Salah satu konsep belajar cepat yang bagus dan tentunya juga
menyenangkan adalah konsep MASTER yang terdapat dalam buku Accelerated
Learning for the 21st Century. Istilah MASTER di sini adalah singkatan dari
Motivating your mind, Acquiring the information, Searching out the meaning,
Triggering the memory, Exhibiting what you know, dan Reflecting what you've
learned.
Langkah pertama dalam belajar cepat adalah motivasi. Ini penting sekali. Berapa
banyak orang yang berusaha untuk belajar tanpa motivasi? Mereka menganggap
belajar sebagai suatu bentuk "penderitaan". Dengan sikap seperti ini bisa dibilang
secara bawah sadar otak akan menolak informasi yang masuk karena dianggap
negatif! Jelas saja kita jadi sangat sulit belajar. Bandingkan dengan orang yang
termotivasi, yang menganggap belajar itu seru dan mengasyikkan. Secara bawah
sadar otak akan dengan senang hati mempersilakan informasi untuk masuk.
Ada tiga gaya belajar utama, yaitu visual (melalui penglihatan), auditori (melalui
pendengaran), dan kinestetik (melalui tindakan). Kita akan lebih cepat menangkap
informasi kalau kita belajar sesuai dengan gaya belajar kita. Oleh karenanya kita
perlu mengenali gaya belajar yang cocok untuk kita lalu mempraktekkannya.
Hasilnya kita akan lebih cepat menangkap informasi.
Sekedar membiarkan informasi masuk sama sekali tidak cukup. Kita harus
berusaha untuk mendapatkan makna dari informasi itu. Ini sama seperti mencerna
informasi yang masuk sampai memahami hakikatnya luar dalam. Jadi bukan hanya
menghafalkan fakta, tapi terus maju sampai memahami konteksnya dan
penerapannya untuk hal-hal lain. Berapa banyak orang yang hanya berusaha
menghafal fakta tanpa memahami maknanya ?
Memamerkan di sini bukan berarti sok tahu. Yang dimaksud adalah kita harus
berusaha membagikan ilmu kita ke orang lain. Saat membagikan ilmu ke orang
lain kita justru akan mendapatkan lebih banyak lagi! Misalnya seorang guru
kadang lebih cepat paham dan menguasai materi pelajarannya tentang materi
pelajarannya setelah dia mengajarkannya pada murid-muridnya.
Nah, inilah langkah terakhir dalam konsep MASTER. Kita mesti mengevaluasi
cara belajar kita. Mengapa? Sebab setiap orang punya cara belajar yang unik yang
berbeda dengan orang lain. Kita mesti mengembangkan gaya belajar pribadi yang
paling cocok dengan kita. Dan ini tentu tidak bisa dicapai dalam waktu semalam.
Kita harus mencoba, mengevaluasi, memperbaiki apa yang kurang, lalu mencoba
lagi, dan seterusnya. Dengan terus mengevaluasi perlahan-lahan gaya belajar kita
akan semakin tajam dan cocok dengan kita.
Sumber : http://www.mail-
archive.com/referensi_maya@yahoogroups.com/msg01309.html
Atensi
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi
dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari
penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu
efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan
membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu[1].
Sifat atensi
Proses atensi
Deteksi sinyal
Atensi selektif
Atensi terbagi
Neurologi atensi
Atensi erat kaitannya dengan fungsi otak. Bagian otak yang memproses atensi
terletak pada anterior didalam frontal lobe yang aktif pada proses atensi terkendali
dan pada posterior didalam parietal lobe. Atensi juga melibatkan aktivitas saraf
pada korteks penginderaan, terutama visual dan motorik.
