Anda di halaman 1dari 75

KEMAMPUAN ANAK DALAM MENARI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE MENIRU, SAS DAN DEMONSTRASI SERTA EKSPERIMEN


DI TK ISLAM AL-MADINA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1


untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Nama : Galih M.S.R
NIM : 2501401052
Program Studi : Pendidikan Seni Tari
Jurusan : Pendidikan Sendratasik

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
SARI

GALIH M.S.R.2007.Kemampuan Anak dalam Menari dengan Menggunakan Metode


Meniru, SAS dan Demonstrasi serta Eksperimen di Tk Islam Al-Madina Semarang.
Skripsi Sendratasik UNNES.
Pendidikan Taman Kanak-kanak pada hakekatnya adalah tempat anak-anak
bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Pada kegiatan pembelajaran
diTK sebaiknya dalam memberikan materi pelajaran khususnya seni tari harus tepat
dalam menggunakan metode dan cara penyampaian materi. Dari hal tersebut
permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan anak
dalam menari dengan menggunakan 3 metode dalam pembelajaran seni tari di TK
Islam AL-Madina Semarang dan faktor apa saja yang menghambat dan mendukung.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil belajar yang baik dengan
memadukan 3 metode dalam pembelajaran seni tari agar efektif dan efisien guna
meningkatkan minat dan kemampuan anak dalam belajar menari serta untuk
mengetahui faktor apa yang saja yang menghambat dan mendukung. Manfaatnya
anak dapat mengikuti dan menerima pelajaran dengan cepat dengan menirukan
gerak, menghafal gerak, gerak yang berirama dan merasakan gerak, meningkatkan
kemampuan, daya kreatifitas dan kemandirian.
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B2 (Nuh) TK Islam AL-Madina
Semarang. Objek penelitian ini adalah perilaku anak, materi, guru dan metode
pembelajaran tari yang efektif dan efisien untuk anak TK.Metode penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (Action Researh) dengan pendekatan diskriptif
prosentase. Pelaksanaan tindakan melalui 3 putaran pelaksanaan tindakan setiap
putaran melalui tahap-tahap: (1) Perencanaan, (2) Implementasi tindakan, (3)
Observasi, (4) Refleksi. Alat dan teknik pencatatan data pada penelitian ini adalah (1)
Catatan harian, (2) Wawancara, (3) foto, (4) penampilan subjek penelitian. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah deskkiptif prosentase.
Hasil penelitian ini adalah (1) Metode pembelajaran seni tari pada TK melalui
langkah-langkah pemberian materi, penggunaan 3 metode dapat meningkatkan
kemampuan anak terbukti dengan hasil tes praktek akhir menunjukkan nilai rata-rata
kelas yang baik yaitu 78,97 dan dapat meningkatkan aspek wiraga, wirama, wirasa
dan hafalan, (2) Dengan menggunakan metode Meniru (imam,ngede), SAS dan
Demonstrasi Eksperimen secara berurutan dan bergantian sesuai dengan kondisi dan
sitiasi anak dapat meningkatkan kemampuan, disiplin, ketermpilan, kesabaran,
keberanian dan rasa percaya diri, (3) Faktor keluarga, sekolah dan masyarakat juga
bisa mempengaruhi kemampuan dan minat anak dalam belajar menari.

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 5 juni 2007

Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Rustono, M.Hum Joko Wiyoso S.Kar , M.Hum


NIP. 131281222 NIP. 131764034
Pembimbing I, Ketua Penguji

Drs.R. Indriyanto.M.hum Prof .Dr . M. Jazuli, M.Hum


NIP. 131918118 NIP.131764044

Pembimbing II, Anggota Penguji,

Dra. Siluh Made Astini Dra. Siluh Made Astini


NIP. 132011107 NIP.132011107

Anggota Penguji,

Drs.R.Indriyanto M,Hum
NIP. 131918118

iii
PERNYATAAN

Dengan ini saya :


Nama : GALIH M.S.R
NIM : 2501401052
Prodi/ Jurusan : Pend. Sendratasik/ PSDTM

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang menyatakan dengan


sesungguhnya bahwa skipsi yang berjudul “Kemampuan Anak dalam Menari dengan
Menggunakan Metode Meniru, SAS, dan Demonstrasi serta Eksperimen di TK Islam
Al-Madina Semarang”, saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan kerja saya sendiri, yang saya
hasilkan setelah melalui penelitian, pembimbingan, diskusi, dan pemaparan/tujuan.
Semua kutipan , baik yang langsung maupun tidak langsung baik yang di peroleh dari
sumber kepustakaan, wahana elektronika, wawancara langsung, maupun sumber
lainnya, telah di sertai keterangan mengenai identitas sumbernya dengan cara
sebagaimana yang lazim dalam penulisan karya ilmiah. Dengan demikian, tim
penguji dan pembimbing penulisan skipsi ini membutuhkan tanda tangan sebagai
tanda keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah ini tetap menjadi tanggung jawab saya
sendiri, jika kemudian di temukan ketidakbenaran, saya bersedia menerima
akibatnya. Demikian harap pernyataan ini dapat di gunakan seperlunya.

Semarang, Juni 2007


Yang membuat pernyataan

GALIH M.S.R
2501401052

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

¾ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan sampai beberapa derajat. (Q. S.Al Mujadalah 58 ayat 11)

¾ Hidup adalah deretan situasi pemecahan masalah, sukses atau gagalnya kehidupan kita

tergantung dari seberapa efektif kita menemukan dan memecahkan masalah di depan kita.

(Scoot Peck)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

¾ Ibu dan Bapak tercinta yang selalu mendoakan, menyayangi dan memenuhi semua

kebutuhanku

¾ Nenekku dan tante-tanteku yang selalu mendukung dan mendoakanku

¾ Mas Bagus dan Puspa tersayang yang selalu mendoakan dan menyayangiku

¾ Alya tersayang yang selalu mendoakan, menyayangi dan mendukung dalam setiap langkahku

¾ Mas agus yang telah membantuku dalam penulisan skipsi ini.

¾ Onter, Eva, mentok, diyan, mba ith, saritonk, kiss, bakpia, sri dan ian

¾ Teman-teman seperjuanganku “P. seni tari 01”

¾ Teman-teman di kos citra.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, barokah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
Skripsi yang berjudul “Kemampuan Anak dalam Menari dengan Menggunakan
metode Meniru, SAS, Demonstrasi dan Eksperimen Di TK Islam AL-Madina
Semarang” ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H. Sudijono Sastroatmodjo,M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Bapak Prof. DR. Rustono M,Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Bapak Drs. Sahrul Syah Sinaga M.Hum Ketua jurusan Sendratasik
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dorongan moral dan
bantuan surat ijin untuk kelancaran penelitian.
4. Bapak Drs. R.Indriyanto M.Hum Pembimbing I yang telah memberikan
motivasi selama penulis menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Semarang
dan selama dalam penelitian ini.
5. Ibu Dra. Siluh Made Astini Pembimbing II yang dengan sabar membimbing
sampai selesainya skripsi ini.
6. Ibu Sri Purwaningsih Kepala Sekolah TK Islam AL-Madina Semarang yang
telah memberikan kesempatan untuk penelitian .
7. Ibu Aryanti Hapsari Selaku guru tari di TK Islam AL-Madina Semarang yang
telah banyak membantu.
8. Bapak dan Ibu Dosen FBS UNNES yang telah memberikan bekal
pengetahuan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan studi pada
Fakultas Bahasa dan Seni UNNES.

vi
9. Bapak, Ibu, Kakak dan Adikku tercinta yang telah memberikan doa, semangat
dan bantuan demi terwujudnya skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan bantuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan tersebut mendapatkan pahala dan kebaikan dari Allah
SWT. Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat sebagaimana
mestinya.

Semarang, 2007

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i

SARI……..…………………………………………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………..iii

PERNYATAAN……………………………………………………………………...iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. vii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. viii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah…………..…………………………………. 1

B. Permasalahan…………...……………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 5

D. Manfaat Penelitian………..………………………………………… 6

E. Sistematika Skripsi…………………………………………………. 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS………………………………. 8

A. Kemampuan anak………..……………..……………….. ………….. 8

B. Pembelajaran Seni Tari..…………..………………………………… 9

C. Taman Kanak-Kanak…………………..……………………………. 17

D. Hipotesis….…………………………………………………………. 20

viii
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………….. 21

A. Pendekatan Penelitian……………...…………….………………….. 21

B. Subjek dan Objek Penelitian…...…………………………………… 22

C. Penentuan Lokasi Penelitia………………………………………… 22

D. Penelitian Tindakan………..…………………...…………………… 22

E. Pemantauan dan Perencanaan Tindakan……………………………. 27

F. Alat dan Teknik Pencatatan Data…..…………...………………….. 28

G. Teknik Analisis Data ………………………………………………. 32

H. Analisis Refleksi dan Pembahasan Evaluasi……………………….. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………………. 35

A. Setting, Situasi dan Hasil Penelitian………………..……………….. 35

B. Tes Hasil Akhir..…………………………………………………….. 52

C. Pembahasan………………………………………………………….. 53

D. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat……………………

BAB V PENUTUP……………………………………………………………….. 62

A. Kesimpulan…..………………………………………………………. 62

B. Saran….……………………………………………………………… 63

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………… 66

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Fotografik………………………………………………..……………………. 67

2. Pedoman Wawancara…………………………….…………………………… 71

3. Pedoman Catatan Harian……………………………………………………… 73

4. Tabel…………………………………………………………………………… 75

5. Surat Permohonan Ijin Penelitian……………………………………………… 83

6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……………………………….. 84

7. Surat Usulan Pembimbing…………………………………………………….. 85

x
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang guru taman kanak-kanak sebelum melaksanakan program

kegiatan belajar perlu memperhatikan: tujuan program kegiatan belajar anak

taman kanak-kanak dan ruang lingkup program kegiatan belajar anak taman

kanak-kanak.

Dalam Garis Besar program Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak

(Depdikbud,1994) tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah membantu

meletakkan dasar kearah pekembangan sikap, pengetahuan,ketrampilan, dan

daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Ruang lingkup program kegiatan belajar meliputi: pembentukan perilaku

melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin,

perasaan atau emosi, dan kemampuan bermasyarakat serta pengembangan

kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi

pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, ketrampilan

jasmani. Anak-anak usia 3-7 menawarkan peluang untuk melakukan dan

mengeksplorasi nilai-nilai melalui Quietly Being(menjadi sesuatu tenang),

cerita-cerita, lagu-lagu, permainan, pergerakan dan aktivitas pengembangan

ketrampilan sosial interpersonal, termasuk mengatasi konflik (Dianne Tilman

dan Pillar Quera,2004:83).

1
2

Pada hakekatnya Taman Kanak-Kanak adalah tempat anak-anak

bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Program pendidikan pra

sekolah bukan usaha percepatan untuk menguasai pelajaran. Atas dasar

konsep bermain sambil belajar atau belajar sambil bemain dengan berbagai

alat bantu belajar serta metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan minat,

kemampuan serta tingkat perkembangan anak(Depdikbud,1989:11).

Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memperhatikan tahap-tahap

perkembangan anak, agar lebih memahami ciri khas yang dimiliki anak. Guru

harus memiliki bahan, sumber belajar dan teknik kegiatan yang tepat,

sehingga guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan

bermakna dalam kegiatan sehari-hari. Soetopo dan Sumanto (1984:36)

mengatakan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar guru mempunyai

tugas dan tanggung jawab dalam mengenal dan memahami GBPP, menyusun

rencana belajar, termasuk didalamnya dan pelaksanaan evaluasi.

