Anda di halaman 1dari 5

METODE BELAJAR DISKUSI

Diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam
bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi
alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang individu.

Banyak metode yang digunakan untuk menyampaikan materi ataupun topik pembahasan.
Salah satunya adalah metode diskusi. Secara definisi diskusi adalah sebuah interaksi
komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara
mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya
akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja
yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan
yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

Metode diskusi memiliki beberapa keuntungan. Diantaranya adalah sebagai berikut.


Pertama, dengan diskusi, topik yang disampaikan tidak menjadi fokus perhatian mereka.
Yang menjadi fokusnya justru bagaimana mereka mengemukakan pendapatnya dengan
logika, data, dan gagasannya. Kedua, dengan diskusi, mereka dipaksa untuk
mengemukakan gagasannya. Keterpaksaan untuk mengemukakan pendapat itu justru
mendorong mereka tanpa takut salah dalam mendalami pembahasan topik tersebut.
Ketiga, semua keterampilan baik itu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
dipelajari sekaligus. Keempat, bagi mereka yang telah memiliki pengetahuan lebih
mengenai topik dengan mudah dapat memanfaatkan diskusi sebagai wadah atas gagasan-
gagasan mereka untuk disampaikan dengan lebih interaktif, karena dalam diskusi terjadi
transfer of learning yang diperoleh dari tukar pendapat peserta diskusi.

Dengan metode ini, penyampaian materi akan lebih berbobot dan komunikatif, karena
topik pembahasan dibahas oleh seluruh peserta diskusi. Hal ini sungguh berbeda
dibandingkan dengan metode belajar yang lebih mengandalkan seorang pemateri
berbicara di depan para peserta didiknya, seperti seorang guru menyampaikan materi
pelajaran kepada murid di sekolah pada umumnya.

Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak
sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompieksnya masalah tersebut
sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus
menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada
kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan
jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut.
Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari.-Untuk iru siswa harus dilatih
sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat,
karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalam hal ini diskusi
merupakanjalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain
memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga
dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari
keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk
peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.
A. Penggunaan metode diskusi
Seperti telah disinggung sekilas, bahwa metode tanya jawab dengan diskusi saling
mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada
yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah.
Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan
yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban, malah
mungkin terdapat banyak jawaban yang benar. agar mendapatkan gambaran yang jelas,
marilah kita perhatikan contoh

Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi :


1) Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
2) Tidak menanyakan “Manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada
“mempertimbangkan dan-membandingkan”. Misalnya : Manakah kiranya yang paling
baik. pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil. manakah yang akan lebih
memberikan manfaat.
3) menarik minat anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya.
B. Peranan Guru atau Pemimpin Diskusi
Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagajmana yang dapat dirumuskan oleh kelas
terhadap suatu masalah ? Selama diskusi pemimpin atau guru kelas melihat adanya
sejumlah jawaban yang mungkin, kemudian memilih jawaban yang dianggap merupakan
jawaban yang setepat tepatnya. Hal manakah yang telah diterima oleh suara terbanyak
sebagai persetujuan? Tindakan apakah yang sudali direncanakan ? Siapa yang
melaksanakan, dan bilamana ?
Kebaikan Metode Diskusi
1) Siswa belajar bermusyawarah
2) Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan masing-masing
3) Belajar menghargai pendapat orang lain
.
4) Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
Kekurangan/Kelemah an Metode Diskusi
1) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari poko persoalan.
2) Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
3) Membutuhkan waktu cukup banyak.

