Anda di halaman 1dari 9

SHOLAT-SHOLAT SUNNAH

Makalah FIQIH I

Kelompok IV
Kelas C Semester I

1. Kholid Nawawi (NIM. 2021210109)


2. Muhammad Zulqornein (NIM. 2021210091)
3. Nur Wahyuningsih (NIM. 2021210105)
4. Farikhatus Salamah (NIM. 2021210101)

Jurusan Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam)


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan
2010
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya
yang bertagwa.
Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ SHOLAT-SHOLAT SUNNAH“ ini dengan lancar tanpa
halangan suatu apapun.
Selain itu, dalam proses penulisan makalah ini penulis merasa berhutang
budi kepada berbagai pihak terutama kepada Dosen Pembimbing Drs H. Fach
rullah. M hur, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh sabar
dan tulus ikhlas.
Atas segala bantuan tersebut, penulis tidak dapat membalas berupa apapun
kecuali mengucapkan terima kasih seraya mengharapkan limpahan rahmat dari
Allah SWT sehingga segala kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu disana sini
masih terdapat kelemahan atau pun kekurangan, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Di antara rahmat Allah SWT kepada hambanya adalah bahwa Allah SWT
mensyari'atkan bagi setiap kewajiban, sunnah yang sejenis; agar orang mukmin
bertambah imannya dengan melakukan yang sunnah, dan menyempurnakan yang
wajib pada hari kiamat, karena kewajiban-kewajiban mungkin ada yang kurang.
Anjuran untuk melaksanakan sholat sunnah, antara lain berdasarkan hadits
dari Rabi’ah bin Malik yang mengatakan bahwa Rasullah memerintahkan kepada
saya, dengan sabdanya:

ِ َ ‫ َف َق‬،‫ك ىِف اجْلَن َِّة‬


‫ت‬
ُ ‫ك؟ َف ُق ْل‬
َ ‫ اَْو َغْيَر ذل‬:‫ال‬ َ ُ‫َسأَل‬
َ َ‫ك ُمَرا َف َقت‬ ْ ‫ أ‬:‫ت‬
ُ ‫ َف ُق ْل‬.‫ َس ْل‬:
)‫(رواه مسلم عن ربيعة بن مالك‬ .‫الس ُج ْوِد‬
ُّ ‫ك بِ َكثَِرِة‬
َ ‫َعىِّن َعلى َن ْف ِس‬
ِ ‫ فَأ‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬،‫ُه َو َذ َاك‬
Artinya: “Bermohonlah, maka saya menjawab: “Saya mohon kepadamu agar
saya dapat menemanimu di surga”. Kemudian beliau bersabda:
“Adakah selain itu?” Saya menjawab: “Ya, hanya itu”. Beliau
bersabda lagi: “Maka bantulah saya, agar berhasil permohonan itu
dengan membanyakkan sujud (salat sunat)”. (Hadits riwayat Imam
Musilm dari Rabi’ah bin Malik)

Shalat ada yang wajib dan ada yang sunnah, puasa ada yang wajib dan ada
yang sunnah, demikian pula haji, sedekah dan lainnya, dan seorang hamba
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan yang sunnah-sunnah
sehingga Allah mencintainya.
BAB II
PEMBAHASAN

