR = Vb
ε - ir - iR = 0
Arus yang mengalir
a i = ε /(R + r)
i
r
i ε R

b
i
13
Perbedaan potensial antara a dan b Va - Vb = +iR, dengan substitusi harga i
diperoleh : Va b = ε [R/(R+ r)]
Potensial untuk Tge adalah Va b = +ε - ir

Jenis rangkaian hambatan :


1. Rangkaian hambatan seri
Dalam rangkaian seri arus I tidak berubah. Jika ada tiga hambatan diseri
masing-masing R1, R2, R3 maka tegangan yang mengalir adalah :

-iR1 - iR2 - iR3 + ε = 0


i = ε /(R1 + R2 + R3)
Rangkaian ekivalennya : R = (R1 + R2 + R3)
2. Rangkaian hambatan paralel
Dalam rangkaian paralel tegangan V tidak berubah. Besarnya arus total
yang mengalir adalah :
i = i1 + i2 + i3
i = V (1/R1 + 1/R2 + 1/R3)
Hambatan ekivalennya : 1/R = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 14
7.4 Rangkaian Bersimpal Banyak
Hukum Kirchhoff Pertama :
Pada setiap sambungan jumlah aljabar dari arus haruslah sama dengan
nol (kekekalan muatan).
Dari gambar dapat diturunkan : i1 + i3 - i2 = 0
Berdasarkan Hukum kedua
untuk simpal kiri : ε1 - i1R1 + i3R3 = 0
untuk simpal kanan : -i3R3 - i2R2 - ε2 = 0
Dari kedua persamaan tersebut didapatkan masing-masing harga i1,i2,i3.
Penjumlahan dari kedua persamaan menghasilkan :
-i1R1 - i2R2 - ε2 + ε1 = 0
ε1 ε2
Gambar rangkaian bersimpal
R1 i2 banyak
R3 R2
i1 i3

15
7.5 Potensiometer
Potensiometer adalah alat untuk mengukur tegangan gerak elektrik yang
tidak diketahui. Berdasarkan hukum kedua dihasilkan :
-εx - ir + (i0 - i)R = 0
dimana i0 - i adalah arus didalam hambatan R.
i = (i0R - εx)/(R + r)
R adalah hambatan variabel, jika R diatur sehingga mempunyai nilai
sebesar Rx dimana i0Rx = εx maka arus i akan menjadi nol.

7.6 Rangkaian RC
Rangkaian RC adalah rangkaian dimana arus berubah terhadap waktu
dengan memasukan kapasitor sebagai elemen rangkaian. Dalam waktu
dt muatan dq bergerak melalui setiap panampang rangkaian.
Berdasarkan prinsip kekekalan tenaga diperoleh persamaan :
ε = iR + q/C dengan I = dq/dt didapat q = Cε [1- exp (-t/RC)]

16

Anda mungkin juga menyukai