(Yunani).
• Philosophia
1
TERMINOLOGI FILSAFAT
Immanual Kant:
filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup di dalamnya
empat persoalan, yaitu: apakah yang dapat kita
ketahui? (dijawab oleh metafisika); apakah yang
dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika);
sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab
oleh antropologi)
Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan
akal budinya untuk memahami atau mendalami
secara radikal dan integral serta sistematis
hakikat sarwa yang ada, yaitu: hakikat tuhan,
hakikat alam semesta, dan hakikat manusia,
serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari
paham tersebut
2
Filsafat:
kegiatan/hasil pemikiran/permenungan yang menyelidiki
sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pada makna di
balik kenyataan/teori yang ada untuk disusun dalam sebuah
sistem pengetahuan rasional....
Permenungan Kefilsafatan:
percobaan utk menyusun sebuah sistem pengetahuan rasional
yang memadai utk memahami dunia maupun diri sendiri.
3
Rasional: tahu & paham dengan akal budi
Logis: tahu & paham dengan teknik berpikir yang telah ditetapkan
dalam
aturan logika formal, yakni menyusun silogisme-silogisme dengan
tujuan mendapatkan kesimpulan yang tepat dengan menghilangkan
setiap kontradiksi.
4
FILSAFAT BISA BERUPA
(1) Sikap,
(2)Metode berpikir,
(3) Kel. persoalan,
(4) Kel. Teori
(5) Analisa bahasa/Istilah,
(6) Pemahaman yg menyeluruh atau
Pandangan Hidup
FILSAFAT-FILSAFAT KHUSUS
1. Filsafat Politik
2. Filsafat Ekonomi
3. Filsafat Kebudayaan
4. Filsafat Pendidikan
5. Filsafat Hukum
6. Filsafat Bahasa
7. Filsafat Seni
8. Filsafat Ilmu
FILSAFAT KEILMUAN
• Filsafat Ilmu Umum
• Filsafat Ilmu-ilmu Khusus
1. Filsafat Matematika
2. Filsafat Ilmu-ilmu Fisik
3. Filsafat Biologi
4. Filsafat Psikologi
5. Filsafat Linguistik
5
6. Filsafat
OBJEK FILSAFAT
• Objek Material : Segala sesuatu yang ada
1. Tipikal / sungguh-sungguh ada
2. Dalam kemungkinan
3. Dalam pikiran/konsep
Keterangan :
O.M. = Sesuatu hal yg dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), yg
diselidiki,
yg dipelajari.
O.F. = Cara memandang, meninjau, seorang peneliti terhadap OM-nya
serta
prinsip-prinsip yang digunakan.
OF Memberi keutuhan suatu ilmu
Membedakannya dengan bidang ilmu lain
1 OM = sekian OF
6
CIRI-CIRI PERSOALAN FILSAFAT
7
CIRI-CIRI PEMIKIRAN FILSAFAT
8
TUJUAN & MANFAAT FILSAFAT
• Mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin,
mengajukan kritik & menilai pengetahuan ini, menemukan
hakikatnya & menerbitkan serta mengatur semua itu dlm
bentuk yg sistematis.
• Bukan Problem Solving, tetapi memberi kejernihan dalam
berpikir tentang sesuatu, memetakan secara komprehensif &
radikal. Dengan filsafat, manusia mampu menghindar dari
arogansi “akulah yang benar”, dogmatisme kepercayaan.
Melalui filsafat semua argumen diakui sama potensinya
dalam meraih kebenaran.
• Para filosof tampak selalu gelisah, “semakin banyak tahu
semakin merasa banyak yang belum diketahui”. Kebenaran,
kebahagiaan, keadilan, keindahan, nilai-nilai itu selalu
dalam proses & debatable, tak pernah finish tergenggam..!
subjektif
9
JENIS-JENIS PERSOALAN FILSAFAT
Keberadaan (being) atau eksistensi (exixtence)
• cab. Metafisika
Pengetahuan (knowledge) atau kebenaran (truth)
• cab. Epistemologi & Logika
Nilai-Nilai (values)
• cab. Etika (kebaikan) & Estetika (keindahan)
METAFISIKA
Merupakan studi terdalam dari kenyataan/keberadaan
Persoalan Ontologis
• Makna dan penggolongan “ada”, “eksistensi”.
