Menarikan kehidupan
Menarikan kematian………….
Waska-Waskamu meraung-raung
Begitulah, kegelisahan dramatik yang terjadi dari seorang tokoh legendaris yang
ada dalam lakon sandiwara Umang-Umang. Tapi apakah benar Waska itu telah
mati? Telah bunuh diri ?
Waskaaaaaaa………………! Waskaaaaaaaaaa…………..!
Nah, sekarang mari kita berikan kesempatan bicara kepada Semar. Barangkali ia
juga ingin menyampaikan sesuatu.
Semaaaaaaarrr…………!! Semaaaaaaaaaaarrr……………!!
Maaf, sebelum saya bicara lebih jauh, terlebih dahulu saya harus meluruskan
sebuah kebengkokan. Saya bukan Semar, saya adalah Waska. Saya betul-betul
Waska. Memang banyak sekali orang bernama Waska. Tapi saya adalah Waska
yang paling Waska. Waska dari segala Waska. Dunia saya adalah dunia Waska.
Penderitaan saya adalah penderitaann Waska. Borok saya adalah borok Waska.
Sakit saya adalah sakit Waska. Dendam saya adalah dendam Waska. Kemiskinan
saya adalah kemiskinan Waska. Lapar saya adalah lapar Waska.
Percuma saja saya berfikir karena mereka tidak mau menerima pikiran orang lain.
Siapa bilang saya lelah ? aku tidak lelah ! bangsat ! mereka mengunyah-nguyah
dagingku ! mereka menghisap darahku !
TUMBANG
BANGKIT
TUMBANG
Berdirilah Waska ! Ayo berdiri ! Kau harus berdiri diatas kakimu sendiri !!
BANGKIT
TUMBANG
BANGKIT
Waska ! buktikan bahwa kau adalah batu yang angkuh ! Ayo buktikan Waska !
TUMBANG
Bangsat ! Aku masih tetap seorang Waska. Aku masih bisa bangkit, berdiri dan
berjalan. Ayo kaki ! Berjalanlah ! Kemana kau suka ! Ayo kaki ! kau harus
berjalan ! Mengembaralah ke gunung-gunung, ke bukit-bukit, ke lembah-lembah.
Carilah mata air yang sejuk untuk membasuh kakimu yang lusuh……..untuk
mengobati luka hatimu.
TUMBANG
Begitu besar penderitaan Waska. Begitu besar keinginan Waska untuk hidup dan
bertahan menjadi seorang manusia. Begitu indah dan menyakitkan.
Waskaaaaaaaaa……!!! Semaaaaaaaaarrrr………..!!!
SUNYI
SELESAI