Dengan menelaah pernyataan tadi makna metode dalam pembelajaran

tari di TK harus efektif dan efisien dengan melihat karakteris anak TK. Agar

pembelajaran tercapai, guru harus menguasai metode dan tujuan. Metode

merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

yang diperlukan bagi penggunanya, sehigga dapat memahami objek sasaran

yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan. Seorang guru

dalam praktik sehari-hari mampu menyeimbangan serta menerapkan berbagai

teori pengajarannya, agar bervariasi dan tidak menimbulkan kejenuhan bagi

anak yang sedang belajar. Sehubungan dengan itu guru harus terlebih dahulu
3

memperoleh informasi tentang bagaimana karakteris anak, maka guru

mendapat masukan yang dijadikan sbagai pertimbangan-pertimbangan dalam

memilih dan menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran, Dengan

demikian materi yang diajarkan mendapat perhatian dan menumbuhkan minat

anak belajar mengajar.

Kegiatan belajar di TK perlu adanya suatu pembelajaran untuk

menyeimbangkan antara pelajaran kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pembelajaran seni tari dapat berfungsi dalam pembentukan mental anak agar

menjadi lebih kreatif, kritis, berani dan terampil. Contoh-contoh hasil dari

anak agar menjadi peka terhadap musik, dapat berfungsi sebagai terapi bagi

anak.

Salah satu Taman Kanak-Kanak yang menberikan pembelajaran seni tari

ini adalah TK yang berada dalam naungan Yayasan Islam Al-Madina

Semarang. Kegiatan belajar mengajar di TK Islam Al-Madina Semarang, guru

seni tari memberikan materi tari gerak dan lagu dengan musik yang bernuansa

islam, sesuai dengan konsep yang diminta oleh Yayasan Al-Madina. Yayasan

berharap dengan adanya kegiatan belajar menari ini anak didiknya dapat

menjadi lebih aktif, kreatif dan terampil supaya mempunyai ciri khas

tersendiri agar tidak sama dengan TK lain pada umumnya.

Materi yang diberikan guru tari pada anak adalah materi tari yang

musiknya bernuansa islam. Materi yang di berikan guru tari adalah materi tari

25 Nabi, Ya Rosulullah, Assalamu’alaikum, Bismillah, Baju Baru, materi

dasar bermain sambil bernyanyi, Potong Bebek angsa dan tari Piring.
4

Dalam kegiatan belajar mengajar seni tari, guru tari dibantu oleh

masing-masing guru kelas yang ada di TK Islam Al-Madina Semarang yang

terdiri dari empat kelas. Guru kelas mempunyai peran dalam kegiatan belajar

menari anak, karena dengan adanya guru kelas anak lebih mudah diatur. Guru

kelas berpengaruh terhadap minat dan kemauan anak sebagai contoh anak

selalu patuh dan menurut apa yang guru katakan. Guru dianggap sebagai

orang yang selalu benar, benar dalam segala hal baik tutur kata maupun

perilaku. Guru adalah orang tua kedua bagi anak, setelah orang tua anak di

rumah. Masing-masing guru kelas yang ada di TK Islam Al-Madina

mempunyai cara pengajaran yang berbeda dalam mendidik anak-anaknya,

sehingga tingkah laku dan perbuatan anak didiknya sangat tergantung dari

guru kelas. Pengaruh guru kelas sangat menentukan hasil belajar anak

didiknya karena dapat mempengaruhi kreatifitas dari anak.

Dari pengamatan yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran

seni tari di TK diperolah data bahwa ada beberapa anak yang tidak berminat

dalam mengikuti pembelajaran tari. Ada anak yang bermain sendiri, ada yang

cuma duduk melihat teman-temannya menari dan ada juga yang usil

menggoda teman-temannya yang sedang menari agar mau diajak bermain.

Anak-anak tadi sulit untuk diatur, keadaan seperti ini dapat mengganggu

jalannya proses belajar mengajar yang mengakibatkan anak cenderung kurang

memahami gerak dan konsentrasi mereka terpecah karena melihat teman-

teman lainya tidak menari. Guru tari juga terbiasa menggunakan metode

peniruan atau imitasi, yang mana anak hanya menirukan apa yang di
5

contohkan oleh guru. Kebiasaan guru menggunakan metode peniruan

mengakibatkan anak memiliki rasa ketergantungan kepada guru sehingga

kreatifitas dan kemandirian anak tidak terbina. Jika metode meniru ini

digunakan tidak dikombinasikan dengan metode lain biasanya anak akan

mengalami kejenuhan sehingga keinginan anak untuk belajar kurang. Apabila

minat anak kurang maka proses belajar mengajar tidak sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan latar belakang tadi peneliti merasa tertarik untuk

mengungkap bagaimana kemampuan anak dalam menari di TK Islam Al-

Madina semarang kaitannya dengan metode pembelajaran yang digunakan

oleh guru serta faktor-faktornya.

B. Permasalahan

Dalam penelitian ini peneliti menemukan permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan anak dalam menari di TK Islam Al-Madina

semarang kaitannya dengan metode pembelajaran

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat kemampuan anak

dalam pembelajaran seni tari yang ada di TK Al-Madina.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tentang minat anak dalam pembelajaran seni tari

adalah :
6

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana kemampuan anak

dalam menari di TK Islam Al-Madina semarang kaitannya dengan metode

pembelajaran.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan Faktor apa saja yang mendukung

dan menghambat kemampuan anak dalam menari dalam pembelajaran

seni tari yang ada di TK Al-Madina.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode yang baik

untuk meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran seni tari

khususnya di TK Islam Al-Madina

2. Memberikan pengetahuan dan menambah wawasan kepada pembaca

khususnya guru TK mengenai bagaimana cara meningkatkan kemampuan

anak dalam pembelajaran seni tari dan faktor apa saja yang mempengaruhi

kemampuan anak.

3. Untuk memperkaya khasanah dunia ilmu pengetahuan di bidang

pembelajaran seni tari di TK sehingga dapat dijadikan sebagai reverensi

dan bahan acuan untuk penelitian yang akan datang khususnya bagi adik-

adik kelas jurusan seni tari


7

E. Sistematika Penulisan Skipsi

BAB I: Pendahuluan

Memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai isi yang akan

dibahas dalm skripsi. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penilisan skripsi.

BAB II: Landasan Teori

Dalam bab ini berisi landasan teori yang akan menguraikan tentang

kemampuan anak, pembelajaran seni tari yang terdiri dari tujuan,

materi, alat, sumber pembelajaran, anak, guru, evaluasi dan metode

pembelajaran tari di TK, serta pendidikan Taman Kanak-Kanak.

BAB III: Metode Penelitian

Dalam bab ini diuraikan tentang pendekatan yang digunakan dalam

penelitian yaitu pendekatan deskripsi kuantitaif dan kualitatif,

deskripsi prosentase. Disamping itu pemuat tentang metode penelitian

yang berisi lokasi dan sasaran penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV: Hasil Penelitian Dan Pembahasan Penelitian

Dalam bab ini memuat tentang bentuk tari Ya Rosulullah, pelaksanaan

tindakan awal, pelaksanaan tindakan, pendalaman materi, tes hasil

akhir pembahasan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

BAB V: Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.


8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemampuan Anak

1. Kemampuan

Kemampuan (ability) sering disamakan dengan bakat (aptitude).

Menurut William dan Micahel (dalam Suryabrata, 1984:168) menjelaskan

bahwa bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan suatu

tugas yang tergantung sedikit banyak dari latihan. Sedangkan Bingham

(dalam Suryabrata, 1984:169) menitik beratkan pada kemampuan individu

setelah individu tersebut mendapat latihan-latihan.

Menurut Guilford (dalam Suryabrata, 1984:171) membagi

kemampuan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Kemampuan perseptual

Kemampuan perseptuak adalah melalui kemampuan dalam

mengadakan persepsi atau pengamatan antara lain mencakup faktor-

faktor kepekaan indera, perhatian, kecepatan persepsi dan sebagainya.

b. Kemampuan Psikomotor

Kemampuan psikomotor adalah mencakup beberapa faktor antara lain:

kekuatan, kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan dan lain-lain.

c. Kemampuan Intelektual

8
9

Kemampuan Intelektual adalah kecenderungan yang menekankan

pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor antara lain:

ingatan, pengenalan, evaluasi, berfikir dan lain-lain.

Dalam hubungannya dengan pembelajaran seni tari, kemampuan

psikomotorik lebih mempunyai peranan dibandingkan jenis kemampuan

yang lain.

Kemampuan atau bakat merupakan kemampuan anak dalam

pengamatan, kekuatan, kecepatan, ketelitian, keluwesan, cara berpikir,

ingatan dan evaluasi yang dilakukan anak setelah mendapatkan latihan-

latihan. Jadi kemampuan anak dapat dilihat dari rasa keingintahuan dan

rasa suka, kreatifitas yang di miliki anak terhadap sesuatu, terutama dalam

bidang seni tari.

B. Pembelajaran Seni Tari.

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti memperoleh perubahan

tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman

(Syah, 1995:89). Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:13)

adalah berusaha memperoleh kepandaian. Belajar adalah suatu proses

perubahan kegiatan dan adanya reaksi terhadap lingkungan. Perubahan itu

diperoleh melalui latihan (IL Pasaribu dan Simandjuntak, 1983). Sedangkan

menurut Crow dan Crow (dalam Martensi, 1979:50) belajar adalah untuk

mencapai kebiasaan, ilmu pengetahuan dan sikap (Learning Acquisition of

habits, knowledge and actitudes). Pendapat lain dikemukakan oleh Surakhman


10

(1979:50) belajar ditujukan pada pengumpulan, pengetahuan, penanaman

konsep dan kecekatan serta pembentukan sikap dan perbuatan.

Menurut Gagne belajar adalah merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil

belajar berupa kapabilitas, setelah belajar orang mempunyai keterampilan,

pengetahuan, sikap dan nilai (Dimyati, 1999:10).

Pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yaitu tujuan, bahan

pelajaran (materi), kegiatan belajar mengajar, metode, alat. sumber belajar,

guru, anak dan evaluasi (Djamarah, 1989:44). Dari hal-hal tersebut masing-

masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan

suatu kegiatan. Tujuan pengajaran tari di sekolah bukanlah untuk

menjadikan anak sebagai penari atau seniman tari, melainkan untuk

diarahkan kepada pengembangan kreativitas, ekspresi, keterampilan dan

apresiasi seni ( Jazuli, 2002:36). Sedangkan menurut Ratih (2002:83)

tujuan pengajaran kesenian terutama pendidikan seni tari di TK bertujuan

agar anak TK memiliki pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan

yang memadai sesuai dengan tingkat perkembangannya. Melalui

pendidikan seni tari anak TK diharapkan mampu meningkatkan ide-

idenya, imajinasi dan fantasinya secara kreatif (Garha, 1979:4).

2. Bahan Pelajaran (materi)

Sumber belajar adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses

belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak


11

akan berjalan. Minat anak didik akan bangkit apabila suatu bahan yang

diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak didik.

Dalam pembelajaran seni tari di TK bahan atau materi tari harus

disesuaikan dengan perkembangan dan usia anak TK maka akan timbul

minat anak didik untuk menyenangi dan mengikuti proses belajar

mengajar dengan baik.

