Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

PT-PLA C 1.2-

Sampai saat ini air permukaan masih merupakan sumber air


PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI yang memberikan konstribusi terbesar untuk memenuhi
AIR PERMUKAAN kebutuhan hidup manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan
langsung hidupnya maupun sebagai sumber air irigasi untuk
kegiatan budidaya pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan maupun peternakan). Dengan demikian
pemanfaatan air permukaan sebagai sumber air irigasi perlu
dikelola dengan baik sesuai dengan potensinya sehingga dapat
dimanfaatkan secara lestari.

Pedoman Teknis Pengembangan Air Permukaan ini disusun


untuk memberikan panduan bagi pelaksana di tingkat
lapangan agar dapat melaksanakan pengembangan air
permukaan dengan lebih baik. Pedoman ini memuat arahan
secara garis besar tentang persyaratan pemilihan lokasi &
petani/kelompok, bentuk sumber air permukaan dan jenis-jenis
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN kegiatan, tata cara pelaksanaan maupun system monitoring
LAHAN DAN AIR dan evaluasinya.
DEPARTEMEN PERTANIAN
2010
Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan adanya kesamaan
pemahaman antara aparat Pusat-Propinsi-Kabupaten/Kota
dalam melaksanakan kegiatan pengembangan air permukaan.
Hal ini perlu dilakukan mengingat beragamnya kondisi dan

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 i Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 ii
potensi daerah yang berdampak pada beragamnya DAFTAR ISI
perkembangan teknologi irigasi yang berkembang di setiap
daerah. Perbedaan budaya, kondisi sosial ekonomi petani KATA PENGANTAR
maupun kondisi fisik geografis akan menyebabkan adanya
DAFTAR ISI
pemilihan teknologi teknologi pemanfaatan sumber air
permukaan yang berbeda pula. Selanjutnya Pedoman Teknis I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………… 1
ini harus dijabarkan lebih lanjut dalam Petunjuk
B. Tujuan dan Sasaran ……………………………………… 2
Pelaksanaan oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan C. Pengertian ……………………………………………………. 3
Peternakan Propinsi dan Petunjuk Teknis oleh Dinas
II. PEMILIHAN LOKASI PETANI/KELOMPOK TANI… 4
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
A. Pemilihan Lokasi ……………………………..……………. 4
Kabupaten/Kota yang disesuaikan dengan kondisi dan B. Pemilihan Petani/Kelompok Tani …………………….. 5
potensi di daerah masing-masing.
III. BENTUK-BENTUK SUMBER AIR PERMUKAAN
Akhirnya harapan kami semoga pedoman ini dapat bermanfaat DAN JENIS KEGIATAN ………………………………………. 6
A. Sumber Air Permukaan ………………………..……….. 6
sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan
B. Jenis-Jenis Kegiatan ……………………………………… 9
pengembangan air permukaan sehingga harapan masyarakat
petani terhadap ketersediaan air irigasi dapat dipenuhi IV. PELAKSANAAN ………………………………………………….. 17
A. Survai, Investigasi dan Rencana Desain ………….. 17
B. Pengadaan Bahan dan Peralatan…………………….. 18
Jakarta, Januari 2010 C. Prinsip. Kebijakan dan Strategi ………………………. 19
D. Pembiayaan………………………………………………….. 21
Direktur Pengelolaan Air,
V. MONITORING DAN EVALUASI …………………………. 23
A. Indikator Kinerja …………………………………......... 23
B. Monitoring …………………………………………………... 24
Ir. Tunggul Iman Panudju, MSc C. Pelaporan ……………………….…………................... 25
NIP. 19580526 198703 1 002 D. Pengendalian ……………………….………….............. 26

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 iii Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 iv
I. PENDAHULUAN B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
A. Latar Belakang Tujuan kegiatan pengembangan irigasi air permukaan

Dalam kegiatan budidaya pertanian baik dalam adalah

pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan a. Memanfaatkan potensi sumber air permukaan
sebagai air irigasi; air minum & sanitasi untuk
maupun perkebunan; ketersediaan air irigasi merupakan
budidaya ternak
faktor yang sangat strategis. Tanpa adanya dukungan
b. Meningkatkan ketersediaan air irigasi sehingga
ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik
dapat menjamin pasokan air dalam berusaha tani
dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya,
secara umum (tanaman pangan, hortikultura,
maka dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan
perkebunan dan peternakan);
berjalan dengan tidak optimal. c. Meningkatkan luas areal tanam, indeks
Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama pertanaman (IP) dan produktivitas usaha tani ;
yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan d. Meningkatkan produksi pertanian, pendapatan
pertanian, industri, rumah tangga dan kebutuhan- dan kesejahteraan petani.
kebutuhan lainnya. Namun demikian sampai saat ini
sebagian besar kebutuhan air masih mengandalkan dari 2. Sasaran
sumber air permukaan. Oleh karena itu sumber air a. Terbangunnya pengembangan irigasi air

permukaan perlu dikelola dengan baik sehingga mampu permukaan sebagai irigasi untuk mengairi lahan
pertanian; sebagai sumber air minum dan sanitasi
memberikan manfaat bagi pengembangan sektor
ternak
pertanian.
b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi untuk usaha
Dengan adanya pedoman teknis ini diharapkan sumber air
tani
permukaan dapat dimanfaatkan secara optimal dan
c. Meningkatnya luas areal tanam, indeks
berkelanjutan.
pertanaman dan produktivitas usaha tani ;

