Anda di halaman 1dari 11

Saya rasa hanya ada satu dampak yang akan terjadi bila bumi dihisap oleh black hole.

Gravitasi akan bertambah ratusan atau bahkan ribuan kali lipat dan semua benda akan
memadat.

Tentunya seluruh mahluk hidup yg ada akan langsung tewas dan bahkan tak akan sempat
membusuk, dan akan berubah menjadi batuan... tak ada pilihan utk 'mau' hidup dlm black
hole...

Suasana dlm black hole sampai sekarang tak diketahui, krn tentu saja kita tak bisa memotret
bagian dlm black hole (krn cahaya yg masuk kesana tak keluar lagi)... Namun secara logika
seharusnya bagian dalam blackhole itu seperti bola batu yg sangat keras...

Dikatakan bhw apabila kita bisa mengambil sebuah material dari dalam black hole dg
ketipisan 1 mikron (sepersejuta meter), dan membuatnya menjadi lapisan suatu benda (tank
misalnya), maka tank itu tak akan bisa dihancurkan oleh senjata bumi (mungkin bisa lecet
dikit kalo pake nuklir sih).

TS Master
yanuaraja
202 hari yang lalu
0 0

gak ada gravitasi dan beda dimensi jadi makluk hiodup pada mati

TS Master
rizkywandi
203 hari yang lalu
0 0

aku mau menreview dulu tentang black hole dari artikel john titor :

Mesin waktu sangat berat bentuk nya panjang seperti box amunisi dengan beban mencapai
500kg, dia harus menaruh alat itu di dalam mobil dgn suspensi yg kuat, dan jika di nyalakan
akan terbentuk suatu black hole kecil yg mirip dgn donut. dan disaat itu lah semua akan
terhisap kedalam black hole itu termasuk mobil nya menuju ketempat tujuan dalam proses
perjalanan akan sangat panas, sulit untuk bernafas, dan jika tujuan anda nanti ternyata ada
benda atau tembok yg menghalangi kehadiran anda di titik point yg sama maka otomatis
mesin waktu akan switch off. jadi anda tidak pindah dari 1 titik ke titik yg lain, tapi anda
pindah ke dimensi yg lain.
(23 Feb 2007) Di Albuquerque, New Mexico, Amerika, di laboratorium Sandia National,
para ahli menciptakan Mesin Z. Listrik secara diam2 dicuri dari kota untuk menghidupkan
generator raksasa mesin Z. Energi yg dihasilkan diarahkan ke sebuah ruang hampa udara dan
membentuk sebuah “matahari” mini yg lebih panas dari suhu inti dalam matahari kita. Terlalu
panas, “matahari” itu meledak dan berubah menjadi lubang hitam mini yg mampu menyedot
apapun (bahkan cahaya!). Lubang hitam jika dibiarkan bisa menyedot segalanya dan
menyebabkan kiamat.

jadi, menurut review tersebut, maka bumi akan kiamat jika masuk kedalam black hole dan di
dalam blackhole tuh sangat panas, susah napas bahkan bisa jadi masuk ke dimensi lain

PERISTIWA BLACK HOLE DI GALAKSI


Posted on June 20, 2010 by Emiliannur

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu astronomi setiap waktu terus berkembang. Seiring perkembangannya,  banyak


penemuan baru peristiwa alam yang terjadi di ruang angkasa. Salah satunya, yang belum
lama ditemukan, adalah Black Hole (Lubang Hitam).

Misteri lubang hitam yang bertebaran di jagad raya dikatakan hampir mirip dengan konsep
rentetan kejadian-kejadian aneh nan misterius yang terjadi di kawasan Segitiga Bermuda.
Tapi berbeda dengan kasus-kasus di Segitiga Bermuda yang rata-rata menelan kapal laut
maupun pesawat terbang, lubang hitam itu bisa dikatakan lebih hebat lagi, ia digambarkan
berbentuk lubang gravitasi yang ukurannya dapat lebih luas/besar daripada matahari, serta ia
mampu menarik dan menelan apa saja yang berada didekatnya, termasuk planet-planet.
Bahkan partikel cahayapun tidak mampu untuk meloloskan diri dari tarikan gravitasi lubang
hitam yang super dasyat.

Lubang hitam tidak mungkin diamati secara visual. Tetapi para astronom bisa melihat radiasi
kuat yang dipancarkan benda-benda ketika mereka tersedot ke inti lubang hitam. Saat materi
berupa gas jatuh kedalam lubang hitam (kemungkinan berasal dari bintang yang terdekat),
gas tersebut akan memanas dan berpijar, sehingga dapat “terlihat”. Terlihat dalam tanda
kutip, karena bukan dalam bentuk cahaya yang bisa dilihat secara visual, melainkan berupa
foton yang berenergi tinggi seperti halnya sinar X. Misteri yang menyelubungi terjadinya
fenomena lubang hitam bagaimanapun juga hanya mampu dikaji dari jauh, lantaran
kemampuan sains dan teknologi manusia masih belum mampu membawa mereka
menghampiri lubang itu.

