dalam Acara TV (Studi Kasus Indonesian Idol 2007 & Mamamia Show 2007)
ABSTRAK
Product/brand placement bukan merupakan hal baru dalam dunia pemasaran, termasuk di Indonesia
setidaknya beberapa tahun terakhir. Dalam dunia perfilman di Amerika Serikat praktek inipun sudah bisa
ditemukan pada tahun 1920 an oleh perusahaan rokok, sedangkan sebuah fenomena product/brand
placement yang dianggap sebagai salah satu puncak keberhasilan metode ini adalah film E.T: The Extra-
Terrestrial pada tahun 1982 yang menampilkan permen Reese’s Pieces. Aplikasi product/brand placement
dapat ditemukan secara luas di berbagai variasi medium mulai dari film, acara televisi dengan berbagai
format tayangan, komik, video games, video klip, dll. Di Indonesia berbagai format acara televisi sudah
mulai menjalankan product/brand placement seperti pada ‘Akademi Fantasi Indosiar’ AFI), ‘Indonesian
Idol’, ‘Mamamia Show’, ‘Kontes Dangdut Indonesia (KDI)’, ‘Empat Mata’, ‘Katakan Cinta’, ‘I-Gosip’ &
‘Cek & Ricek’ serta berbagai acara populer yang lain. Dalam aplikasinya terdapat tantangan bagi sponsor
maupun perusahaan terkait (baik itu production house, perusahaan televisi/broadcaster, percetakan, grup
musik, dll) untuk bisa mengetahui faktor-faktor utama yang mempengaruhi sikap audience terhadap product/
brand placement serta seberapa besar kontribusi masing-masing faktor yang ada. Adapun berdasarkan artikel
pedoman yang digunakan penelitian ini dihasilkan empat faktor yang mempengaruhi, yaitu attention,
acceptance, reference serta ethics & regulation dengan the explained variance sebesar 53,53%. Aplikasinya
lebih lanjut ternyata menghasilkan lima faktor yang tersusun dari 23 variabel/item pernyataan yang sudah
ada. Dari kelima faktor yang dihasilkan tiga diantaranya masih memiliki sebagian variabel pembentuk/
penyusunnya yang terdahulu seperti pada artikel jurnal (faktor attention, acceptance serta ethics &
regulation), sedangkan dua faktor yang lain yang hanya disusun dari masing-masing 2 variabel/item
pernyataan (faktor reference & interest). Adapun untuk hasil penelitian ini nilai the variance explained yang
dihasilkan adalah 63,823% dengan besar prosentase untuk masing-masing faktor yaitu ‘acceptance’
(18,923%), ethics & regulation (14,978%), attention (13,844%), reference (9,139%) dan interest (6,939%).
Hasil yang diungkapkan dalam karya akhir berupaya memberikan kesimpulan dan masukan sehubungan
dengan hasil akhir analisa komponen/faktor utama ini saja, dimana hasil analisa faktor ini juga masih dapat
dijadikan sebagai jumlah mininum faktor yang akan bertanggungjawab atas varians maksimum untuk
mendukung penelitian lanjutan.
Kata kunci: analisa faktor, product/brand placement, acara tv, indonesian idol 2007, mamamia show 2007.
ABSTRACT
Product/brand placement is not such a new matter in the marketing world, including in Indonesia in the
last few years. These practice have been conducted at 1920 by cigarette’s company in USA, while on the
success story can be found on E.T (Extra-Terrestrial): the movie by 1982 presenting Reese's Pieces candy.
Product/brand placement can be found widely in various medium starting from movies, TV shows, comics,
games, video clip, etc. Today, various TV shows like ‘Akademi Fantasi Indosiar (AFI)’, ‘Indonesian Idol’,
‘Mamamia Show’, ‘Kontes Dangdut Indonesia (KDI)’, ‘Empat Mata’, ‘Katakan Cinta’, ‘I-Gosip’ & ‘Cek &
Ricek’ are popular to advertise and become alternative medium for product / brand placement. In order to
make the right decisions by conducting product/brand placement especially in TV shows, the company
should know & understand several factors that influence audience attitude towards product/brand
placement. Based on article entitled ‘audience attitude towards product placement in movies: a case from
Turkey’ as a referred journal, the result of the research conducted have been formed four factors influencing
attitude of audience toward product/brand placement. The four factors are ‘attention’, ‘acceptance’,
‘reference’ and ‘ethics & regulation’ with total variance explained equal to 53,53%. By conducting principal
component factor analysis for this research, there are five factors influencing audience attitude toward
product/brand placement formed with the total variance explained equal to 63,823 %. Three among other
formed factors have several similar variables with the factor in the referred journal, while the two other
factors compiled with only two variable/statement item for each. The percentage of each factor were
'acceptance' (18,923%), ethics & regulation (14,978%), attention (13,844%), reference (9,139%) and
interest (6,939%). The result of this research tried to conclude and give some input related with the final
result of the main factors analysis only. This result of factors analysis can be categorized as minimum factors
which are responsible for maximum variance in order to support another research.
Keywords: factor analysis, product/brand placement, tv show, indonesian idol 2007, mamamia show 2007
Tango & Kacang Kayaking dalam acara TV Indo- Kedua acara ini apabila dilihat dari cara melaku-
nesian Idol 2007 (RCTI) serta Tolak Angin, Tolak kan product/brand placement nya berupaya mengi-
Angin Flu & Pop Mie dalam acara TV Mamamia kuti cara dan langkah Coca Cola pada acara Ameri-
Show 2007. Indonesian Idol 2007 disebut-sebut can Idol di atas meja juri. Contoh yang dimaksud
merupakan program unggulan RCTI sejak versi dapat dilihat pada gambar 3 yang menampilkan Coca
pertamanya diluncurkan yang memiliki rating tinggi Cola sendirian/eksklusif melakukan product/brand
& jumlah penggemar yang besar, namun ada placement, tentunya ini lebih sedikit dibandingkan
kecenderungan menurunnya minat terhadap acara ini placement pada Indonesial Idol 2007 & Mamamia
sejak 2006 karena jenuhnya audience pada format Show 2007. Kemunculan secara eksklusif atau
acara yang relatif sama. beramai-ramai ini tentu juga akan memberikan
dampak exposure yang berbeda bagi merek atau
produk yang tampil dalam suatu acara televisi.
(misalnya pada acara televisi). Penelitian ini memilih ini untuk mempengaruhi brand attitude konsumen
acara televisi Indonesian Idol 2007 (RCTI) & (Avery ; Ferraro, di dalam Panda, 2004, 10). D’astous
Mamamia Show 2007 (Indosiar), dimana beberapa & Seguin (di dalam Panda, 2004 : 11) mendefinisikan
pertimbangan/alasan pendukung yang dilakukan product placement dalam tiga jenis, yaitu:
untuk memilih media ini antara lain: - Implicit Product Placement
1. Merupakan acara televisi yang berdasarkan Jenis ini disebut implisit karena merek, perusahaan
penggalian pada penelitian pendahuluan paling atau produk ditampilkan dalam program / media
banyak disebutkan sebagai contoh media yang tanpa ditekankan secara formal, dimana logo,
melakukan product/brand placement nama merek/perusahaan muncul tanpa menampil-
2. Rating acara yang tinggi (yang umumnya menjadi kan/mendemonstrasikan product benefit (D’astous
daya tarik bagi pengiklan karena menjadi gam- & Seguin, di dalam Panda, 2004 : 11).
baran singkat akan popularitas acara/film tersebut - Integrated Explicit Product Placement
bagi audience) berdasarkan publikasi artikel Jenis product placement ini berupaya menginte-
umum maupun klaim/pernyataan dari kedua grasikan secara eksplisit dimana merek atau nama
perusahaan televisi terkait perusahaan secara formal disebutkan dan memain-
3. Jumlah penonton yang besar (terkait dengan peran kan peran aktif, serta atribut dan manfaat produk
televisi sebagai media yang paling luas jangkau- juga secara jelas ditampilkan (D’astous & Seguin,
annya/coverage) di dalam Panda, 2004 : 11).
