Anda di halaman 1dari 49

METODOLOGI PENELITIAN

AKUNTANSI DAN BISNIS

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 1


DAFTAR ISI
I. SYARAT PENELITIAN YANG BAIK
II. REVIEW METODOLOGI PENELITIAN
A. PENDAHULUAN
B. TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
C. METODOLOGI PENELITIAN
D. HASIL PENELITIAN
D. PENUTUP
III. TEORI-TEORI NORMATIF
IV. PERKEMBANGAN PENELITIAN
REFERENSI SALAM

TITLE Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 2
I. SYARAT PENELITIAN YANG BAIK
Sekaran (1992, 2003):
1. Bertujuan (purposiveness): riset saintifik mempunyai tujuan yang jelas.
2. Kokoh (rigor): proses riset saintifik dilakukan dengan hati-hati (prudent) dengan
tingkat keakurasian yang tinggi. Basis teori dan rancangan riset yang baik akan
menambah kekokohan dari riset saintifik.
3. Ujibilitas (testability), menunjukkan bahwa riset saintifik dapat menguji
hipotesis-hipotesis dengan pengujian statistik menggunakan data yang
dikumpulkan.
4. Replikabilitas (replicability), yaitu riset saintifik dapat diulang dengan
menggunakan data yang lain.
5. Ketepatan dan keyakinan (precision dan confidence): menunjukkan bahwa tidak
ada riset yang sempurna dan ketepatannya tergantung dari keyakinan periset
yang diterima umum. Kesalahan pengukuran data dan bias yang lainnya dapat
menyebabkan ketepatan riset menurun. Disain riset harus dilakukan dengan
baik sehingga hasil riset dapat dekat dengan kenyataannya (precision) dengan
tingkat probabilitas keyakinan (confidence) tinggi yang harus diterapkan.
6. Objektivitas (objectivity): menunjukkan bahwa riset saintifik memberikan hasil
dan konklusi yang objektif tidak dipengaruhi oleh faktor subjektif peneliti.
7. Generalisabilitas (generalizability):riset saintifik mampu untuk diuji ulang dengan
hasil yang konsisten dengan waktu, objek dan situasi yang berbeda.
8. Sederhana (parsimony): riset saintifik mempunyai kemudahan di dalam
menjelaskan risetnya.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 3
II. REVIEW METODOLOGI PENELITIAN
STRUKTUR LAPORAN HASIL RISET

Bab 1. Konsep Dasar Riset BAB 1: PENDAHULUAN


1.1 ISU
Bab 2. Isu, Motivasi, Tujuan dan Kontribusi Riset 1.2 MOTIVASI ISU
1.3 TUJUAN RISET
1.4 KONTRIBUSI RISET
BAB 2: KAJIAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 TEORI
Bab 3. Teori dan Pengembangan 2.2 PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hipotesis

Bab 4. Rancangan Riset BAB 3: DISAIN RISET


Bab 5. Pengukuran 3.1 DATA
Bab 6. Sampel 3.2 MODEL EMPIRIS

Bab 7. Teknik Pengumpulan Data


Bab 8. Validitas dan Reliabilitas

Bab 9. Model Empiris


BAB 4: HASIL
Bab 10. Pengujian Statistik 4.1 HASIL PENGUJIAN
HIPOTESIS
Bab 11. Ringkasan, Simpulan, Diskusi, Keterbatasan BAB 5: PENUTUP
dan Saran 5.1 RINGKASAN
5.2 SIMPULAN
5.3 DISKUSI
5.4 KETERBATASAN-
KETERBATASAN
5.5 SARAN-SARAN
Bab 12. Mengevaluasi Riset

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 4


HOME
A. PENDAHULUAN
 ISU: menjawab apa yang akan diteliti (laporkan)
dan justifikasi mengapa isu ini perlu diteliti.
 Isu dapat berupa:
1. Permasalahan (problem ) yang terjadi yang perlu
solusi permasalahan
2. Oportuniti (opportunity) atau peluang yang akan
ditangkap

Fenomena yang akan dijelaskan atau diverifikasi


dengan suatu teori yang sudah ada
Fenomena yang akan diuji untuk menemukan teori
baru (Hartono,2004: 24).