Terdapat banyak lubang hitam di seluruh semesta ini, malah ada teori yang mengatakan di
galaksi Bima Sakti juga terdapat sebuah lubang hitam ! Lalu adakah kemungkinan jika
nantinya matahari beserta planet-planet yang mengelilinginya termasuk bumi akan tertelan
oleh lubang hitam tersebut ?

Sebagian besar galaksi di alam semesta memiliki lubang hitam supermasif. Beberapa lubang
hitam bahkan memiliki massa ratusan juta bahkan miliaran massa matahari. Apa yang terjadi
jika dua galaksi bertumbukan ? Bagaimana lubang hitam supermasif yang ada di pusat kedua
galaksi tersebut ? Dan apa yang akan terjadi setelah  penyatuan  dua lubang hitam tersebut ?

Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini akan mengangkat makalah yang berjudul
PERISTIWA BLACK HOLE DI GALAKSI.

Dalam makalah ini yang akan dibahas nantinya, yaitu:

1. Kajian Teori Relativitas Einstein


2. Kajian Teori sinar X
3. Kajian Teori galaksi
4. Kajian Teori black hole
5. Peristiwa Black Hole di galaksi

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mendalami lagi apa itu teori relativitas Einstein,
sinar X, galaksi dan black hole, serta mengetahui peristiwa black hole di galaksi.

BAB II

KAJIAN TEORI

1.      Kajian Teori Relativitas Einstein

“Apa sih” Teori Relativitas Einstein? Tentu saja ini adalah teori yang ditemukan oleh sang
jenius Albert Einstein. Teori ini terbagi 2, Relativitas Khusus (1905), dan relativitas Umum
(1915).

1. Teori Relativitas Khusus

1)      Bahwa semua ukuran Ruang-Waktu adalah relatif, tergantung dari sudut
pandang pengamat yang berbeda, dan apakah ia sedang bergerak atau diam.

2)      Kecepatan Cahaya selalu sama, 300.000 km/s, konstan, dilihat dari manapun
sumbernya ataupun pergerakan mereka. Jadi semua hal lainnya relatif, kecuali Cahaya.

1. Teori Relativitas Umum

Relativitas umum Einstein membahas tentang ruang angkasa yang sebenarnya


merupakan bangunan ruang dan waktu yang bisa melengkung.
Ini membuktikan satu hal yang sangat besar. Gravitasi, ternyata bukan gaya tarik seperti yang
dinyatakan Isaac Newton! Gravitasi, ternyata adalah hasil lengkungan-pusaran (Curvature)
dari ruang dan waktu yang ada di alam semesta.

2. Kajian Teori tentang Sinar X

Sinar X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Konrad Roentgen (1845-1923) ketika ia
sedang mempelajari sinar katoda. Di tempat bekerjanya pada tanggal 8 November 1895 ia
mendapatkan bahwa sehelai kertas yang dilapisi barium platinocyanide berkilau jika ia
menghidupkan tabung sinar katode di dekatnya, walaupun tabung itu ditutup papan hitam.
Dalam tabung katode elektron dipercepat dalam vakum oleh medan listrik. Tumbukan
elektron dengan gelas pada ujung tabung inilah yang menimbulkan sinar X yang mempunyai
daya tembus yang menimbulkan kilauan pada garam itu.

Sinar X yang dihasilkan dengan tenaga 20-40 keV mempunyai panjang gelombang 10-7 cm
dan sinar ini dikatakan sinar X lembut. Sinar X yang dihasilkan dengan 40-125 keV
mempunyai gelombang 10-8 cm. Sinar ini sering digunakan untuk pemeriksaan sinar X
diagnostik, manakala panjang gelombang yang lebih pendek lagi yang dihasilkan dengan
tenaga 200-1000 keV digunakan dalam rawatan radioterapi yang lebih dalam (deep
radiotheraphy). Sinar ini biasanya berukuran < 10-8 cm.

Karena panjang gelombang yang sangat pendek, maka sinar X memiliki daya tembus yang
kuat. Daya tembusnya bergantung frekuensi. Makin tinggi frekuensi makin kuat daya
tembusnya. Daya tembus juga bergantung pada jenis bahan yang ditembusnya.