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 1 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 2
d. Meningkatnya produksi pertanian, pendapatan II. PEMILIHAN LOKASI PETANI/KELOMPOK PETANI
dan kesejahteraan petani.
Dalam pengembangan irigasi air permukaan, ada dua factor
C. Pengertian penting yang perlu diperhatikan agar kegiatan ini dapat
1. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat berhasil dengan baik. Faktor tersebut adalah : (a) pemilihan
pada permukaan tanah (sungai, danau, mata air, lokasi dan (b) pemilihan petani/kelompoktani.
terjunan air).
2. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan A. Pemilihan Lokasi
pembuangan air irigasi untuk menunjang usaha Pemilihan lokasi memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, - Mempunyai sumber air permukaan yang dapat
irigasi rawa, irigasi air bawah tanah & irigasi tambak. dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi air
3. Sumber air adalah tempat/wadah air alami dan atau permukaan
buatan yang terdapat pada, diatas ataupun di bawah - Sering mengalami kendala/kekurangan air irigasi
permukaan tanah. terutama pada musim kemarau (untuk usahatani
4. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasarkan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan)
garis lintang, garis bujur dan ketinggian diatas - Merupakan kawasan pengembangan peternakan
permukaan laut. yang memerlukan air sebagai air minum dan sanitasi
5. Kincir Air adalah alat yang terbuat dari besi ternak serta pengairan irigasi untuk hijauan makanan
berbentuk roda dengan berputar dapat mengambil ternak.
dan memindahkan air dari aliran air sungai. - Lokasi yang telah ditetapkan agar dicatat koordinat
geografisnya yang meliputi lintang, bujur dan
ketinggian lokasi di atas permukaan laut (dpl)
menggunakan Global Positioning System (GPS), hal
ini bertujuan untuk menentukan lokasi kegiatan
secara akurat.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 3 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 4
JENIS KEGIATAN
B. Pemilihan Petani/Kelompok Tani
Pemilihan petani/kelompok tani memperhatikan A. Sumber Air Permukaan
persyaratan sebagai berikut :
1. Petani di lokasi memerlukan air irigasi dan Beberapa contoh sumber air permukaan yang dapat

mampu/bersedia memanfaatkan serta merawat dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi, adalah :
infrastruktur irigasi air permukaan dengan baik.
2. Diutamakan telah terbentuk Kelompok Tani/P3A, bila 1. Air Bekas Galian Tambang/Air Kolong
belum ada agar segera membentuknya sebelum Bekas aktivitas galian tambang biasanya
penetapan lokasi. meninggalkan lubang-lubang besar yang setelah
3. Mampu dan bersedia menyediakan dana perasional & selesainya penggalian ditinggal begitu saja. Bekas
pemeliharaan secara berkelompok. galian ini pada musim hujan akan penuh terisi air
4. Petani/kelompok tani terpilih belum pernah
yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
mendapat bantuan sejenis.
air irigasi. Di Propinsi Bangka Belitung bekas galian
5. Diprioritaskan pada calon petani/kelompok tani yang
tambang timah dapat mencapai ukuran 80 x 40 x 5
mempunyai semangat partisipatif untuk melakukan
meter. Sehingga air yang tertampung di dalam galian
”sharing” dalam bentuk tenaga kerja dan
ini sebesar 16.000 m3, jumlah yang cukup untuk
penambahan kekurangan material yang diperlukan
untuk penyempurnaan pekerjaan pembuatan irigasi dapat dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi. Salah

air permukaan. satu contoh air kolong yang terdapat di Propinsi


6. Tidak ada tuntutan ganti rugi pembebasan lahan Bangka Belitung seperti pada gambar 1.
dari petani/kelompoktani yang dibuktikan dengan
surat pernyataan petani/kelompok tani.

III. BENTUK-BENTUK SUMBER AIR PERMUKAAN DAN


Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 5 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 6
memenuhi kebutuhan air untuk pengembangan
peternakan

Gambar 1. Sumber air permukaan bekas air kolong penambangan timah di


Bangka Belitung yang dapat dimanfaatkan untuk irigasi.

2. Terjunan Air Gambar 2. Air permukaan yang belum dimanfaatkan dan sangat
berpotensial untuk dikembangkan sebagai sumber air
Terjunan air (gambar 2) merupakan air permukaan irigasi melalui pembuatan bak penampung dan
yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pemasangan pipa distribusi

air irigasi. Terjunan air seperti ini pada umumnya


3. Aliran Sungai
belum termanfaatkan secara optimal. Dengan sedikit
Pada daerah daerah tertentu banyak dijumpai aliran
sentuhan teknologi (pembuatan bak penampung,
sungai yang belum dimanfaatkan dengan optimal
pembuatan saluran terbuka (open chanel) atau
(gambar 3). Melalui pengembangan irigasi air
saluran tertutup/pipa (close chanel), maka air ini
permukaan (misalnya dengan pembuatan kincir air,
dapat dimanfaatkan untuk mengairi tanaman
pembuatan saluran pembawa ataupun pemasangan
pangan, hortikultura, perkebunan maupun untuk
pipa) maka sumber air ini dapat dimanfaatkan untuk

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 7 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 8
memenuhi kebutuhan air bagi pertanian (tanaman A. Kincir Air
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan). Pembangunan kincir air (gambar 4) dimaksudkan
untuk menaikkan air sungai dengan memanfaatkan
tenaga dari aliran/arus air. Pada umumnya kincir air
terdiri poros, lingkaran roda yang dilengkapi dengan
tabung dan sudu-sudu yang dipasang disekeliling
roda.