4. Aktivitas product/brand placement yang konsisten - Non-Integrated Explicit Product Placement
pada lima (5) merek yang ditampilkan rutin setiap Jenis product placement ini menampilkan merek/
minggu selama beberapa bulan acara perusahaan secara formal tapi tidak terintegrasi
dalam isi program/media, umumnya ditampilkan
Tujuan Penelitian di awal, di akhir atau dalam program title
(D’astous & Seguin, di dalam Panda, 2004 : 11).
- Untuk mengetahui faktor-faktor utama yang
mempengaruhi sikap audience terhadap product Russel (di dalam Panda, 2004, 11–12) membeda-
placement pada acara televisi Indonesian Idol kan product placement dalam tiga dimensi, yaitu
2007 dan/atau Mamamia Show 2007 visual, auditory & plot connection. Dimensi visual
- Untuk mengkaji faktor-faktor utama baru yang terlihat pada munculnya merek/produk pada tampilan
terbentuk dibandingkan dengan 4 faktor utama layar yang juga bisa disebut sebagai screen
sebelumnya (attention, acceptance, ethics & placement. Dimensi auditory adalah pada saat merek /
regulation serta reference) beserta dengan 23 produk disebutkan dalam dialog yang juga bisa
variabel yang menyusun/membentuk faktor-faktor disebut sebagai script placement. Dimensi plot
tersebut connection sebagai dimensi ketiga digambarkan
dengan seberapa merek/produk tersebut terintegrasi
LANDASAN TEORI dalam cerita/story line. Konsep Russel sebenarnya
sama dengan Cristel (di dalam Ming et al, 2007)
Product/Brand Placement yang menyebutkan bahwa product placement terbagi
menjadi tiga dimensi, yaitu screen placement, script
Product/brand placement digunakan untuk me- placement & plot placement.
ningkatkan pengetahuan akan merek (brand know-
ledge) diantara konsumen dalam setiap media ber- Product Placement Dalam Acara Televisi/TV
iklan yang digunakan (Panda, 2004:9). Disebutkan Show
juga bahwa keunikan sebuah medium dapat dilihat
dari proses menampilkan dan mengharmonisasikan/ Dalam Panda (2004) disebutkan bahwa penerap-
menyesuaikan keberadaan merek atau produk di an product placement dalam film agak berbeda
dalam suatu cerita atau media yang digunakan. Tidak dengan acara televisi, yaitu dalam film keterlibatan
ada kompetisi exposure dalam medium dan waktu audience lebih tinggi dengan media yang mereka
yang sama, sehingga sangat berbeda dengan beriklan saksikan tersebut dibandingkan berbagai aktivitas
melalui televisi dan koran. Kondisi ini menjadi sangat yang dilakukan seseorang saat menonton televisi di
penting karena dapat memperdalam tingkatan brand rumah. Disebutkan juga bahwa tempat/setting dalam
knowledge (Panda, 2004 : 9). kondisi ini dapat memberi pengaruh pada tingkat
Meningkatnya strategi product placement me- perhatian audience dalam jangka waktu tertentu
ngindikasikan bahwa pengiklan menggunakan teknik (attention span of the audience), sehingga bisa jadi
mengurangi efektivitas secara umum untuk melaku- lain juga menyebutkan bahwa kelemahan terkait
kan brand retention dengan strategi ini. Selain itu dengan mediumnya adalah ketidakmampuan untuk
dengan adanya kemungkinan audience mengganti menyediakan penjelasan, detil atau informasi penting
stasiun/channel TV yang lain akan mengurangi (substantive information) tentang produk tersebut.
perhatiannya pada suatu acara televisi, kondisi ini Produk itu terlihat saat digunakan dan diharapkan
membuat audience akan menerima berbagai iklan- dapat dihubungkan dengan kegiatan, individu atau
iklan lain yang dapat menyebabkan media clutter obyek yang akan menyediakan source of pleasure,
terjadi. inspirasi atau aspirasi untuk individual viewer (Fill,
2006 : 800).
Kelebihan Product/Brand Placement
Program Indonesian Idol (2004 – 2007)
Pembahasan karakteristik brand/product place-
ment dalam Fill (2006 : 799–800) terbagi atas dua Indonesian Idol adalah suatu ajang pencarian
bagian yaitu kelebihan (strengths) dan kekurangan bakat yang diadopsi dari Pop Idol (Inggris) dengan
(weakness) dari strategi ini. Kelebihan product/brand sponsor dari FremantleMedia yang bekerjasama
placement adalah dengan menampilkan produk dengan RCTI. Ajang ini merupakan pencarian idola
tersebut, bukan hanya memungkinkan untuk mem- di bidang tarik suara. Indonesian Idol telah menjadi
bangun awareness, kredibilitas bisa ditingkatkan Reality Show terbesar di Indonesia. Setelah kemun-
secara signifikan serta dapat juga untuk memperkuat culan Indonesian Idol, banyak Reality Show lain yang
citra merek. Audience dalam hal ini didampingi untuk ditayangkan. Indonesian Idol juga mendapatkan
mengidentifikasi & menghubungkan dirinya dengan penghargaan dari Singapore Tourism Board saat
lingkungan yang digambarkan atau dengan selebritis kesebelas finalis Indonesian Idol berada di Singapura
yang menggunakan produknya (Fill, 2006 : 799). untuk menjadi pembuka tur dunia American Idol
Kelebihannya yang lain adalah dapat mengurangi musim ketiga (http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesian
biaya produksi (Alsop, 1988), mencapai audience _Idol.).
tertentu/captive audience (Hullin-Salkin, 1989), jang- Di Indonesian Idol, kontestan-kontestan yang
kauan yang lebih luas daripada periklanan tradisional beruntung akan ditayangkan background kehidupan-
(Loro, 1990), mendemonstrasikan kegunaan produk/ nya sebelum menghadap 4 juri Indonesian Idol.
merek dalam lingkup yang alami (Loro, 1990), Kontestan yang diperlihatkan background nya biasa-
menggambarkan setting yang lebih realistis (Sapolsky nya adalah kontestan yang sudah pasti lolos ke babak
& Kinney, 1994) serta menawarkan peluang beriklan berikutnya, dan juga kontestan yang dapat memberi-
bagi produk-produk yang dibatasi media iklannya kan sensasi pada saat audisi. Pada musim pertama,
seperti rokok & alkohol. terdapat 32.000 orang yang mendaftar dan audisi
Indonesian Idol. Jumlah pun bertambah pada musim
kedua, yaitu 37.000 orang. Dan pada musim ketiga,
Kekurangan Product/Brand Placement
48.000 orang audisi Indonesian Idol ketiga
Fill (2006 : 800) menyebutkan bahwa dengan (http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesian_Idol).
menempatkan/melakukan placement di dalam film
bukan berarti tidak ada resiko bahwa produk tersebut Program Mamamia
tidak akan terlihat (unnoticed), khususnya dalam Selain sinetron dangdut, program unik yang
kondisi ini apabila placement dilakukan pada adegan sedang tayang adalah Mamamia. Setelah sukses
yang mengganggu/tidak menyenangkan (distracting). mengusung program Akademi Fantasi Indosiar (AFI)
Selain itu yang juga berhubungan dengan kondisi ini, pada 2004 dengan rating tertinggi di seluruh stasiun
adalah tidak adanya kendali (lack of control) dari televisi (19,0) Indosiar berupaya meraih kembali
pengiklan atas kapan, dimana dan bagaimana produk kesuksesan tersebut dengan menayangkan program
tersebut akan ditampilkan. Saat produk itu muncul sejenis berjudul Mamamia. Mamamia adalah pro-
dan diperhatikan, sejumlah kecil/minoritas audience gram pencarian bakat penyanyi sekaligus manager
menyatakan bahwa bentuk komunikasi ini tidak etis nya yang diadaptasi dari program Quincianera, salah
(unethical), bahkan juga pernah disebut bahwa ini satu program stasiun televisi berbahasa Spanyol di
adalah bentuk subliminal advertising dimana bentuk Amerika. Mamamia memang beda dengan AFI,
ini disebut ilegal. namun program tersebut cukup unik & menarik.