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 5
• Sekaran (2003) menegaskan bahwa isu perlu
diidentifikasikan dan didefinisikan dengan jelas.
Permasalahan menurut Abdel-khalik dan Ajinkya
(1979):
1. Tergantung
1. dari lingkungan periset, termasuk latar
belakang, mata kuliah yang dipelajari dan diambil,
kolega-kolega yang terlibat, dan lain-lain.
2. Tujuan:
2.  pandangan jauh ke depan atau hanya
permasalahan saat ini.
3. Kepentingan yang bersangkutan, apakah yang
sedang dibaca dan dipelajari sekarang, pernyataan-
pernyataan sekarang oleh penguasa atau regulator
atau yang mungkin sederhana adalah kepercayaan
atau nilai-nilai yang dapat mengarahkan ke suatu
ide.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 6
Contoh isu-isu yang berhubungan dengan
permasalahan (problem) yang akan diperbaiki:
Penerapan bonus untuk meningkatkan
kinerja salesman
Penerapan balance scored card untuk
mengurangi keluhan pelanggan
Contoh isu berhubungan dengan oportuniti
(opportunity) yang dapat diraih:
Peningkatan moral karyawan untuk
peningkatan kinerja

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 7
Contoh isu berhubungan dengan pengujian
suatu teori yang ada di suatu fenomena:
1. Locus of control dan preferensi risiko bawahan
sebagai variabel moderasi yang mempengaruhi
partisipasi anggaran terhadap kinerja perusahaan
(untuk menguji atau memverifikasi teori).
2. Efisiensi pasar modal Indonesia (menguji teori
pasar efisien). 
3. Dividen sebagai mekanisme mentransfer biaya
pengawasan (monitoring cost) dari pemegang
saham ke bank (menguji teori keagenan yang
sudah ada).
4. Pengaruh urutan informasi dalam mempengaruhi
pengambilan keputusan investor (pengujian teori
revisi kepercayaan atau belief adjustment theory).

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 8
Contoh isu berhubungan dengan
menemukan teori yang baru:

1. Perbedaan kultur dalam penerapan mobile-


commerce di Indonesia dibandingkan
dengan penerapannya di Amerika Serikat
(untuk menemukan teori baru).
2. Variabel moderasi yang mempengaruhi
partisipasi anggaran terhadap kinerja
perusahaan (untuk menemukan teori baru).

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 9
PENTING DAN SALAH KAPRAH
1. Menulis bagian isu ini berlembar-lembar dan
berkepanjangan  alasannya adalah supaya isu ini
dapat dipahami dengan baik sehingga membutuhkan
penjelasan yang panjang.
2. Isu sebaiknya ditulis dengan jelas dan di awal-awal
laporan hasil riset, misalnya di halaman pertama atau
kedua, karena isu ini merupakan topik yang akan
dilakukan di riset bersangkutan.
• Jika sudah beberapa halaman pembimbing masih belum
menemukan atau belum mengerti isu yang akan diteliti,
maka pembimbing atau sponsor riset cenderung menolak
riset karena tidak yakin peneliti mengerti apa yang akan
ditelitinya.
• Jika memang dibutuhkan penjelasan yang panjang dari
isunya, sebaiknya isu ditulis terlebih dahulu disusul
dengan penjelasan-penjelasannya.
HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 10
Catatan:
Latar belakang masalah (yang ada di pendahuluan)
merupakan gejala (symptom) dari permasalahan yang
akan diteliti.
Symptom merupakan tanda-tanda terjadinya
permasalahan. Untuk riset yang bertujuan
menyelesaikan permasalahan yang ada,
mengidentifikasi symptom merupakan hal yang
terpenting dan pertama kali harus dilakukan.
Gejala permasalahan (symptom) berbeda dengan
permasalahannya (problem). Gejala permasalahan
merupakan akibat dari permasalahan yang tampak dan
dapat dijadikan identifikasi adanya suatu
permasalahan. Gejala permasalahan bukan
permasalahannya sendiri.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 11
Contoh:
1. Misalnya demam yang dialami oleh seorang yang
sedang sakit adalah suatu gejala penyakit tertentu.
Banyak obat untuk menurunkan demam.
Menurunkan demamnya bukan berarti
menyembuhkan penyakitnya. Demamnya turun
tetapi penyakitnya masih ada. Jika ingin mengobati
penyakitnya, maka penyakit tersebut harus
diidentifikasi dan diketahui terlebih dahulu.
Misalnya setelah diteliti diketahui bahwa demam
tersebut karena adanya infeksi di tenggorokan.
Infeksi di tenggorokan inilah penyakitnya yang
perlu diobati.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 12
2. Contoh lainnya adalah mobil yang jalannya
tersendat-sendat yang dimasukkan ke
bengkel untuk diperbaiki. Jalan tersendat-
sendat ini merupakan gejala adanya
permasalahan di mesin mobilnya. Riset yang
dilakukan oleh teknisi bengkel dengan indikasi
gejala ini menemukan bahwa penyebabnya
adalah pengapian yang tidak sempurna dan
setelah dilacak lebih lanjut ditemukan platina
yang sudah aus. Dengan demikian, platina
yang sudah aus adalah permasalahannya.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 13
PENTING DAN SALAH KAPRAH