Atensi visual
Semakin kecil bayi semakin sulit untuk mengalihkan perhatian pada hal lain,
karena gerak motorik dan mata masih terbatas. Pada dewasa kerusakan pada
posterior parietal lobe dapat menyebabkan pengabaian yang parah pada integrasi
kontralateral visual dan penginderaan lainnya.
autisme
Catatan kaki
Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga
tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita
perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk
pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-
ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam
* Dan sebagainya
Manusia Eropa, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit Putih
* Berambut pirang atau putih
* Bermata biru terbuka
* Dan sebagainya
Manusia Negro, ciri - cirinya:
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit htam
* Berambut hitam kriting
* Bermata hitam melotot
* Dan sebagainya
Manusia Cina, ciri - cirinya:
* Mahluk Hidup
* Berbudi
* Berkulit kuning
* Berambut hitam lurus
* Bermata hitam sipit
* Dan sebagainya
Dan manusia yang lain - lainnya lagi.
b. Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang
sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada
mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu
ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian
atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri
dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :a. Pendapat
Afirmatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya
Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu
Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya
seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani Malas dan
sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang
menerangkan kebarangkalian, kemungkinan - kemungkinan sesuatu sifat pada
sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang. Dan
sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru
berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu
pendapat umum. Misalnya :
Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau
dipanaskan akan memuai (Umum)
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi
berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan
memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau
dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto
adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan
membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah
ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si
Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
Inteligensi
Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi
pencapaian sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang
yang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang sering
membingungkan ialah kenyataan adanya orang yang kelihatan tidak cerdas
(sedikitnya di sekolah) kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari rekan-
rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
Semakin cerdas seseorang maka semakin besar peluang untuk lebih sukses di
bandingkan orang yang tidak cerdas, karena Kecerdasan merupakan kemampuan
untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat
dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun
bertambah.untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang perlu diadakan tes
kecerdasan.
Selama ini tes kecerdasan umumnya hanya di berikan kepada orang-orang yang
menempuh bangku pendidikan sehingga tampak bahwa tingkat kecerdasan orang
yang berpendidikan di anggap lebih baik di bandingkan dengan orang yang tidak
berpendidikan ,namun kenyataan di lapangan tidak semua orang yang tidak
berpendidikan tidak cerdas,hal ini di buktikan dengan banyaknya orang yang
sukses tanpa melalui jenjang pendidikan yang tinggi contoh para pedagang yang
sukses.
Berdasarkan fakta tersebut sebaiknya tes kecerdasan juga di berikan kepada orang-
orang yang tidak menempuh bangku pendidikan untuk memperoleh informasi yang
lebih jauh tentang factor utama yang mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang
selain factor pendidikan formal.
Melihat uraian diatas mengenai intelegensi analitis, kreatif dan praktis yang
mempunyai perhatian yang berbeda selama ini dalam wilayah pendidikan.
Sehingga tidak dapat merubah cepat keberhasilan pembelajaran suatu sekolah
khususnya dan umumnya bangsa dan Negara, maka perlu ada perubahan sistem
pembelajaran sekolah yang dapat menyeimbangkan berbagai macam intelegensi
peserta didik yang dimiliki, dengan mengawali pemberian tes. Misalnya
memberikan pembelajaran tes analitis dari STAT (Stern Triarchic Abilities Test).
Bagian analitis dari STAT sangat mirip dengan konvensional, dimana individu-
individu diminta untuk memberikan arti dari kata-kata, melengkapai rangkaian
angka dan melengkapi matriks. Bagian praktis dan kreatif berbeda dengan tes
konvensional. Sebagai contoh, dalam bagian kreatif, individu menulis sebuah esai
tentang rancangan sekolah yang ideal. Bagian praktis meminta seseorang untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari yang mudah, seperti merencanakan rute dan
membeli tiket sebuah acara.
Tes kecerdasan kedepannya tidak hanya diberikan kepada orang yang menempuh
bangku pendidikan, tapi juga diberikan pada orang-orang yang sempat mengenyam
bangku pendidikan agar informasi yang diperoleh tentang intelegensi lebih akurat.