Absolute cost dari product placement dalam film Dibandingkan AFI yang menggunakan SMS sebagai
bisa menjadi sangat tinggi apabila dihubungkan alat memilih penyanyi terbaik, Mamamia meng-
dengan low relative cost atau cost per contact. Hal gunakan juri independen atau vote lock yang
berjumlah 100 orang untuk menentukan siapa yang sebanyak 185 kuesioner. Kondisi penyebaran kue-
terbaik. Di luar juri vote lock program ini juga sioner yang direncanakan lebih banyak ini dika-
menggunakan empat juri tetap yang menilai renakan mempertimbangkan penyebaran kuesioner
kemampuan suara, gaya & tampilan peserta saat dalam artikel jurnal yang dijadikan pedoman.
beraksi di atas panggung (www.mamamiashow.com) Disebutkan dalam Argan et al (2007 : 163) bahwa
Berdasarkan data AGB Nielsen Media Research, dari penyebaran sejumlah 330 kuesioner hanya dapat
selama ini yang selalu masuk dalam kategori Top 25 diolah sebanyak 277 diantaranya, sehingga dari total
program di seluruh stasiun TV adalah program yang disebarkan hanya + 83% yang diproses lebih
sinetron. Tetapi, kelaziman itu telah terpatahkan lanjut sebagai data penelitian tersebut. Penetapan
(majalah MIX edisi 08–23 Agustus s/d 20 September ukuran sample & penggunaan convenience sampling
2007). Pada pekan ke-26 (24–30 Juni 2007), ini juga dipengaruhi oleh pertimbangan waktu
Mamamia mampu menempati posisi pertama, dengan penyelesaian & biaya pelaksanaan penelitian.
rating 8,3 dan share 25,3%. Selain itu Mamamia Atribut yang diteliti meliputi empat (4) attitude
Superdut–program serupa Mamamia dengan genre factor yang disusun dalam penelitian Argan et al
dangdut yang disusulkan oleh Indosiar ternyata (2007), yaitu attention, acceptance, reference &
mampu mencetak rating yang tak kalah tingginya ethics & regulation. Adapun keempat attitude factor
(majalah MIX edisi 08–23 Agustus s/d 20 September ini dijabarkan dalam 23 variabel/pertanyaan kuesioner
2007). Pada periode yang sama Mamamia Superdut tentang sikap audience terhadap product placement
mampu menempati posisi kedua dengan perolehan dalam acara televisi, dimana 23 pertanyaan ini oleh
rating 7,6 dan share 22,6%. Gufroni (Manager Humas Argan et al (2007) diadaptasi/dirancang berdasarkan
Indosiar) menyebutkan bahwa Mamamia didominasi penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang telah
oleh penonton remaja dewasa, perempuan dan status diungkapkan dalam kerangka pemikiran pada bagan
sosial ekonomi (SES) A & B. 2.
Responden yang mengisi kuesioner ini diharap-
METODE PENELITIAN kan dapat memenuhi tiga persyaratan yang dibutuh-
kan, tujuannya agar responden dapat menjawab
Populasi penelitian ini adalah audience dari acara pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan peneliti-
televisi Indonesian Idol 2007 & Mamamia Show an yang telah ditetapkan. Ketiga persyaratan yang
2007, dimana pengambilan sampel dilakukan secara dimaksudkan tersebut antara lain:
non-probability sampling. Dalam non-probabiliy - Berusia minimal 17 tahun
sampling setiap unsur dalam populasi tidak memiliki - Pernah menyaksikan acara televisi Indonesian
kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih Idol 2007 (RCTI) dan/atau Mamamia Show 2007
sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi (INDOSIAR)
tertentu untuk dipilih tidak diketahui. Pemilihan unit - Pernah menyaksikan adegan penjurian salah satu
sampling didasarkan pada pertimbangan atau peni- atau kedua acara televisi tersebut (seperti yang
laian subyektif dan tidak pada penggunaan teori ditunjukkan dalam gambar peraga sebagai alat
probabilitas (Santoso & Tjiptono, 2001: 89). bantu visual kuesioner)
Dari beberapa jenis non-probability sampling - Berdomisili di Jakarta & sekitarnya (jabodetabek)
yang ada, jenis yang dipilih adalah convenience
sampling. Convenience sampling merupakan teknik ANALISIS & PEMBAHASAN
non-probability sampling yang memilih orang-orang
dari tempat atau unit yang paling mudah dijumpai Gambaran Umum Responden
atau diakses (Santoso & Tjiptono, 2001: 90). Jumlah
sampel disesuaikan dengan jumlah variabel yang Dari sebanyak 185 kuesioner yang disebarkan
diteliti yaitu untuk analisis faktor berdasarkan ternyata hanya dapat diolah sebanyak 125 kuesioner
Malhotra (2006:291) disebutkan bahwa jumlah sampai tanggal 28 November 2007, dimana meme-
pengamatan (ukuran sampel) paling sedikit harus nuhi jumlah minimum yang direncanakan yaitu 115
empat atau lima kali jumlah variabel. responden. Responden yang berpartisipasi dalam
Dengan total variabel yang diteliti sejumlah 23 penelitian ini terdiri dari 125 orang terdiri atas 67 laki-
item, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah laki (53,6%) dan 58 perempuan (46,4%). Mayoritas
sekurang-kurangnya 92 s/d 115 orang. Ukuran adalah responden berusia 21–5 tahun sebanyak 49
sampel yang ditetapkan untuk digunakan dalam orang (39,2%) dan diikuti dengan responden berusia
penelitian ini adalah minimum sebesar 115 orang, < 21 tahun sebanyak 29 orang (23,2%). Berdasarkan
dimana jumlah kuesioner yang disebarkan adalah informasi status perkawinan, mayoritas responden
sebanyak 93 orang (74,4%) belum menikah, sedang- ponen/faktor utama dan analisis faktor biasa. Analisis
kan 32 orang (25,6 %) sudah menikah. komponen utama disarankan untuk digunakan jika
Berdasarkan informasi tempat tinggal, didapat- yang menjadi tujuan utama adalah untuk menentukan
kan bahwa sebanyak 42 orang (33,6%) diantaranya jumlah minimum faktor yang akan bertanggungjawab
berdomisili di Jakarta selatan, sedangkan urutan atas varians maksimum dalam data yang akan
kedua terbanyak diikuti oleh Jakarta Timur sebanyak digunakan analisis multivariat berikutnya. Faktor-
24 orang (19,2%), sedangkan informasi tingkat faktor tersebut disebut komponen/faktor utama
pendidikan yaitu sebanyak 60 orang (48%) memiliki (Malhotra, tj., 2004 : 294).