Gambar 3. Aliran sungai/anak sungai yang dapat disadap sebagai sumber


air irigasi melalui pembuatan saluran air

B. Jenis-Jenis Kegiatan
Disadari bahwa kondisi lapangan sangat bervariasi,
dengan demikian jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan
Gambar 4. Penggunaan kincir air untuk irigasi yang telah dipakai
melalui kegiatan pengembangan irigasi air permukaan masyarakat tani di Sumatera Barat.
sangat beragam sesuai dengan kondisi dan potensi yang
ada di daerah. Beberapa contoh kegiatan yang dapat
dilaksanakan dalam pengembangan irigasi air permukaan
adalah sebagai berikut :

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 9 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 10
2. Pembuatan Saluran/Pembawa 3. Pembuatan Bangunan Pelengkap/Bak
Pengembangan irigasi air permukaan dapat pula Penampung Air dan Pemasangan Pipa
digunakan mengalirkan air sungai dengan Distribusi
membangun saluran irigasi baru (gambar 6). Pemanfaatan air permukaan (terjunan air) sebagai
Dengan adanya pembuatan saluran tersebut, sumber air irigasi dapat dilakukan dengan
diharapkan diperoleh penambahan luas areal tanam, pembuatan bak penampung yang dilengkapi dengan
peningkatan indeks pertanaman maupun pemasangan pipa-pipa untuk mendistribusikan air.
peningkatan produktivitas tanaman. Selanjutnya air tersebut digunakan untuk
mengembangakan usaha budidaya pertanian baik
tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan
(Gambar 6,7,8)

Gambar 5. Pembangunan jaringan irigasi kuarter merupakan salah satu Gambar 6. Pembuatan bak penampung air sebelum air
aspek pengembangan irigasi air permukaan dialirkan ke lahan pertanian

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 11 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 12
3. Pompanisasi
Sistem pompanisasi dalam pengembangan
irigasi air permukaan adalah upaya mengambil
air dari sumber air permukaan (sungai, danau
dll), yang diangkat dan didistribusikan dengan
mempergunakan pompa air. Komponen dalam
kegiatan ini adalah : mesin pompa air,
pipa/selang hisap/buang, saluran distribusi ke
lahan yang akan diari, rumah pompa apabila
pompa dalam posisi tetap/stationer (gambar 9)
Gambar 7. Bak Penampung yang terdiri dari dua bak untuk atau alat pengangkut apabila dalam
membagi air
penggunaannya pompa akan berpindah-
pindah/mobile (gambar 10). Saluran distribusi
dapat berupa saluran terbuka ataupun saluran
tertutup/pipa paralon (gambar 11 dan 12)

Gambar 8. Pembuatan bangunan penangkap air, pintu-


pintu air dan saluran.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 13 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 14
Gambar 9. Contoh penempatan pompa air secara tetap
(stationer) di dalam rumah pompa Gambar 11. salah satu contoh pembuatan saluran terbuka.

Gambar 10. Contoh alat pengangkut yang digunakan


untuk memudahkan pompa.
Gambar 12. salah satu contoh pembuatan saluran tertutup
dengan menggunakan pipa paralon.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 15 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 16
IV. PELAKSANAAN Rancangan/desain irigasi permukaan sederhana
sekurang-kurangnya mencakup luas lahan yang akan
A. Survai, Investigasi dan Desain Sederhana diairi/daerah oncoran dan rancangan jaringan irigasi
Survai, Investigasi dan dimaksudkan untuk mendapatkan yang akan dibangun. Satu hal yang perlu
calon lokasi dan calon petani yang sesuai untuk diperhitungkan dalam penyusunan desain air
pengembangan irigasi air permukaan. Desain Sederhana permukaan yaitu menetapkan jenis peralatan dan
dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas atau bangunan yang diperlukan untuk
Kabupaten/Kota. Beberapa kriteria dari pembuatan mendistribusikan/mengangkat sumber air permukaan
desain sederhana tersebut adalah : ke lahan oncoran (Command Area).
- Survey investigasi dan desain sederhana 4. Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Mesin dan
dilaksanakan secara swakelola dengan melibatkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
kelompok petani. Biaya/dana yang diperlukan dalam Berdasarkan hasil SID akan dapat diketahui
pembuatan desain agar disediakan dari anggaran kebutuhan bahan, peralatan dan mesin serta biaya
pemerindah daerah kabupaten/kota. Dana SID tidak yang diperlukan dalam bentuk rancangan anggaran
boleh diambil dari dana kegiatan pembuatan irigasi dan biaya (RAB).
air permukaan. 5. Rencana Pengembangan Usaha Tani
- Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi Mencakup jenis komoditas yang akan diusahakan,
persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian pola tanam dan pola pengusahaan.
Kabupaten/Kota.
B. Pengadaan Bahan dan Peralatan
Laporan SID setidaknya memuat informasi tentang: 1. Pengadaan bahan dan peralatan dilaksanakan
1. Keadaan umum lokasi setelah SID selesai dilaksanakan.
2. Petani/Kelompok Tani calon penerima kegiatan 2. Bahan dan peralatan yang diadakan berdasarkan
3. Desain Sederhana kebutuhan sesuai hasil SID.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 17 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 18
3. Bahan, peralatan dan mesin yang diadakan mudah permukaan. Dalam hal air permukaan tidak
dalam perawatan dan tersedianya suku cadangnya mencukupi, air tanah digunakan sebagai
serta sesuai dengan kondisi setempat. tambahan pasokan air.
c. Pemanfaatan air permukaan dikenakan pajak
C. Prinsip, Kebijakan dan Strategi dan atau iuran.