3. Kegiatan Belajar Mengajar.

KBM adalah inti dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah di

programkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam

KBM guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi, anak didik yang

aktif, guru hanya sebagai motivator, tetapi dalam pendidikan di TK guru

yang aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar mengingat usia dan

perkembangan anak TK.

4. Metode.

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Metode diperlukan oleh guru dan dipergunakannya

bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran

berakhir. Guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak

menguasai satupun metode mengajar (Djamarah, 1991:72).

Metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia

TK adalah sebagai berikut:


12

a. Bermain.

Bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan

kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius, lentur dan bahan

mainan terkandung dalam kegiatan dan secara imajinatif

ditransformasikan sepadan dengan dunia orang dewasa.

b. Karyawisata

Karyawisata mempunyai makna penting dalam perkembangan anak

karena dapat membangkitkan minat anak kepada suatu hal,

memperluas perolehan informasi. Jadi dari karyawisata anak dapat

belajar dari pengalaman sendiri sekaligus anak dapat melakukan

generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.

c. Bercakap-cakap.

Bercakap-cakap mempunyai makna penting bagi perkembangan anak

Taman Kanak_Kanak karena bercakap-cakap dapat meningkatkan

keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan

keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama dan juga

meningkatkan keterampilan mengatakan perasaan serta mengatakan

gagasan atau pendapat secara verbal.

d. Bercerita

Bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu

generasi ke generasi beikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media

untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.


13

e. Demonstrasi.

Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Jadi

dalam demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara

mengerjakan sesuatu, melalui demonstrasi diharapkan anak dapat

mengenal langkah-langkah pelaksanaan.

f. Proyek

Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk

melatih kemampuan anak, pemecahan masalah yang dialami anak

dalam kehidupan sehari-hari.

g. Pemberian Tugas.

Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja

harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di Taman Kanak-

Kanak tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan

kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru (Moeslichatoen,

2004:24-28).

Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran seni tari adalah

metode peniruan, SAS dan metode demonstrasi dan eksperimen (Ratih,

2002:84-85).

1. Metode Peniruan.

Metode peniruan adalah metode penyampaian tari secara

tradisional yang banyak digunakan guru-guru tari terutama di TK

dan SD. Metode peniruan ini dibagi menjadi dua yaitu imam (anak

diajarkan tarian secara keseluruhan dengan arah hadap yang sama)


14

dan ngede (dimana anak menirukan gerakan yang diajarkan guru

yang berlawanan arah /anak seperti bercermin dikaca). Secara

umum metode meniru mempunyai tujuan untuk membentuk

kebiasaan, tingkah laku, keterampilan, sikap dan keyakinan.

(Yuni,2004.Seminar)

2. Metode SAS (Struktur, Analisis dan Sintesis).

Metode SAS dipandang sebagai metode yang cocok jika

dipergunakan untuk menyampaikan pelajaran seni tari di TK,

karena didalamnya terkandung suatu tindakan yang cermat dan

teliti. Ketelitian dan kecermatan didalam menyampaikan pelajaran

seni tari sangat dibutuhkan, terutama ketelitian dan kecermatan

serta ketepatan didalam melihat gerakan-gerakan tubuh serta

iringannya. Tujuan dari metode SAS adalah menyampaikan materi

dengan pemahaman per bagian yang diikuti dengan penguasaan

teknis pelaksanaan yang akhirnya perkembangan anak terbentuk.

3. Metode Demonstrasi dan Eksperimen.

Demonstrasi berarti menunjukkan atau memperlihatkan.

Sedangkan Eksperimen berarti percobaan. Demonstrasi dan

Eksperimen dapat merupakan kegiatan yang terpisah dapat pula

merupakan kegiatan yang berangkai. Apabila hasil demonstrasi

dan eksperimen dipadukan maka lazimnya yang didemonstrasikan

merupakan hasil eksperimen atau pelaksanaan suatu eksperimen.


15

Dalam dunia seni tari metode eksperimen dikenal dengan

istilah kegiatan kreatif dan kreatifitas. Idealnya bahan yang

disajikan dalam kegiatan kreatif menjadikan anak TK mampu

berkreasi dan kreatif dalam kegiatan seni tari.

5. Alat.

Alat adalah segala sesuatu yang digunakan dalam pencapaian tujuan

pembelajaran. Dalam tujuan pembelajaran seni tari, alat yang digunakan

adalah tape recorder dan properti yang digunakan dalam suatu materi atau

sebuah tarian yang diajarkan.

6. Sumber Pelajaran.

Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang daimbil sebagai bahan

pelajaran. Adapun sumber pelajaran itu terdapat pada: manusia, buku, mas

media dan lingkungan. Sumber belajar dapat berupa segala macam alat

atau situasi yang dapat membantu dan bahkan memperkaya atau

memperjelas pemahaman anak terhadap sesuatu yang sedang dipelajarinya

bahkan juga membantu anak untuk memperkaya pengalaman.

7. Siswa.

Siswa merupakan orang yang menerima ilmu penetahuan yang belum

ia ketahui dari seorang guru. Tanpa siswa guru tak berarti apa-apa. Anak

didik adalah unsur manusiawi yang penting dalam kegiatan interaksi

edukatif (djamarah, 2000:51). Sedangkan menurut Darsono (20:66) siswa

adalah makhluk yang terdiri dari satu kesatuan psikofisik, untuk itu peran

guru tidak hanya mendidik secara fisik saja tetapi juga psikomotorik.
16

8. Guru

Guru adalah sseorang yang mempunyai peran penting dalam proses

belajar mengajar. Guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1983:288) adalah orang yang pekerjaanya mengajar. Guru adalah salah

satu faktor kunci keberhasilan proses belajar mengajar (Harmonia,

2004:52). Menempatkan guru sebagai salah satu faktor kunci bukanlah

tanpa alasan. Guru menjadi panutan yang ditiru dan dicontoh sekaligus

menjadi sumber belajar. Guru memiliki posisi yang strategis, karena guru

lebih sering berinteraksi dengan siswa secara langsung. Guru dapat

mengamati secara rutin tentang perkembangan kepribadian siswa,

kemajuan belajarnya dan bukan tidak mungkin akan langsung berhadapan

dengan permasalahan siswa (Mugiarso, 2004:115-116).

Suatu upaya atau usaha yang dilakukan tiap guru tidak akan sama

persis dalam memberikan pengertian dan arahan kepada anak didiknya.

Seperti hanya guru kelas yang ada di TK Islam Al-Madina Semarang

terhadap minat anak dalam pembelajaran seni tari setiap guru kelas

mempunyai peran yang berbeda-beda dalam mendidik anak didiknya.

9. Evaluasi.

Evaluasi merupakan suatu usaha mendapatkan berbagai informasi

secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan

hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak

didik melalui program kegiatan belajar. Evauasi dapat memberi motivasi

bagi guru maupun anak, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan
17

proses berpikirnya. Guru dapat melaksanakan penilaian yang efektif, dan

menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan belajar mengajar. Dengan

evaluasi guru juga dapat mengetahui prestasi dan kemajuan anak,

sehingga dapat bertindak yang tepat bila anak mengalami kesulitan belajar

(Slameto, 2003:39).

C. Taman Kanak-Kanak

Taman Kanak-Kanak (TK) didirikan sebagai usaha mengembangkan

seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan

dalam keluarga ke pendidikan sekolah. TK merupakan salah satu bentuk

pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan sekolah. Pendidikan

Prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga

sebelum memasuki pendidikan dasar. Usaha ini dilakukan supaya anak-anak

usia 4-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya.

Masa Kanak-Kanak merupakan masa bermain. Oleh karena itu kegiatan

pendidikan TK diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil

bermain (Depdikbud, 1995:3).

1. Fungsi Kegiatan Taman Kanak-Kanak

a. Mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai

dengan tahap perkembangan.

b. Mengenalkan anak pada dunia sekitar.

c. Mengembangkan sosialisasi anak.

d. Mengenalkan peraturan dan disiplin pada anak.


18

e. Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa

bermainnya (Depdikbud, 1994:1).

2. Program Kegiatan Belajar.

a. Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui

pembiasaan diri yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari di TK yang

meliputi moral pancasila, agama dan disiplin.

b. Program kegiatan belajar dalam rangka mengembangkan kemampuan

dasar melalui kegiatan yang disiapkan oleh guru meliputi kemampuan

berbahasa, daya pikir, daya cipta, ketrampilan dan jasmani

(Depdikbud, 1995:5).

3. Kelompok Belajar

Pengelompokan belajar di TK dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

a. Kelompok belajar A untuk anak didik usia 4-5 tahun

b. Kelompok belajar B untuk anak didik usia 5-6 tahun

4. Karakteristik anak usia TK.

a. Anak usia 4-5 tahun.

1. Gerakan terkoordinasi yaitu dapat melompat dan meloncat.

2. Anak bermain dengan kata-kata.

3. Dapat duduk diam dan menyelesaikan tugas dengan hati-hati

4. Belum dapat membedakan antara cerita khayal dan sungguhan.

5. Sudah dapat membedakan banyak dan sedikit.

b. Anak usia 5-6 tahun

1. Gerakan lebih terkontrol


19

2. Dapat bermain dan berkawan

3. Peka terhadap situasi sosial

4. Mengetahui perbedaan kelamin dan status

5. Dapat berhitung 1-10

6. Mulai tidak menyukai cerita khayal

Adapun ciri-ciri anak TK usia 3-6 tahun menurut Snow Man (1993)

dalam Padmodewa (1995:28-30) adalah:

1. Anak TK umumnya sangat aktif, karena mereka telah memiliki

penguatan kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai

kegiatan yang dilakukan sendiri.

2. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan

istirahat yang cukup, karena anak sering tidak menyadari bahwa

mereka harus beristirahat yang cukup.

3. Walaupun otot-otot anak lebih berkembang terhadap jari dan

tangan namun biasanya anak belum terampil, contoh anak belum

bisa mengikat tali sepatu sendiri.

4. Peralihan sering terjadi, tetapi sebentar kemudian mereka telah

berbalik kembali.

5. Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka.

6. Peranan sebagai anak laki-laki atau perempuan lebih jelas, anak

laki-laki agresif sedangkan anak perempuan suka bermain boneka

dan menari.
20

Masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari

keterampilan tertentu. Dengan alasan bahwa anak-anak mempunyai sifat

senang mengulang-ulang dan dengan senagn hati mau mengulang suatu

aktifitas sampai terampil melakukannya, anak bersifat pemberani, anak lebih

mudah dan cepat belajar karena tubuhnya masih sangat lentur serta

keterampilan yang dimiliki baru sedikit, sehingga keterampilan yang lentur

dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada (Hurlock,

1991:111). Dapat disimpulkan bahwa anak usia TK telah memiliki

kemampuan dengan keterbatasan (Mochtar, 1987:23).

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang diuraikan diatas, maka dalam penelitian

tindakan kelas ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut:

Dengan diberikannya pembelajaran seni tari melalui tiga metode akan dapat

meningkatkan kemampuan anak karena anak dapat melakukan gerak tari Ya

Rasulullah dengan baik.