 Isu dan symptom berbeda.


 Symptom adalah gejala dari permasalahan.
Isu dapat terdiri dari permasalahan,
oportunitas, fenomena yang akan diuji dengan
teori atau fenomena yang akan diuji untuk
menemukan teori baru. Kadangkala jika
permasalahannya belum dapat
diidentifikasikan sebelum riset dilakukan, maka
gejala (symptom) dapat dianggap sebagai
isunya.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 14
Contoh:
Berikut ini merupakan beberapa gejala (symptoms):
 Penjualan perusahaan menurun.
 Pemakai sistem informasi (users) di Perusahaan X
mengeluh karena keterlambatan informasi yang
diperlukan yang didistribusikan oleh departemen sistem
informasi.
 Pasar modal Indonesia termasuk sebagai pasar modal
yang sedang berkembang. Ciri-ciri pasar modal yang
sedang berkembang adalah tipisnya perdagangan yang
tejadi (thin tradings) dalam kurun hari tertentu. Untuk
tahun 1996 misalnya Bursa Efek Jakarta hanya
melakukan perdagangan aktif sebanyak 60 persen saja.
Akibat dari thin tradings ini akan menyebabkan tidak
sinkronnya perhitungan indeks harga sahamnya.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 15
Latar belakang permasalahan dapat digunakan
sebagai ceritera konteks dari isu yang diteliti.
Riset yang mempunyai ceritera kontek yang
menarik merupakan riset yang menarik.
Riset yang tidak mempunyai ceritera kontek
hanya merupakan riset yang menunjukkan
hubungan variabel-variabel saja dan dicurigai
sebagai suatu latihan-latihan statistic saja
(statistical exercises).

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 16
Contoh:
Contoh
Riset ini mengangkat isu bahwa beta di pasar modal
Indonesia bias. Riset ini mempunyai ceritera kontek yang
merupakan latar belakang permasalahannya sebagai
berikut: pasar modal Indonesia merupakan pasal modal
yang sedang berkembang. Pasar modal yang sedang
berkembang biasanya merupakan pasar modal yang
perdagangan-perdagangannya tipis (thin tradings), yaitu
banyak saham-saham yang tidur yang tidak melakukan
perdagangan. Akibat dari pasar yang tipis ini menimbulkan
perdagangan-perdagangannya yang tidak sinkron
(unsynchronous tradings) yang mengakibatkan indeks
harga sahamnya tidak sinkron. Karena beta suatu saham
merupakan hubungan volatilitas return saham tersebut
dengan volatilitas return pasar yang dihitung dari indeks
harga saham, maka beta saham akan menjadi bias.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 17
1. MOTIVASI RISET