1. Prinsip
3. Strategi
a. Pemanfaatan air permukaan merupakan bagian
a. Menyusun perencanaan alokasi air didasarkan
tak terpisahkan dalam pengelolaan sumber daya
pada potensi air permukaan dan kebutuhan
air yang mengacu kepada pola pengelolaan
berdasarkan wilayah sumberdaya air.
sumber daya air yang didasari wilayah sumber
b. Menyusun Sistem Informasi sumberdaya air
daya air.
(SISDA)
b. Pengelolaan air permukaan dilaksanakan
c. Menyelenggarakan perizinan yang terkait
berdasarkan pada wilayah sungai.
dengan perencanaan dan pelaksanaan
pemanfaatan air permukaan sesuai dengan
2. Kebijakan
kebijakan yang ditetapkan.
a. Pemanfaatan air permukaan dilaksanakan
d. Melaksanakan konservasi air permukaan.
secara terpadu untuk memanfaatkan sumber
e. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan
daya tersebut secara optimal dan berkelanjutan
pengendalian (binwasdal) pemanfaatan air
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
permukaan.
berdasarkan asas kemanfaatan umum,
f. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama
keseimbangan, kelestarian, dan keadilan.
antarlembaga pengelola sumber daya air, baik
b. Pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai
air permukaan maupun air tanah.
keperluan diutamakan dari sumber air
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 19 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 20
D. Pembiayaan

Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan ini


dibebankan pada anggaran tugas pembantuan dengan
memperhatikan mata anggaran yang tercantum pada
DIPA/POK Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air
tahun 2010.
Dana pembuatan irigasi air permukaan dimaksudkan
untuk pengadaan material/bahan, alat mesin serta biaya-
biaya lain yang diperlukan termasuk untuk pembuatan
jaringan irigasi air permukaan.
Sedangkan biaya desainnya diharapkan dapat dibiayai
melalui dana APBD Propinsi ataupun APBD
Kabupaten/Kota.
Pemanfaatan dana dengan mata anggaran bantuan
sosial agar dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada
”Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial” yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air.

Jadwal pelaksanaan kegiatan, bobot dari masing-masing


tahap-tahap pelaksanaan kegiatan serta contoh dari
Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) dapat dilihat
pada Lampiran 1

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 21 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 22
V. MONITORING DAN EVALUASI usaha tani

Disadari bahwa pencapaian indikator tersebut diatas


A. Indikator Kinerja
bukan hanya sebagai akibat kegiatan pembuatan sumber
Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai
air permukaan saja melainkan merupakan akumulasi
ukuran untuk menilai kinerja kegiatan pengembangan
dampak dari kegiatan-kegiatan lainnya maupun faktor-
irigasi air permukaan adalah sebagai berikut :
faktor internal dan eksternal.
1. Output : Tersedianya prasarana irigasi dari
pembuatan sumber air permukaan
Namun demikian hendaknya indikator ini dijadikan
sebanyak 286 unit di 26 Propinsi 93
patokan dalam melakukan penilaian terhadap hasil
Kabupaten. Perincian per kabupaten
kinerja, sehingga seluruh proses kegiatan harus mengacu
seperti pada Lampiran 2
pada sasaran indikator tersebut.
2. Outcome : Petani dapat mengusahakan
lahannya untuk usaha pertanian B. Monitoring
1. Monitoring pengembangan irigasi air permukaan
3. Benefit : Adanya harapan petani untuk
dilakukan secara swakelola oleh Dinas
meningkatkan produksi dan
Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota
produktivitas usaha taninya.
2. Evaluasi kegiatan dilakukan pada saat pelaksanaan
4. Impact : Tersedianya kebutuhan bahan dan setiap akhir masa pelaksanaan kegiatan.
pangan utama untuk petani dan C. Pelaporan
masyarakat pedesaan disekitarnya
1. Perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan
serta meningkatnya pendapatan
irigasi air permukaan agar dilaporkan secara kontinu.
petani melalui usaha diversifikasi

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 23 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 24
Laporan yang disusun terdiri dari laporan Selatan, dengan tembusan kepada Kepala Dinas
perkembangan (bulanan) dan laporan akhir . tingkat Propinsi.

2. Laporan bulanan memuat perkembangan


pelaksanaan kegiatan yang disusun setiap bulan,
D. Pengendalian
berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai bulan
berjalan. Laporan bulanan dikirim ke Dinas Pertanian Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi dalam
Propinsi dengan tembusannya disampaikan ke Pusat pelaksanaan pengembangan irigasi air permukaan, maka
(Ditjen PLA dan Direktorat Pengelolaan Air) laporan perlu dilaksanakan pengendalian yang intensif.
bulanan disusun mengacu pada Lampiran 3.1, 3.2 Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
(diisi ditingkat kabupaten/kota) serta 3.3 dan 3.4 pengembangan irigasi air permukaan akan dilaksanakan
(diisi ditingkat propinsi)
dengan mengikuti acuan Sistem Pengendalian Internal
3. Laporan Akhir disusun setelah pelaksanaan
(SPI) sebagaimana tercantum pada Lampiran 5.
pengembangan irigasi air permukaan permukaan
selesai, berisi seluruh rangkaian kegiatan Selanjutnya pelaksana di tingkat propinsi dan
pelaksanaan. Agar lebih informatif dan komunikatif, kabupaten/kota dapat membuat daftar/check list
Laporan Akhir agar dilengkapi dengan foto-foto pengendalian dengan mempedomani check list yang
dokumentasi dari setiap tahap kegiatan (sebelum tercantum pada Lampiran 5 dimaksud.
kegiatan, dalam pelaksanaan dan setelah selesai
kegiatan). Laporan akhir agar mengikuti outline
seperti pada Lampiran 4.