21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya adalah suatu cara untuk produser yang

dipergunakan untuk memecahkan masalah penelitian (Haradi Nawawi dan

Martini Haradi, 1992:2). Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan

manusia untuk menemukan jawaban atau memecahkan masalah atau sesuatu

yang dipermasalahkan (problematik) yang dihadapi berdasarkan kebenaran

ilmiah. Dengan kata lain penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah yang dimaksud adalah memenuhi kriteria

logis, objektif, sistematis dan empiris. Logis dalam arti selalu menurut

penalaran (akal sehat) yang jelas dan lugas, objektif karena didasarkan pada

objektif tanpa prasangka subjektif, sistematis karena selalu melihat sejumlah

hasil observasi yang kompleks berdasarkan hubungan logis, empiris karena

berlandaskan pada fakta-fakta yang diperoleh dari dunia nyata.

Penelitian tentang upaya meningkatkan minat anak dalam pembelajaran

seni tari menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Action Research)

dengan pendekata diskriptif prosentasi. Penelitian tindakan kelas adalah

merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru

dan kepala sekolah termasuk pengawas sekolah untuk memperbaiki proses

belajar mengajar yang dilakukan di kelas (Sukidi, Basrowi, Susanto, 2002:24).

21
22

B. Subjek dan Objek Penelitian.

Subjek penelitian ini adalah anak TK Islam Al-Madina Semarang yang

terdiri dari empat kelas yaitu kelas Ibrahim (A1), kelas Musa (A2), kelas Isa

(B1) dan kelas Nuh (B2). Pembagian kelas berdasarkan usia, kelompok A

berusia 4-5 tahun dan kelompok B berusia 5-6 tahun.Subjek yang diambil

dalam penelitian ini adalah kelas B2 yang terdiri dari 22 anak,yang mana anak

kelas B2 lebih mudah menguasai dan materi yang diberikan juga berbeda

dengan kelas yang lain. Objek yang akan dikaji adalah metode pembelajaran,

perilaku anak,materi, guru dan proses pembelajaran tari yang efektif dan

efisien untuk anak TK.

C. Penentuan Lokasi Penelitian.

Penelitian mengambil lokasi di TK Islam Al-Madina Semarang Jl.

Menoreh Utara IX no:57 Sampangan Semarang. Materi yang diberikan di TK

Islam Al-Madina Semarang tidak sama dengan TK yang lain karena

menggunakan iringan musik yang bernuansakan islam.

D. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan dilakukan untuk mengamati dan mencatat

perkembangan yang terdiri dalam satu kelas yaitu kelas B2 (Nuh). Penelitian

dilakukan dengan menggunakan serangkaian langkah-langkah (Aspiral Of

Step) yang terdiri atas tiga putaran yaitu:


23

1. Tindakan putaran I merupakan tahap awal pemberian materi gerak dasar

dengan menggunakan metode Meniru (imam dan ngede).

Tindakan Putaran I

Pelaksanaan tindakan putaran I secara umum dilakukan melalui tahap-

tahap: perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Metode Meniru merupakan metode yang tepat pada pembelajaran seni

tari karena materi utama tari adalah gerak. Anak selalu meniru apa

yang dilakukan oleh guru. Dengan dipadukan antara imam(arah hadap

sama dengan anak) dan ngede(arah hadap berlawanan dengan anak).

pembelajaran tari akan lebih fokus tepatnya pada melakukan gerak,

sehingga anak tidak mengalami kesulitan dalam meniru gerak secara

rinci. Apabila kemampuan anak untuk belajar menari meningkat maka

proses pembelajaran tari akan berlangsung dengan baik.

b. Implementasi Tindakan.

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang telah

disusun dengan menetapkan tujuan. Langkah-langkah melalui tahap

materi gerak dasar dan evaluasi.

Pelaksanaan tindakan kegiatan adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan metode peniruan

2. Melaksanakan langkah-langkah dalam memberikan rangkaian

gerakan tari.
24

3. Melaksanakan evaluasi setiap akhir pembelajaran untuk

mengetahui kemajuan anak.

c. Observasi.

Observasi yang dilakukan pada tindakan putaran I adalah untuk

mengamati perilaku anak, minat anak, metode pembelajaran, suasana

pembelajaran dan materi yang disampaikan. Hasil dari pengamatan ini

sebagai acuan langkah-langkah untuk menentukan metode yang

digunakan dalam pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk

mendapatkan data yang lengkap maka dibuat jurnal, sehingga data

yang ada tidak luput dari observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenung kembali suatu tindakan yang

dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,

masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan. Refleksi

ada karena adanya diskusi antara peneliti dengan kolaborator(orang

yang ikut dalam penelitian:guru tari,guru kelas). Melalui diskusi ini

dibicarakan mengenai apa yang telah dilakukan dalam proses

tindakan. Diskusi yang dilakukan mengarah pada perbaikan dan

peninjauan kembali tentang kegiatan yang dilakukan. Refleksi

mempunyai aspek evaluatif yang mengarah pada suatu perbaikan

dalam suatu tindakan. Refleksi dalam putaran I merupakan pedoman


25

tindakan selanjutnya. Adapun kegiatan refleksi pada tindakan putaran

I adalah:

1. Merenungkan kembali bagaimana pengaruh metode imam dan

ngede pada anak TK.

2. Merenungkan permasalahan yang ada pada proses pembelajaran.

3. Merenungkan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Tindakan putaran II merupakan tahap pemberian frase gerak pokok tari

dan struktur frase gerak tari Ya Rasulullah serta mengenalkan unsur

wirasa, wirama, wiraga dengan menggunakan metode meniru, SAS dan

Demonstrasi dan Eksperimen.

Tindakan Putaran II.

Kegiatan yang dilakukan pada putaran II yaitu: tindakan, observasi dan

refleksi:

a. Tindakan.

Tindakan yang dilakukan adalah pada pemberian materi dengan aspek

wirama, wirasa, dan wiraga dengan menggunakan metode peniruan,

SAS dan DE. Materi yang diberikan adalah materi tari Ya Rasulullah

dari awal sampai akhir yang dilakukan secara bertahan sesuai dengan

urutannya.

b. Observasi.

Observasi yang dilakukan pada tindakan putaran II ini adalah:

1. Mengamati tindakan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran


26

2. Mengamati metode yang digunakan pada saat proses

pembelajaran.

3. Mengamati kemampuan anak pada saat mengikuti proses

pembelajaran.

Dari ketiga hal yang diamati, dicatat dalam jurnal untuk mengetahui

semua permasalahan yang ada pada suatu kegiatan pembelajaran.

c. Refleksi II

Refleksi yang dilakukan pada tindakan putaran II ini adalah:

1. Merenungkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan

2. Merenungkan metode yang digunakan dalam pembelajaran tari.

3. Merenungkan materi yang sudah diberikan dengan menggunakan

aspek wirama, wirasa, wiraga dalam pembelajaran tari.

4. Merenungkan dengan menggunakan metode Demonstrasi dan

Eksperimen dapat meningkatkan kemampuan anak dalam belajar.

Dalam setiap akhir dari kegiatan pembelajaran tari dilakukan evaluasi

oleh peneliti dengan kolaborator untuk mengarah pada perbaikan

proses pembelajaran tari selanjutnya.

3. Tindakan putaran III merupakan pendalaman materi yang telah diberikan

pada tindakan putaran I dan II. Dalam pelaksanaanya putaran III

difokuskan pada aspek wirasa(ekspresi), wiraga(bisa melakukan gerak

yang diajarkan), wirama(bisa mengikuti irama musik dan hafalan.


27

Tindakan Putaran III.

Yang dilakukan pada tindakan putaran III adalah pendalaman materi yang

telah diberikan secara keseluruhan dengan menggunakan aspek wirasa,

wirama, wiraga. Tindakan putaran III merupakan hasil akhir dari proses

pembelajaran pada tindakan I dan II.

Tindakan putaran I dilaksanakan pada 2 kali pertemuan, tindakan putaran

II dilaksanakan 5 kali putaran dan tindakan putaran III dilaksanakan 2 kali

pertemuan.Untuk mengetahui berhasil tidaknya dalam suatu proses belajar

mengajar dilakukan tes praktek.

Tes praktek dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan anak

dalam hal menguasai tari Ya Rasulullah baik dalam wirasa, wiraga dan

wirama serta hafalan. Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu

pembelajaran diadakan evaluasi akhir dan pencatatan selama proses

kegiatan berlangsung.

E. Pemantauan dan Perencanaan Tindakan.

Setiap proses pembelajaran harus selalu diadakan pemantauan dan

pencatatan. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan kolaborator dengan tujuan

untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran tari Ya Rasulullah. Hal-hal

yang dipantau dan dicatat adalah:

1. Aktivitas anak dalam mengikuti proses pembelajaran tari Ya Rasulullah.

2. Kendala-kendala yang muncul dalam proses pembelajaran tari Ya

Rasulullah.
28

3. Metode yang digunakan apakah membawa dampak perubahan yang

diinginkan atau tidak.

F. Alat dan Teknik Pencatatan Data.

Dalam penelitian ini alat dan pencatatan data yang digunakan adalah: (1)

catatan harian, (2) wawancara, (3) foto dan penampilan subjek penelitian.

Hasil pengumpulan data itu dipadukan dan dianalisis, selanjutnya diambil

kesimpulan metode yang baik dalam pembelajaran seni tari di TK Islam Al-

Madina Semarang. Hal-hal tadi diuraikan sebagai berikut:

1. Catatan harian.

Dalam melakukan pencatatan harian harus dilakukan secara langsung

yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun yang dicatat

adalah:

a. Kesulitan-kesulitan anak dalam menerima pelajaran tari Ya Rasulullah

b. Gejala- gejala yang timbul dari anak.

c. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

d. Peran peneliti dalam proses pembelajaran.

Semua hal tadi harus dicatat dan dicermati serta dicari pemecahannya

sebagai acuan tindakan selanjutnya. Semua hal dalam proses pembelajaran

tari Ya Rasulullah tidak luput dari pencatatan. Untuk mempermudah

pencatatan dibuat pedoman pencatatan harian yang berisi petunjuk tentang

pengamatan dan kisi-kisi yang akan diamati. Pengamatan itu dilakukan


29

untuk melihat sejauh mana proses pembelajaran berlangsung dan

bagaimana hasilnya.

2. Wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

memberikan jawaban atas peranyaan itu (Moleong, 1988:115).

Wawancara menurut Lincon dan Buba (dalam Moleong, 1988:115-116)

adalah untuk mengkonstruksikan tentang orang, kejadian, kegiatan,

oraganisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, memverifikasi,

mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti

sebagai pengecekan anggota.

Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana pewawancara

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan dengan

tujuan mencari jawaban terhadap suatu kesimpulan sementara.

b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang digunakan untuk

menemukan informasi yang bukan baku, atau informasi tunggal.

Responden biasanya terdiri atas mereka yang terpilih karena memiliki

pengetahuan dan mendalami situasi sehingga mereka lebih

mengetahui informasi yang diperlukan (Moleong, 1988:188-189).


30

Wawancara dilakukan kepada:

a. Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah TK Islm Al-Madina Semarang,

memberikan informasi tentang bagaimana anak didik dan guru

pengajar yang ada di TK Islam Al-Madina Semarang.

b. Guru seni tari, memberikan informasi mengenai anak tentang

keinginan dan kemauan anak dalam menerima pelajaran menari.

c. Guru kelas, memberikan informasi mengenai cara mendidik anak dan

memberikan informasi tentang sifat dan tingkah laku anak didiknya.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kesulitan anak, minat anak dan

bagaimana komunikasi yang dilakukan guru kepada anak sehingga dapat

dipecahkan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran.

3. Foto dan Dokumentasi

Foto merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memotret. Peneliti

menggunakan foto sebagai bukti dari kegiatan dalam penelitian tindakan

kelas.