Sehingga kesepakatan tentang pengertian tentang intelegensi secara utuh bisa
tercapai
Inteligensi/Kecerdasan
Ada banyak teori mengenai Intelligensi atau kecerdasan dari beberapa ahli
diantaranya :
Selama ini tes kecerdasan umumnya hanya di berikan kepada orang-orang yang
menempuh bangku pendidikan sehingga tampak bahwa tingkat kecerdasan orang
yang berpendidikan di anggap lebih baik di bandingkan dengan orang yang tidak
berpendidikan, namun kenyataan di lapangan tidak semua orang yang tidak
berpendidikan tidak cerdas, hal ini di buktikan dengan banyaknya orang yang
sukses tanpa melalui jenjang pendidikan yang tinggi contoh para pedagang yang
sukses.
Berdasarkan fakta tersebut sebaiknya tes kecerdasan juga di berikan kepada orang-
orang yang tidak menempuh bangku pendidikan untuk memperoleh informasi yang
lebih jauh tentang factor utama yang mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang
selain factor pendidikan formal.
Fakta hasil pendidikan di Indonesia saat ini sudah banyak melahirkan generasi-
generasi penerus yang berbeda-beda ditingkatan kemampuannya di seluruh lapisan
masyarakat di Indonesia. Perbedaan kemampuan tersebut menjadi budaya
pendidikan yang baku, dimana ada peserta didik yang kemampuan IQ nya tinggi
ditempatkan pada posisi atas atau menjadi peringkat pertama sedangkan peserta
didik yang IQ nya rendah di tempatkan pada posisi bawah.
Dari kutipan tersebut jelaslah bahwa peserta didik yang mempunyai kemampuan
analitis tinggi tidak dipungkiri, sangat diharapkan oleh guru, dimana dalam hasil
ujian selalu mendapatkan skor yang bagus dalam tes IQ serta nantinya berhak
masuk ke perguruan tinggi yang kompetitif.
Sehingga peserta didik yang mempunyai tingkat intelegensi kreatif dan praktis
setinggi apapun, jarang dihargai di lingkungan sekolah. Intelegensi analitis yang
menjadi icon yang rata-rata lebih besar memberatkan peserta didik karena peserta
didik yang mempunyai inteligensi analitis sangat sedikit sekali. Contoh misalkan di
setiap sekolah ditingkatan apapun itu, yang mendapat juara pertama terlebih juara
umum pasti 1 atau paling banyak 2 orang.
Itu kenapa tejadi, karena pendidikan yang dalam hal ini sekolah yang menjadi
konteksnya, hanya melihat kemampuan peserta didik dari intelegensi analitis saja,
peserta yang mendapat peringkat atau rangking 1 s.d 3 lebih diperhatikan dan
mendapat penghargaan lebih dari guru. Makanya jumlah peserta didik yang
mempunyai intelegensi analitis lebih sedikit dibanding dengan peserta didik yang
mempunyai intelegensi kreatif dan praktis yang jumlahnya jauh lebih besar.
Guru cenderung tidak menyukai dan tidak memberikan penghargaan untuk peserta
didik yang mempunyai intelegensi kreatif tinggi yang tidak memberikan tugas
sekolah dengan sesuai yang diperintahkan, maka hasil pembelajaran bagaimanapun
akan tidak mengalami perubahan selama hanya konsep intelegensi analitis yang
diprioritaskan.
Tujuan pendidikan tersebut tidak akan mungkin tercapai jika konsep dan sistem
yang dilaksanakan dalam proses pendidikan hanya mengedepankan inteligensi
analitis dan pengembangan inteligensi analitis saja, tetapi harus ada
pengembangkan dan perhatian juga dari sekolah untuk peserta didik yang
berintelegensi kreatif yang tinggi agar tujuan nasionalpun tercapai yaitu agar
dengan pendidikan peserta didik menjadi manusia yang kreatif.