sholat sunnah adalah semua sholat yang dianjurkan untuk dilaksanakan


untuk selain sholat fardu. Allah SWT mensyari'atkan bagi setiap kewajiban,
sunnah yang sejenis; agar orang mukmin bertambah imannya dengan melakukan
yang sunnah, dan menyempurnakan yang wajib. Seorang hamba senantiasa
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan yang sunnah-sunnah
sehingga Allah SWT mencintainya.
Adapun macam-macam sholat sunnah diantaranya ialah :
1. Sholat Sunnah Hari raya
2. Sholat Sunnah Taraweh
3. Sholat Sunnah Witir
4. Sholat Sunnah Rawatib
5. Sholat Sunnah Dhuha
6. Sholat Sunnah Tahajud
7. Sholat Sunnah Istikharah
8. Sholat Sunnah Hajat
9. Sholat Sunnah Tasbih, dan lain-lain.
A. Sholat Sunnah Hari Raya
Sholat hari raya itu ada dua macam ,yaitu: sholat sunnah idul fitri dan
sholat sunnah idul adha ( sholat sunnah idaian). Sholat sunnah idul fitri
dilaksanakan pada setiap tanggal 1 syawal, sedangkan sholat sunnah idul adha
dilakukan pada tiap tanggal 10 dzulhijah,
Hukum melaksanakan sholat sunnah hari raya (idaian) tersebut adalah
sunnah-sunnah muakkad. Semua orang dianjurkan untuk berkumpul dan shoalt
pada hari raya baik orang yang tetap (muqim) dalam perjalanan laki-laki ataupun
perempuan besar atau kecil.
‫صلُّ ْو َن الْعِْي َديْ ِن َقْب َل‬ ِ
َ ُ‫ َواَبُ ْوبَ ْك ٍر َوعُ َم ُر ي‬.‫م‬.‫َع ِن ابْ ِن عُ َمَر َكا َن َر ُس ْو ُل اهلل ص‬
)‫(رواه اجلماعة‬ .‫اخْلُطْبَ ِة‬

Artinya: “Dari Ibnu Umar: Rasulullah saw., Abu Bakar dan Umar pernah
melakukan salat dua hari raya sebelum berkhutbah.” (Riwayat Jamaah
ahli hadits)
Sholat sunnah hari raya ( idul fitri dan idul adha) masing-masing hanya 2
raka’at, sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari Umar R.A yang telah
dikemukakan pada keterangan mengenai raka’at dan tempat pelaksanaan sholat
sunnah tersebut dilakukan dengan berjamaah di masjid atau pula di tanah lapang.
Sedangkan menurut Syafiah lebih utama dilakukan dimasjid. Sedangkan menurut
imam Malik sholat hari raya lebih utama dikerjakan ditanah lapang jika tidak
hujan.
B. Sholat Sunnah Tarawih
Sholat terawih disebut juga dengan sholat malam pada bulan romadhon.
Hukum melaksanakanya sunnah muakad. Jumlah roka’at sholat sunnah tarawih
pada bulan ramadhan yang pernah di lakukan Rasulullah SAW, tidak lebih dari 11
raka’at{termasuk sholat witir.
Masa kholifah Umar bin khatab pernah mengumpulkan orang banyak,
kemudian melaksanakan sholat bersama-sama 23 roka’at. Diantara yang
mengikuti sholat tersebut ada beberapa sahabat yang terkenal dan terkemuka
dimasa itu. Mereka pun tidak ada yang membantah pelaksanaan sholat dengan
bilangan roka’at tersebut. Dimasa Umar bin Abdul Azis sholat terwih
dilaksanakan sebanyak 36 roka’at.
Sholat terawih 23 roka’at ini, juga dilaksanakan para Ulama Hanafiyah
dan juga Hanafiyah. Adapun ketentuan bilangan roka’at dan bacaan tidak
mendapat keterangan yang pasti dari syara’,hanya terserah pada keyakinan kita
masing-masing.
ٍ َ‫ َكا َن النَّاس ىِف زم ِن عمر ي ُقومو َن ىِف رمضا َن بِثَال‬.
ً‫ث َو ِع ْش ِريْ َن َرْك َعة‬ َ ََ ْ ُ ْ َ َ َ ُ ََ ُ
Artinya: “Adalah orang-orang pada masa ‘Umar mengerjakan salat tarawih
pada bulan Ramadhan 23 raka’at.”
C. Sholat Sunnah Witir
Sholat Sunnah witir adalah salah satu sholat yang di anjurkan untuk di
laksanakan. Sholat witir juga di anjurkan di kerjakan setiap malam. Waktu untuk
mengerjakannya yaitu antara setelah sholat isya’ sampai terbitnya fajar.
Menegenai jumlah raka'atnya, dalam Sunnan At Tirmidzi di sebutkan
bahwa:

‫ اَلْ ِوْت ُرثَالَث َع َشَرةَ َواِ ْح َدى َع َشَرةَ َوتِ ْس ٍع َو َسْب ٍع‬.‫م‬.‫ى َع ِن النَّىِب ِّ ص‬
َ ‫ُرِو‬
‫اح َد ٍة‬
ِ ‫ث وو‬ٍ ٍ ْ‫ َومَخ‬.
َ َ َ‫س َوثَال‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Nabi saw, beliau salat witir dengan tiga belas,
sebelas, sembilan, tujuh, lima, tiga, dan satu raka’at.”
Hadis-hadis lain yang menunjukkan jumlah raka’at shalat witir
diantaranya yaitu ;
Sabda Rasulullah SAW:

ٍ َ‫ب أَ ْن يوتِر بِثَال‬


،‫ث َف ْلَي ْف َع ْل‬ ٍ ‫ب أّ ْن يُ ْوتَِر خِب َ ْم‬
َ ْ ُ َّ ‫َح‬ َ ‫ َوَم ْن أ‬،‫س َف ْلَي ْف َع ْل‬ َّ ‫َح‬
َ ‫َم ْن أ‬
‫(رواه أبو داود وابن ماجه والنسائى عن أىب أيوب‬ .‫اح َد ٍة َف ْلَي ْف َع ْل‬
ِ ‫ب أَ ْن يوتِر بِو‬
َ َ ْ ُ َّ ‫َح‬ َ ‫َوَم ْن أ‬
)‫األنصارى‬
Artinya: “Barangsiapa yang ingin mengerjakan salat witir dengan lima raka’at,
maka kerjakanlah. Dan barangsiapa yang ingin mengerjakan salat
witir dengan tiga raka’at, maka kerjakanlah. Dan barangsiapa yang
ingin mengerjakan salat witir dengan satu raka’at, maka kerjakanlah.”
(HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan An-Nasa’i dari Abu Ayyub Al
Anshari).

Dalam hadis dari Ummu Salmah diterangkan :

ِ ‫س والَي ْف‬
‫ص ُل َبْيَن ُه َّن بِ َسالٍَم‬ ‫خِب‬ ِ ِ ِ
َ َ ٍ ‫ يُ ْوت ُر ب َسْب ٍع َو َ ْم‬.‫م‬.‫َكا َن َر ُس ْو ُل اهلل ص‬
)‫ (رواه امحد والنسائى وابن ماجة عن أم سلمة‬.‫كالٍَم‬
َ ِ‫َوالَب‬
Artinya: “Rasulullah saw salat witir dengan tujuh raka’at dan dengan lima
raka’at. Dan beliau tidak memisahkan antara raka’at-raka’atnya
dengan salam dan tidak pula dengan pembicaraan.” (HR. Ahmad, An-
Nasa’i dan Ibnu Majah dari Ummu Salamah).

Menurut sebagian Ulama jumlah raka'at sholat witir tidak dibatasi.


BAB III
PENUTUP

A.Simpulan
Sholat sunnah merupakan anjuran yang dilakukan untuk selain sholat
fardu, agar orang mukmin bertambah iman kepada Allah SWT,dengan melakukan
yang sunnah, dan menyempurnakan yang wajib. Seorang hamba seharusnya
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melakukan yang sunnah-sunnah
salah satunya sholat-sholat sunnah, sehingga Allah SWT mencintainya.

B. Kata Penutup
Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini, penulis berharap semoga
bermanfaat bagi kita. Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan selanjutnya,
tak lupa di ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Nashiruddin.M. Al-Bani, Sifat Sholat Sunnah, Media Hidayah, Jakarta,


2000

Rifa'i.M.Drs.H, Lima Sholat Sunnah Utama, Wicaksana, Semarang,


1984.

Suparta.M.Drs.MA dkk, Materi Pokok Fiqih 1, Direktorat Jendral


Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 1996.

Anda mungkin juga menyukai