• Peneliti harus dapat meyakinkan sponsor


bahwa isu yang diteliti merupakan isu yang
penting dan perlu untuk diteliti.
• Harus dapat menjual sehingga sponsor
dapat membelinya.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 18
2. TUJUAN RISET
• Apa yang ingin dicapai dengan melakukan
penelitian (mengacu pada isunya), contoh:
Riset in mempunyai dua tujuan, yaitu:
1. Tujuan pertama akan menguji apakah beta di
pasar modal Indonesia bias karema
perdagangan yang tipis
2. Jika benar beta di pasar modal bias, tujuan
kedua dari riset ini adalah untuk menguji model-
model koreksi beta yang tersedia dan
menentukan yang terbaik untuk pasar modal
Indonesia.

HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 19
B. TEORI dan PENGEMBANGAN
HIPOTESIS

Teori adalah kumpulan dari konsep,


definisi, dan proporsi yang sistematis
yang digunakan untuk menjelasakan dan
memprediksi fenomena atau fakta (Watt
dan Zimmerman, 1986).
1. Teori normatif dan teori yang behubungan
dengan penelitian
2. Pengembangan hipotesis: didasarkan
atas penelitian sebelumnya sesuai
dengan topik yang diteliti
Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 20
HOME
1. Teori
1. Teori normatif: contohnya teori agensi
2. Teori yang berhubungan dengan topik
adalah teori yang didasarkan atas
penelitian sebelumnya sesuai dengan
topik yang diteliti.

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 21


HOME
Hubungan Teori dengan Hipotesis
Teori penjelasan logis Menjelaskan dan
dan hasil-hasil riset memprediksi
Sebelumnya

Digunakan untuk
membangun hipotesis

Hipotesis Diuji dengan Fenomena


fakta

Mengkonfirmasi teori atau


Menemukan teori baru

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 22


HOME
2. Pengembangan Hipotesis
• Hipotesis adalah prediksi yang akan diuji dengan fakta yang ada.
Kriteria hipotesis yang baik:
a. Dikembangkan dengan menggunakan teori yang sudah ada,
penjelasan logis atau hasil-hasil penelitian sebelumnya. Untuk
mengkonfirmasikan teori, hipotesis dikembangkan dengan teori
yang ada. Arah dari hubungan variabel hipotesis dikembangkan
melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya. Jika hipotesis
merupakan hal baru yang belum ada teorinya, penjelasan logis
digunakan untuk membangun hipotesis ini.
b. Hipotesis menunjukkan maksudnya dengan jelas.
c. Hipotesis dapat diuji.
d. Hipotesis dapat diuji jika tersedia alat analisis untuk mengujinya.
e. Hipotesis ini lebih baik dari hipotesis kompetisinya (competing
hypothesis).
f. Hipotesis lebih baik dari hipotesis kompetisinya jika dapat
menjelaskan dan memprediksi lebih baik.

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 23


HOME
• Jenis hipotesis: alternatif (terdapat perbedaan dua variabel) dan
nol (dugaan dua buah variabel yang tidak ada perbedaan)
Klasifikasi Hipotesis ada 4:
A. Hipotesis deskriptif (pernyataan tentang keberadaan sebuah
variabel tunggal: Misal: manajer yang dikompensasi berdasarkan
besarnya laba akan cenderung menaikkan laba perusahaan),
B. Hipotesis hubungan (pernyataan tentan hubungan dua buah
variabel, misal: terdapat hubungan positif antara besarnya
kompensasi dan laba perusahaan)
C. Hipotesis korelasi (dua buah variabel terjadi bersamaan tanpa
diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya, misal:
perusahaan besar akan membayar pajak relatif lebih besar
dibandingkan dengan pajak relatif yang dibayarkan perusahaan
kecil).
D. Hipotesis penjelasan/kausal (hipotesis yang menyatakan
hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel yang
lainnya, misal: perubahan laba (VI secara positif akan
berpengaruh terhadap harga saham (VD)).

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 24


HOME
• Hipotesis berasal dari hasil teori
sebelumnya, jika tidak hipotesis disebut
hipotesis turun dari langit atau hipotesis
kangguru.
• Arah hipotesis: +/- tergantung dari peneliti
sebelumnya. Jika ada konflik lebih baik
tanpa arah.

