DNA
mengandung pirimidin timin (T) dan sitosin (S), sedangkan RNA mengandung sitosin (S) dan Urasil
(U). DNA berdasarkan letaknya terbagi menjadi 2 yaitu DNA yang berada didalam kromosom
(kromosom DNA) dan DNA yang berada di luar kromosom (ekstrakromosomal DNA). DNA yang
berada di luar kromosom disebut DNA plasmid ini memiliki struktur linear maupun sirkuler. DNA
mampu bermigrasi menuju kutub positif karena molekul DNA memiliki muatan / panjang yang
konstan, disebabkan oleh muatan negatif pada muatan fosfat. Karena sifatnya tersebut, DNA dapat
dipisahkan berdasarkan berat molekulnya dengan menggunakan metode elektroforesis. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju DNA pada proses elektroforesis adalah ukuran pori gel agarosa, dan
panjang DNA, konformasi DNA, dan volkase yang digunakan. Molekul DNA dapat dilihat dan
ditentukan struktur molekul serta ukurannya dengan menggunakan tambahan metode
elektroforesis, cahaya UV, dan pengecatan DNA dengan ethidium bromide. Ethidium bromida
merupakan senyawa penginteraksi yang bila dikenai cahaya UV akan memendarkan cahaya oranye
(Nur dan Adijuwanda, 1989)
Nur, M.A dan Adijuwana. 1989. Teknik Pemisahan dalam Analisis Biologis. IPB,
Bogor.
Nur, M.A dan Adijuwana. 1989. Teknik Pemisahan dalam Analisis Biologis. IPB,
Bogor.
Struktur berutas rangkap (DNA) dalam larutan dapat dilebur oleh kenaikan suhu atau
penurunan konsentrasi garam. Tidak hanya dua kumpulan basa dijauhkan, tetapi basa-basa itu
sendiri tidak tertumpuk sementara masih tetap dihubungkan dalam polimer oleh tulang punggung
fosfodiester. Bersamaan dengan denaturasi molekul DNA ini adalah kenaikan daya serap optik basa
purin dan pirimidin, peristiwa ini disebut tuperkromisitas dari denaturasi. Karena penumpukan
molekul berutas rangkap DNA menunjukkan sifat suatu serabut dan dalam larutan merupakan suatu
zat kental yang kehilangan viskositasnya pada denaturasi (Kimball, 1996).
Kimball, A.W. 1996. Biology. Erlangga : Jakarta.
DNA merupakan gen itu sendiri, karena DNA merupakan pembawa sifat-sifat genetik yang
khas dalam kromosom. DNA terdapat pada mitokondria, plastid, dan sentriol. Sedangkan rumus dari
DNA adalah (Handayanto, 2000):
Asam Deoksiribonukleat merupakan senyawa kimia yang paling penting pada makhluk hidup
yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam keseluruhannya dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Semua makhluk hidup kecuali beberapa virus memiliki DNA. Di
dalam sel, bagian terbesar dari DNA terdapat dalam nukleus, terutama dalm kromoso. Molekul DNA
juga ditemukan didalam mitokondria, plastida, dan sentriol. Pada paramecium, tetrahymena,
amoeba proteus, amphibia, dan paku-pakuan molekul ADN terdapat dalam dasar sitoplasma. (Suryo,
1998).
Kebanyakan DNA sel hewan ditemukan dalam inti, sedangkan kebanyakan RNA berada di
sitoplasma. DNA inti adalah unsur pokok utama dari kromosom-kromosom dan terdapat dalam
bentuk heliks ganda tipis dengan lebar hanya 2 mm. Heliks ganda terlipat dan berkompleks dengan
protein membentuk untai kromosom dengan garis menengah kurang lebih 100 sampai 200 mm.
Masing-masing kromosom mengandung duplet DNA tunggal. Kromosom mempunyai bermacam-
macam ukuran, terkecil kromosom manusia mengandung kurang lebih 4,6.10 pasangan basa DNA
dan yang terbesar adalah 2,4.10 pasangan basa. Hal ini dapat dilihat pada bakteri E. koli yang
mempunyai 4,5.10 pasangan base ( Montgomery R, et al.,1983).
Asam Deoksiribonukleat merupakan senyawa kimia yang paling penting pada makhluk hidup
yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam keseluruhannya dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Semua makhluk hidup kecuali beberapa virus memiliki DNA. Di
dalam sel, bagian terbesar dari DNA terdapat dalam nukleus, terutama dalm kromoso. Molekul DNA
juga ditemukan didalam mitokondria, plastida, dan sentriol. Pada paramecium, tetrahymena,
amoeba proteus, amphibia, dan paku-pakuan molekul ADN terdapat dalam dasar sitoplasma. (Suryo,
1998).