• Sifat dasar kenyataan
Persoalan Kosmologis
• Asal mula, perkembangan, struktur/susunan alam
• Hubungan kausalitas
• Permasalahan ruang dan waktu
Persoalan Antropologis
• Hubungan tubuh dan jiwa
• Kesadaran, kebebasan
EPISTEMOLOGI
10
Pelajari asal/sumber, struktur, metode, & validitas pengetahuan
Theory of knowledge Episteme = pengetahuan + logos = ilmu
LOGIKA
Ilmu, kecakapan, alat untuk berpikir secara lurus
Logos = nalar, kata, teori, uraian, ilmu
OM = pemikiran
OF = kelurusan berpikir
• Pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme
• Bagaimana manusia berpikir secara lurus?
• Perbedaan logika material dan formal
• Penerapan logika induksi dan deduksi
• Macam-macam sesat piker
ETIKA
Filsafat Moral
Ethos = watak; Mores = kebiasaaan; kesusilaan
OM = perilaku secara sadar dan bebas;
OF = baik dan buruk
• Syarat baik-buruknya perilaku
• Hubungan kebebasan berkehendak dengan perbuatan susila
• Kesadaran moral, hati nurani
• Pertimbangan moral dan pertimbangan yang bukan moral
ESTETIKA
11
Filsafat Keindahan
Estetika berasal dari kata Yunani aisthesis = cerapan indera
• Arti keindahan
• Subjektivitas, objektivitas, dan ukuran keindahan
• Peranan keindahan dalam kehidupan
• Hubungan keindahan dengan kebenaran
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
1. Persoalan Keberadaan
A. Dari segi jumlah
Monisme = satu kenyataan fundamental
Dualisme = dua substansi
Pluralisme = banyak substansi
B. Dari Segi Kualitas
spiritualisme = roh ~ idealisme
Materialisme = materi
C. Dari Segi Proses, Kejadian/Perubahan
Mekanisme = asas-asas mekanik
Teleologi = alam diarahkan ke suatu tujuan
Vitalisme = kehidupan tidak semata-mata fisik-kimiawi
Organisisme = hidup adl struktur dinamis, sistem yg teratur
2. Persoalan Pengetahuan
A. Sumber
Rasionalisme = akal ~ deduksi
Empirisme = indera
Realisme = objek nyata dalam dirinya sendiri
Kritisisme = Pengamatan indera dan Pengolahan akal
B. Hakikat
Idealisme = proses mental/psikologis ~ subjektif
12
Empirisme = pengalaman
Positivisme = pengetahuan faktawi
Pragmatisme = guna pengetahuan
3. Persoalan Etika/Nilai-Nilai
Idealisme etis – ideal
Deontologisme etis – kewajiban
Etika Teleologis = tujuan
Hedonisme = kenikmatan
Utilitarisme = Kebahagiaan sebesar2nya utk man sebanyak2nya.
13
filsafat mementingkan personalitas, nilai-nilai dan bidang
pengalaman
• Filsafat itu tidak salah satu ilmu di antara ilmu-ilmu lain. "Filsafat itu
pemeriksaan
('survey') dari ilmu-ilmu, dan tujuan khusus dari filsafat itu
menyelaraskan ilmu-ilmu
dan melengkapinya."
• Filsafat mempunyai dua tugas: menekankan bahwa abstraksi-
abstraksi dari ilmuilmu
betul-betul hanya bersifat abstraksi (maka tidak merupakan
keterangan yang
menyeluruh), dan melengkapi ilmu-ilmu dengan cara ini:
membandingkan hasil
ilmu-ilmu dengan pengetahuan intuitif mengenai alam raya,
pengetahuan yang
lebih konkret, sambil mendukung pembentukan skema-skema berpikir
yang lebih
menyeluruh.
• Hubungan ilmu dengan filsafat bersifat interaksi. Perkembangan-
perkembangan
ilmiah teoritis selalu berkaitan dengan pemikiran filsafati, dan suatu
perubahan
besar dalam hasil dan metode ilmu tercermin dalam filsafat. Ilmu
merupakan
masalah yang hidup bagi filsafat. Ilmu membekali filsafat dengan
bahan-bahan
deskriptif dan faktual yang sangat perlu untuk membangun filsafat.