pendidikan terakhir perguruan tinggi (sarjana, diplo- Berdasarkan output pada tabel 5.21 didapatkan
ma, dll), diikuti urutan kedua adalah pendidikan SMU angka KMO Measure of Sampling Adequacy sebesar
yaitu 52 orang (41,6 %). Responden mayoritas adalah 0,862 dengan signifikansi sebesar 0,000 pada
pelajar/mahasiswa yaitu sebesar 47 orang (37,6%) Bartlett’s Test of Sphericity (BTS). Angka KMO
diikuti oleh pegawai swasta sebanyak 31 orang 0,862 berada di atas 0,5 dan signifikansi 0,000 lebih
(24,8%). kecil dari 0,05, sehingga variabel dan data di atas
Dari pengeluaran rata-rata bulanan yang dikate- dapat dianalisis lebih lanjut (Sarwono, 2006). Angka
gorikan dalam tujuh kelompok (berdasarkan klasifi- KMO di atas 0,5 menunjukkan bahwa sampel men-
kasi SES AC Nielsen 2003) didapati mayoritas cukupi untuk melakukan analisa faktor (Kaiser, 1974
responden sebanyak 34 orang (27,2%) memiliki di dalam Argan et al, 2007).
pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp. 700.000– Malhotra (tj., 2004 : 293) menyebutkan bahwa
1.000.001 (SES C2) dan urutan kedua diikuti dengan nilai statistik KMO yang kecil mengindikasikan
SES E sebanyak 30 orang (24%) dengan pengeluaran bahwa korelasi antara pasangan-pasangan variabel
rata-rata per bulan < Rp. 500.000. tidak dapat dijelaskan oleh variabel lain dan bahwa
Prosentase responden dalam menyaksikan salah analisis faktor mungkin tidak sesuai, secara umum
satu atau kedua acara televisi yang dimaksudkan, nilai yang lebih besar dari 0,5 adalah nilai yang
didapati mayoritas responden sebesar 60 orang (48%) diinginkan. Jika korelasi antar seluruh varibale kecil,
ternyata pernah menyaksikan keduanya dan urutan mungkin analisis faktor tidak tepat, diharapkan bahwa
kedua diikuti dengan 59 orang (47,2%) yang hanya variabel-variabel yang sangat berkorelasi satu dengan
pernah menyaksikan Indonesian Idol 2007 saja. yang lainnya juga akan sangat berkorelasi dengan
Responden yang hanya pernah menyaksikan acara faktor yang sama dengan faktor-faktor yang ada. Agar
analisis faktor tepat, variabel-variable tersebut harus
televisi Mamamia Show 2007 saja ternyata hanya
berkorelasi (Malhotra, tj., 2004 : 293).
berjumlah 6 orang (4,8%).
BTS senilai 1480,343 (p < 0,001) yang meng-
Apabila dijumlahkan total, maka jumlah respon-
indikasikan bahwa hypothesis variance & covariance
den yang pernah menyaksikan Indonesian Idol 2007
matrix of variables sebagai identity matrix ditolak,
(termasuk kategori yang pernah menyaksikan
sehingga analisa faktor dapat digunakan (Argan et al,
keduanya) adalah sebesar 119 orang (95% dari total 2007). Uji Bartlett’s Sphecerity dapat digunakan
125 responden) sedangkan jumlah reponden yang untuk menguji hipotesis nol bahwa variabel-variabel
pernah menyaksikan Mamamia Show 2007 (termasuk tersebut tidak berkorelasi dalam populasi, dengan kata
yang pernah menyaksikan keduanya) adalah sebesar lain matriks korelasi populasi adalah matriks identitas
66 orang (52,8 % dari total 125 responden). Informasi (Malhotra, tj., 2004 : 293).
yang ditampilkan ini memperlihatkan kecenderungan Analisa faktor yang telah dilakukan pada pene-
bahwa acara televisi Indonesian Idol 2007 lebih litian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
mendominasi dengan prosentase yang cukup besar yang mempengaruhi sikap audience terhadap brand
dibandingkan acara televisi Mamamia Show 2007. placement pada acara televisi. Untuk memudahkan
visualisasi brand placement yang dimaksudkan, maka
Analisis Faktor Utama (Principal Component dua acara televisi telah dipilih untuk mewakili
Factor Analysis) gambaran/ contoh media yang dijadikan objek untuk
strategi ini dibandingkan media lain yang bisa dipilih.
Pengolahan data lebih lanjut mengunakan soft- Secara khusus acara televisi pun masih memiliki
ware SPSS 15 terhadap 23 atribut faktor yang lingkup yang luas berdasarkan kategori/genre/tema
mempengaruhi sikap audience terhadap product acara tersebut. Selain Indonesian Idol 2007 &
placement acara televisi, kemudian dilakukan untuk Mamamia Show 2007 yang dipilih sebagai studi
melanjutkan tahap analisis ini. Malhotra (tj., 2004: kasus, di Indonesia sendiri masih ada beberapa acara
294) menyebutkan bahwa dalam analisis faktor televisi lainnya yang telah melaksanakan aktivitas ini
terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis kom- seperti yang diungkapkan pada bagian abstraksi.
Sebagai pedoman, artikel jurnal rujukan dari - 45,8% pada Morton & Friedman (2002)
Argan et al (2007) telah memberikan kontribusi besar - 58,8% pada Karrh et al (2001)
dalam menentukan pembahasan penelitian ini, - 50,8% pada Gupta & Gould (1997)
khususnya dalam memberikan gambaran untuk
metode penelitian yang dilakukan, serta penjabaran 4 Penelitian yang dilakukan penulis dengan meng-
faktor dalam 23 variabel/item pernyataan sebagai gunakan faktor-faktor yang telah dihasilkan melalui
hasil penelitiannya. Penulis secara khusus memang penelitian Argan et al (2007) walau menghasilkan the
lebih berharap untuk menerapkan objek yang sama, explained variance yang sedikit lebih tinggi yaitu
yaitu ‘film’ sehubungan dengan artikel jurnal 63,8%, namun masih berada pada rentang yang sama.
pedoman yang menggunakan film berjudul GORA Perbedaan bahwa hasil ini berbeda pun belum bisa
yang menembus rekor BOX OFFICE di Turki memberikan suatu kesimpulan spesifik yang dapat
dengan disaksikan oleh 4.001.711 penonton. menarik suatu benang merah antara penelitian ini
Sayangnya pada periode yang sama untuk menemu- dengan penelitian yang diungkapkan artikel jurnal
kan film Indonesia dengan prestasi yang sekelas & rujukan, mengingat bahwa objek yang digunakan
menerapkan product/brand placement tidaklah berbeda (antara film dengan acara televisi).
