Anda di halaman 1dari 4

Tugas

Filsafat Keilmuan
(Teori Kebenaran)

Oleh :

Nama : Kusuhartoyo Prawira


Nik : NH 0110221
Program : S1 Keperawatan

 Teori Kebenaran Saling Berhubungan (Conherence

Theory of Truth)
Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan anatara putusan

(judgement) dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas

hubungan antara putusan-putusan itu sendiri.

Berdasarkan teori ini, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan

yang baru dengan putusan-putusan yang telah kita ketahui dan di akui benarnya

terlebih dahulu. Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu

coherent (saling berhubungan) dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang

terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.

Teori ini dianut oleh mazhab idealisme. Penggagas teori ini adalah Plato dan

Aristoteles. Selanjutnya dikembangkan oleh Hegel dan F.H. Bradley.

 Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian

(Correspondence Theory of Truth)

Menurut teori ini dinyatakan bahwa, kebenaran atau keadaan benar itu

berupa kesesuaian (Correspondence) antara arti yang dimaksud oleh suatu

pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi merupakan kenyataan atau

faktanya.

Jadi berdasarkan teori korespondensi ini, kebenaran / keadaan benar itu dapat

dinilai dengan membandingkan antara preposisi dengan fakta atau kenyataan yang

berhubungan dengan preposisi tersebut. Bila diantara keduanya terdapat

kesesuaian (korespondence), maka preposisi tersebut dapat dikatakan memenuhi

standar kebenaran / keadaan benar.

Sebagai contoh dapat dikemukakan : “Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa

Tengah sekarang” ini adalah sebuah pernyataan; dan apabila kenyataannya

memang Semarang adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, pernyataan itu benar,

nmaka pernyataan itu adalah suatu kebenaran.


Teori ini selanjutnya dikembangkan oleh Bertrand Russel. Penganut teori ini

adalah mazhab realisme dan materialisme.

 Teori Kebanaran Inherensi (Inherent Theory of Truth)

Teori inherensi biasa disebut juga dengan teori pragmatisme. Teori

pragmatisme berasal dari bahasa Yunani yaitu pragma, artinya yang dikerjakan,

yang dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan.

Falsafah ini dikembangkan oleh William James di Amerika Serikat. Menurut

filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori semata-

mata tergantung kepada asas manfaat sesuatu dianggap benar jika mendatangkan

manfaat.

Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memiliki “hasil yang

memuaskan”(satisfactory result),bila :

 Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia

 Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen

 Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis

untuk tetap ada.

Teori ini dianut dan dikembangkan oleh William James di Amerika Serikat.

 Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (Semantic Theory

of Truth)

Yaitu proposisi yang ditinjau dari segi arti dan maknanya. Apakah proposisi

yang merupakan pangkal tumpunya mempunyai referensi yang jelas. Oleh karena

itu,teori ini memiliki tugas untuk menguak kesahan dari proposisi dalam

referensinya.

Teori kebenaran semantik dianut oleh faham filsafat analitika bahasa yang

dikembangkan paska filsafat Betrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat

analitika bahasa.
 Teori Kebenaran Sintaksis

Para penganut teori kebenaran sintaksis, berpangkal tolak pada keteraturan

sintaksis atau gramatika yang dipakai oleh suatu pernyataan atau tata bahasa

yang melekat. Suatu pernyataan memiliki nilai benar apabila pernyataan itu

mengikuti aturan sintaksis yang baku, dengan kata lain apabila pernyataan

tersebut tidak mengikuti aturan atau keluar dari yang disyaratkan maka

proposisi itu tidak memiliki arti.

Teori ini berkembang antara para filsuf analisis bahasa, terutama yang begitu

ketat terhadap pemakaian gramatika.

 Teori Kebenaran Non deskripsi

Teori kebenaran non deskripsi dikembangkan oleh penganut filsafat

fungsionalisme. Karena pada dasarnya suatu statement atau pernyataan akan

mempunyai nilai benar yang amat tergantung peran dan fungsi pernyataan itu.

 Teori Kebenaran Logis Yang Berlebihan (Logicals

Superfluity of Truth)

Pada dasarnya menurut teoti kebenaran ini, bahwa problema kebenaran

hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan berakibat suatu pemborosan,karena

pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logis

yang masing-masing saling melingkupinya.

Teori ini dikembangkan oleh positivistik yang diawali oleh Ayer.

Anda mungkin juga menyukai