NIM : 0901120097
Yuli Fachri, SH
Tulisan ini membahas tentang hakikat hukum internasional dan teori-teori yang
mengemukakan tentang dasar-dasar mengikatnya; bagaimana hukum internasional membuat
negara-negara mematuhinya. Berikut pembahasannya
Masyarakat internasional yang diatur oleh hukum internasional adalah suatu tertib
hukum koordinasi dari sejumlah negara-negara yang masing-masing merdeka dan berdaulat.
Dalam hukum internasional, hubungan yang ada bersifat koordinasi (kerjasama), mengingat
negara-negara di dunia sama derajatnya, bukan bersifat subordinasi layaknya hukum
nasional.
Menurut ahli seperti John Austin, Spinoza, dan lainnya, hukum internasional bukanlah
hukum, dengan alasan:
Dengan alasan-alasan tersebut, menurut ahli seperti John Austin, hukum internasional
bukanlah hukum, karena tidak memiliki sifat hukum. Meskipun begitu, fakta sejarah
menunjukkan bahwa alasan-alasan tersebut kurang tepat, karena:
Tidak adanya suatu badan hukum bukan berarti hukum tersebut tidak ada, dan tidak
selamanya hukum tertentu harus dijalankan oleh suatu badan. Tidak adanya badan
hukum mungkin saja menunjukkan hukum internasional kurang efektif, namun bukan
berarti tidak ada. Sebagai contoh, hukum adat di Indonesia, yang bisa berjalan tanpa
adanya badan yang mengatur.
Lembaga legislatif di dunia internasional dijalankan oleh Mahkamah Internasional.
Kebiasaan internasional diterima sebagai hukum karena keyakinan.
Badan yudikatif di dunia internasional dijalankan oleh Mahkamah Internasional dan
Mahkamah Arbitrase Permanen.
Walaupun teori ini merupakan perbaikan dari teori kehendak negara, teori ini
tetap memiliki kelemahan. Salah satunya, teori ini tidak mampu memberikan
penjelasan yang memuaskan terhadap pertanyaan: kalaupun negara-negara tidak
dimungkinkan menarik persetujuan untuk terikat kepada hukum internasional secara
sendiri-sendiri, bagaimana jika negara-negara tersebut secara bersama-sama menarik
persetujuannya untuk terikat pada hukum internasional? Apakah dengan demikian
berarti hukum internasional menjadi tidak ada lagi?
4. Mazhab Wina
Kelemahan teori-teori berdasarkan kehendak negara melahirkan sebuah teori
baru, yang mendasarkan diri pada norma hukum yang telah ada terlebih dahulu.
Tokoh terkenal dari teori ini adalah Hans Kelsen dengan mazhabnya yaitu Mazhab
Wina.
Kelemahan dari mazhab atau teori ini adalah bahwa memang sepintas tampak
bahwa konstruksi pemikiran mazhab ini tampak logis dalam menerangkan dasar
mengikatnya hukum internasional. Namun, mazhab ini tidak dapat menerangkan
mengapa kaidah dasar (grundnorm) itu sendiri mengikat? Lagipula, dengan
mengatakan bahwa kaidah dasar itu sebagai hipotesa, yang merupakan sesuatu yang
belum pasti, maka berarti pada akhirnya dasar mengikatnya hukum internasional
digantungkan pada sesuatu yang tidak pasti.
5. Mazhab Prancis.
Selain Mazhab Wina, ada suuatu mazhab yang mencoba menjelaskan dasar
mengikatnya hukum internasional dengan konstruksi pemikiran yang sama sekali
berbeda dengan teori hukum alam dan hukum positif adalah Mazhab Prancis, dengan
tokohnya seperti Leon Duguit, Fauchile, dan Schelle.
Dasar pemikiran teori ini adalah apa yang disebut dengan fakta-fakta sosial,
yaitu berupa faktor-faktor biologis, sosial, dan sejarah kehidupan manusia. Artinya,
dasar mengikatnya hukum internasional itu dapat dikembalikan kepada sifat alami
manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa memiliki hasrat untuk hidup
bergabung dengan manusia lain dan kebutuhan akan solidaritas. Kebutuhan individu
tersebut juga terdapat pada bangsa dan negara. Dengan kata lain, menurut mazhab ini
kekuatan mengikat hukum internasional didasarkan pada fakta-fakta sosial (fait
social) bahwa manusia butuh hidup bermasyarakat.
___________________________________________________________________________
REFERENSI
Kusumaatmaja, Mochtar. 1999. Pengantar Hukum Internasional. Jakarta: Putra A. Bardin
http://forum.hukum-umm.info/index.php?topic=58.0. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2010.
mydinsanity.blogspot.com. Diakses pada tanggal 30 September 2010.
zuyyin.wordpress.com. Diakses pada tanggal 30 September 2010.