4. Laporan perkembangan dan laporan akhir


disampaikan kepada Direktur Jenderal Pengelolaan
Lahan Dan Air c.q Direktur Pengelolaan Air dengan
alamat Direktorat Pengelolaan Air Jl. Taman
Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 25 Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010 26
Lampiran 1
JADWAL PALANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN IRIGASI AIR PERMUKAAN TA. 2010

BULAN KE :
Bobot
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nop Des
JENIS DAN TAHAPAN KEGIATAN Progres
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV (%)

I KEGIATAN BANSOS PLA

A PERSIAPAN 20
1 JUKLAK DITERIMA OLEH KAB 2
2 PEMBUATAN JUKNIS OLEH KAB. 2
3 SK-SK TIM 4
4 DESAIN SEDERHANA 4
5 RUKK & SURAT PERJANJIAN 4
6 PEMBUKAAN REK PETANI 4

B PELAKSANAAN 80
1 TRANSFER DANA 4
KE REKENING KELOMPOK

2 KONSTRUKSI *) 76
3 MONITORING : OLEH KABUPATEN
OLEH PROPINSI
EVALUASI : OLEH KABUPATEN
OLEH PROPINSI
OLEH PUSAT
4 PELAPORAN
- BULANAN
- TRIWULAN
- TAHUNAN/AKHIR

*) Realisasi fisik dihitung berdasarkan kemajuan fisik yang telah dilaksanakan dengan mengacu pada jumlah dana yang telah terpakai untuk melaksanakan kegiatan dimaksud

CONTOH
RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK
PENGEMBANGAN IRIGASI AIR PERMUKAAN
TAHUN 2010

Biaya yang Sumber Pembiayaan


Harga satuan
No Kegiatan Volume diperlukan Tugas Perbantuan APBD Sharing Petani Jumlah (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = (6 + 7 +8)
1. Bahan/Material
- Pasir
- Semen
- Batu kali
- Batu bata
- dst …………..

2. Insentif tenaga kerja


- …………..
- …………..
- …………..
- …………..
- dst …………..

3 …………………..
- …………..
- …………..
- dst …………..

Total

………………….., ………………2010
Disetujui Ketua KelompokTani,
Kepala Dinas

ttd ttd
Nama Jelas Nama Jelas
Lampiran 2

No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL


LOKASI PENGEMBANGAN IRIGASI AIR PERMUKAAN
TAHUN ANGGARAN 2010 2 JAWA TENGAH 1.600.000.000
PROVINSI
No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

TOTAL 286 Unit 11.440.000.000 KABUPATEN 1.520.000.000


10 Kab. Banyumas
1 JAWA BARAT 920.000.000 - Peternakan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
TOTAL KABUPATEN
1 Kab. Bandung 11 Kab. Pati
- Tanaman Pangan 1 Unit 40.000.000 40.000.000 - Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

2 Kab. Kuningan 12 Kab. Kudus


- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
- Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
3 Kab. Subang
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 13 Kab. Magelang
- Peternakan 4 Unit 40.000.000 160.000.000 - Tanaman Pangan 4 Unit 40.000.000 160.000.000

4 Kab. Sumedang 14 Kab. Demak


- Tanaman Pangan 1 Unit 40.000.000 40.000.000 - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

5 Kab. Tasikmalaya 15 Kab. Semarang


- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
6 Kab. Sukabumi
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 16 Kab. Brebes
- Hortikultura 2 Unit 40.000.000 80.000.000
7 Kab. Cirebon
- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 17 Kab. Kendal
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
8 Kab. Bogor - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
18 Kab. Pemalang
9 Kab. Bandung Barat - Tanaman Pangan 10 Unit 40.000.000 400.000.000
- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
19 Kab. Purbalingga
- Tanaman Pangan 1 Unit 40.000.000 40.000.000
No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL

3 D.I YOGYAKARTA 400.000.000 28 Kab. Labuhan Batu Selatan


KABUPATEN - Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
20 Kab. Sleman
- Hortikultura 2 Unit 40.000.000 80.000.000 29 Kab. Batu Bara
- Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

21 Kab. Gunung Kidul 30 Kab. Langkat


- Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

22 Kab. Kulon Progo 31 Kab. Tapanuli Selatan


- Hortikultura 1 Unit 40.000.000 40.000.000 - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

4 JAWA TIMUR 440.000.000 32 Kota Pematang Siantar


KABUPATEN - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
23 Kab. Gresik
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 33 Kab. Nias Selatan
- Tanaman Pangan 4 Unit 40.000.000 160.000.000
24 Kab. Madiun
- Tanaman Pangan 4 Unit 40.000.000 160.000.000 34 Kab. Samosir
- Perkebunan 5 Unit 40.000.000 200.000.000 - Tanaman Pangan 6 Unit 40.000.000 240.000.000

5 NAD 280.000.000 35 Kab. Serdang Bedagai


PROVINSI - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Peternakan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
36 Kab. Padang Lawas Utara
KABUPATEN 160.000.000 - Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
25 Kab. Aceh Besar - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
7 SUMATERA BARAT 240.000.000
26 Kab. Bener Meriah KABUPATEN
- Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 37 Kab. Lima Puluh Kota
- Tanaman Pangan 5 Unit 40.000.000 200.000.000
6 SUMATERA UTARA 1.280.000.000 - Peternakan 1 Unit 40.000.000 40.000.000
KABUPATEN
27 Kab. Tanah Karo
- Hortikultura 2 Unit 40.000.000 80.000.000
No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL

8 RIAU 120.000.000 11 LAMPUNG 360.000.000


KABUPATEN KABUPATEN
38 Kota Pekanbaru 48 Kab. Lampung Barat
- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 - Peternakan 1 Unit 40.000.000 40.000.000

9 JAMBI 680.000.000 49 Kab. Lampung Selatan


KABUPATEN - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
39 Kab. Kerinci
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 50 Kab. Lampung Tengah
- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
40 Kab. Merangin
- Tanaman Pangan 4 Unit 40.000.000 160.000.000 51 Kab. Way Kanan
- Peternakan 1 Unit 40.000.000 40.000.000
41 Kab. Sarolangun
- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 52 Kab. Pesawaran
- Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 - Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