Masukan yang hampir sama diungkapkan lebih
mudah.
dulu pada artikel jurnal Argan et al (2007), bahwa
hasil penelitian bisa bervariasi dengan dipengaruhi
PENELITIAN LANJUTAN
oleh beberapa alasan, antara lain
- Cultural context
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih Berbeda responden & berbeda kultur maka hasil
memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam mem- penelitiannya bisa berbeda, dalam hal ini dua
berikan masukan maupun kesimpulan akhir. Faktor penelitian dengan objek yang berbeda (film &
waktu sangat mempengaruhi pencapaian & sasaran acara televisi) juga dibedakan lagi berdasarkan
penelitian ini yang dirasakan belum maksimal, kultur (Turki & Indonesia).
sehingga penelitian yang dilakukan jurnal rujukan - Respondent profile
pun hanya terbatas pada analisis faktor saja. Melihat Penelitian artikel jurnal rujukan mayoritas 54,5%
kecenderungan aplikasi product/brand placement dari 277 respondennya berusia 19–25 tahun &
yang diperkirakan masih akan terus berkembang dan tentu akan berbeda apabila profil responden ini
sekiranya memerlukan kajian maupun penelitian yang tidak didominasi kaum muda, kecuali terkait
dapat mendukung, penulis secara pribadi menyaran- dengan kebiasaan menonton film yang didominasi
kan agar penelitian sejenis dapat dilakukan & kaum muda Turki. Penelitian penulis mayoritas
dikembangkan. 39,2 % adalah responden berusia 21–25 tahun dan
Alternatif yang dapat dilakukan untuk penelitian urutan kedua mayoritas adalah usia < 21 tahun
sejenis adalah pada acara televisi yang lain, pada sebesar 23,2%, sehingga untuk kaum muda usia
pilihan media yang berbeda (games, video klip, dll), <35 tahun pada dua rentang usia ini masih
pada fokus kategori produk tertentu, pada merek yang mendominasi dibandingkan tiga rentang usia yang
sama dengan media yang berbeda, serta masih banyak lain (Tabel 1). Secara khusus apabila keterwakilan
variasi alternatif yang bisa dipilih dengan metode dari masing-masing rentang usia terpenuhi atau
yang berbeda juga. Penelitian Argan et al (2007) persyaratan demografis tertentu yang memang
mengungkapkan hasil yang menurut sang peneliti diinginkan juga memiliki persyaratan keter-
maupun beberapa peneliti lainnya untuk objek yang wakilan sama, maka bisa diperkirakan memberi-
sama menghasilkan proporsi yang dikategorikan kan hasil yang agak berbeda.
‘relatively not high’ dalam menjabarkan the explained - Media used for product/brand placement
variance dari studi yang telah dilakukan. Film ‘GORA’ dengan prestasi dan pencapaiannya
Hasil penelitian ini dianggap kurang lebih sama di Turki memiliki ciri-ciri khusus yang belum
dalam beberapa penelitian sejenis, yaitu dengan tentu dimiliki oleh media di negara lain dengan
analisa faktor yang mempengaruhi sikap audience prestasi yang sama atau lebih baik. Acara
terhadap product/brand placement (factor analysis Indonesian Idol 2007 & Mamamia Show 2007 di
concerning attitudes towards product/brand place- Indonesia pun demikian, sehingga audience dari
ment). Penelitian Argan et al (2007) dalam artikel masing-masing media memang memiliki karak-
jurnalnya menjabarkan nilai the explained variance teristik unik disertai sikap tertentu terhadap media
sebesar 53,54%, selain itu beberapa hasil penelitian yang dijadikan contoh. Hasil penelitian ini
lain yang tercatat dalam artikel jurnal rujukan ini kemungkinan besar hanya berlaku untuk kedua
antara lain: acara yang dijadikan studi kasus ini saja, dan bisa
berbeda apabila studi kasus yang baru mengguna- Apabila pada Indonesian Idol & Mamamia Show
kan acara televisi dengan responden yang berbeda diadopsi tata cara beriklan dari American Idol,
karakteristiknya, sesuai dengan target audience yaitu dengan menempatkan gambar produk/
dari media yang dituju oleh strategi product/ peraga visual dengan merek tertentu, maka cara
brand placement. ini tentu tidak selamanya bisa dilakukan dengan
- The sponsors (brands/products) efektivitas yang sama. Terkait dengan cara
Dalam artikel rujukan, ternyata menampilkan 13 produk/merek menerapkan product/brand place-
merek produk yang melakukan product/brand ment sebaiknya sponsor juga mempertimbangkan
placement, yaitu: kecilnya ukuran display yang dipasang di atas
(1) Tiga merek produk rokok meja juri sebagai cara berpromosi. Terlepas dari
(2) Tiga merek produk minuman beralkohol faktor yang menyatakan bahwa responden me-
(3) Tiga merek produk eletronik & komunikasi nyadari akan product/brand placement, ada
(4) Satu merek produk minuman baiknya apabila cara menampilkannya dibuat
(5) Satu merek produk makanan lebih ‘terlihat’ namun ‘tidak mengganggu’ bagi
(6) Satu merek produk porselen audience. Perlu dipahami, bahwa fenomena
Penelitian yang dilakukan penulis dengan studi
keberhasilan suatu acara TV maupun sejenisnya
kasus dua acara TV menampilkan lima merek/
secara umum hanya berumur kurang dari dua
produk (Pop Mie, Tolak Angin, Tolak Angin Flu,
tahun. Sesudah itu, umumnya audience akan
Tango & Kayaking) dengan frekuensi tampil rutin
setiap minggu selama + 2,5 bulan (8–12 minggu merasa bosan dengan metode dan model acara
periode kontes). Dibandingkan film yang hanya yang monoton sehingga variasi maupun
tampil sesekali, durasi pendek & menampilkan pengganti program perlu disiapkan lebih lanjut.
banyak produk/merek hasil recall dari merek/ Misalnya, pada acara ‘Super Mama Selebriti
produk tentu akan berbeda. Apabila produk/ Show’ sebagai modifikasi dari Mamamia Show
merek yang diiklankan berbeda dan tidak sesuai 2007, terlihat keberadaan Gapura Sidomuncul
dengan audience yang dituju tentu hasilnya akan sebagai bentuk lain product/brand placement atau
berbeda pada penelitian yang lain. Demikian juga juga keberadaan standing banner besar menjadi
bila produk yang beriklan tersebut adalah contro- bagian latar MC (Ruben Onsu atau Eko Patrio)
versial products misalnya seperti rokok, kondom, sesekali bisa dimunculkan namun tidak dalam
pembalut, dll. Kombinasi produk yang berbeda frekuensi yang ‘berlebihan’, karena bisa mengun-
(different assortment of products) saat ditampilkan dang sikap negatif dari audience juga. Penggunaan
pun bisa memberikan hasil yang variatif menurut atribut t-shirt (kaus) atau baju seragam dengan
Argan et al (2007). atribut sponsor, tampil di layar background pang-
gung, bentuk balon zeppelin indoor bergambar
KESIMPULAN & SARAN sponsor serta berbagai atribut yang lain dapat
dikombinasikan bergantian, sehingga audience
Kesimpulan tidak bosan dan bahkan menjadi tertarik dengan
atribut tersebut.
Berdasarkan kriteria Kaiser (1974 di dalam 2. Menampilkan ide baru berpromosi kreatif yang
Argan et al, 2007) terdapat lima faktor yang meme- dengan jelas teramati dan namun dianggap wajar
nuhi persyaratan bersama 23 variabel yang menyu- adalah salah satu kunci penting keberhasilan ini.
sunnya melalui principal component factor analysis. Tidak selamanya cara yang sama bisa memberi-
Selain kriteria communalities yang sejak awal telah kan hasil yang sama atau bahkan lebih baik, bisa
memenuhi persyaratan (> 0,41), kriteria yang lainnya jadi cara tersebut menyebabkan efektivitas yang
juga telah memenuhi persyaratan (factor loading lebih rendah. Selain itu, pada saat jumlah produk/
>0,41 & nilai eigen > 1,0) hasil rangkumannya seperti merek semakin banyak yang ingin tampil
yang ditampilkan pada lampiran. demikian sehingga product/brand placement tidak
Adapun, kesimpulan & pembahasan lebih lanjut lagi menjadi eksklusif bahkan jumlahnya yang
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, banyak bisa mengganggu/menghambat audience
yaitu: untuk mengingat, maka perlu dipertimbangkan
1. Product/brand placement dalam hal ini memang lagi keputusan menggunakan cara ini maupun
merupakan fenomena yang berbeda bagi audience keputusan untuk berpromosi melalui product/
Indonesia, dimana berbagai media alternatif atau brand placement di acara televisi.