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti dan

sebagainya. Diamati bukan benda hidup tetapi benda mati (Suharsimi,

2002:206).

Dokumentsi dalam penelitian ini, aspek-aspek yang diungkap melalui

metode dokumentasi adalah identitas anak TK Islam Al-Madina Semarang

meliputi data nilai masing-masing penerapan metode latihan menari

dengan menggunakan tiga metode.


31

4. Penampilan Subjek Penelitian pada kegiatan Penilaian.

Penampilan subjek penelitian pada kegiatan penilaian digunakan untuk

menilai prestasi anak dan kemampuan anak dalam menguasai materi yang

diberikan. Penilaian itu diberikan setelah subjek menerima materi secara

utuh dari awal sampai akhir.

Butir-butir dalam penilaian meliputi wiraga, wirama, wirasa dan hafalan.

Rentan nilai yang ditetapkan antara 50-100. Kriteria penilaian dibagi

menjadi empat yaitu:

a. Nilai antara 50-59 menunjukkan nilai kurang dan diberi nilai D, jika

anak sama sekali tidak hafal materi yang diberikan.

b. Nilai antara 60-69 menunjukkan nilai kurang dan diberi nilai C, jika

anak kurang hafal mengenai materi yang diberikan.

c. Nilai antara 70-84 menunjukkan nilai kurang dan diberi nilai B, jika

anakm cukup hafal mengenai materi yang diberikan.

d. Nilai antara 85-100 menunjukkan nilai kurang dan diberi nilai A, jika

anak hafal materi yang diberikan.


32

Tabel 1

Indikator penilaian penerapan metode adalah:

Komponen Penilaian Indikator


Wiraga 1. Kemampuan anak.
2. Kemampuan menguasai jenis musik dan lagu.
3. Kemampuan mengungkapkan pola-pola gerak sesuai
dengan ketepatan irama.
4. Kemampuan siswa menyajikan kembali pola-pola
gerak yang sudah diajarkan berikut level dan
jangkauan gerak.
Wirama 1. Ketepatan anak menguasai ritmik disetiap elemen
gerak yang sesuai dengan iringan.
2. Ketepatan tempo disetiap gerakan.
3. Ketepatan materi dari setiap gerakan yang selaras
dengan iringannya.
Wirasa Penilaian ini berdasarkan penjiwaan atau karakter,
pengungkapan rasa atau emosi.
Hafalan Kesesuaian materi yang telah diberikan beserta dengan
wiraga, wirama dan wirasa.

Adapun daftar skor penilaian yang digunakan untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan anak dalam pembelajaran seni tari adalah sebagai berikut:

Tabel 2

No Unsur yang dinilai Skor max


1. Wiraga 25
2. Wirama 25
3. Wirasa 25
4. Hafalan 25
Jumlah 100

G. Teknik Analisi Data

Analisis data yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan anak

dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi prosentase. Melalui analisis

deskripsi prosesntase ini akan dapat dilihat secara jelas prosentase rata-rata
33

persen tingkat kemampuan anak yang ada pada kelas yang dijadikan subjek

penelitian itu, baik pada siklus pertama maupun siklus berikutnya. Adapun

rumus sebagai berikut:

n
%= x100
N

Keterangan:

n = Jumlah skor yang dicapai oleh responden.

N= Jumlah skor ideal (Sugiyanto, 1993:158).

Tabel 3

Prosentase Minat anak dalam Pembelajaran Tari

Interval Kriteria

86-100% Sangat Efektif

76-85% Efektif

60-75% Cukup Efektif

≤59% Tidak Efektif

(Purwanto, 1994:103).

H. Analisis Refleksi dan Pembahasan Evaluasi.

Analisis Refleksi dan Pembahasan Evaluasi yang dilakukan dengan

melihat hasil yang didapat dari analisis data pada permasalahan yang di

ungkap, yang selanjutnya akan dibahas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Hal

ini selain akan dikonsultasikan dengan teori, akan dilihat dan atau akan
34

ditinjau lagi tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti pada siklus

berikutnya. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat dari tindakan

kelas yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan

dicermati agar dapat diperoleh pegangan untuk tindakan siklus berikutnya.

Tidak tertutup kemungkinan tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti tidak

sesuai dengan hasil yang diharapkan, untuk itu perlu dievaluasi kembali

sampai tujuan penelitian tindakan kelas yang dirancang memperoleh jawaban

yang pasti. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam

menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Dengan refleksi

yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga

dan akurat bagi penentuan langkah berikutnya. Refleksi yang tidak tajam akan

memberikan umpan balik yang miss leading dan bias, yang pada akhirnya

menyebabkan kegagalan suatu penelitian tindakan kelas.


35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting, Situasi dan Hasil Penelitian

1. Setting dan Situasi

Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok B2 (Nuh) TK Islam Al-

Madina Semarang. Penelitian ini dilakukan pada semester II yaitu bulan

April-Juni 2006. jumlah kelompok B2 yaitu, 11 putri dan 11 Putra yang

semuanya berjumlah 22 anak yang rata-rata usianya 5 tahun.

TK Islam AL-Madina Semarang merupakan TK-IMTAQ-BKB

Semarang yang didirikan oleh yayasan Islam AL-Madina, PD AL-Madina,

Kandep BKKBN, Kandep Pendidikan dan kebudayaan dan Kandepag

Semarang. TK Islam Al-Madina terletak di jalan Menoreh Utara IX no 67

Sampangan Semarang, yang berada didaerah perumahan menoreh indah.

Bangunan TK Islam Al-Madina yang ada antara lain:

1. Ruang guru, Kepala Sekolah

2. Ruang kelas (4 ruang)

3. Ruang Perpustakaan

4. Ruang TU

5. Ruang untuk praktek

6. Kamar Mandi

7. Ruang tunggu

35
36

Kegiatan tari di Tk Islam Al-Madina dimasukkan dalam kegiatan intra

kurikuler dan wajib diikuti oleh semua anak. Kegiatan tari dilaksanakan

sekali dalam seminggu, dengan waktu 60 menit tiap pertemuan.

Materi yang disajikan dalam penelitian ini adalah tari Ya Rosulullah

dengan iringan kaset. Gerak tari Ya Rosulullah merupakan dasar-dasar gerak

tari kreasi baru. Gerak Tari Ya Rosulullah merupakan gerak sederhana

(gerak geleng kepala,angguk-angguk,jalan putar, hadap kanan-kiri)yang dapat

dilakukan anak usia TK.

Media yang digunakan adalah tape recorder, kaset tari Ya Rosulullah

dengan properti kipas. Penelitian ini terbagi atas 3X putaran. Putaran I berisi

atas 2X pertemuan yang merupakan pengenalan frase gerak dasar tari.

Putaran II berisi atas 5X pertemuan yang merupakan pemberian materi tari

Ya Rosulullah. Pertemuan III berisi tentang pendalaman materi yang

dilakukan 2X pertemuan dan evaluasi hasil akhir. Setiap 2X pertemuan

diadakan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah selesai diajarkan.

2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan siklus I dan II yang

sebelumnya dilakukan Tes awal pada pra siklus. Hasil tersebut berupa hasil

tes akhir dan pada proses pembelajaran berlangsung.

2.1 Hasil Tes Awal (Pelaksanan Tindakan Putaran I)

Pelaksanaan tindakan putaran I secara umum melalui tahapan sebagai

berikut:

2.1.1 Perencanaan Penelitian Tindakan


37

a. Tujuan: Memudahkan pelaksanaan tindakan yang akan

dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam

belajar menari.

b. Penyusun: Penelitian sebagai pelaksanaan tindakan.

c. Waktu: Putaran I dilaksanakan 2X pertemuan.

d. Rancangan langkah-langkah praktek pembelajaran yaitu

penyajian materi dan eveluasi.

2.1.2. Implementasi Tindakan.

Tindakan dilaksanakan berdasarkan rancangan yang disusun

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tujuan: Memperoleh metode pembelajaran yang efektif

sesuai dengan anak TK.

b. Penyusun: Peneliti pelaksana tindakan

Pemantau: guru tari, guru kelas, wali kelas.

Subjek: Anak kelas B2 (Nuh)

c. Langkah-langkah Tindakan

1. Penyajian Materi

Tahap dalam memberikan materi dasar tari dengan

metode meniru.

2. Metode Meniru.

Tahap ini merupakan tindakan untuk memudahkan

pemberian materi dan juga untuk mengetahui

kemampuan awal anak terhadap pembelajaran tari.


38

Metode meniru sendiri ada dua macam yaitu imam dan

ngede. Pada tindakan ini peneliti menggabungkan

antara imam dan ngede karena pada saat anak

diberikan materi dengan metode imam anak bingung

untuk menirukan gerak yang diajarkan karena gerak

yang dilihat hanya bagian belakang sehingga anak

tidak bisa menirukan gerakan keseluruhan dari yang

diajarkan dan anak kurang jelas dalam melakukan

gerak. Kemudian digunakan metode ngede dengan

maksud agar anak dapat melihat dengan jelas gerak

yang diajarkan dan anak lebih mudah dan paham

dalam menirukan gerak karena terlihat semua gerak

yang diajarkan.

3. Evaluasi.

Tahap eveluasi adalah tahap hasil akhir dari pemberian

materi pada tindakan putaran I. hasil eveluasi

merupakan koleksi dan perbaikan pada tindakan

selanjutnya.

d. Waktu yang digunakan pada putaran I yaitu 2X pertemuan.

1X pertemuan untuk pemberian materi dan 1X pertemuan

untuk eveluasi. Uraian pertemuan 1-2 dapat dilihat pada tabel

tentang langkah-langkah tindakan putaran I dan hasil


39

pengujian kemampuan awal anak. Pelaksanaan tindakan ini

dilakukan seminggu sekali.

Tabel 4.
Langkah-Langkah Tindakan Putaran I
No. Pertemuan Kegiatan evaluasi
♦ Pemberian materi gerak dasar tari Mengulang gerak
♦ Gerak kepala kaki,jalan putar
1 Pertama ♦ Gerak kaki (double step) (double step)
♦ Gerak tangan
♦ Metode meniru (imam dan ngede)
♦ Mengulang materi pertemuan I Mengamati hasil
2 Kedua
♦ Metode meniru putaran tindakan I

Tabel 5
Hasil Pengujian Kemampuan Awal Anak
No Minat awal Kategori Nilai responden Persen (%) Keterangan
Sempurna 20-25 3 13,63 235:22 =
Baik 15-19 6 17,27 10,68
1 Wirasa
Cukup 10-14 5 22,72 Ketegori
Kurang 0-9 8 36,36 Cukup
Sempurna 20-25 5 22,72 225:22 =
Baik 15-19 2 9,09 11,59
2 wiraga
Cukup 10-14 10 45,45 Kategori
Kurang 0-9 5 22,72 Cukup
Sempurna 20-25 3 13,63 230: 22 =
Baik 15-19 5 22,72 10,45
3 Wirama
Cukup 10-14 6 27,27 Kategori
Kurang 0-9 8 36,36 Cukup
Sempurna 20-25 3 13,63 200:22 =
Baik 15-19 1 4,54 9,09
4 hafalan
Cukup 10-14 7 31,81 Kategori
Kurang 0-9 11 50 Cukup
e. Hasil yang diperoleh

1. Berdasarkan hasil dari observasi, pengamatan dan

tindakan yang menyeluruh dari kegiatan pelajaran anak

menari, anak cukup berminat untuk menerima pelajaran


40

2. proses pembelajaran denganm engunakan metode imam

dan ngede.

