PEMBANGUNAN
DAERAH 2008
LATAR BELAKANG
Sejak
j diberlakukan p penerapan
p UU No 22 tahun 1999 tentang g
Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi dengan UU No 32
tahun 2004, telah terjadi pergeseran makna kebijakan desentralisasi
ke arah model demokrasi.
Sehubungan dengan luasnya kewenangan yang diatur dan diurus
oleh institusi-institusi pemerintahan daerah, maka penyelenggaraan
pemerintahan oleh institusi-institusi tersebut perlu direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara cermat dan komprehensif.
Selama ini,
ini evaluasi pelaksanaan pembangunan baik langsung
maupun tidak langsung dilakukan oleh pemerintah sendiri (yaitu
melalui instansi-instansi teknisnya), sehingga bisa saja terjadi bias
dalam pelaksanaannya.
S l
Selama ini,
i i evaluasi
l i pelaksanaan
l k pembangunan
b j
juga seringkali
i k li
terlalu terfokus pada pencapaian indikator-indikator normatif dan
variabel-variabel statistik semata, sehingga variabel lain non statistik
banyak terabaikan.
TUJUAN
Membantu Tim Evaluasi Kinerja Pembangunan
Daerah dalam mengumpulkan, memverifikasi,
mengkompilasi, dan menganalisis berbagai data dan
informasi dari berbagai pihak terkait dengan kegiatan
E l
Evaluasi i Ki
Kinerja
j PPembangunan
b D
Daerah;
h
Menilai tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan daerah terkait dengan Rencana
P b
Pembangunan JJangka
k MMenengahhNNasional
i l (RPJMN)
2004-2009.
Meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan sistem
pengendalian dan pengawasan dalam mendukung
pelaksanaan RPJMN yang termasuk sistem deteksi
dini terhadap masalah pembangunan di daerah.
SASARAN
Teridentifikasi dan tersusunnya data dan
informasi dari berbagai pihak terkait dengan
kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Daerah;
Tersusunnya tingkat pencapaian, tujuan dan
sasaran pembangunan daerah terkait dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2004-2009.
Terbangunnya sistem pengendalian dan
pengawasan dalam mendukung pelaksanaan
RPJMN, termasuk sistem deteksi dini terhadap
masalah pembangunan di daerah.
FOKUS KAJIAN
I. Agenda Mewujudkan Indonesia yang
Aman dan Damai
II. Agenda Mewujudkan Indonesia yang
Adil dan Demokratis
III. Agenda Meningkatkan Kesejahteraan
Rakyat
IV. Isu-Isu Strategis
7. Penanggulangan perdesaan
8 P
8. Pengurangan kketimpangan
ti pembangunan
b
wilayah
9. Peningkatan akses masyarakat terhadap
pendidikan yang berkualitas
10. Peningkatan akses masyarakat terhadap
layanan kesehatan yang lebih berkualitas
11. Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan
sosial
12. Pembangunan kependudukan dan keluarga
kecil berkualitas, serta pemuda dan olahraga
13 Perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan
13.
pelestarian mutu lingkungan hidup
14. Percepatan
p p
pembangunan
g infrastruktur
IV. ISU-ISU STRATEGIS (7)
AGENDA MEWUJUDKAN
INDONESIA YANG AMAN
DAN DAMAI
PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA
DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK
MASYARAKAT
PENGHAPUSAN DISKRIMINASI
DALAM BERBAGAI BENTUK
PENCAPAIAN RPJMN DI DAERAH
Masih ada kesulitan bagi masyarakat untuk
memproses kasusnya, baik melalui hukum ataupun
mediasi
REKOMENDASI TINDAK LANJUT
Peninjauan dan uji materi kebijakan hukum
P
Persamaan jender
j d di dalam
d l hukum
h k
Konsistensikebijakan yang tidak bersifat
diskriminatif
PENGHORMATAN,, PEMENUHAN,, DAN
PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN PENGAKUAN
HAK ASASI MANUSIA (HAM)
PENCAPAIAN RPJMN DI DAERAH
Pelanggaran HAM
Pemerintah telah memanggil langsung pemilik lapindo brantas
(Nelwan Bakrie) untuk segera menyelesaikan pembayaran tahap
ke dua kekuarangan dari 20% jual beli tanah bagi masyarakat
terkena dampak lumpur lapindo
Tim dari DPRD pusat diterjunkan untuk menyelidiki, dan sekarang
sedang membuat laporan tentang kasus penembakan
masyarakat sipil di alas tlogo, Lekok, Kabupaten Pasuruan
Pembentukan RAN-HAM di setiap kota/kabupaten di JATIM. Hal
ini berdasarkan hasil evaluasi kinerja
j Evaluasi kinerja
j Panitia
Pelaksana Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (Panpel
RANHAM) Depkum HAM Prop Jatim selama 2007.
Melakukan sosialisai RANHAM kepada setiap elemen
masyarakat (LSM (LBH n LSM lainnya), instansi publik,
perguruan tinggi
ti id
dan masyarakat k t
Pemberantasan Korupsi
Kerjasama dalam bentuk MOU antara
kejaksaaan dan BPKP propinsi untuk
mengaudit dugaan korupsi di daerah
Konsultasi dan Kampanye Publik RAN-PK
2004 2009 yang diselenggarakan di
2004-2009,
Surabaya.
Melaksanakan RAN-PK
RAN PK 2004
2004-2009
2009
Pengawasan terhadap aparat yang sedang
menyidik
y kasus korupsi sangat
g ketat baik
dilakukan oleh atasan maupun oleh
masyarakat melalui media massa.
Penghapusan eksploitasi seksual komersial anak dan
pekerja anak (didalamnya juga terdapat
traficcking/perdanganan anak)
Membentuk Gugus Tugas Penghapusan Perdagangan Orang Orang,
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dan Bentuk-bentuk
Terburuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak.
Melaksanakan strategi RAN-Penghapusan Eksploitasi
Seksual Komersial AnakAnak, dan Rencana Aksi Penghapusan
Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak tahun 2004-
2008 dengan mengembangkan model-model ideal.
Melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait dalam
membentuk
b t k Sigap
Si (Si
(Siap d
dan TTanggap)) ddalam
l h
hall penanganan
trafiking. Personil Sigap terdiri dari Dinas Tenaga Kerja
(Disnaker) Jatim, Dinas Sosial (Dinsos), Bapenas Dinas
Propinsi Komunikasi (Dinas Inlokom, Kanwil Hukum dan HAM
P
Prop Jatim,
J ti DiDinas K
Kesehatan
h t (Di(Dinkes),
k ) L Lembaga
b
Perlindungan Anak (LPA) Jatim, PKK Jatim, dan Yayasan
Genta.
KESEHATAN
Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu,
pelaksanaan peringatan Hari AIDS
Fasilitasi penanganan permasalahan gizi
buruk
Revitalisasi posyandu dan peningkatannya
menjadi posyandu terpadu
EKONOMI
Penyusunan kebijakan peningkatan
produktifitas ekonomi perempuan
Pembentukan forum sebagai wadah
berkoordinasi dan bersinergi berbagai
masukan untuk penanggulangan kemiskinan
Pengembangan model desa prima
(perempuan Indonesia Maju Mandiri)
Revitalisasi program Peningkatan Peranan
Wanita menuju Keluarga Sehat dan
Sejahtera
HUKUM
Penetapan UU tentang Antipornografi dan
Antipornoaksi
Penandatanganan kesepakatan bersama
untuk mengimplementasikan Gerakan
Nasional Bersih Pornografi dan Pornoaksi
Penyusunan RUU tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang
SOSIAL & POLITIK
Penanganan masalah perempuan & anak di daerah
bencana
Penyiapan program pendidikan politik perempuan
Penyusunan modul-modul kepemimpinan perempuan
Peningkatan kerja sama dengan perguruan tinggi
Pelaksanaan Program Nasional bagi Anak Indonesia
Implementasi Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Perdagangan Perempuan dan Anak
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
PENCAPAIAN RPJMN DI DAERAH
Selama pelaksanaan Gerdu-Taskin tahun 2002-2007, secara
akumulatif telah memberikan manfaat bagi 1 1.079.898
079 898 RTM
Rumah Tangga Miskin. meningkatkan pendapatan masyarakat
rata-rata sebesar Rp.176.523,- yang semula sebesar
p
Rp.430.757,-, menjadi
j Rp.
p 607.281,-, ((29 %))
Dalam program APP, sampai dengan tahun 2007 Jumlah
Gakin yang tertangani sebanyak 199 Kelompok Masyarakat
dengan jumlah anggota sebanyak 9.289 Gakin. Untuk tahun
2008 direncanakan
di k JJumlah
l hPPokmas
k G
Gakin
ki yang dit
ditanganii
sebanyak 77 Kelompok dengan jumlah anggota sebanyak
1.960 Keluarga miskin.
Total bantuan yyangg disalurkan untuk kegiatan
g PNPM
hingga tahun 2007 sebesar Rp. 3,8 triliun, dan untuk
tahun 2008 dianggarkan sebesar Rp. 1 triliun.
Targetnya, hingga tahun 2009 angka kemiskinan
t
turun pada
d ki
kisaran 12 – 14 %
PAM-DKB dan JPES telah memberi kontribusi
menurunkan angka kemiskinan sebesar lebih dari 1%
pada tahun 2007,
2007 dan diproyeksikan 3% pada tahun
2008.
Penikamat program raskin untuk hingga 2008
sebanyak 19,1
19 1 juta RTS dengan total subsidi sebesar
7,8 triliun
Hingga tahap II (tahun 2008) pembagian BLT telah
mencapai 90 90,58%.
58% Dana yang sudah terserap
mencapai Rp1.168.477.200.000 atau 2.921.193 RTS,
sedangkan sisa dana yang belum diambil senilai
Rp121.483.200.000
p atau 303.708 RTS.
PERBAIKAN IKLIM
KETENAGAKERJAAN
PENCAPAIAN RPJMN DI DAERAH
Dalam upaya menempatkan tenaga kerja baik dalam negeri
maupun ke luar negeri telah dilakukan melalui
penyelenggaraan Bursa Kerja Terbuka (Job Market Fair) baik
dilaksanakan oleh BLK-BLK Propinsi maupun oleh Kab/Kota
di Jawa Timur serta kerjaj sama dengang Perguruan
g Tinggi
gg
Negeri/Swasta.
Pelatihan Kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk
membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi
k j guna meningkatkan
kerja i k tk k
kemampuan, produktivitas
d kti it d
dan
kesejahteraan Tenaga Kerja. Pelatihan kerja dilaksanakan
dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia
g
usaha mengacu pada standart kompetensi
p p kerja.
j
Dialogg sosial melalui berbagai
g media atau forum
tripartit antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah,
serta mendorong harmonisasi antara pekerja dan
pengusaha melalui forum bipartit,
Penyederhanaan proses pengesahan peraturan
perusahaan dari 14 hari kerja menjadi 7 hari kerja
dan proses pendaftaran perjanjian kerja bersama
(PKB) dari 7 hari kerja menjadi 6 hari kerja dalam
rangka upaya pelaksanaan Instruksi Presiden
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan
Perbaikan Iklim Investasi Bidang Ketenagakerjaan,
Ketenagakerjaan
Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang
ketenagakerjaan tentang pengawasan, jaminan
sosial, perselisihan hubungan industrial,
keselamatan dan kesehatan kerja di 38 kabupaten /
kota di Jawa Timur,
Kegiatan
g p
pemberdayaan
y lingkungan/infrastruktur
g g meliputi
p
perbaikan jalan poros desa dan jalan lingkungan sepanjang
563.775 meter, jembatan desa sebanyak 3.734 unit,
pengadaan sarana air bersih berupa sumur dan bak
penampungan sebanyak 485 unit unit, pipanisasi sepanjang
76.439 meter, pemugaran rumah permukiman perdesaan
sebanyak 36.073 unit, pembuatan MCK sebanyak 1.451 unit,
pembuatan gorong-gorong sebanyak 3.956 unit, pembuatan
drainase sepanjang 48.269 meter, pembangunan gedung
sekolah sebanyak 654 unit, pembangunan pasar desa
sebanyak 302 unit, pembangunan bak sampah sebanyak 606
unit pembangunan sarana irigasi
unit, irigasi, bendungan dan dam
sebanyak 4.989 unit, pengadaan sarana air bersih sebanyak
939 unit, pembuatan plengsengan sebanyak 15.523 unit,
pembangunan sarana pendidikan sebanyak 64 unit dan
pembangunan
b sarana kkesehatan
h t sebanyak
b k 12 unit.
it
REKOMENDASI TINDAK LANJUT
Kebijakan penanggulangan perdesaan
adalah program terpadu dalam rangka
mempercepat pembangunan perdesaan di
wilayah propinsi jawa timur, sejak 2002
k bij k penanggulangan
kebijakan l perdesaan
d
didasarkan pada penedekatan Tri-Daya
yakni pemberdayaan manusia
manusia,
pemberdayaan usaha dan pemberdayaan
lingkungan
g g yyang g diimplementasikan
p secara
menyeluruh sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sebagai pelaku kegiatan.
PENINGKATAN PERLINDUNGAN
DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENCAPAIAN RPJMN DI DAERAH
Program Penanggulangan Kemiskinan (melalui program
Gerdu Taskin)
Capaian hasil:
Menurunkan angka kemiskinan di lokasi sebesar 1,25% - 13,91%
Menurunkan angka pengangguran
Mampu membentuk lembaga keuangan mikro berupa Unit
Pengelolaan Keuangan (UPK) di pedesaan
Mampu menyerap pengangguran lokal (215.037 orang)
Meningkatkan pendapatan masyarakat rata-rata 29%
Menurunkan jumlah RTM (26,12%)
Mengurangi beban pengeluaran RTM yang rentan melalui
program pemugaran rumah
rumah, beasiswa
beasiswa, dan santunan sosial
sosial.
Penanganan penyandang cacat dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial
Capaian hasil:
Program penanganan penyandang cacat berat telah diuji
cobakan di Blitar, Nganjuk, Magetan, dan Lamongan terhadap
1000 orang dengan bantuan dana jaminan social berupa uang
p 300.000,00/ orang/bulan
tunai Rp. g selama 1 tahun.
Banyak dilakukan upaya dan rehabilitas social, baik melalui
sistem panti dan luar panti, serta upaya pemberdayaan dan
peningkatan kesejahteraan hidup penyandang cacat.
Penanganan korban bencana alam
Capaian: memberikan bantuan yang sifatnya tanggap darurat
seperti bantuan makanan, air bersih, kesehatan dan sandang ;
melakukan
l k k relokasi
l k i kke ttempatt yang llebih
bih aman; menyiapkan
i k
desain / model penanganan bencana.
Pembangunan
g Lingkungan
g g Hidup
p
Pengawasan dan pengendalian pencemaran air
Penataan kembali transportasi, dengan penyediaan
public transportation yang murah dan nyaman
sehingga dapat mengurangi penggunaan jumlah
kendaraan pribadi
p
Penghematan energi untuk industri yang dilakukan
melalui penggantian/peremajaan mesin-mesin
i d t i yang sudah
industri d h ttua yang dii
diiringi
i id dengan
kemudahan-kemudahan dari pemerintah dalam hal
pengadaan mesin tersebut, seperti pemberian insentif
pajak impor.