Tiap filsafat
dari suatu periode condong merefleksikan pandangan ilmiah di periode
itu. Ilmu
14
melakukan cek terhadap filsafat dengan membantu menghilangkan
ide-ide yang
tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah. Sedangkan filsafat
memberikan kritik
tentang asumsi dan postulat ilmu serta analisa kritik tentang istilah-
istilah yang
dipakai
15
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN AGAMA
merupakan sarana manusia untuk “tahu”, dalam arti tahu tentang dirinya sendiri,
sesama,
alam, maupun Sang Penciptanya untuk kemudian tahu bagaimana bersikap, berbuat,
dan
bertanggung jawab dalam aneka macam kompleksitas kehidupannya
16
SEKILAS FILSAFAT ILMU
• Filsafat ilmu merupakan bagian atau cabang dari
filsafat yang lahir di abad ke-18.
• Lingkup permasalahan filsafat ilmu (dipakai secara
luas di Indonesia):
o Problem ontologi ilmu; perkembangan dan kebenaran ilmu
sesungguhnya bertumpu pada landasan ontologis (‘apa
yang terjadi’ - eksistensi suatu entitas)
o Problem epistemologi; adalah bahasan tentang asal muasal,
sifat alami, batasan (konsep), asumsi, landasan berfikir,
validitas, reliabilitas sampai soal kebenaran (bagaimana
ilmu diturunkan - metoda untuk menghasilkan kebenaran)
o Problem aksiologi; implikasi etis, aspek estetis, pemaparan
serta penafsiran mengenai peranan (manfaat) ilmu dalam
peradaban manusia
Ketiganya digunakan juga sebagai
landasan penelaahan ilmu
17
CIRI SAHNYA ILMU
Memiliki objek atau pokok soal, yakni sasaran dan
titik pusat perhatian tertentu
Bermetode, yakni cara atau sistem dalam ilmu
untuk memperoleh kebenaran agar rasional,
terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah
Bersistem: mencakup seluruh objek serta aspekaspeknya
sehingga saling berkaitan satu sama lain
Universal: keputusan kebenarannya berorientasi
sifat keumuman, bukan tunggal
Verifikatif: dapat dilacak kebenarannya
Rasional/objektif: dapat dipahami dengan akal
• Ternyata perkembangan ilmu tidak semata-mata mengandalkan rasio
atau
empiris saja, tetapi merupakan suatu petualangan yang tak habis-
habisnya
(an unending adventure), yang selalu hadir di ambang ketakpastian
(uncertainty)
dan menuntut tindakan keputusan (act of judgment).
• Diperlukan penerobosan (penetration) antara kehidupan berpikir
(rasio),
18
berbuat (pengalaman = empiri), dan intuisi (sebagai pemahaman
tertinggi
terhadap masalah itu sebagai keseluruhan), suatu interpenetrasi yang
interaktif yang melahirkan ilham untuk mewujudkan tindakan kreatif.
• Oleh karena itu, ilmu tidak semata-mata disusun secara logis rasional
(menekankan fungsi akal) atau bersifat empiris (menekankan fungsi
pengalaman/indera) atau rasionalistis kritis (dalam arti Kantian),
ataupun
konstruktivistis (penekanan keseluruhan konteks, rasional maupun
empiris), tetapi merupakan sistem terbuka yang dipengaruhi oleh
kondisi
lingkungan kehidupan manusiawi dengan seluruh aspek pembangunan
masyarakat spiritual maupun material ataupun dalam kaitan dengan
konteks ilmu itu sendiri. Tanggung jawab etis kemudian menjadi
tuntutannya (dalam hal inilah value bond-nya ilmu dalam konteks
aksiologi).
• Bertitik tolak dari hal ini, filsafat ilmu bisa dirumuskan sebagai ilmu
yang
berbicara tentang dinamika ilmu pengetahuan itu sendiri, dan bisa
disebut
sebagai meta-science yang berarti ilmunya ilmu lainnya
• Sering disebutkan, kesepakatan antara para ilmuwan
dan filsuf dengan tegas menunjuk “empiris” sebagai
19
ciri ilmu, baik menyangkut metode, observasi,
ataupun analisis yang digunakan ilmu‐ilmu sosial
maupun ilmu‐ilmu alam.
• Namun tidak semua kenyataan kehidupan dapat
dijawab oleh kedua golongan ilmu ini. Ilmu‐ilmu
humaniora merupakan wadah bagi hal tersebut.
Berbagai peri kehidupan manusia yang paling esensial
dalam kawasan perkembangan manusiawi seperti
kebebasan berpikir, keadilan, kelurusan moral,
ataupun ketegaran nilai, jauh lebih luas jangkauannya
untuk dapat disederhanakan dan direduksikan
menjadi persamaan atau teori sosial tanpa kehilangan
maknanya
20
STRUCTURING HUMAN INQUIRY
21