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 25


HOME
C. Metodologi Penelitian

1. Populasi dan Sampel


2. Variabel dan Pengukuran
3. Analisis Yang Digunakan

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 26


HOME
1. Populasi dan Sampel
• Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu
• Sampel adalah sebagian dari elemen populasi.
• Hubungan sampel dan populasi  ada dalam MS. WORD
Pengambilan sampel ada 2:
a). Random (acak,misalnya: sederhana (mengambil secara langsung dari populasinya secara random, misal dengan angka random) dan komplek (systematic random sampling/yang diacak yang pertama dan selanjutnya sampel sesuai yang
diinginkan, cluster samplig, stratified sampling, dan double sampling)
b). Tidak random (tidak acak): convenience/sesuai dengan kehendak si periset, purposive/kriteria (judgment/kriteria dengan pertimbangan dan quota/sesuai dengan karakteristik populasi, serta snowball.

b). Tidak random

HUB.SAMPLE & POPULASI

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 27


HOME
2. Variabel dan Pengukuran
a. Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam
nilai
• Variabel ada 2 yang bisa diukur langsung dan tidak dapat diukur
langsung.
Jenis Variabel ada 2:
1) Variabel dependen/consequent adalah variabel yang diprediksi
sebagai akibat
2) Variabel independen/antecedent adalah variabel yang diprediksi
sebagai sebab
b. Pengukuran (proksi)
Pengukuran (measurement) adalah pemberian nilai property dari
suatu obyek. (Obyek (object) merupakan suatu entitas yang akan
diteliti. Obyek dapat berupa perusahaan, manusia, karyawan dan
lainnya. Properti (property) adalah karakteristik dari obyek.
Properti dapat berupa property fisik, properti psikologi, dan
properti sosial).

4 scale

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 28


HOME
• Pengukuran properti fisik mudah dilakukan karena dapat
diobservasi dengan mudah. Misalnya pengukuran terhadap ukuran
perusahaan dapat dinilai dari ukuran aktivanya yang dapat
diobservasi di neraca perusahaan.
• Pengukuran properti psikologi dan sosial lebih sulit diukur karena
tidak mudah diobservasi disebabkan properti tersebut masih
bersifat konsep dan abstrak. Misalnya pengukuran konsep belajar
(learning).

• Pengukuran bahasa mudahnya adalah menjadikan variabel jadi angka.


1. Jika dapat diobservasi langsung dengan rumus.
2. Jika tidak diobservasi secara langsung dengan menggunakan skala.
Skala ada 4: nominal (klasifikasi, misal: laki-laki/perempuan), ordinal
(klasifikasi dan order, misal: kurang baik dan sangat baik), interval
(klasifikasi, order, ada urutannya, dan berjarak, misal: skala Likert), dan
rasio (klasifikasi, order, jarak, dan mempunyai nilai origin, misal: rasio
atau ada angka 0).

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 29


HOME
Tabel model empiris
Model Tipe data
Variabel Variabel
Dependen Independen
Regresi (metrik) (metrik, non metrik)
Regresi Logit/Probit/Tobit (nonmetrik) (metrik, nonmetrik)
Analisis diskriminan (nonmetrik) (metrik, nonmetrik)
ANOVA (nonmetrik) (nonmetrik)
Analisis conjoint (metrik) (nonmetrik)
MANOVA (metrik, nonmetrik) (nonmetrik)
Korelasi kanonikal (metrik, nonmetrik) (metrik, nonmetrik)
Persamaan-persamaan simultan (metrik) (metrik, nonmetrik)
Structural equation modeling (metrik, nonmetrik) (metrik, nonmetrik)

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 30


HOME
Metoda Penskalaan ada 2:
A. Skala Rating (memberikan nilai/rating ke suatu
variabel. Macam-macamnya:
1) Skala dikotomi ( Y/T)
2) Skala kategori (memberikan nilai beberapa item
untuk dipilih)
3) Skala Likert (interval yang sama)
4) Skala perbedaan semantik (menggunakan nilai
ekstrim)
5) Skala numerik (menggunakan nilai ekstrim tapi diberi
nilai 1-7)
6) Skala penjumlahan tetap/konstan (rasio)
7) Skala stapel (interval dengan arah)
8) Skala grafik (interval dengan memberi tanda pada
grafiknya)