3. PTK I dilaksanakan 2X pertemuan.

4. untuk mengetahui kemampuan, keberanian, dan minat

anak.

5. anak mampu menirukan dan menunjukkan: 1 gerak

tangan keatas, putar samping, 2 jalan ditempat, langkah

kanan-kiri, 3 gerak kepala, geleng.

2.1.3 Pemantauan

Pemantauan dilaksanakan sebagai berikut:

a) Tunjuan: Mengetahui proses pembelajaran tari dengan metode

meniru

b) Pementau: Peneliti, guru kelas dan wali kelas

c) Peneliti: pelaksana tindakan

d) Waktu: pada saat pembelajaran berlangsung

e) Hasil pemantauan:

1. proses pembelajaran berlangsung dengan baik.

2. kemampuan anak dalam menari cukup baik, ini

ditunjukkan empat anak yang mampu menirukan

pelajaran tari yang diajarkan dengan baik sekali, empat

anak mampu menirukan dengan cukup baik.

3. Metode yang digunakan adalah metode meada beberatapa

anak yang malas dalam melakukan gerak.


41

4. Pembelajaran tari menggunakan iringan dan

menggunakan gerak sederhana.

2.1.4 Refleksi

Refleksi dilakukan sebagai berikut:

a. Tujuan: untuk meningkatkan tindakan selanjutnya

b. Waktu: pada saat pembelajaran proses berlangsung.

c. Bahan: Hasil Pemantauan

d. Personalia: Peneliti, guru tari, guru kelas dan wali kelas.

e. Hasil:

1. Metode imam dilakukan pada awal pemberian materi

kemudian pada pertengahan dan akhir pembelajaran dengan

menggunakan metode ngede.

2. Pada saat pembelajaran proses berlangsung guru selalu

memperhatikan anak secara dekat dan selalu memberikan

pujian kepada anak supaya anak lebih giat untuk belajar.

3. Anak yang pemalu dan penakut disuruh baris didepan untuk

meningkatkan keberanian.

4. Peneliti selalu bertanya kepada anak tentang materi yang

disampaikan.

5. Pemberian materi gerak tari dengan iringan.

6. Waktu yang diberikan untuk pemberian materi terbatas.

7. Masih bayak anak yang kurang mampu dalam mengikuti

gerak yang diajarkan.


42

2.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan Putaran II

Pelaksanaan tindakan putaran II merupakan inti pemberian materi

yaitu tari Ya Rasulullah. Hasil refleksi I merupakan peningkatan dalam

pembelajaran tari Ya Rasullulah dengan menggunakan properti kipas.

Pelaksanaan tindakan putaran II secara umum dilaksanakan melalui tahap

sebagai berikut:

2.2.1 Perencanaan penelitian tindakan

a. Tujuan: Memudahkan pelaksanaan tindakan yang akan

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam

menarikan tari Ya Rosulullah secara optimal.

b. Penyusun: Guru tari dan peneliti.

c. Rancangan langkah-langkah tindakan:

1. Menentukan bahan pembelajaran yaitu materi gerak dasar

tari Ya Rasulullah:

a. Gerak jalan putar

b. Gerak tangan buka tutup dengan menggunakan kipas

c. Jalan ditempat

d. Gerak tangan atas bawah dengan menggunakan kipas.

e. Gerak kaki double step dengan posisi tangan memegang

kipas dibelakang.

f. Gerak kepala dan gerak tangan putar dengan

menggunakan kipas.
43

g. Jalan samping kanan-kiri dengan posisi kedua tangan

memegang kipas dan digarakkan.

2. Pelaku selalu pelaksana tindakan melaksanakan

pembelajaran praktek tari dengan langkah-langkah:

a. Penyajian materi

b. Pengolahan properti

c. Evaluasi

d. Waktu: pelaksanaan tindakan putaran II dilaksanakan

dalam 5X pertemuan.

2.2.2 Implementasi Tindakan

Tindakan dilaksanakan berdasarkan rancanagan yang disusun

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tujuan: Memperoleh metode pembelajaran yang efektif sesuai

dengan anak TK.

b. Peneliti: pengamat dan pelaksana

c. Langkah-langkah tindakan:

1. Penyajian materi

Tahap dalam memberikan materi tari Ya Rosulullah secara

terinci dengan menggunakan metode meniru, SAS dan DE

dengan menggunakan properti.

2. Pengolahan properti
44

penggunaan properti ini dimaksudkan untuk menarik

perhatian dan minat anak untuk belajar menari dan anak

diajarkan untuk terampil dalam mengolah properti.

3. Evaluasi

evaluasi merupakan hasil akhir pemberian materi setiap 2X

pertemuan. Hasil eveluasi ini merupakan koreksi dan

perbaikan untuk tindakan selanjutnya.

d. Waktu yang diperlukan.

Pelaksanaan tindakan pada putaran II adalah 5X. uraian

pertemuan 1-5 dapat dilihat pada tabel dengan hasil pengujian

kemampuan anak pada tindakan putaran II. Adapun langkah-

langkah tindakan putaran II adalah sebagai berikut:


45

Tabel 6.
Langkah-langkah tindakan putaran II
No Pertemuan Penyajian Materi Metode evaluasi
™ Memberikan materi garak ™ Metode imam
tari Ya Rosulullah dan ngede
Pertama ™ Gerak tangan ™ Baris sejajar
1
™ Gerak kaki
™ Gerak mengolah properti
™ Gerak pacak gulu
™ Mengulang materi gerak ™ Metode
pada pertemuan pertama meniru
2 Kedua
™ Penguasaan gerak ™ Metode SAS
™ Penguasaan properti ™ Baris sejajar
™ Mengulang materi gerak ™ Metode DE
pada pertemuan I-II ™ Yaitu dengan
3 Ketiga
™ Penguasaan gerak cara menilai
™ Penguasaan properti teman sendiri
™ Mengulang materi gerak ™ Metode
pada pertemuan I-III meniru
4 Keempat
™ Penguasaan gerak ™ Metode SAS
™ Penguasaan properti ™ Baris sejajar
™ Mengulang materi dari ™ Penggabungan Mengamati
awal sampai akhir metode hasil
5 Kelima
putaran
tindakan II

Table 7
Hasil pengujian kemampuan anak pada putaran tindakan II
No Minat awal Kategori Nilai responden Persen (%) Keterangan
1 Sempurna 20-25 9 40,90 350:22 =
Wirasa Baik 15-19 9 40,90 15,90
Cukup 10-14 3 13,63 Ketegori
Kurang 0-9 1 4,54 Baik
wiraga Sempurna 20-25 10 45,45 360:22 =
Baik 15-19 10 45,45 16,36
Cukup 10-14 1 4,54 Kategori
Kurang 0-9 1 4,54 Baik
Wirama Sempurna 20-25 8 36,36 355:22 =
Baik 15-19 11 50 16,14
Cukup 10-14 2 9,09 Kategori
Kurang 0-9 1 4,54 Baik
hafalan Sempurna 20-25 17 77,27 435:22 =
Baik 15-19 4 18,18 19,77
Cukup 10-14 0 0 Kategori
Kurang 0-9 1 4,45 Baik
46

e. Hasil yang diperoleh

1. Anak dapat melaksanakan pembelajaran dengan metode

meniru, SAS dan DE secara baik ditandai dengan anak

sudah bisa menari dengan baik.

2. Anak mapu menghafal dan malakukan gerak tari Ya

Rosulullah dengan baik.

3. Anak semakin tertarik dan berminat dengan pembelajaran

tari terlihat anak selalu memperhatikan dan menunjukkan

keberanianya.

4. Anak berani tampil kedepan untuk menari.

5. Ada dua anak yang kurang mampu dalam mengikuti

pelajaran menari.

2.2.3 Pemantauan

Pemantauan dilaksanakan denagan ketentuan sebagai berikut:

a. Tujuan: meningkatkan kamampuan anak dalam menguasai tari

Ya Rosulullah dengan baik.

b. Pemantau: peneliti, guru kelas, wali kelas, guru tari

c. Instrumen: lembar pengamatan.

d. Sumber informasi: guru tari dan peneliti selaku pelaksana, anak

dan proses pembelajaran.

e. Waktu: Pada saat proses pembelajaran berlangsung.


47

f. Hasil:

1. Langkah-langkah tindakan sudah sesuai dengan

rancangan.

2. Sebelum memakai metode meniru, SAS dan DE gerak

anak belum benar dan kemampuan anak masih kurang,

setelah memakai metode tersebut gerakan anak lebih

sempurna dan tepat.

3. Meningkatnya kemampuan anak dan meningkatnya

komunikasi antara anak dan guru.

4. Anak berani tampil dan maju kedepan.

5. Masih ada dua anak yang masih kesulitan dalam bergerak

6. Ada beberapa anak yang belum sempurna dalam

penguasaan properti.

7. Hafalan anak lebih baik.

8. Gerak dan irama yang dilakukan lebih harmonis

2.2.4 Refleksi

a. Refleksi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

b. Tujuan: mengetahui kelemahan dan kelebihan untuk tindakan

yang telah dilaksanakan, sebagai acuan perbaikan pada

tindakan selanjutnya.

c. Personalia: peneliti, guru tari, guru kelas, wali kelas.

d. Bahan: hasil pemantauan

e. Waktu: pada saat pembelajaran berlangsung.


48

Hasil:

1. Dengan metode meniru, SAS dan DE dengan

menggunakan kipas sebagai properti anak tertarik dan

mampu dalam menari dan mampu mengikuti materi

yang diberikan.

2. Anak cukup antusias dalam mengikuti pelajaran

ditandai dengan lebih memperhatikan.

3. Anak selalu memperhartikan guru dan mematuhi

perintah guru.

4. Dengan properti kipas anak dapat lebih tertarik

sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam

menari.

5. Peneliti selalu mangadakan pendekatan kepada anak

yang mengalami kesulitan dalam gerak terutama anak

putra.

6. Hafalan anak baik

7. Gerak dan irama yang dilakuakn sudah harmonis.

2.3 Hasil Pelaksanaan Tindakan Putaran III

Pelaksanaan tindakan putaran III ini merupakan pendalaman

materi yang telah diberikan secara keseluruhan dengan aspek wiraga,

wirama,wirasa dan hafalan dan refisi hasil refleksi pelaksanaan tindakan

putaran II
49

Pelaksanaan tindakan putaran III dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

2.3.1 Perencanaan penelitian Tindakan

a. Tujuan: meningkatkan kemampuan dan minat anak dalam

penguasaan tari Ya Rosulullah.

b. Personalia: guru tari dan peneliti selaku palaksana.

c. Langkah-langkah tindakan adalah mengulang kembali materi

yang telah diberikan dan lebih memperhatikan anak yang

masih kurang kemampuanya dalam menguasai materi yang

diberikan

d. Waktu yang dilaksanakan adalah 2X pertemuan.

2.3.2 Implementasi Tindakan.

Tindakan dilaksanakan berdasarkan rancangan yang telah disusun

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tujuan: Memperoleh metode pembelajaran yang efektif sesuai

dengan anak TK.

b. Personalia: guru tari, guru kelas, wali kelas.

c. Langkah-langkah tindakan

1. Penyajian Materi

Tahap dalam memberikan materi dasar tari dengan metode

meniru.

2. Properti
50

Properti digunakan sebagai acuan agar anak tertarik dalam

mengikuti pelajaran manari.