Selain intelegensi analitis tinggi dan intelegensi kreatif tinggi, peserta didik juga
ada yang lebih cenderung pada intelegensi praktis seperti peserta didik yang
berinteligensi praktis.
Dengan siswa ikut dalam salah satu ekstrakurikuler tersebut memberikan wadah
pengembangan untuk mengukur peserta didik dalam inteligensi yang dimilki.
Karena inteligensi yang dimiliki setiap peserta didik berbeda-beda yang pada
akhirnya setelah selesai jenjang sekolah dituntut untuk bisa beradaptasi dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mandiri.
Tidak bisa sukses seseorang dalam bidang seni lukis, seni rupa, tari, suara, dsb bagi
orang yang inteligensi analitisnya tinggi, dan yang dibutuhkan untuk kesuksessan
dalam bidang tersebut adalah orang-orang yang mempunyai inteligensi kreatif.
Begitu pula tidak akan mungkin sukses seorang manager/ pemimpin perusahaan
bila yang mengendalikan semua proses tersebut oleh orang yang inteligensi
analitisnya tinggi, tetapi yang dibutuhkan adalah orang-orang yang mempunyai
inteligensi praktis tinggi yang mampu untuk menjadikan keberhasilan sebuah
usaha. Dalam artian inteligensi analitis yang tinggi bukan tidak diperlukan, tetapi
diperlukan juga sebagai penyeimbang. Santrock (2009:156).
Oleh karena itu kondisi di berbagai sekolah bahkan di perguruan tinggi tidak akan
berubah sampai kapanpun menuju ke yang lebih baik, jika inteligensi analitis saja
yang diharapkan bangsa sebagai generasi muda.
Hakikat Intelegensi
Faktor-faktor itu diantaranya adalah lingkungan dan proses belajar yang di tempuh
oleh seseorang. Santrock (2009:151).
c. Faktor interaksi: banyak melibatkan diri dalam interaksi sosial dan mampu
melakukan koordinasi dalam kelompok yang memiliki peribadi yang berbeda-
beda.
Dalam Al-Ouran surat 2 (Al-Baqarah ayat 269) yang artinya “Hanya orang-orang
yang berakallah yang dapat mengambil hikmah”. Ayat tersebut mengungkapkan
bahwa seorang individu yang memiliki intelligensilah yang mampu memaknai
apapun yang terjadi dan yang dialami oleh individu tersebut.
Misalnya: seorang guru bila memberikan ilmu yang salah kepada peserta didiknya,
maka intelligensi yang dimilki tersebut akan hilang pelan-pelan dan tidak akan
memberikan makna apapun dari intelligensi yang sudah dimiliknya.
Bila kita lihat gambar tengkorak manusia bagian depan, kita akan temukan bagian
depan otak manusia (lihat gambar 1). Apa yang dapat dijelaskan oleh ilmu faal
tentang fungsi bagian ini?. Buku yang berjudul “Essential of Anatomy &
Physiology” menyatakan bahwa : Motivasi dan tinjauan masa depan untuk
merencankan dan memulai pergerakan terjadi di sel otak bagian depan, daerah
inilah yang disebut dengan “prefrontal area”.
Jadi, bagian inilah yang bertanggung jawab dalam merencanakan, memotivasi dan
memulai tindakan baik , bohong dan dosa dan juga bertanggung jawab dalam
menyampaikan kebenaran dan kebohongan. Jadi sangatlah tepat untuk menyatakan
bahwa :”bagian otak depan adalah pusat tindakan baik, bohong dan dosa”. Persis
seperti yang dinyatakan oleh Al Quran 15 abad yang silam.
C. Macam-macam Intelligensi
2. Inteligensi Kreatif, yaitu : kecerdasan yang lebih cenderung pada sifat-sifat yang
unik, merancang hal-hal yang baru. Misalnya: seorang peserta didik diinstrusikan
untuk menuliskan kata “P O H O N” oleh gurunya, tetapi jawaban seorang individu
yang kreatif dengan menggambarkan sebuah pohon.