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 31


HOME
B. Skala Rangking (membandingkan dua atau lebih
obyek untuk memilih obyek yang lebih baik:
1) Skala perbandingan berpasangan (memilh satu
dari dua obyek secara berpasangan).
2) Skala rangking dipaksakan (ordinal: mengurutkan
langsung terhadap yang lain, misal: memilih
kandidat
3) Skala komperatif (ordinal: membandingkan
dengan standar)

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 32


HOME
3. Analisis yang Digunakan
Analisis yang digunakan tergantung dari ide
penelitian:
• Menguji perbedaan dengan uji t jika data normal
dan Mann-Whitney jika tidak normal
• Perbedaan lebih dari 1 variabel dengan ANOVA (uji
F)
• Jika variabel dependen metrik dan independen
metrik pakai regresi, dsb.
• Secara lengkap ada dalam Tabel Model Empiris

MEASUREMENTS

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 33


HOME
D. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Statistik (menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data).
Karakteristik data digambarkan dari distribusinya, misal: rata-rata, deviasi
standar, min, max, dsb.
2. Statitik inferential (parametrik atau non parametrik).
Langkah-langkah pengujian hipotesis:
a). Menyatakan hipotesisnya, misal Ho: rata-rata X =100 unit dan Ha: rata-rata
X tidak sama dengan 100 unit.
b). Memilih pengujian statistiknya (apakah pengujian parametrik atau non
parametrik? serta apakah pengujian beda rata-rata, asosiasi atau
pengaruh?)
c). Menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan (ilmu sosial biasanya antara
5 - 10%).
d). Menghitung nilai statistiknya
e). Mendapatkan uji nilai kritis, dan
f). Mengintepretasikan hasilnya.
Misal poin d, e, dan f: t hitung > t tabel, signifikan (menerima Ha dan
menolak Ho, begitu sebaliknya) atau nilai p < alpha, signifikan (menerima
Ha dan menolak Ho, begitu sebaliknya)
3. Pembahasan dan Diskusi: menggambarkan hasil dengan ceritera konteks

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 34


HOME
Contoh: pengujian Parametrik atau non parametrik

Jumlah Tipe Data


variabel/Sampel Nonmetrik Parametrik
Nominal Ordinal Interval dan Rasio
Satu variabel -X2 -Run Test -t-test
-Binomial -Z-test

NORMALITAS

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 35


HOME
E. Penutup
1. Simpulan: ringkasan dari temuan yang diteliti
2. Keterbatasan: batasan berkaitan dengan proses
penelitian (Jika diketahui sebelum penelitian
bukan keterbatasan tetapi karena faktor
kemalasan)
3. Saran penelitian yang akan datang: berkaitan
dengan temuan yang diperoleh yang tidak bisa
dikontrol (Salah satu syarat penelitian adalah
dapat direplikasi).

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman36


HOME
Referensi

1. Mengutip penelitian yang diacu


2. Menghindari plagiasi atau
penjiplakan

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 37


HOME
III. TEORI-TEORI NORMATIF
A. Teori Agensi
Jensen and Meckling (1976)
Agency costs: monitoring, bonding, residual
Basic models:
Contract
Ross (1973)
Holmstrom (1979)
Gjesdal (1981)
Bajiman (1990) Reward/ Principal
Agent (Ag) Compensation (Pr)

Risk-neutral Risk-neutral
Risk-averse Risk-averse
Effort-averse
Random Factors/
State of Nature
Outcome/ Risk/
Performance Benefit
Effort/Action

Information Asymmetry

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 38


HOME
Perspektif Agency Theory berkembang dalam disiplin ilmu ekonomi dengan
tokoh-tokoh seperti Ross (1973), Jensen & Meckling (1976), serta
Eisenhardt (1989).
Konsekuensi dari pandangan perspektif agency theory -nexus of contract –
ini menimbulkan permasalahan yang dapat digolongkan kedalam 2
golongan besar, yaitu: permasalahan agensi (the agency problem) dan
pembagian risiko (the problem of risk sharing). Permasalahan agensi
muncul ketika terjadi konflik antara prinsipal dan agensi yang berkaitan
dengan tujuan (goals) perusahaan, dan ketika prinsipal mengalami kesulitan
memverifikasi pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh agensi.