42 Kab. Tanjung Jabung Timur 12 KALIMANTAN TENGAH 80.000.000


- Peternakan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 KABUPATEN
53 Kab. Kotawaringin Timur
43 Kab. Muara Bungo - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
13 KALIMANTAN TIMUR 400.000.000
10 SUMATERA SELATAN 480.000.000 KABUPATEN
KABUPATEN 54 Kab. Nunukan
44 Kota Palembang - Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000

45 Kab. Banyuasin 55 Kab. Paser


- Tanaman Pangan 4 Unit 40.000.000 160.000.000 - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

46 Kab. OKU Timur 56 Kota Balikpapan


- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

47 Kab. OKU Selatan 14 SULAWESI UTARA 80.000.000


- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 KABUPATEN
57 Kab. Minahasa Utara
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL
67 Kota Denpasar
15 SULAWESI TENGAH 120.000.000 - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
KABUPATEN
58 Kab. Poso 19 NTB 1.200.000.000
- Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 KABUPATEN
68 Kab. Bima
59 Kab. Sigi - Perkebunan 4 Unit 40.000.000 160.000.000
- Peternakan 1 Unit 40.000.000 40.000.000
69 Kab. Dompu
16 SULAWESI SELATAN 80.000.000 - Perkebunan 1 Unit 40.000.000 40.000.000
KABUPATEN
60 Kab. Bantaeng 70 Kab. Lombok Barat
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
- Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
17 MALUKU 80.000.000
KABUPATEN 71 Kab. Lombok Tengah
61 Kab. Maluku Barat Daya - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

18 BALI 720.000.000 72 Kab. Lombok Timur


KABUPATEN - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
62 Kab. Badung - Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
- Peternakan 6 Unit 40.000.000 240.000.000 - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

63 Kab. Bangli 73 Kab. Lombok Utara


- Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000

64 Kab. Buleleng 74 Kab. Sumbawa


- Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 - Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
- Perkebunan 1 Unit 40.000.000 40.000.000
- Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
75 Kab. Sumbawa Barat
65 Kab. Karangasem - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
20 NTT 520.000.000
66 Kab. Tabanan KABUPATEN
- Perkebunan 1 Unit 40.000.000 40.000.000 76 Kab. Timor Tengah Selatan
- Perkebunan 3 Unit 40.000.000 120.000.000
No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL No. KABUPATEN / KOTA VOLUME UNIT COST TOTAL

77 Kab. Alor 87 Kab. Pandeglang


- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

78 Kab. Lembata 88 Kab. Serang


- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

79 Kab. Sumba Tengah 25 KEPULAUAN RIAU 360.000.000


- Hortikultura 6 Unit 40.000.000 240.000.000 KABUPATEN
89 Kab. Lingga
21 PAPUA 40.000.000 - Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
KABUPATEN
80 Kab. Mappi 90 Kab. Karimun
- Tanaman Pangan 1 Unit 40.000.000 40.000.000 - Hortikultura 3 Unit 40.000.000 120.000.000

22 BENGKULU 280.000.000 91 Kab. Bintan


KABUPATEN - Hortikultura 2 Unit 40.000.000 80.000.000
81 Kab. Bengkulu Selatan
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 92 Kota Batam
- Hortikultura 2 Unit 40.000.000 80.000.000
82 Kab. Lebong
- Peternakan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 26 SULAWESI BARAT 160.000.000
KABUPATEN
83 Kab. Bengkulu Tengah 93 Kab. Mamuju
- Peternakan 2 Unit 40.000.000 80.000.000 - Perkebunan 4 Unit 40.000.000 160.000.000

23 MALUKU UTARA 200.000.000 TOTAL


KABUPATEN 1 Tanaman Pangan 145 26 Propinsi
84 Kab. Halmahera Selatan 2 Hortikultura 20 93 Kabupaten
- Tanaman Pangan 3 Unit 40.000.000 120.000.000 3 Perkebunan 65
4 Peternakan 56
85 Kab. Halmahera Utara
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000

24 BANTEN 320.000.000
KABUPATEN
86 Kab. Lebak
- Tanaman Pangan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
- Perkebunan 2 Unit 40.000.000 80.000.000
Lampiran 3.1
` (Form PLA 01)

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN


KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
T.A. 2010

Dinas : ……………………………..
Kabupaten : ……………………………..
Provinsi : ……………………………..
Subsektor : ……………………………..
Program : ……………………………..
Bulan : ……………………………..

Pagu DIPA Realisasi Lokasi Kegiatan


Keterangan
No. Aspek Kegiatan Keuangan Fisik Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat
(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A. Pengelolaan Air
1. Rehab JITUT
2. Rehab JIDES
3. TAM
4. Irigasi Tanah Dangkal
5. Irigasi Tanah Dalam
6. Air Permukaan
7. Pompa
8. Embung
9. Dam Parit
10. Sumur Resapan
11. P I P
12. Balai Subak
13. Sekolah Lapang

JUMLAH
Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll
*) Coret yang tidak perlu
………………………., ………………...…………. 2010

Penanggung jawab kegiatan Kabupaten

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN


Lampiran 3.2
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA 2010 (Form PLA 02)
Dinas : ……………………………..
Propinsi : ……………………………..
Subsektor : ……………………………..
Program : ……………………………..
Bulan : ……………………………..
Pagu DIPA Realisasi
Keterangan
No. Dinas Kabupaten/Kota*) Aspek Kegiatan Keuangan Fisik Keuangan Fisik
(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Dinas…………………….*) Pengelolaan Air
Kab/Kota ………………… 1. Rehab JITUT
2. Rehab JIDES
3. TAM
4. Irigasi Tanah Dangkal
5. Irigasi Tanah Dalam
6. Air Permukaan
7. Pompa
8. Embung
9. Dam Parit
10. Sumur Resapan
11. P I P
12. Balai Subak
13. Sekolah Lapang
2 Dinas…………………….*)
Kab/Kota …………………