3. Evaluasi.

Tahap yang merupakan pengamatan hasil pembelajaran. Ini

dilaksanakan pada akhir pembelajaran sebagai acuan untuk

tindakan selanjutnya.

d. Waktu yang dilaksanakan adalah 2X pertemuan.

e. Hasil yang diperoleh:

1. Anak dapat melaksanakan pembelajaran dengan metode

meniru, SAS dan DE secara baik dengan dengan

mengunakan properti.

2. Anak mampu menghafal dan malakukan gerak tari Ya

Rosulullah dengan baik.

3. Anak semakin senang karena dapat menarikan tari Ya

Rosulullah

4. Anak telah mempunyai dasar-dasar gerak.

2.3.3 Pemantauan.

Pemantauan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tujuan: Mengetahui seberapa jauh metode meniru , SAS dan

DE dilaksanakan sehingga peningkatan kematangan dan minat

anak pada tari Ya Rosulullah.

b. Personalia: peneliti, guru tari dan wali kelas.

c. Instrument: lembar pengamatan.


51

d. Waktu: Pada saat pembelajaran berlangsung.

e. Hasil:

1. Proses belajar mengajar berlangsung baik ditandai dengan

anak semakin memperhatikan materi yang diberikan.

2. Penggunaan metode meniru, SAS dan DE

3. Kemampuan anak meningkat dan anak cukup antusias

dalam mengikuti pelajaran.

4. Dengan adanya properti dapat menumbuhkan rasa tertarik

anak dan meningkatkan kemampuan anak dalam menari.

5. Unsur wiraga, wirasa, wirama, dan hafalan dapat dicerna

oleh anak.

6. Anak dapat menarikan tari Ya Rosulullah dengan baik

meskipun ada beberapa anak yang belum begitu

menguasai.

2.3.4 Refleksi

Refleksi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tujuan: Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

pembelajaran tari Ya Rosulullah.

b. Personalia: peneliti, guru tari, guru kelas, wali kelas.

c. Instrumen: hasil penelitian

d. Waktu: pada saat pembelajaran berlangsung.

e. Hasil:
52

1. Peneliti harus lebih memperhatikan anak yang masih

mengalami kesulitan.

2. Unsur wiraga, wirama, wirasa dan hafalan dapat

ditingkatkan lagi.

3. Anak berani tampil kedepan

4. Setiap akhir pelajaran anak diberi tugas untuk belajar

sendiri di rumah.

B. Tes Hasil Akhir

Tes praktek dilaksanakan pada tanggal 9 juni 2006 pukul 08:00 sampai

10:30. Tes praktek diikuti oleh 22 anak. Tes praktek tari di uji oleh dua penguji

yaitu guru tari dan peneliti.

Tata cara tes praktek yaitu anak maju enam orang dengan mmbawa

properti kipas. Tes praktek akhir dilaksanakan berdasarkan penilaian yang telah

ditetapkan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat kemampuan katrampilan dan

sikap serta mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan metode alat

dan sarana pelajaran yang dipergunakan.

Hasil yang diperoleh dari tes praktek akhir menunjukkan nilai rata-rata

7897 (kategori baik) secara individual nilai akhir menunjukkan nilai antara 70-

91,25 (jenjang nilai pada bab III). Ada 5 anak yang menunjukkan kategori baik

sekali dan yang lainya menunjukkan kategori baik. Nilai hasil tes praktek akhir

menunjukkan bahwa semua anak dapat mengikuti pembelajaran tari yang

diajarkan oleh guru. Hal itu harus dipertahankan dan ditingkatkan.


53

Dalam pentas akhir khusanah semua anak putri mengikuti pentas dengan

menarikan 2 tarian yaitu ya Rosulullah dan tari piring. Dengan demikian anak

dapat melakukan gerak tari Ya Rosulullah dengan baik dan benar dan

pembelajaran seni tari melalui tiga metode dapat meningkatkan kemampuan anak

dalam menari.

C. Pembahasan

1. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Pelaksanaan tindakan diikuti oleh 22 anak yang didampingi oleh

guru kelas wali kelas dan peneliti serta guru tari. Pada pelaksanaan tindakan

peneliti menggunakan 3 cara yairu metode meniru (imam dan ngede) SAS

serta Demonstrasi eksperimen.

a. Metode meniru

Metode meniru digunakan pada awal pemberian materi yaitu

anak disuruh menirukan gerak-gerak yang dilakukan oleh guru. Anak

meniru secara global dalam arti belum kepada gerak-gerak secara teinci.

Kalau metode meniru saja yang digunakan maka anak akan mengalami

kejenuhan, dikarenakan bisa ketinggalan atau tidak bisa melakukan gerak

yang diberikan oleh guru.


54

b. Metode SAS

Metode SAS digunakan setelah metoda meniru atau sebaliknya

setelah gerak disampaikan secera global terus dirinci dari mulai gerak

tangan kaki kepala, badan leher, terus dirangkai menjadi ragam gerak

yang utuh. Dengan metode ini anak dapat dengan cepat menangkapdan

cepat bisa melakukan gerak yang telah disampaikan mulai dari anak yang

lemah sampai yang mampu. Guru dapat berkonsentrasi dengan anak dan

selalu mengadakan pendekatan anak yang kurang mampu. Anak mudah

menerima materi yang diajarkan dan anak lebih memperhatikan pelajaran

yang disampaikan.

c. Metode DE

Metode DE digunakan setelah kedua metode tadi diajarkan.

Dengan metode ini anak diajarkan untuk berani tampil dan aktif dalam

mengikuti materi yang diajarkan. Disini anak juga diajarkan untuk bisa

menilai temanya dalam menari agar teman yang dinilai menjadi lebih

baik setelah mendapat koreksi dari temannya.

Jadi metode meniru dan SAS dilaksanakan secara berurutan

sedangkan metode DE diberikan pada pertengahan proses pembelajaran.

Langkah-langkah dalam perencanaan proses pembelajaran yaitu

penyajian materi metode dan properti dan eveluasi. Model pembelajaran

ini ternyata dapat diterima oleh anak terlihat dari adanya perhatian dan mi

anak mampu untuk belajar menari.


55

Pada pertemuan awal kebanyakan anak masih ramai sendiri dan

kurang perhatian terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Setelah anak

mengikuti pembelajaran dengan menggabungkan dengan ketiga metode

dan mempraktekkan dengan properti tersebut: kemampuan anak dalam

menari meningkat, anak lebih giat belajar menari, perhatian anak

terhadap pelajaran menari meningkat dan hubungan guru tari dengan

anak lebih akrab.

Dengan menggunakan satu metode saja yaitu meniru anak

tampak terasa jenuh dan hanya cenderung menirukan saja. Dalam

menirukan gerakpun anak masih kurang terinci. Dengan metode meniru

bagi anak yang penerimaannya lemah tidak dapat mengikuti pelajaran

dengan baik dan akan tertinggal terus. Dengan menggunakan metode

meniru, SAS dan DE dapat membantu anak-anak yang masih mengalami

kesulitan dalam hal gerak, keberanian dan hubungan antar teman.

Pada pertemuan awal anak-anak yang pendiam pemalu dan

kurang mampu masih takut dan enggan mengikuti pelajaran. Tatapi

setelah penggunaan ketiga metode tadi dilaksanakan anak tersebut berani

berkomunikasi dengan teman, berani maju, berani bartanya dan mulai

bisa menari dengan baik. Dengan hasil anak mau maju menari dibagi 5

kelompok dapat diperoleh prosentase 90% dari 22 anak, anak yang ikut

pentas menunjukkan hasil baik yaitu 90% dari anak putri.


56

2. Hasil tindakan.

Proses pembelajaran telah dilaksanakan dengan menggunakan metode

meniru SAS dan DE. Langkah-langkah perencanaan tindakan telah

dilaksanakan yaitu: penyajian materi metode dan properti dan eveluasi. Hasil

pengamatan kolabolator menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan

menunjukkan 3 metode dengan pengolahan properti berlangsung dengan

baik.dan dapat meningkatkan kemampuanan anak. Terlibat pada hasil

eveluasi setiap pembelajaran berlangsung. Hasil tes praktek akhir

menunjukkan nilai rata-rata kelas yaitu yang baik yaitu: 7897 dan hasil

pementasan berjalan dengan lancar menunjukkan bahwa anak sudah berani

tampil diatas pentas.

Dalam menumbuhkan keberanian dan percaya diri untuk menarikan

tari Ya Rosulullah sebelum menggunakan metode meniru SAS dan DE serta

penggunaan properti ada beberapa anak yang tidak mau maju bahkan tidak

mau menari ataupun bartanya. Namun setelah menggunakan metode tersebut

anak tersebut semua anak berani tampil kedepan. Hal ini terlihat dari hasil

pengujian yang menunjukkan bahwa anak yang berani pentas dan maju

setelah menggunakan ketiga metode diatas ada 85%.

Anak bisa mengerakkan tangan, kaki, leher serta bisa menunjukkan

gerak. Anak tidak hanya meniru saja tapi juga paham dan lincah dalam

pengolahan properti. Unsur wiraga wirama dan wirasa dapat anak pahami.

Bagi anak yang lemah atau kurang mampu masih dapat diselesaikan dengan

cara pendekatan secara individual yaitu pada waktu metode SAS sigunakan.
57

Hubungan antara anak dan guru sebaliknya meningkat. Semua itu

terlihat dari anak yang sudah tidak tabu kepada guru dan mulai menjalin

komuniokasi dengan baik dan selalu bertanya bila kurang paham. Anak yang

pemalu dan penakut mulai bergaul dengan teman dan guru. Semua itu dapat

diatasi dengan metode DE yang dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

pengujian bahwa anak senang dengan guru tari ada 90%.

Penggunaan ketiga metode tersebut dapat meningkatkan disiplin ketrampilan

kesabaran, kemampuan keberanian dan rasa percaya diri anak dengan melihat

tindakan diatas. Maka penggunaan ketiga metode dapat meningkatkan wiraga

wirasa wirama dan hafalan anak dalam menarikan tari Ya Rosulullah

meningkatkan disiplin ketrampilan kesabaran, kemampuan, keberanian dan

rasa percaya diri anak. Metode tersebut lebih efektif dan efisien untuk

pembelajaran tari de TK dibanding bila menggunakan metode meniru saja.

D. Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Minat Anak Dalam

Pembelajaran Seni Tari.

Menurut Budi Santoso (1994:7) keberhasilan suatu karya seni tergantung

keberhasilan masyarakat dalam menangkap nilai-nilai budaya dan mengacu pada

norma-norma sosial yang hidup. Faktor sosial yang ditemui oleh seorang anak

menjadi sangat penting dalam mempengaruhi besar kecilnya keinginan anak

terhadap sebuah karya seni.

Besarnya kemampuan anak TK Islam AL- Madina semarang terhadap

pembelajaran seni tari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut ngalim
58

purwanto (1992:102) faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak

yaitu faktor individual dan sosial. Faktor individual berasal dari dalam tubuh

individu yang meliputi kematangan atau pertumbuhan kecardasan, latihan,

motivasi, dan faktor pribadi. Faktor sosial yaitu faktor yang berasal dari luar

tubuh organisme yang meliputi: faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya alat-

alat yang digunakan dalam belajar mengajar lingkungan dan kesempatan yang

tersedia. Dengan demikian faktor keluarga sekolah dan lingkungan masyarakat

termasuk dalam kelompok faktor sosial.