Yang menjadi pertanyaan terbesar, mampukah dan bersediakah setiap insan yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan mencoba untuk mengubah pola pengajaran
tradisional yang hanya menekankan kemmapuan logika (matematika) dan bahasa?
Bersediakah segenap tenaga kependidikn bekerjasama dengan orang tua bersinergi
untuk mengembangkan berbagai jenis kecerdasan pada peserta didik di dalam
proses belajar yang dilaksanakan di lingkungan lembaga pendidikan?
Contoh:
Berbicara intelligensi tentu saja berbicara otak, karena semua informasi, gerakan,
respon semuanya bermuara di otak. Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan
yang memiliki volume 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron.
Otak besar yang terletak di depan yang mempunyai 2 belahan yaitu, otak kanan
dan otak kiri. Belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri dan
sebaliknya belahan otak kiri mengatur dan melayani otak kiri. Jika otak belahan
kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan mengalami gangguan bahkan
mungkin kelumpuhan.
Otak kiri dan otak kanan tersebut akan dihubungkan oleh dendrit yaitu lapisan
dalam yang berwarna putih yang banyak mengandung serabut saraf. Yang nantinya
akan masuk dalam short term memori (STM), dimana bila seorang peserta didik
melihat the first impression dari gurunya yang menarik maka panca indera peserta
didik yang mendapat ketertarikan peran gurunya tersebut akan di respon oleh
panca inderanya tersebut dan masuk pada STM.
Jika dilakukan pembelajaran diulang-ulang atau refitisi maka peserta didik akan
mengalami pemahaman yang masuknya nanti pada long term memori (LTM).
STM dan LTM semuanya bermuara di otak, jika peserta didik sudah memahami
pelajaran yang disampaikan gurunya, maka peserta didik akan mengalami proses
berpikir dan memahami apa yang meski dilakukan atau bersikap. Seperti pada
gambar di bawah ini yang menggambarkan belahan otak kanan dan otak kiri yang
sangat berhubungan erat dan saling mempengaruhi.
Belahan otak kanan dan otak kiri mempunyai Anatomi otak yang berbeda
fungsinya, otak merupakan alat untuk memproses data tentang lingkungan internal
dan eksternal tubuh yang diterima reseptor pada alat indera. Data tersebut
dikirimkan oleh urat saraf yang dikenal dengan system saraf keseluruhan. System
saraf ini memungkinkan seluruh urat saraf mengubah rangsangan dalam bentuk
impuls listrik.
Kemudian impuls listrik dikirim ke pusat system saraf yang berada di otak dan urat
saraf tulang belakang. Disinilah data diproses dan direspon dengan rangsangan
yang cocok. Biasanya dalam tahap ini timbul saraf efektor, yang berfungsi untuk
mengirimimpuls saraf ke otot sehingga otot berkontraksi atau rileks.
Di dalam jaringan system saraf pusat terdapat hirarki control. Bayak rangsangan
sederhana berhubungan dengan tindakan reflex/aksi spontan (misalnya, dengan
cepat kita mengibaskan tangan saat menyentuh pirig panas). Otak tidak tidak
terlibat langsung dalam proses ‘identifikasi’ mengenai tindakan reflex.
Tapi tindakan reflex tersebut diproses di saraf tulang belakang. Meskipun otak otak
tidak terlibat langsung dalam proses yang berhubungan dengan aksi spontan, tetap
saja kita akan mencerna data/rangsangan yang dipersepsi alat indera.
Fenomena semacam ini adalah fungsi yang rumit yang terjadi di otak. Bernafas,
keseimbangan, menelan, dan mencerna terjadi karena fungsi otomatis otak. Dan
kita tidak menyadari bahwa proses tubuh tersebut membutuhkan control yang
lembut dan tekhnik mengatur yang baik. Otak purba mengontrolnya secara relatif.