support media bisa menjadi wadah untuk place- Boush et al (1994 di dalam Balasubramanian et al,
ment bagi merek/produk perusahaan. 2006) pernah mengungkapkan tentang skepticism
toward advertising yang merupakan sikap kategori produk). Perlu diingat bahwa sebagian
‘defense mechanism’ dari audience saat menerima besar atau bahkan semua dari produk/merek yang
pesan yang disertai taktik dan cara persuasi melakukan brand/product placement ini juga
tertentu. Kondisi yang umum terjadi pada saat berpartisipasi dalam spot iklan TV pada acara
audience menyaksikan iklan ini sebenarnya yang sama. Tentu strategi ini adalah untuk sema-
diperkirakan juga tidak jauh berbeda dengan kin meningkatkan recall dari audience terhadap
aplikasi product/brand placement. Hal yang dapat produk/merek dari pengiklan.
menunjukkan kondisi ini adalah persetujuan sikap Selain impikasi bagi broadcaster, maka implikasi
audience pada pernyataan-pernyataan adverse lainnya adalah bagi produsen atau para pengiklan.
question pada lima variabel dalam faktor ethics & Dimana menurut aplikasinya, pihak pengiklan ini
regulation (total varians kedua terbesar yaitu berupaya untuk bisa mendapatkan manfaat dari
14,978 %, pada poin pernyataan NV9 s/d NV13 – kelebihan penerapan product/brand placement
lampiran). seperti yang telah diungkapkan pada landasan
3. Salah satu implikasi manajerial tentang peran teori. Pihak pengiklan dalam hal ini perlu
iklan maupun product/brand placement terlihat melakukan pengkajian, yaitu berdasarkan peneliti-
pada sikap audience nya, sehingga dari hasil an yang telah dilakukan untuk dievaluasi hal-hal
analisis yang menghasilkan lima faktor dapat yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, sehingga
dilihat kontribusi/seberapa besar masing-masing semakin dapat mengorbitkan merek / produk yang
faktor tersebut dapat menjelaskan sikap audience dimilikinya.
terhadap acara TV yang dijadikan objek pene- 4. Didapatkan variabel-variabel pernyataan dari
litian. audience yang menunjukkan kecenderungan sikap
Dalam penelitian Balasubramanian et al (2006) tertentu, dimana pengiklan bisa mempertimbang-
disebutkan bahwa responden yang bersikap positif kan hal-hal yang diinginkan dan ingin dihindari
terhadap iklan secara signifikan juga bersikap dari variabel pembentuk sikap audience tersebut.
positif terhadap product/brand placement, demiki- Hal yang secara khusus perlu dipertimbangkan
an juga sebaliknya. Broadcaster (dalam hal ini juga adalah kondisi ‘over exposure’ yang ternyata
adalah Indosiar & RCTI) perlu menyadari bahwa dipandang negatif oleh audience, dimana sikap-
upaya untuk membentuk sikap audience agar sikap ini dihubungkan dengan tidak etisnya
tetap positif terhadap acara TV, yaitu dengan apabila sebuah acara TV terlihat terlalu komersil.
menjaga kreativitas & ide acara termasuk metode Sikap demikian merupakan negative placement
untuk melakukan product / brand placement perlu attitudes yang perlu dihindari oleh broadcaster
mendapatkan perhatian serius. Bagaimanapun, serta khususnya pengiklan. Bagaimanapun, kedua
product/brand placement dalam hal ini merupa- pihak inilah yang terkait langsung dengan peran
kan salah satu upaya untuk memecahkan message acara TV sebagai objek untuk product/brand
clutter yang umumnya terjadi pada jeda acara placement walau disertai juga dengan pihak
dengan menampilkan iklan, namun apabila pemegang lisensi Idol seperti FreemantleMedia.
product/brand placement sendiri cukup ‘ramai’, Dengan implikasi manajerial ini, maka pihak-
bisa jadi efektivitasnya akan berkurang yang pihak yang memiliki peran untuk dapat meng-
ditandai dengan recall yang rendah pada merek/ ambil keputusan bagi acara TV maupun produk/
produk yang ditampilkan. merek yang terkait, diharapkan dapat memper-
Dari sisi pendapatan, bisa jadi memang broad- timbangkan positif negatif dari penerapan yang
caster yang semula hanya mendapatkan pema- ada.
sukan iklan dari pemasangan spot iklan TV 5. Secara umum dapat dilihat bahwa responden pada
dengan durasi umumnya 30 detik sekitar Rp. 20– penelitian ini menampilkan sikap yang netral dan
30 juta pada prime time akhirnya bisa menggali cenderung sedikit positif (favorable) terhadap
pemasukan baru melalui product/brand placement penerapan product/brand placement dalam acara
ini. Berdasarkan masukan dari sumber salah satu televisi yang dijadikan studi kasus.
advertising agency, nilai placement diperkirakan Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian
bisa mencapai Rp. 400 juta (1 x tayang) sampai Argan et al (2007) maupun penelitian-penelitian
dengan lebih dari Rp. 1 milyar (berseri) ini sangat sebelumnya tentang sikap audience terhadap
tergantung dengan besarnya exposure yang product/brand placement oleh Nebenzahl &
diinginkan oleh para sponsor, termasuk juga Secunda (1993, di dalam Argan et al, 2007),
seberapa eksklusif cara menampilkannya (misal- Karrh (1998, di dalam Argan et al, 2007) serta
nya, blocking terhadap merek pesaing/satu Tiwsakul et al (2005, di dalam Argan et al, 2007).
Penelitian pada artikel yang dijadikan pedoman ini yang menyusun faktor ethical & regulation,
menyebutkan bahwa para responden dalam dimana dua variabel/pernyataan yang paling besar
penelitian-penelitian ini tidak menunjukkan sikap tingkat persetujuannya oleh responden adalah
negatif yang tinggi khususnya terhadap tiga faktor NV11 (melihat acara TV terlalu komersil) dengan
product/brand placement yaitu attention, accep- means 4,58 & NV13 (terlalu sering tampil/
tance & reference, namun terhadap faktor ke- disebutkannya merek/produk di acara TV) dengan
empat yaitu ethics & regulation baru menunjuk- means 4,61. Kedua pernyataan ini perlu mendapat
kan sikap negatif. Berdasarkan kondisi tersebut perhatian khususnya NV11 oleh stasiun TV agar
disimpulkan bagi responden Turki bahwa secara audience tidak bersikap negatif terhadap acara
umum audience bersikap positif terhadap product/ TV, serta NV13 bagi perusahaan pengiklan agar
brand placement, namun audience mulai menun- mencegah audience bersikap negatif terhadap
jukkan sikap negatif atau netral pada prakteknya merek/produk yang ditampilkan (exposed).
yang berkenaan dengan isu etis (ethical issues). 2) Dengan mengetahui faktor-faktor penting/utama
Berdasarkan besaran/nilai means dari lima faktor yang mempengaruhi sikap audience ini, maka
yang mempengaruhi sikap audience terhadap sebenarnya perusahaan pengiklan maupun stasiun
product/brand placement dalam acara televisi di televisi dapat melihat faktor-faktor yang ada untuk
Indonesia juga tidak jauh berbeda (pada audience menunjang tujuan yang diinginkan masing-
Turki nilai means secara umum bernilai sedikit masing.
lebih tinggi) khususnya pada nilai means tiga Perusahaan pengiklan dapat melihat bahwa pada
faktor diantaranya, yaitu acceptance, attention prakteknya, product placement ternyata tidak
serta ethics & regulation. Berhubung kedua faktor selalu dianggap negatif oleh audience dan masih
yang lain diharapkan untuk dapat diadakan dianggap sebagai hal yang etis/wajar (NV7 – tabel
penelitian lanjutan sehingga dapat menghasilkan 1) bahkan walaupun responden tidak memper-
analisa & hasil yang lebih baik, maka untuk faktor hatikan, tetap merek bisa disebutkan kalau
reference & faktor interest ada baiknya perlu ditanyakan (NV12 – tabel 1). Responden juga
dikaji lebih lanjut. menganggap bahwa keberadaan product/brand
placement dengan menampilkan merek/produk
Saran sebenarnya merupakan hal yang dapat diterima &
disikapi positif. Pernyataan NV1 s/d NV8 yang
Saran penulis secara khusus terkait dengan menggambarkan faktor acceptance atau ‘kese-
penelitian ini yang telah dilakukan ini antara lain: suaian’ pada tabel 1 menunjukkan hal tersebut,
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh dimana apabila ditampilkan sewajarnya (visual,
perusahaan pengiklan yang berencana untuk natural, tampil/terlihat) ternyata keberadaannya
berpromosi dengan product/brand placement pada cenderung disikapi positif oleh responden (nilai
acara televisi maupun stasiun TV yang hendak means semuanya > 4, dimana 4 berarti netral)
mengundang pengiklan untuk berpartisipasi dalam 3) Dua variabel yang mendapatkan nilai means
product/brand placement acara televisinya. terendah adalah NV18 (kalau bisa lebih baik
Dengan mempertimbangkan kelima faktor yang membeli produk/merek yang digunakan bintang
ada dan mempertimbangkan efek dari promosi favorit) dengan nilai means 3,88 serta NV19
yang diinginkan bagi merek/produk perusahaan, (bersimpati pada produk atau merek yang ditam-
maka faktor ini dapat membantu perusahaan pilkan pada acara TV favorit) dengan nilai means
pengiklan melakukan pengambilan keputusan 3,14.
dengan mengkaji pilihan-pilihan yang ada. Stasiun Melihat hasil ini sebenarnya kurang cukup
televisi melalui informasi ini dapat mengetahui memberikan informasi lebih lanjut tentang penye-
kontribusi dari masing-masing faktor yang ada bab responden bersikap negatif pada dua per-
sehingga juga memiliki informasi positif maupun tanyaan yang dimaksudkan, hanya saja berdasar-
negatif terhadap efek dari product/brand place- kan masukan dari penelitian pendahuluan sejak
ment. Efek negatif sebenarnya dapat dilihat dari awal oleh responden, ‘bintang’ dalam acara TV
adverse questions pada faktor ethics & regulation belum tentu memiliki popularitas tinggi seperti
(NV1, NV2, NV3 & NV5 – tabel 1) yang ‘bintang’/selebritis yang saat ini sudah terkenal
memperlihatkan sikap negatif audience terhadap (untuk endorsement). Lagipula faktor ‘bintang’
product/brand placement ini. bisa jadi bukan merupakan penyebab utama dari
Responden terlihat bersikap netral & negatif para responden menyaksikan acara TV, sehingga
berkaitan dengan ethical issues pada lima variabel pernyataan NV18 perlu digali lagi dengan per-
nyataan sejenis atau pernyataan pendukung berikutnya. Kecepatan waktu pengumpulan data
tentang keberadaan atau peran ‘bintang’, sehingga & analisa sangatlah penting, mengingat bahwa
kesimpulan yang lebih baik dapat diberikan. acara-acara seperti ini umumnya hanya selesai
NV19 memunculkan pertanyaan baru terkait dalam waktu 1 bulan s.d. 2 bulan (1 x tayang per
dengan sikap negatif audience, sehubungan minggu, total antara 8 – 12 kali per bulan, belum
dengan kondisi ini diperkirakan hal yang mem- termasuk acara tambahan atau penunjangnya).
buat responden memilih nilai yang menyebabkan
means menjadi rendah adalah kata-kata ‘bersim- DAFTAR PUSTAKA
pati pada merek atau produk’ dan bukan pada
‘acara televisi favorit’ nya. Maksud dari pilihan Alsop, R., 1988, “Consumer Product Become Movie
responden dalam hal ini adalah bahwa pemilihan/ Stars: Marketers Gain as Filmmakers Try to
pemberian simpati pada merek/produk bukan Cut Cost”. Wall Street Journal, 23 (February
karena merek/produk tersebut muncul di acara TV 23).
favorit, namun karena pertimbangan/alasan me- Argan, M., Vlioglu, M. N., Argan, M. T., 2007,
ngapa produk atau merek tersebut dipilih oleh “Audience Attitudes Towards Product Place-
konsumen. Misalnya dalam hal ini faktor ment in Movies: A Case from Turkey”. The
kegunaan atau manfaat, iklan, harga, dll. Journal of American Academy of Business–
4) Variabel-variabel maupun faktor sikap audience Cambridge, 11, pp. 161–167.
terhadap product/brand placement pada acara TV
yang telah didapatkan melalui principal com- Avery, R. J. & Ferraro, R., 2000, “Versimilitude or
ponent factor analysis ini dapat dijadikan masukan Advertising ? Brand Appearances on Prime-
untuk penelitian lebih lanjut untuk hasil yang lebih Time Television”. Journal of Consumer
baik sesuai dengan keinginan & tujuan peneliti Affairs, 34 (2), 217 – 244.
masing-masing. Balasubramanian, S. K., Karrh, J. A. & Patwardhan,
Salah satu penunjang keberhasilan untuk pene- H., 2006, “Audience Response to Product
litian lanjutan dapat memberikan hasil yang lebih Placement: an Integrative Framework & Future
baik, dengan mempertimbangkan kelemahan dari Research Agenda”. Journal of Advertising,
penelitian ini adalah menggunakan acara TV yang Fall, 35, 3.
‘masih dalam masa tayang’ dengan persyaratan
yang sesuai mengenai seberapa acara TV tersebut Boush, D, M., Marian, F. & Gregory, M, R., 1994,
populer & diketahui calon responden. Kalaupun “Adolescent Skepticism Toward TV Adver-
tidak dalam ‘masa tayang’, maka diharapkan tising and Knowledge of Advertiser Tactics”.
acara TV yang pada saat kuesioner penelitian Journal of Consumer Research, 21 (June), pp.
disebarkan masih cukup diingat oleh responden 165–175.
(karena baru beberapa hari atau beberapa minggu Cristel, A. R., 1998. “Toward a Framework of
selesai). Product Placement: Theory Propositions”.
Bagi penulis, saat dilakukan penyebaran keusioner Advances in Consumer Research, 30, pp. 138–
untuk studi kasus ini didapati bahwa kedua acara 149.
TV tersebut sudah tidak lagi tayang. Menjelang
D’Astous, A & Seguin, N., 1999, “Consumer Reac-
bulan Oktober & November 2007 ada dua acara tions to Product Placement Strategies in
pengganti yang sudah tayang yaitu ‘Asian Idol’ Television Sponsorship”. European Journal of
(RCTI) dan ‘Super Mama Selebriti Show’ Marketing, 33.
(INDOSIAR) & ‘Mamamia Super Dut’
(INDOSIAR). Ketiga acara ini tidak dipilih oleh Economist, 2005, “Lights, Camera, Brands”.
penulis terkait berbedanya format acara ‘Asian (October 1999), pp. 61–62.
Idol’ & tidak konsisten/tidak tetapnya sponsor Elliot, S., 2005, ‘On Broadway, Ads Now Get to Play
pada acara ‘Mamamia Super Dut’. Cameo Roles”. New York Times (April 22).
Acara yang sebenarnya cukup cocok & tepat
adalah ‘Super Mama Selebriti Show’ yang Fill, C., 2006, “Marketing Communications–Enga-
menampilkan selebriti-selebriti muda Indonesia gement, Strategies & Practice (Fourth
disertai dengan sang ibu untuk tampil di dunia Edition)”. FT – Prentice Hall Financial Times.
tarik suara, namun pada awal pemunculannya Fitzgerald, K., 2002, “Eager Sponsors Raise The
masih belum diikuti semua sponsor ‘utama’ Ante”. Advertising Age (June 10), 18.
seperti yang ditampilkan pada episode-episode
Gupta, P. B. A & Gould, S. J., 1997, “Consumer nal Change Among Consumer with Special
Perceptions of The Ethics & Acceptability of Reference to Brand Placement in Hindi Films”.
Product Placement in Movies: Product South Asian Journal of Management, 11, 4,
Category & Individual Differences”. Journal of pp. 7–25.
Current Issues & Research in Advertising, 20
(Spring), pp. 47–59. Pardun, C. J. & McKee, K. B., 1999, “Product Place-
ment as Public Relations: An Exploratory Stu-
Hullin-Slakin, B., 1989, “Movie Tie-Ins”. Incentive, dy of The Role of The Public Relations Firm”.
163 (June), pp. 36–41. Public Relations Review, 25, 4, pp. 481– 493.
Kaiser, H. F., 1974, “An Index of Factorial Reed, J. D., 1989, Plugging Away in Hollywood.
Simplicity”. Psychimetrics, 39, pp. 31–36. Time (January 2), p. 102.
Karrh, J.A. (1998). “Brand Placement: A Review”. Rossler, P & Bacher, J., 2002, “Investigating the
Journal of Current Issues in Advertising, 20, 2, Effectiveness of Product Placement in
pp. 31–49. Movies.” Zeischrift Fur Medienpsychologic,
Karrh, J. A., Frith, K.T. & Callison, C., 2001, 14, 3, pp. 98–108.
“Audience Attitudes Toward Brand (Product) Russel, C. A., 1998, Towards Framework of Product
Placement : Singapore and the United States”. Placement: Theoritical Propositions. Advan-
International Journal of Advertising, 20, pp. 3– ces in Consumer Research, 25, pp. 357–362.
24.
Santoso, T. & Tjiptono, F., 2001, Riset Pemasaran:
Loro, L., 1990, Phylly Product Angle for Ringside in
Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT Elex
Rocky V. Advertising Age, 61 (February 5), 20.
Media Komputindo: Jakarta.
Maclean’s, 2005, Product Placement Beyond TV,
(February 21), 33. Sarwono, J. Analisis Data Penelitian Menggunakan
SPSS. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Majalah MIX edisi 08–23 Agustus s.d. 20 September
2007. Sapolsky, B. S. & Lance, K., 1994, “You oughts be in
Picture : Products Placements in the Top
Malhotra, N. K., 2005, “Riset Pemasaran (edisi 4)”. Grossing Films of 1991”. American Academy
Indeks. of Advertising, p. 89.
Ming-tiem, T., Wen-ko, L. & Mei-Ling, L., 2007, Website CYBERTAINMENT (http://cybertainment.
“The Effects of Subliminal Advertising on cbn.net.id/cbprtl/Cybertainment/pda/detail.asp
Consumer Attitudes and Buying Intentions”.
x?x=Hot+Topic&y=Cybertainment%7C0%7C
International Journal of Management, 24
(Maret 2007). 0%7C2%7C139). “Product Placement”.
Morton, C. R & Friedman, M., 2002, “I Saw it on The Website INDONESIAN IDOL http://www.indone
Movies : Exploring The Link Between Product sianidol.com. “Indonesian Idol”.
Placement Beliefs and Reported Usage
Website MAMAMIA SHOW http://www.mamamia
Behavior”. Journal of Current Issues and
Research in Advertising, 24, 2, pp. 33–40. show.com. “Mamamia Show”.
Nebehnzahl, I.D & Secunda, E., 1993, “Consumer’s Website WIKIPEDIA http://id.wikipedia.org/wiki/
Attitudes Towards Product Placement in Indonesian_Idol. “Indonesian Idol”.
Movies”. International Journal of Advertising,
January, pp. 1–11. Tiwsakul, R. Hackley, C. & Szmigin, I., 2005,
‘Explicit, Non-Integrated Product Placement in
Panda, T. K., 2004, “Consumer Response to Brand British Television Programmes’. International
Placement in Films Role of Brand Congruity & Journal of Advertising, 24, 1, pp. 95–111.
Modality of Presentation in Bringing Attitudi-
LAMPIRAN
Tabel 1. Faktor yang Mempengaruhi Sikap Audience Terhadap Product/Brand Placement pada Acara
Televisi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Audience terhadap Factor Means S.D Eigenvalues
Product/Brand Placement Pada Acara Televisi Loading (% of variance)
Faktor 1 : 'Kesesuaian' (acceptance) - 8 variable / item 4,352
Memperhatikan bila product placement tampil alami di acara TV (natural flow) 0,457 4,84 1,46 (18,923 %)
– NV1
Memperhatikan bila ditampilkan / diperlihatkan secara visual saja – NV2 0,509 4,75 1,37
Secara komersil tidak apa-apa merek / produk tampil di acara TV – NV3 0,736 4,63 1,33
Menyukai (mendukung) adanya product placement di acara TV – NV4 0,667 4,5 1,29
Perkembangan & kemajuan acara TV bergantung pada sponsor beriklan – NV5 0,613 4,66 1,56
Merek yang tampil memiliki kontribusi dalam pembuatan acara TV – NV6 0,611 4,89 1,28
Tampilnya merek di acara TV adalah hal yang etis – NV7 0,713 4,9 1,41
Tidak apa-apa & tidak mengganggu bila merek muncul di acara TV (scr. 0,662 4,92 1,51
Natural) – NV8
Faktor 2 : 'Etika & Regulasi' (ethics & regulation) - 5 variable / item 3,445
Product placement di acara TV seharusnya dilarang / dibatasi – NV9 0,775 4,5 1,34 (14,978 %)
Penempatan produk / merek mengganggu integritas acara TV – NV10 0,692 4,2 1,43
Terganggu saat melihat acara TV yang terlalu komersil (krn. Product 0,731 4,58 1,43
placement) – NV11
Tidak memperhatikan merek / produk yang tampil tapi bisa mengingat bila 0,564 4,3 1,43
ditanyakan – NV12
Merasa terganggu bila sering tampil / disebutkannya merek / produk dalam 0,743 4,61 1,68
acara TV – NV13
Tabel 3. Communalities
Initial Extraction
attention_1 1,000 ,664
attention_2 1,000 ,699
attention_3 1,000 ,633
attention_4 1,000 ,581
attention_5 1,000 ,560
attention_6 1,000 ,619
attention_7 1,000 ,567
acceptance_1 1,000 ,621
acceptance_2 1,000 ,479
acceptance_3 1,000 ,565
acceptance_4 1,000 ,656
acceptance_5 1,000 ,688
acceptance_6 1,000 ,761
reference_1 1,000 ,716
reference_2 1,000 ,671
reference_3 1,000 ,559
reference_4 1,000 ,761
reference_5 1,000 ,549
ethics_1 1,000 ,688
ethics_2 1,000 ,566
ethics_3 1,000 ,724
ethics_4 1,000 ,608
ethics_5 1,000 ,746
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Data diolah penulis (output SPSS), 2007