Mengingat faktor sosial sangat besar dalam menentukan kemampuan

anak terhadap sebuah karya seni maka peneliti mencoba mengangkat atau

mengkaji faktor sosial yang berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam

pembelajaran seni tari di TK islam AL-Madina menyangkut faktor keluarga,

sekolah dan masyarakat.

1. Faktor keluarga

Pengaruh lingkungan keluaraga terhadap perkembangan kemampuan

anak pada sebuah karya seni sangat besar. Hal itu mengingat bahwa anak

mengenal pendidikan pertama dari keluarga. Dengan demikian jika seorang

anak memiliki orang tua atau kerabat yang berprofesi atau bekerja berkaitan

dengan dunia kesenian menjadi sanagat wajar jika seorang anak sangat

antusias terhadap sebuah karya seni.

Tidak adanya fasilitas kaset dan tape dirumah menyebabkan sebagian anak

tidak dapat belajar sendiri sehingga tidak mampu menunjukkan garakan tari

secara benar. Disamping itu juga kedua orang tua yang masa bodoh dengan
59

anaknya karena sibuk dengan pekerjaan juga yang menjadi kendala yang

meningkatkan minat dan kreaivitas anak dalam belajar, terutama kemampuan

anak dalam belajar menari. Menyadari akan hal itu peran guru dan sekolah

menjadi sangat penting.

2. Faktor sekolah

Pengaruh sekolah menjadi sangat besar terhadap besarnya

kemampuan anak di kelas untuk belajar menari karena pelajaran ekstra

kulikuler tari ini dilaksanakan sebagai ekstra kulikuler wajib dipagi hari.

Maka anak diwajibkan untuk mengikutinya. Dengan latihan yang terjadwal

secara teratur dan juga karena guru yang sabar dalam membimbing anak

sangat membentu meningkatkan kemampuan anak dalam belajar menari.

Tidak hanya guru tari saja yang berperan disini dalam meningkatkan

kemampuan anak dalam menari tetapi juaga peran guru kelas dalam

menggerakkan anak dalam belajar menari.

Adanya informasi dari guru bahwa kegiatan belajar menari akan

dinilai dpat meningkatkan kemampuan belajar anak dalam belajar menari.

Pentas seni disekolah yang dilaksanakan tiap tahun juga dapat meningkatkan

wahana yang dapat memicu minat anak dalam kegiatan belajar tari.

TK Islam Al-Madiana tidak hanya melaksanakan kegiatan ekstra kulikuler

dipagi hari tetapi juga dilaksanakan pada sore hari yang dilaksanakan oleh

pihak LPK. Prestasi yang diperoleh TK Islam AL-Madina adalah juara I

tingkat Semarang dan juara II tingkat nasional dalam rangka menciptakan

karya seni untuk anak TK. Dengan diakui dan dihargai akan prestasinya akan
60

semakin besar meningkatkan kemampuan dan minat anak dalam belajar.

Kurang lengkapnya sarana dan prasarana sedikit menganggu kegiatan belajar

mengajar yang menyebabkan waktu yang digunakan juga terbatas hanya

untuk mencari tape dan kaset. Guru perlu mempelajari perkembangan mental

anak agar dapat membimbing anak untuk melakukan apresiasi terhadap seni

tari agar dapat bersaing dengan tayangan televisi, play station, video game,

dan tontonan lain yang sejenis. Oleh karena itu guru perlu malakukan

pendekatan secara individual untuk mengetahui karakteristik anak agar anak

semakin tertarik, semakin senang, semakin perhatian dan memberikan

tanggapan positif dalam pelajaran menari.

3. Faktor Masyarakat

Keberhasilan pendidikan targantung pada beberapa faktor, salah

satunya adalah faktor masyarakat. Latar belakang masyarakat suatu wilayah

mempengaruhi tercapai tidaknya suatu proses pendidikan. Demikian juga

dalam keberlangsungan hidup suatu seni budaya tidak lepas dari masyarakat

pendukungnya. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan seni tari

sebagai ungkapan kecintaan terhadap budaya bangsa, khususnya di wilayah

Kota Semarang dimaksudkan agar masyarakat mampu meningkatkan dan

menumbuhkembangkan apresiasi seni budaya. Oleh karena itu perlu

pembinaan dalam menjaga kelestarian dari seni tari itu sendiri agar budaya

yang sudah ada tidak punah.

Seni tari bisa dikatakan sebagai penghias kehidupan yang idenya sebenarnya

sudah ada sejak manusia belum mampu menyatakan dan menyadarinya.


61

Seni adalah suatu ungkapan dari emosi yang ada dalam diri manusia,

yang didalamnya menngandung unsur estetis yang diekspresikan dalam

sebuah gerak yang mempunyai maksud tertentu. Dalam kacamata agama

terutama agama islam seni tari kurang bisa diterima karena dianggap tabu.

Namun dalam Al Quran Surat Al-Khaf ayat 7 yang maknanya:

”sesungguhnya kami menjadikan apa yang di bumi ialah untuk menjadi

perhiasan baginyakarena kami hendak menguji apakah diantara mereka yang

paling baik pekerjaannya”, maka jelas dalam ayat tersebut bahwa Tuhan telah

mengkaruniakan kepada manusia suatu ide keindahan dengan segala sarana

untuk mengekspresikan sebuah keindahan, tergantung dari sudut pandang

mana manusis menafsirnya.

Berkembang tidaknya seni budaya tergantung bagaimana masyarakat

itu sendiri. Seni budaya hendaknya ditanamkan sejak dini dilingkungan

masyarakat agar tetap lestari dari generasi ke genarasi, khususnya kesenian

tradisional yaitu seni tari. Dengan demikian faktor keluarga, sekolah dan

masyarakat dapat mempengaruhi minat dan kemampuan anak, terutama

kemampuan anak dalam belajar menari.


62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan akhirnya dapat

disimpulkan bahwa proses pembelajaran seni tari dengan mengkombinasikan

3 metode yaitu Meniru (imam dan ngede), SAS dan Demonstrasi dan

Eksperimen dapat meningkatkan kemampuan anak.

Kegiatan pembelajaran tari dengan iringan musik islam dan menggunakan

properti, anak dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan anak dapat

menghafal gerakan tari Ya Rasulullah. Anak menari sudah mengarah keirama

dan perasaan, dan kemampuan anakpun menjadi meningkat, terbukti dengan

raut muka yang menampakkan perasaan senang dan senyum dalam melakukan

gerak. Hafalan gerak sesuai dengan irama pola iringan tari.

Melalui tes yang diadakan setiap siklus, diketahui peningkatan prosentase

terjadi pada setiap siklus, walaupun peningkatan kemampuan itu sudah

menunjukkan kualitas yang diharapkan, peningkatan minat dari siklus I dan II

ditandai dengan jumlah anak yang mendapat nilai bagus dari 3 anak menjadi 9

anak dengan prosentase peningkatan minat anak sebesar 27.27%.

Pada siklus III terjadi peningkatan kemampuan anak yang lebih signifikan.

Peningkatan ini ditandai berkurangnya jumlah anak yang bernilai cukup. Dari

jumlah anak 13 yang mendapat nilai cukup menjadi 1 anak yang mendapat

62
63

nilai cukup dengan peningkatan prosentase 54,54%. Disamping itu juga dapat

meningkatkan aspek wirasa, wirama, wiraga dan hafalan.

Pembelajaran seni tari di TK dengan menggunakan 3 metode secara

bergantian sesuai dengan situasi dan kondisi, lebih tepat digunakan dan

berhasil. Anak dapat meningkatkan kemampuan,minat, disiplin, keterampilan,

kesabaran, keberanian dan rasa percaya diri. Pembelajaran tari di TK Islam

AL-Madina Semarang sekarang sudah menggunakan metode Meniru (imam

dan ngede), SAS serta Demonstrasi dan Eksperimen juga menggunakan

properti sebagai selingan.

B. Saran

1. Anak-anak hendaknya di tanamkan rasa keingintahuan dan rasa suka pada

seni budaya yang dapat menimbulkan rasa cinta akan seni dan budaya

Bangsa.

2. Tumbuhkan rasa kreatifitas anak dengan cara memberikan stimulus anak

dengan cara mempelihatkan dan memperdengarkan musik yang dapat

membantu anak untuk bisa mengasah otaknya dan membantu anak untuk

mengingat dan menghafal serta menyukai seni budaya khususnya seni tari.

3. Untuk lebih meningkatkan kemampuan anak hendaknya guru tari dan

pihak sekolah untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar anak l

tertarik, sehingga anak senang untuk mengikuti pembelajaran tari.


66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pedekatan praktek. Jakarta:


rineka Cipta.

Depdikbud. 1989. Petunjuk teknis proses belajar mengajar di Taman Kanak-


Kanak. Jakarta: Pendidikan Dasar dan Menengah.

_________. 1994. Program kegiatan belajar Taman Kanak-Kanak. Jakarta:


Depdikbud.

_________. 1995. Landasan, program, dan pengembangan kegiatan belajar.


Jakarta: Dikdasmen.

Dimyati. 1998. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadjar, Ibnu. 1999. Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam


pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hurlock, Elisabeth. 1991. Perkembangan anak jilid II. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.

Jamalus. 1988. Pengajaran musik melalui pengalaman musik. Jakarta:


Depdikbud.

Jazuli, M. 1994. Telaah teoritis seni tari. Semarang: Ikip Press.

_______. 2002. Metode dan teknik pengajaran seni tari. Dalam jurnal
pengetahuan dan pemikiran seni vol 3.no 2.Semarang: Harmonia.

Latunussa, Izaak. 1988. Penelitian pendidikan suatu pengantar. Jakarta: Proyek


pengembangan LPTK.

Matensi, K.Dj. 1980. Identifikasi kesullitan belajar. FIP: Ikip Semarang.

Moleong, J. Lexy. 1990. Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya.

Moeschatoen. 2004. Metode pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka


Cipta.

Nasution. 1982. Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta:


Bumi Aksara.
67

Padmodewa, Soemiarti. 1995. Buku ajar pendidikan pra sekolah. Jakarta:


Depdikbud.
Purwanto, Ngaliman. 1994. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

Purwodarminto. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ratih, Endang. 2002. Peranan pembelajaran seni tari dalam perkembangan


kreativitas anak TK (kajian multidimensional). Dalam jurnal pengetahuan
dan pemikiran seni Vol.3 no.2. Semarang: Harmonia.

Rohidi, Tjejep. R. 1992. Pendekatn system sosial budaya dalam pendidikan.


Semarang: Ikip Semarang.

Simandjuntak dan Pasaribu. 1984. Teori kepribadian. Bandung: Transito.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Soetopo dan Sumanto. 1984. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Soetopo, Sungkowo. 2004. Seni tari sebagai muatan local: sebuah alternatif.
Semarang: Harmonia.

Sudjana, Nana. 1990. Penelitian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT


remaja Rosda Karya.

____________. 1999. Desain analisis eksperimen. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 1993. Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

_______________. 1993. Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Sukidi, Basrowi, Susanto. 2002. Manajemen penelitian tindakan kelas. Jakarta:


Insan Cendekia.

Utomo, Udi dan Djatmiko, Tedjo. 1996. Musik sebagai sarana mengembangkan
kemampuan mendengar. Dalam jurnal pengetahuan dan pemikiran seni Vol
XIX no.03. Semarang: Ikip Semarang (Harmonia)

Tilman, Diane dan Columina, Quera, Pilar. 2004. Living Value An Education
program. Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai