Anda di halaman 1dari 2

Kasrem 011/LLW :Letkol Inf S Budi Raharjo

PROSES REINTEGRASI BANGSA TIDAK BOLEH TERHENTI

Aceh Timur, Bersama

Proses Reintegrasi di Aceh merupakan kelanjutan dari situasi damai yang terwujud yang ditandai dengan
adanya  MoU Helsinki yang ditandatangani 15 Agustus 2005 antara Pemerintah RI dan GAM. Secara umum
proses reintegrasi di

Aceh ini sudah berjalan cukup baik meskipun masih ada beberapa kekurangan disana sini.

Ada beberapa hal yang sudah dilaksanakan namun belum optimal khususnya menyangkut beberapa butir yang
tertuang dalam nota kesepahaman yang harus dilakukan pemerintah seperti halnya pemberian dana kompensasi
yang belum tuntas dan penyiapan lapangan pekerjaan.

Demikian ditegaskan Kasrem 011/Lilawangsa Letkol Inf S Budi Raharjo saat menjadi nara sumber/penyaji pada
“Seminar Sehari Dalam Rangka Mempercepat Reintegrasi Bangsa dalam Kabupaten Aceh Timur”, Rabu(29/9)
bertempat di Aula Mapolres Aceh Timur.

Hadir dalam kegiatan ini Bupati Aceh Timur Muslim Hasballah, Wakil Bupati Aceh Timur Nasruddin
Abubakar, Sekretaris Daerah Syaifannur SH MM, Kapolres Aceh Timur AKBP Drs Ridwan Usman, dan
Dandim 0104 Aceh Timur  serta sejumlah pejabat terkait lainnya.

Lanjut Kasrem, dalam upaya reintegrasi,hal-hal mendasar yang harus ditanamkan antara lain sikap santun dan
damai dengan menjauhi sikap anrkisme dan kekarasan. Semua pihak harus memiliki kesadaran tentang
Bhinneka Tunggal Ika dan sebagai saudara sebangsa se tanah air.

Reintegrasi dapat dipercepat apabila didukung oleh suatu ketahanan wilayah yang kuat yang meliputi ketahanan
di bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan.
Lebih  lanjut Kasrem menegaskan, proses reintegrasi tidaklah boleh berhenti ,akan tetapi harus terus berjalan
sampai pada kondisi yang diharapkan dimana seluruh masyarakat apakah yang dulu berkonflik maupun korban
konflik dapat hidup layak dan sejahtera.

Hala tersebut sebagai upaya memperkokoh persatuan  dan kesatuan bangsa guna menyongsong masa depan
yang lebih baik yang bersatu, demokratis, egaliter, pluralis,inklusif, berkeadaban dan bebas dari prasangka
primordial sehingga untuk menyukseskan program reintegrasi seperti yang tercantum dalam MoU perdamaian
Helsinki, maka seluruh unsur yang dulu berkonflik harus menghilangkan kebiasaan kebiasaan buruk dan yang
terpenting dengan menjaga perdamaian dan mewujudkan keamanan serta kesejahteraan masyarakat melalui
kegiatan yang adfpat memperkuat ketahanan wilayah.

Mencermati tingkat kemajuan program Reintegrasi diwilayah Korem 011/LLW tentunya sudah sabngat baik
diantaranya,dibidang idiologi, paham Pancasila sudah diterima dan dipahami masyarakat. Dibidang politik,
kehidupan masyarakat berpolitik sudah cukup baik, dibidang ekonomi, kehidupan ekonomi masyarakat pasca
konflik mengalami peningkatan cukup berarti .

 
Dari dana integrasi yang dikelola oleh BRA (Badan Reintearasi Damai Aceh) sesuai data tahun 2006 senilai Rp
700 miliar plus ditambah dengan dana RAPBK yang ditujukan untuk pembangunan tentunya kehidupan
ekonomi masyarakat meningkat.

Demikian pula kondisi keamanan semakin membaik, Dari data POlda Aceh berkaitan dengan kejahatan
menggunakan senjata api ,maka wilayah Aceh Timur menduduki peringkat tertinggi.Tahun 2007 terdapat 41
kasus,tahun 2008 19 kasus ,Tahun 2009 23 kasus dan Tahun 2010 hingga Bulan Juli sudah tercatat 2
kasus,terang Kasrem.

Menyangkut hambatan dalam proses Reintegrasi bangsa ini anatra lain masih belum tuntasnya pembagian dana
kompensasi bagi masyarakat, masyarakat yang belum sejhatera, masih ada penggunaan atribut atau simbol-
simbol pada masa konflik, masih adanya penggunaan struktur organisasi yang masih mirip dengan organisasi
militer seperti panglima wilayah,panglima sagoe dan lain-lain.

Sebelumnya Bupati Aceh Timur  Muslim Hasballah dalam sambutannya pada acara dimaksud mengatakan
Pemkab Aceh Timur dalam rangka percepatan reintegrasi bangsa telah melakukan berbagai program kegiatan
pemberdayaan ekonomi masyarakat,penyaluran dana bantuan dan kegiatan lainnya.yang mengarah pada
perbaikan taraf hidup masyarakat.

Lanjut bupati, guna mempercepat reintegrasi bangsa ini, semua elemen masyarakat harus kompak dan sepakat
dalam menjaga pelaksanaan perdamaian.Demikian juga peran ulama sangat diharapkan dalam mempercepata
proses reintegrasi damai di Aceh ini,harap Bupati Muslim Hasballah.

Kegiatan seminar ini diikuti sekitar 150 peserta daeri perwiara TNI, POlri,tokoh masyarakat, alim ulama,
wartawan, santri, KPA, KNPI, DPRK, PETA, ORMAS, LSM dan Perguruan Tinggi. Juga tampil sebagai
pemateri DR M Nur Rasyid SH MH Dosen Fakultas Hukum Unsyiah Banda Aceh. (RIN)

Anda mungkin juga menyukai