3 Dinas…………………….*)
Kab/Kota …………………
1. Rehab JITUT
2. Rehab JIDES
3. TAM
4. Irigasi Tanah Dangkal
5. Irigasi Tanah Dalam
6. Air Permukaan
JUMLAH 7. Pompa
8. Embung
9. Dam Parit
10. Sumur Resapan
11. P I P
12. Balai Subak
13. Sekolah Lapang

Catatan :
1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jaksel.
Fax : 021 7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan)
4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll
*) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA. **) Coret yang tidak perlu …………………, ……………………. 2010

Penanggung jawab kegiatan Propinsi


Lampiran 3.3
(Form PLA 03)
LAPO RAN M ANFAAT
K E G IA T A N P E N G E L O L A A N L A H A N D A N A IR T A . 2 0 0 6 , 2 0 0 7 , 2008 dan 2009

D in a s : … … … … … … … … … … … … ..
K a b u p a te n : … … … … … … … … … … … … ..
P r o v in s i : … … … … … … … … … … … … ..
S u b s e k to r : … … … … … … … … … … … … ..
Tahun : … … … … … … … … … … … … ..

No. K e g ia ta n T a r g e t F is ik D IP A R e a lis a s i F is ik M a n fa a t

1 2 3 4 5

A. A s p e k P e n g e lo la a n A ir

1 R e h a b J IT U T
2 R e h a b J ID E S
3 T A M
4 Ir ig a s i T a n a h D a n g k a l
5 Ir ig a s i T a n a h D a la m
6 A ir P e r m u k a a n
7 Pom pa
8 Em bung
9 D a m P a r it
10 Sum ur R esapan
11 P I P
12 B a la i S u b a k
13 S e k o la h L a p a n g

C a ta ta n :
1 . L a p o r a n d ik ir im k e D in a s P r o p in s i t e r k a it t e m b u s a n k e D it je n P L A P u s a t , p a lin g la m b a t t a n g g a l 5 s e t ia p b u la n
2 . L a p o r a n k e P u s a t k e B a g ia n E v a lu a s i d a n P e la p o r a n d /a . K a n p u s D e p t a n G e d u n g D L a n t a i 8 J l. H a r s o n o R M N o . 3 R a g u n a n J a k s e l
v ia F a x : 0 2 1 - 7 8 1 6 0 8 6 a ta u E - m a il : s im o n e v p la @ d e p ta n .g o .id
3 . M a n fa a t h a ru s te ru k u r, c o n to h :
a . K e g ia t a n J I T U T / J I D E S s e lu a s 5 0 0 H a , m e n a ik a n IP 5 0 % d e n g a n p r o d u k t iv ita s 5 to n / H a ,
s e h in g g a m a n fa a t k e g ia ta n b e r u p a p e n in g k a ta n p r o d u k s i s e b a n y a k 5 0 0 X 0 ,5 X 5 T o n = 1 .2 5 0 to n
b . R e h a b J U T /J A P R O D
M a n fa a t m e n g u r a n g i o n g k o s a n g k u t R p . 2 5 ; / K g a ta u R p . 2 5 .0 0 0 ; / T o n p a d a a r e a l d e n g a n tin g k a t p r o d u k s i 1 .0 0 0 to n
s e h in g g a m a n fa a t k e g ia ta n d a p a t m e n g u r a n g i o n g k o s a n g k u t R p . 2 5 .0 0 0 X 1 .0 0 0 = R p . 2 5 .0 0 0 .0 0 0 ;
c . C e t a k S a w a h S e lu a s 2 0 0 H a
M e n y e b a b k a n p e r lu a s a n a r e a l t a n a m s e lu a s 2 0 0 H a d e n g a n p r o d u k t iv it a s 2 ,5 t o n /H a d a n I P 1 5 0 % , s e h in g g a m a n f a a t
k e g ia ta n c e ta k s a w a h b e r u p a p e n in g k a ta n p r o d u k s i s e b e s a r 2 0 0 X 2 ,5 to n X 1 ,5 = 7 5 0 to n

… … … … .… … … … , … … … … … … … … … … 2010

P e n a n g g u n g ja w a b K e g ia ta n K a b u p a te n

R E K A P IT U L A S I L A P O R A N M A N F A A T Lampiran 3.4
K E G IA T A N P E N G E L O L A A N L A H A N D A N A IR T A . 2 0 0 6 , 2 0 0 7 , 2 0 0 8 d a n 2 0 0 9
(Form PLA 04)
D in a s : … … … … … … … … … … … … ..
P r o v in s i : … … … … … … … … … … … … ..
S u b s e k to r : … … … … … … … … … … … … ..

