Anda di halaman 1dari 2

Saya Komala dan Siti rosita, TKA, tertarik untuk sharing informasi dan cerita seputar kegiatan

anak-anak kita di Sekolah SDN Babakan Surabaya

Hari Selasa, ketika menerima surat pemberitahuan tentang kegiatan outing di Tangkuban Perahu,
saya agak surprise juga. Wah, bisa nggak yah anak-anak seumur saya dan TK dibawa “mendaki
gunung”? Apa nggak cape? Apa nggak rewel? Soalnya dulu pas saya masih PG di sekolahnya
yang lama, outing paling jauh ke Spirit Camp. Itu juga cuman main saja, nggak sampai jalan
jauh2.

Tapi, kalau nggak dicoba kita nggak pernah tau kan? Jadi, walau dengan kaki kiri pincang bekas
terkilir sebulan yang lalu, saya coba ikut juga mendampingi Siti rosita. Untung Ayahnya juga
bisa ikut… jadi bisa bantuin kalau medannya “berat”…. Kumpul di lapang parkir Dago Tea
House. Telat nih datengnya…(maaf ya Bu Lengga, sampe harus ditelepon segala… Wah, anak-
anak SD udah pada rapi duduk di dalam truk tentara. Jadi ingat masa-masa dulu, berangkat
seangkatan bareng-bareng pake truk terus “disiksa” sambil camping…. Briefing sebentar, absen
nama murid dan pembagian kelompok. Setiap kelompok masuk ke mobil yang sudah ditentukan.
Kalo nggak salah tadi ada 4 mobil ya? Saya dan Rosita ikut konvoi aja di belakang mobil2 yang
lain. Kita berangkat sekitar jam 8.

Sempet juga sih, nyasar masuk ke gerbang Tangkuban Perahu yang bawah. Mungkin karena
konvoinya terputus, jadi agak miscommunication. Anyway, kita gabung lagi semua di pintu
masuk yang atas. Selanjutnya bareng-bareng menuju ke puncak gunung dan parkir di atas. Kita
sampai sekitar jam 9 lebih.

Setelah pembagian kardus makanan (yang niatnya untuk makan siang malah udah pada
dimakanin sama anak2 … laper nih!!), kita mulai jalan deh jam 10. Anak2 dibagi lagi dalam
beberapa kelompok. Yang pertama dipimpin Ibu Lilis, lalu Ibu Nita, lalu Ibu Iit, lalu Ibu Lengga
dan terakhir Ibu Tati (Danlapnya nih….).

Walaupun medannya lumayan berat, banyak batu2 dan turun naik, tapi anak2 enjoy aja tuh!
Malah sampai harus dikejar karena terlalu semangat lari2 duluan. Seremnya sih karena bagian
kiri gunung yang berbatasan dengan kawah tidak diberi pagar pembatas. Jadi kalo nggak hati-
hati kan bisa jatuh… untungnya sih anak-anak gampang diarahkan.

Memang ada yang mengeluh cape, tapi mereka nggak rewel dan nggak ada yang nangis…. dan
nggak ada juga yang minta pulang. Semuanya tetep semangat. Hebat yang jiwa anak-anak itu…
orang tuanya udah mulai “gempor” jalan mendaki, mereka masih semangat 45…

Mungkin karena sepanjang jalan banyak yang bisa dilihat (lumut, batu, pohon), didengar
(jangkrik, air mengalir), dibaui (bau belerang yang hmm.. gitu deh), dilakukan (berjalan,
meloncat, berlari), mereka nggak bosen. Minjem teori Multiple Inteligence-nya Howard Gardner,
outing itu memang kegiatan multi indrawi yang memakai seluruh 8 kecerdasan.

Akhirnya, setalah 1 jam berjalan, sampe juga di puncak, dekat tugu… apa ya, tadi tidak terlalu merhatiin.
Langsung semua duduk lesehan membuka bekal. Eits, ternyata kelompoknya Bu Tati
nggak dateng2 ya? Mana sinyal HP nggak ada lagi, jadi nggak bisa ngecek? Jangan-jangan
nyasar nih?

Bener juga, ternyata karena tertinggal di belakang, jadi mengambil arah yang berbeda.
Untungnya setelah disusul, bisa gabung bareng kita lagi. Mungkin lain kali harus bawa walkie
talkie kali ya? Biar komunikasi lancar. And rute perjalanan juga harus disurvei dulu, biar nggak
kejadian lagi.

Abis istirahat, anak2 udah semangat lagi. Kaya batere abis dicharge aja … Pada mau lihat gua
katanya. Jadi kita baris menuju ke gua terus masuk berbondong-bondong. Padahal guanya gelap
lho! Untung dpinjemin senter sama Mas Penjaga. Guanya sempit dan kecil, tapi asyik buat anak-
anak. Apalagi pas senternya nggak sengaja mati…

Tadinya sih Ibu Guru mau ngasih materi tentang kawah. Cuman karena udah mau hujan dan
tempatnya juga kurang memungkinkan untuk pemberian materi, (plus Ibu Tati agak lama
“ngilangnya”…:))jadi kita langsung turun lagi. Uups, perjalanan turun lebih nyantai nih, malah
sempet mampir dulu ke Kawah Upas. Tapi, gerimis euy…

Raincoat warna-warni langsung menyelubungi tubuh anak-anak. Jadi kaya permen… . Abis
lihat kawah dari atas, rencananya kita mau langsung balik, tapi ternyata ada yang masih
penasaran nih. “Ibu, pengen ke bawah dong, liat kawah dari deket”, kata salah seorang anak.

Jadi, dengan menganut paham demokrasi (he, he…), yang mau pulang jalan duluan, yang mau
lihat kawah ya diturutin juga. Walhasil, dikomandanin Ibu Yanti, Adin, Rara, Shodiq, Kiki,
Fauzan, Izan (siapa lagi ya?) “nekat” menuruni batu-batu gede berdinding sempit turun ke
bawah. Sama ibu guru dan pendampingnya, tentu.

Serasa syuting film Lord of the Ring deh, pas bagian Mount of Doom. Cuman, nggak ada yang
mau jadi Smeagol alias Golem-nya… Mau jadi Frodo aja deh… Pas mau balik lagi ke atas,
baru deh kita “ngeh” kalo jalan barusan keliru, harusnya lewat tangga yang agak jauh…

Nggak sia-sia nih, turun ke bawah. Pemandangannya bagus banget. Liat kawah yang gede dan
mengepulkan asap. Bau belerangnya kuat banget. So, kita duduk ngejogrok di batu-batu
sambil…. yah, apa lagi…. foto2 dong!! Perjuangan berat menuruni batu2 terbayar deh…

Pas balik ke tempat parkir, hujan turun… Lumayan deras nih! Payung- payung dikeluarkan.
Bahkan sempet berteduh bentar di warung. Salut nih sama anak-anak.. Walaupun basah dan cape
jalan, nggak ada yang ngeluh.. pokoknya SEMANGAT…

Wah, hari ini berkesan banget… Walaupun kaki pincang saya agak menghambat perjalanan, tapi
tetep seru kok. Kapan nih outing lagi? Anak-anak TK ternyata kuat juga lho dibawa jalan jauh…
Saya sendiri tadinya agak nggak yakin kalo mereka kuat, tapi ternyata anak-anak bis

Anda mungkin juga menyukai