Misalnya kita akan menoleh jika seseorang memanggil nama kita di jalan. Aksi
tersebut dikontrol oleh bagian otak yang lebih baru. Otak dan urat saraf tulang
belakang dilindungi oleh tulang (tengkorak dan tulang belakang secara brurutan)
dan dikelilingi oleh cairan otak yang berfungsi sebagai alat penahan goncangan.
Otak Nampak seperti sebuah kembang kol yang beratnya rata-rata 1,2 kg pada laki-
laki dan 1 kg pada perempuan. Otak dapat dibagi ke dalam 3 bagian umum yaitu
otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Posisi bagian-bagian otak tersebut
tidak sesuai dengan namanya, seperti otak depan tidak berada di bagian depan.
Karena nama bagian-bagian tersebut didasarkan pada posisi saat manusia masih
berbentuk embrio. Kemudian posisi bagian-bagian otak tersebut berubah selama
perkembangan janin dalam kandungan. Otak belakang terletak di dasar kepala,
terdiri dari empat bagian fungsional, yaitu medulla oblongata, pons, bentuk
reticular dan cerebellum. Seperti pada gambar berikut: (http//Wikimedia
common:otak)
Diantara pusat otak dan korteks terletak system limbic (berasal dari bahasa latin
yang berarti batas). Anatomo system limbic ini memungkinkan kita mengontrol
insting/naluri kita. Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak
sengaja menginjak kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
amygdale dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan
ketakutan, serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.
Korteks (korteks cerebal) adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5 mm,
tapi luas bagiannya mencapai 155 cm. korteks menyusun 70 % bagian otak.
Lipatan korteks yang erat kaitannya dengan tengkorak manusia membuat otak
tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Korteks mempunyai
sejumlah struktur dan bagian-bagian fungsional yaitu bagian kiri dan kanannya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua belahan otak dihubungkan oleh sebuah
bundle serat tebal yang disebut corpus callsum yang membantu menyatukan
aktifitas otak (memberitahu otak kiri tentang apa yang dilakukan otak kanan, juga
sebaliknya). Dalam korteks ada empat lobus atau cuping, yaitu temporal, frontal,
occipital, dan parietal.
Di sekeliling otak reptile terdapat system limbic yang sangat kompleks dan luas.
Sistim limbic ini terletak di tengah otak yang fungsinya bersifat emosional dan
kognitif. Perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan
belajar dikendalikan oleh sisitem limbic ini. Sistim ini juga merupakan panel
control yang menggunakan informasi dari pancaindera untuk selanjutnya
didistribusikan ke bagian neokorteks.
Neokorteks adalah bagian otak yang menyimpan kecerdasan yang lebih tinggi.
Penalaran berfikir secara intelektual, pembuatan keputusan, bahasa, perilaku yang
baik, kendali motorik sadar dan penciptaan gagasan berasal dari pengaturan
neokorteks. Menurut Gardner dalam Santrock (2009: 156), kecerdasan majemuk
(multiple intelligensi) berada pada bagian ini. Bahkan pada bagian ini pula terdapat
intuisi yaitu kemampuan untuk menerima atau menyadari informasi yang tidak
diterima oleh pancaindera.
Gelombang delta adalah kondisi orang sedang tidur yang frekwensinya antara 0,5
s.d 3,5 cps. Orang tidur tanpa mimpi, otaknya menghasilkan gelombang delta,
sedangkan orang koma gelombang otaknya hanya 0,5 cps. Tidur rutin untuk
manusia, adalah upaya untuk memulihkan kondisi sel-sel tubuhnya termasuk sel
otak yang telah bekerja berat seharian.
Oleh karena itu orang sakit perlu banyak tidur beristirahat. Glombang theta dengan
putaran 3,5 s.d 7 cps, terjadi saat orang bermimpi. Mimpi ditandai dengan gerakan
bola mata yang cepat. Perasaan bermimpi yang terasa lama sekali, pada hakekatnya
hanya berlangsung dalam hitungan detik.
Hal ini karena ukuran waktu yang dipakai orang yang bermimpi ialah waktu
ukuran ruh. Bukankah waktu ribuan tahun di dunia, hanya sekejap saja menurut
ukuran akhirat. Para penemu, pencipta musisi bekerja dalam kondisi gelombang
theta. Gelombang Alpha antara 7 s.d 13 cps. Terjadi pada kondisi normal orang
dewasa bekerja, tanpa dibebani pikiran macam-macam, tanpa target yang berat.
Memori otak manusia kerjanya mirip dengan memori komputer. Pada komputer,
memorinya disebut RAM (Random Access Memory) berfungsi merekam,
memelihara dan memanfaatkan informasi baru. Pada manusia, fungsinya lebih luas
lagi mencakup perbendaharaan kata, pengetahuan bahasa, semua informasi yang
telah kita pelajari, pengalaman hidup pribadi, segala kemahiran yang telah
dipelajari dari mulai berjalan, berbicara hingga prestasi musik dan olahraga.
Klasifikasi Memori. Para ahli membagi memori otak manusia menjadi dua yaitu
memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long
term memory). Memori jangka pendek adalah memori yang cepat diingat, cepat
lupa dan kapasitasnya terbatas, sedangkan memori jangka panjang adalah memori
yang lambat dilupakan dan kapasitasnya tidak terbatas. Memori jangka panjang
dibagi menjadi dua yaitu memori deklaratif (eksplisit) dan memori non deklaratif
(implisit/prosedural).
Keadaan memori di atas boleh jadi merupakan tanda-tanda otak seorang individu
membutuhkan “makanan baru”. Rutinitas pekerjaan dan tenggat waktu yang ketat
seringkali membuat orang melupakan kesempatan me-recharge baterai alami
sekaligus prosesor komputer tercanggih yang dimiliki: Otak.
Kebiasaan beraktivitas, pola makan dan teman-teman bergaul, perlu diperiksa lagi
agar kecanggihan mesin ajaib di tubuh dalam keadaan terawat. Kebiasaan lama
ibarat jalan tol sepanjang 100 km menuju lokasi tujuan yang dilalui oleh ribuan
kendaraan.
Namun, aktivitas baru dapat dianalogikan dengan jalan setapak yang sangat
mungkin berjarak 50 km ke lokasi yang tuju. Jadi mendengar musik yang itu-itu
saja dan membaca surat kabar yang sama setiap hari membuat orang merasa jalan
tol ini adalah rute paling dekat menuju tujuannya.
Berikut ini beberapa tips yang dapat membuat seorang individu lebih cepat
membangun dan menemukan jalan setapak baru yang lebih singkat:
* Hasilkan sesuatu: artikel, tulisan, gambar, sketsa dan lukisan. Seorang Individu
dapat juga membuat coretan berupa simbol-simbol dari alur pekerjaanseorang
individu. Coretan berupa simbol dapat membantu seorang individu berpikir secara
simbolis dan visual.
Bila individu terbiasa berpikir dengan kata-kata, berpikir dengan gambar, akan
memudahkan lahirnya ide baru. Perasaan produktif juga dapat memacu individu
untuk menghasilkan hal lain lagi.
* Lakukan Olahraga ritmis dan bersifat aerobik secara teratur. Berenang, jogging
dan jalan cepat bermanfaat jika sedang tersendat saat berpikir suatu masalah.
Aktivitas repetitif semacam ini memudahkan kegiatan berpikir di bawah sadar
‘meloncat’ keluar.
* Nikmati musik. Dengarkan lagu-lagu dari jenis musik yang berbeda dari yang
biasa didengar. Ingin melakukan aktivitas mental yang lebih rumit? Kalau perlu
belajar untuk memainkan instrumen musik baru.