Jenis-jenis Diskusi
1) Buzz Group
Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat
duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan
pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau akhi
2) Fish Rowt
Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat
duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu menghadap peserta,
seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli. Kelompok pendengar
yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua
mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.
3) Whole Group
Suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari 15
anggota.
4) Syndicate group
Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru
menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok
bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan
dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.
5) Brainstorming
Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru
terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide >ang sudah masuk
dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat
mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
6) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua team yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan suatu
bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
7) Colloqinin
Merupukan suatu kegiatan dimana siswa’mahasiawa dihadapkan pada nara sumber untuk
mengajukan pertanyaan. selanjuinya mengandung perianyaan-penanyaan tambahan dari
sisxva. mahasisxva yang lain. Pelajaran dengan maksdu untuk memperjelas bahan
pelajaran yangtelah diterima
Pemimpin diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan kepada
siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa unluk belajar memimpin.
Kecakapan memimpin diskusi memang harus dilatih, bila kita menginginkan
keberhasilan suatu diskusi. Seseorang .yang belum berpengalaman memimpin diskusi,
suatu saat dapat menjadi kebingungan apabila terjadi pembicaraan yang jauh
menyimpang dari pokok persoalan, Dapat pula terjadi. seseorang yang senang berbicara
akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada teman
yang lain untuk Tnengemukakan pendapat. Demikian pula diantara peserta diskusi saling
bertentangan pendapatnya, bagi pemimpin yang belum trampil, tidak dapat mencarikan
jalan tengah sehingga seringkali diskusi berakhir lanpa adanya suatu kesimpulan yang
jelas. Bila siswa belum pernah mengenal lata cara diskusi, rnereka akan berbicara secara
serempak atau spontan menanggapi bila ada suatau pendapat yang menarik. Juga serins
terjadi beberapa siswa belum memahami persoalan .sehingga memberikan komentar yang
menyimpang dan berkepanjangan. Akibat suasana menjemukan dan tidak dapat-melihat
kemajuan-kemajuan apa yang telah dicapai.
Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil tindakan
menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut diatas. Untuk itulah para siswa perlu
dilatih untuk memperoleh ketrampilan pemimpin yang pada hakikatnya dapat dipelajari.
Prof. DR. Winarno Surakhmad dalam bukunya “Metodologi Guruan Nasional”
mengemukakan tiga peranan pemimpin diskusi ialah sebagai : 1) pengatur lalu lintas 2)
dinding penangkis. 3)penunjukjalan
Pemimpin sebagai pengatur lalu lintas
Sebagai seorang pemimpin. la berhak untuk :
- Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada anggota
- Menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak
- Mencegah dikuasai’nya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara
- Membuka kesempatan bagi anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan
ide-ide mereka
- Mengatur sedemikian sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh
pendengar.
Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar memahami sifat-sifat
para peserta. la akan belajar bagaimana mendorong si pendiam untuk ikut serta dan
bagaimana mencegah anggota yang senang berbicara dan membuka kesempatan bagi
anggota lain secara merata. Untuk membatasi orang yang senang berbicara, misalnya
dapat dikatakan : “Baik. saya rasa pendapat anda itu telah dituangkan dengan jelas, coba
mari kita lihat beberapa pendapat yang lain”. Atau kepada si pendiam : “Tina, kami
belurn mendapat kesempatan mendengarkan pemikiranmu tentang hal ini, bagaimana
pendapatmu ?”. Di sini pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana
sehingga tidak menimbulkan rasa tertekan, marah, dan rendah diri.

Pemimpin sebagai dinding penangkis


Dalam peran ini di ibaratkan seorang pemain tenis yang berlatih memukul bola pada
dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa
menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peserta dan dipantulkan kembali ke dalarn
kelompok. Dia sendiri tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting.
Bila ada pertanyaan yang muncul, pemimpin dapat mengatakan ya, ini pertanyaan yang
baik, bagaimana pendapat anda sekalian mengenai hal ini ?”.
Kepada si pendiam :”Mungkin, Rini akan mengemukakan pendapat atau anggota yang
lain?”. Bila sudah memperoleh jawaban, maka jawaban tersebut dilontarkan kembali
kepada para peserta untuk dimintakan pendapat mereka pada suatu saat mungkin diskusi
mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan itu pemimpin atau Guru dapat bertindak
sebagai penasihat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang
didiskusikan dapat dilanjutkan
Dalam diskusi sering terjadi siswaan tidak menyadari struktur pokok diskusi -mereka,
atau tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul
pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan
pegangan dan tidak melihat hasil-hasil yang sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa
telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan- dan menetapkan langkah-langkah.
Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan seksama struktur diskusi yang
baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi penyimpangan. Dengan
demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam menentukan
langkah-langkah pemecahan masalah. Langkah-langkah yang perm dipahami dan dipakai
sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah:
- Apakah masalah yang dihadapi?
Pemimpin’periu mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi. Bila perlu ditulis
di papan tulis sebelum diskusi dimulai sehingga peserta senantiasa melihat tujuan diskusi.
- Soal-soal penting mana yang terdapat dalam masalah itu?
Kalau dalam diskusi terdapat pandangan yang berbeda, ada baiknya pandangan-
pandangan tersebut ditulis pula. Faedahnya, siswa dapat melihat kekurangan-
kekurangannya dan mencoba memperbaiki -sebelum diskusi dilanjutkaan. Dapat terjadi
seluruh peserta tidak tahu dengan pasti faktor tertentu yang dapat dipakai untuk
memecahkan masalah. Faktor serupa ini terpaksa dicari dari sumber-sumber lain atau dari
nara sumber yang mengetahui.
Panel
Merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan
dipimpin oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang hanya
berfungsi sebaeai pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para
peseita akan adanya masalah-masalh yang masih dipecahkan lebih lanjut.
9) Simposium
-Merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan
dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah
menyiapakan suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana
banding/sanggahan. Suatu pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek. yang masing-
masing dibacakan oleh prasarana kemudian diikuti sanggahan dan pandangan umiun dari
para pendengar. Moderator mengkoordinasi jalannya pembicaraan. Bahasan dan
sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh panitia perumus.
10) Seminar
Merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas
secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang
ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan
kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari hasil-hasil
kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.

Anda mungkin juga menyukai