No. K e g ia ta n T a r g e t F is ik R e a lis a s i F is ik M a n fa a t

1 2 3 4 7

A. A s p e k P e n g e lo la a n A ir
1 . R e h a b J IT U T
2 . R e h a b J ID E S
3. TAM
4 . Irig a s i T a n a h D a n g k a l
5 . Irig a s i T a n a h D a la m
6 . A ir P e rm u k a a n
7. Pom pa
8. Em bung
9 . D a m P a rit
1 0 .S u m u r R e s a p a n
1 1 .P I P
1 2 .B a la i S u b a k
1 3 .S e k o la h L a p a n g

C a ta ta n :
1 . L a p o ra n d ik irim k e D itje n P L A P u s a t, p a lin g la m b a t ta n g g a l 1 0 s e tia p b u la n
2 . L a p o ra n k e P u s a t k e B a g ia n E v a lu a s i d a n P e la p o ra n d /a . K a n p u s D e p ta n G e d u n g D L a n ta i 8 J l. H a rs o n o R M N o . 3 R a g u n a n J a k s e l
v ia F a x : 0 2 1 -7 8 1 6 0 8 6 a ta u E -m a il : s im o n e v p la @ d e p ta n .g o .id
3 M a n fa a t h a ru s te ru k u r, c o n to h :
a . K e g ia ta n J IT U T /J ID E S s e lu a s 5 0 0 H a , m e n a ik a n IP 5 0 % d e n g a n p ro d u k tiv ita s 5 to n /H a ,
s e h in g g a m a n fa a t k e g ia ta n b e ru p a p e n in g k a ta n p ro d u k s i s e b a n y a k 5 0 0 X 0 ,5 X 5 T o n = 1 .2 5 0 to n
b . R e h a b J U T /J A P R O D
M a n fa a t m e n g u ra n g i o n g k o s a n g k u t R p . 2 5 ; / K g a ta u R p . 2 5 .0 0 0 ; / T o n p a d a a re a l d e n g a n tin g k a t p ro d u k s i 1 .0 0 0 to n
s e h in g g a m a n fa a t k e g ia ta n d a p a t m e n g u ra n g i o n g k o s a n g k u t R p . 2 5 .0 0 0 X 1 .0 0 0 = R p . 2 5 .0 0 0 .0 0 0 ;
c . C e ta k S a w a h S e lu a s 2 0 0 H a
M e n y e b a b k a n p e rlu a s a n a re a l ta n a m s e lu a s 2 0 0 H a d e n g a n p ro d u k tiv ita s 2 ,5 to n /H a d a n IP 1 5 0 % , s e h in g g a m a n fa a t
k e g ia ta n c e ta k s a w a h b e ru p a p e n in g k a ta n p ro d u k s i s e b e s a r 2 0 0 X 2 ,5 to n X 1 ,5 = 7 5 0 to n

… … … … … … ., … … … … … … … .… … … … . 2 0 1 0

P e n a n g g u n g ja w a b K e g ia ta n P ro p in s i
Lampiran 4

Outline Laporan Akhir

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran

II. Pelaksanaan
A. Lokasi (administratif dan koordinat)
B. Masukan
C. Tahap Pelaksanaan
D. Masalah
E. Pemecahan Masalah

III. HASIL

IV. MANFAAT

V. DAMPAK

VI. KESIMPULAN/SARAN
Lampiran 5

Daftar Isian (check list)


Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Irigasi Air Permukaan

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


I PERSIAPAN
1. Juklak Ada/tidak ada
2. Juknis Ada/tidak ada
3. Organisasi/kelembagaan Ada/tidak ada
4. SID Sederhana
4.1. Calon lokasi
a. Apakah di lokasi tersebut benar-benar memerlukan irigasi Ya/tidak
air permukaan
b. Apakah ada sumber air Ada/tidak ada
c. Debit air mencukupi untuk mengembangkan komoditi yg diusahakan Cukup/tidak cukup
d. Apakah calon lokasi mudah diakses Ya/tidak
e. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat Ya/tidak
f. Apakah calon lokasi diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas Ya/tidak

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


4.2. Calon Petani
a. Apakah petani berdomisili di lokasi kegiatan Ya/tidak
b. Apakah sdh terbentuk kelompok tani Ya/tidak
c. Apakah kelompok tani mempunyai respon positif terhadap kegitan ini Ya/tidak
d. Apakah calon petani diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas Ya/tidak

4.3. Desain Sederhana


a. Apakah sudah disusun desain sederhana Sudah/belum

5. RAB
a. Apakah telah disusun RAB kegiatan Sudah/belum
b. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya Sudah/belum
c. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/belum
d. Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/belum
e. Apakah mekanisme pencairan rekening kelompok melalui "contra sign" Ya/tidak
f. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak Ya/tidak

No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN


Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010
II PENYUSUNAN SK
1. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran Ada/tidak ada
2. SK Tim Teknis /Koorlap Ada/tidak ada
3. SK Penetapan Lokasi dan Petani Ada/tidak ada

III PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti desain Ya/tidak
2. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti jadwal palang Ya/tidak
3. Hasil pelaksanaan (irigasi air permukaan) telah dimanfaatkan Sudah/belum
IV MONEV DAN PELAPORAN
4.1. Monitoring
a. Apakah sudah dibuat pedoman monitoring Sudah/belum
b. Apakah sudah dibuat jadwal monitoring Sudah/belum
c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas monitoring Sudah/belum
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil monitoring Sudah/belum

4.2. Evaluasi
a. Apakah sudah dibuat pedoman evaluasi Sudah/belum
No. URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010

b. Apakah sudah dibuat jadwal evaluasi Sudah/belum


c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas evaluasi Sudah/belum
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil evaluasi Sudah/belum

4.3. Pelaporan
a. Laporan pertanggungjawaban dana sesuai tahap kegiatan Sesuai/tdk sesuai
b. Apakah sudah dibuat laporan bulanani Sudah/belum
c. Apakah sudah dibuat laporan akhir Sudah/belum

V PERTANGGUNGJAWABAN
5.1. Apakah sudah dibuat BA Penyelesaian Pekerjaan Sudah/belum
5.2. Apakah sudah dibuat dokumentasi (sebelum, dalam pelaksanaan dan akhir) Sudah/belum
5.3. Apakah sudah dibuat dokumen bukti pembayaran Sudah/belum
5.4. Apakah sudah dibuat pembukuan Sudah/belum

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Air Permukaan TA. 2010

Anda mungkin juga menyukai