Pembangunan Kelautan
Merehabilitasi hutan mangrove untuk
mencengah abrasi di sepanjang pantai utara
Jawa Timur sampai memenuhi luas ideal.
Melibatkan masyarakat pesisir dalam
penanaman dan pemeliharaan mangrove
mangrove.
Pembangunan pertambangan
merehabilitasi
h bilit i kkawasan b
bekas
k pertambangan
t b
memberikan sanksi yang tegas pada para
penambang illegal atau yang melakukan
pelanggaran atas ketentuan yang berlaku
PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
PENCAPAIAN RPJMN DI DAERAH
Pembangunan Sumber Daya Air
Program penghijauan yang marak dilakukan di
daerah,mampu mengembalikan sumber daya air.
Pembangunan Prasarana Jalan
Jembatan Suramadu yang kembali belum
t
terselesaikan
l ik di ttahun
h 2008
2008, sementara
t masalah
l h
jalan di sekitar bencana lumpur Sidoarjo masih
belum teratasi dengan
g belum adanya y jjalan baru.
Pembangunan LLAJ
Belum optimalnya penegakan hukum bagi pelanggar
lalu lintas, disisi lain adanya program safety riding
mampu mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya.
Pembangunan Perkeretaapian
P
Penggantian ti bantalan
b t l kkeretaapi t i dih
diharapkan
k d dapatt
meningkatkan kenyamanan perjalanan, sementara
jjalur rel di sekitar jjalan p
poros Surabaya-Porong
y gpperlu
segera dipindahkan lokasinya.
Pembangunan ASDP
Pelabuhan ASDP di Lamongan yang belum kunjung
selesai sebagai alternatif pelabuhan Tanjung Perak.
ISU-ISU STRATEGIS
ISU ISU STRATEGIS DI
ISU-ISU
PROVINSI JAWA TIMUR
Isu Clean Government :
Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat kedua provinsi terkorup se-
Indonesia, setelah DKI Jakarta, data itu diperoleh dari survei yang dilakukan
Jaringan Antikorupsi pada 2008. Adapun data indeks persepsi korupsi (IPK)
nasional
i l masih
ih mencapaii 2
2,3
3ddarii angka
k 10 id
ideall suatu
t negara yang bbebas
b
dan bersih dari korupsi. Tahun 2008 ini sejak KPK giat melakukan
pemberantasan korupsi IPK meningkat menjadi 2,6. Rendahnya IPK yang
menunjukkan tingginya korupsi, khususnya di Jawa Timur, menjadikan isu
ini perlu mendapat perhatian dan penanganan yang seriusserius.Pendekatan
Pendekatan
pertama dalam menanggapi issu korupsi adalah bahwasanya dinamika
korupsi merupakan gabungan Monopoly power dan Discretion dikurangi
dengan accountability. Pendekatan kedua, dilihat dari faktor Internal dan
eksternal, yang umum dikenal dalam bidang kepolisian dengan formula Niat
+ Kesempatan
K t = Kriminal.
Ki i l P Pendekatan
d k t inii i menjelaskan
j l k b bahwa
h suatu
t
perbuatan kriminal (termasuk korupsi) yang dilakukan oleh pelaku dapat
terjadi karena adanya niat dari diri pelaku dan karena adanya kesempatan
untuk melakukannya
PENUTUP
Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai
dalam kurun waktu dan proses
pembangunan di Jawa timur perlu terus
p
dipertahankan dan lebih ditingkatkan
g
Kelemahan-kelemahan yang ditemukan
juga harus segera mendapat formula
untuk
t k mengatasinya
t i
Pada periode tahun depan, arah
kebijakan pembangunan di Jawa Timur
kiranya perlu memperhatikan isu-isu
g p
strategi pembangunan
g manajemen
j
pemerintahan, kemiskinan, lingkungan
hidup, pertumbuhan dan pemerataan
perekonomian.
perekonomian
TERIMA KASIH