Asumsi-asumsi yang mendasari teori agensi adalah:

1. Asumsi yang berkaitan dengan manusia, yaitu self-interest, bounded


rationality, dan risk aversion.
2. Asumsi organisasi, yaitu terdapat konflik tujuan diantara anggota baik
prinsipal maupun agensi, dan
3. Asumsi informasi yang memandang informasi sebagai suatu komiditas
(commodity) yang dapat dibeli.

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 39


HOME
B. Stakeholder Theory
• Freeman (1984) dalam Strategic Management: A
Stakeholder Approach.
• Shankman (1999) mengungkapkan bahwa ada
beberapa penulis mendefinisikan teori stakeholder
sebagai sejumlah individual atau kelompok yang
memiliki suatu kepentingan yang dipengaruhi oleh
perusahaan (Freeman, 1984, dan Caroll, 1989).
• Definisi lain diungkapkan Clarkson (1995) yang
menyatakan sebagai kelompok atau indvidual yang
mempunyai beban aktivitas risiko dengan perusahaan.
Freeman (1984 dalam Pagalung, 2002) membagi 2
kelompok stakeholder, yaitu: (1) primary stakeholder
yaitu pihak secara formal, official atau yang terikat
dengan kontrak yang berhubungan dengan perusahaan
dan (2) secondary stakeholder adalah pihak-lain selain
primary stakeholder.

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 40


HOME
• Implikasi dari pengertian teori stakeholder
menyatakan bahwa perusahaan dipandang sebagai
suatu kumpulan pihak-pihak yang berkepentingan
secara kompetitif dan bekerjasama melalui suatu
nilai intrinsik (a nexus of cooperative dan
competitive interest possesing intrinsic value).
Dengan demikian konsep teori stakeholder dapat
dikatakan bahwa bukan hanya suatu elemen
deskripsi mengenai bentuk perusahaan, melainkan
juga secara implisit atau eksplisit terdapat moral
claim untuk mempangaruhi perusahaan
sebagaimana tugas lainnya.

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 41


HOME
C. Transaction Cost
• Williamson (1975)
• Keberhasailan sustu organisasi diukur dari
kemampuan para manajer perusahaan untuk
mengelola transaksi-transaksi ekonomi secara
efisien
• Transaction cost adalah harga negoisasi kontrak
dan renegoitiation kontrak yang mencakup kos
selama berlangsungnya kontrak, kos selama
pengumpulan informasi serta auditing dan
penegakan dan pelaksanaan kontrak.

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 42


HOME
Secara umum inti metodologikal perspektif
transaction cost adalah:
1.Transaksi adalah dasar unit analisisnya;
2.Agent manusia adalah subjek untuk bounded rationality
dan self-interest;
3.Dimensi kritis untuk menjelaskan transaksi-transaksi
adalah frekuensi, ketidakpastian, dan investasi khusus-
transaksi;
4.Penghematan kos transaksi adalah faktor utama dalam
menjelaskan kelangsungan hidup kontrak, khususnya
yang berkaitan isu-isu disain organisasional;
5.Penilaian perbedaan kos transaksi adalah suatu tugas
institusional komparatif (Williamson dan Ouchi,1981:
367).