* Memasak. Ini serius! Mengolah makanan yang mentah menjadi sajian yang
matang dan menggoda dengan seluruh proses prosedur memasak melibatkan
seluruh otak seorang individu. Jika ingin sekalian menikmatinya, jangan lupakan
kerang dan ikan laut. Makanan berprotein tinggi adalah amunisi andalan bagi otak.
* Lalui rute baru di perjalanan. Secara aktif mencari jalur alternatif baru selain
menambah peluang menghindari kemacetan juga dapat melatih kemampuan
keruangan dan daya ingat.
Jadi jangan biarkan sel-sel otak diam sehingga lama-kelamaan menyusut. Rawat
dan kembangkan kemampuan agar benda ajaib ini dapat berproduksi optimal.
Setiap Manusia Normal dilahirkan dengan kapasitas otak yang hampir sama, yakni
1.2 kg pada pria, dan 200 gram lebih sedikit pada wanita. Ini berarti, setiap orang
memiliki POTENSI yang sama untuk sukses, termasuk dalam hal belajar. Bila
peserta didik telah merasa belajar dengan keras, tekun namun belum juga
mendapatkan hasil yang diinginkan, hal tersebut berarti ada yang salah dengan
METODE BELAJAR nya, atau kemungkinan besar peserta didik tidak memiliki
metode Belajar sama sekali! Jika demikian halnya, Peta Sukses Belajar Cerdas bisa
menjadi salah satu alternative Metode Belajar yang cerdas dan efektif-efisien.
F. Pengukuran Inteligensi
Intelegensi tidak dapat di ukur seperti tinggi badan atau berat badan, karena
kecerdasan hanya dapat di ukur secara tidak langsung melalui tindakan cerdas yang
di lakukan seseorang dan melalui tes intelegensi secara tertulis.
Tes culture-fair yaitu tes yang menghindari tes budaya, tes tersebut telah di
kembangkan dalam dua jenis yang bebas bias budaya. Yang pertama mencakup
pertanyaan yang di kenal orang-orang dari semua latar belakang sosial ekonomi
dan etnis. Misalnya pertanyaan untuk orang-orang yang memiliki pendidikan yang
tinggi akan berbeda dengan orang yang belum berpendidikan tinggi.
Tes 1905 scale, dinamakan tes 1905 karena tes ini ditemukan pada tahun 1905 oleh
Alfred Binet. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, yang berkisar dari kemampuan
untuk telinga seseorang sampai kemampuan untuk menggambarkan rancangan dari
ingatan dan mendefinisikan konsep-konsep abstrak.
Apabila usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ nya adalah 100.
Apabila usia mental di atas usia kronologis, IQ nya lebih dari 100. Tes Stanford-
Binet saat ini dilakukan secara individual untuk orang yang berusia 2 tahun sampai
dewasa. Tes ini mencakup berbagai soal, beberapa soal membutuhkan respon
verbal, soal yang lainnya membutuhkan respon non verbal.
Tes skala Wechsler, yang dikembangkan oleh david Wechsler. Tes tersebut
mencakup Wechsler Presscool dan Primary scale of intelegence III (WPPSI III)
untuk mengetes anak-anak berusia 4-6,5 tahun, Wechsler Intelegence scale for
children – IV Integrated (WISC-IV Integrated) untuk anak-anak dan para remaja
berusia 6 s.d 16 tahun, dan Wechsler Adult Intellegence Scale (WAIS III).
Untuk hal itu, strategi yang sama berlaku untuk tes intelegensi individual,
meskipun biasanya bersikap bijaksana untuk tidak mempercayai begitu saja akurasi
skor inteligensi nilai kelompok. Banyak siswa mengerjakan tes dalam kelompok-
kelompok besar di sekolah, tetapi keputusan untuk menempatkan seorang siswa
dlam satu kelas bagi siswa-siswa yang mempunyai keterbelakangan mental, kelas
pendidikan khusus , atau kelas untuk sisiwa-siswa yang berbakat seharusnya tidak
hanya didasarkan pada tes kelompok.