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 43


HOME
Perbandingan asumsi-asumsi Transaction Cost,
Agency Theory, dan Stakeholder Theory
Dimensi Transaction cost Agency theory Stakeholder theory
Aspek Teoritikal:
Level of analisis Individual Individual Individual/Firm/Societal
Unit of analisis Transaction Contract Interests/relationships
Normatif basis of Economic Economic Prinsipled moral
relationship reasoning
Criteria for Economizing on Efficiency Fairness
organizational transaction cost
effectiveness
Aspek Manusia:
Primary relationship Owner-manager Owner-manager All stakeholders
(ranked)
Description of managers Immoral/amoral Immoral/amoral Moral
Anti-social Anti-social
Anti-organizational Anti-organizational
Asumption of human Bounded rationality Bounded rationality Bounded rationality
behaviour Self-interest Self-interest Risk aversion
Risk aversion Contingent
Motive Psychological egoism Psychological Enlightened self-
egoism interest
Rational preference Rational preference Economic & Social
seekers seekers
Type of rights Negative Negative Principled moral
reasoning
Overriding principle Minimize transaction Maximize firm Equilibrium of interests
cost NPV
Minimize agency
cost
Aspek Organisational - Goal conflict Contingent
Informasi Governance As commodity
Sumber: Shankman (1999 dalam Gagalung, 2002) dan Eisenhardt (1989)
Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 44
HOME
IV. PERKEMBANGAN PENELITIAN
BERBASIS PASAR MODAL
A. Positif economics
• Diprakarsai oleh Friedman (1955)
• Watt dan Zimerman (1986)
B. EMH (Efficient Market Hypotheses) dan CAPM
(Capital Asset Pricing Model)
• Fama (1965)
• Sharpe (1964) dan Lintner (1965)
C. Event Study
• Fama et al. (1969)
D. PAT (Positive Accounting Theory)
• Watt dan Zimmerman (1978,1979,1983,1986)

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 45


HOME
Pasar Modal 1980-an dan 1990-an

Ada 5 area:
1. Metodologi riset pasar modal
2. Evaluasi alternatif pengukuran kinerja
akuntansi
3. Valuation dan analisis fundamental
4. Tes EMH
5. Pengungkapan (disclosure) dan konsekuensi
ekonomi

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 46


HOME
Pasar Modal Tahun 2000-an

1. Multiple method choices.


2. Multiple motivations:
3. Methodological issues
4. Narrow scope of the research on the costs
and benefits of accounting choice
5. Lack of theoretical guidance
6. Multiple method choices

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 47


HOME
Referensi
Abdel-Khalik, A. R. dan B. B. Ajinkya. (1979), “Empirical Research in Accounting: A Methodological Viewpoint,” American Accounting Association, Sarasota.
Eisenhardt, K. M., (1989). “Agency theory: an assessment and review”, Academy of Management Review, 14(1), pp. 57-74
Hartono, Jogiyanto. (2004), Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, BPFE Yogyakarta
Jensen, M. C. & Meckling, W. H., (1976), “Theory of the firm: managerial behavior, agency theory and ownership structure”, Journal of Financial Economics. 3, pp. 305-360
Pagalung, Gagaring. (2002), ”Transaction Cost, Agency Theory, dan Stakeholdewr Theory: Kajian-Kajian Asumsi Dasar,” Simposium Nasional Bidang Ilmu Ekonomi, Akuntansi, dan Manajemen, Universitas
Atma Jaya, Yogyakarta, 483-498.
Ross, S. A., (1973). “The economic theory of agency: the principal’s problem”, American Economic Association. 63(2), pp. 134-139
Sekaran, Uma (1992), Research Methods for Business: A Skill Building Approach, John and Wiley.
Williamson, O. E. (1975). “Transaction cost economics”, In Schmalensee, R. & Willig, R. (Eds.), Handbook of industrial organization, ElsevierScience, Oxford, pp. 135 - 181
Williamson, O. E. & Ouchi, W. G. (1981). “The market and hierarchies program ofresearch: origins, implications, prospects”,. In A. H. Vande Ven & W. F. Joyce(Eds.), Perspectives on organization design and
behavior: 347-370. New York:Wiley-Interscience

• 19920

Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 48


HOME
Terima kasih
dan
Sampai jumpa
di sesi berikutnya

END HOME Workshop Penelitian Pasar Modal Universitas Brawijaya Malang 2006 Halaman 49

Anda mungkin juga menyukai