Kemudian sinar X digolongkan ke dalam gelombang elektromagnetik. Dimana gelombang


elektromagnetik itu antara lain:

 Gelombang radio dengan panjang gelombang 3 cm sampai 1500 m


 Sinar inframerah dengan panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm

 Sinar tampak dengan panjang gelombang 10-6 cm sampai 10-7 cm

 Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 10-8 cm sampai 10-7 cm

 Sinar X dengan panjang gelombang 10-9 cm sampai 10-6 cm

 Sinar gama dengan panjang gelombang 10-11 cm sampai 10-8 cm

3. Kajian Teori Tentang Galaksi

Dalam ilmu astronomi galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-
bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunyai gaya tarik menarik
(gravitasi). Matahari bersama-sama 9 buah planet yang mengitarinya merupakan anggota dari
sebuah galaksi yang diberi nama Galaksi Bima Sakti.

a. Galaksi Bima Sakti

Galaksi kita termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira
100.000 tahun cahaya. Bintang yang lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan
20.000 tahun cahaya. Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi
berada dalam gugusan bintang sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, Kutub
selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral CarinaCygnus kira-kira
32.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan
terdiri dari 100 biliun bintang.

Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu
tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh
jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta juta km. Ini berarti
garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950
diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan
satuan jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar
10.000 tahun cahaya.

Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta ini. Dalam alam semesta,
ada begitu banyak sistem seperti ini, yang mengisi setiap sudut langit sampai batas yang bisa
dicapai oleh teleskop yang paling besar. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret
dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar
buah galaksi. Maka tidak salah jika kita mengira bahwa jika kita mempunyai teleskop yang
lebih besar, kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.

b.  Bentuk galaksi

Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: tipe galaksi
spiral, galaksi elips, dan galaksi tak-beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan
bentuk/penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi-galaksi yang diamati dan dipelajari oleh
para astronom sejauh ini terdiri dari sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5%
galaksi tak beraturan. Namun ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling
banyak terdapat di alam semesta ini.

Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika kita
mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan menemukan lebih banyak galaksi
elips daripada galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang amat redup, sehingga
amat sulit untuk diamati.

1)      Spiral
Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk
spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi, biasanya yang terbayang adalah
galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral
adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang
menonjol). Anggota galaksi spiral adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua
terdapat pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi.

Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar dari galaksi elips. Kecepatan
rotasinya yang besar itulah yang menyebabkan galaksi ini memipih dan membentuk bidang
galaksi. Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral ini bergantung pada massa
galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah sama. Semakin ke
arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain dari
Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.

Andai saja kita bisa melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan melihatnya seperti bentuk
galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi Andromeda ini sedikit lebih besar dari Bima Sakti.
Galaksi Andromeda bersama-sama dengan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak
galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu,
cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti cahaya yang kita terima dari galaksi ini
adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan
galaksi tersebut pada waktu itu.

Gambar1. Galaksi spiral


(Sumber: http://www.e-smartschool.com/PNU/001/PNU0010015.asp)

2)      Elips
Sesuai dengan namanya, penampakan galaksi ini seperti elips. Tapi bentuk yang sebenarnya
tidak kita ketahui dengan pasti, karena kita tahu apakah arah pandang kita dari depan,
samping, atau atas dari galaksi tersebut. Yang termasuk tipe galaksi ini adalah mulai dari
galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola pepat. Struktur galaksi
tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi elips sangat sedikit mengandung materi antar
bintang , dan anggotanya adalah bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi
M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi Virgo.

Gambar 2. Galaksi ellips

(Sumber: http://www.e-smartschool.com/PNU/001/PNU0010015.asp)

3)      Tak     beraturan


Galaksi tak beraturan adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki bentuk
khusus, tidak seperti dua tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri dari
bintang-bintang tua dan muda. Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar dan
Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bima Sakti, yang hanya berjarak
sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bima Sakti. Galaksi tak beraturan ini banyak mengandung
materi antar bintang yang terdiri dari gas dan debu-debu.

Gambar 3. Galaksi tak beraturan.

(Sumber: http://www.e-smartschool.com/PNU/001/PNU0010015.asp)

4. Kajian Teori Tentang Black Hole

Teori Lubang Hitam pertama kali diperkenalkan oleh astronom Jerman bernama Karl
Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert
Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Lubang hitam adalah
sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang
sangat besar. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi
dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi. Istilah Black Hole pertama
kali digunakan tahun 1969 oleh fisikawan Amerika John Wheeler. Awalnya, kita
beranggapan bahwa kita dapat melihat semua bintang. Akan tetapi, belakangan diketahui
bahwa ada bintang-bintang di ruang angkasa yang cahayanya tidak dapat kita lihat. Sebab,
cahaya bintang-bintang yang runtuh ini lenyap.

Cahaya tidak dapat meloloskan diri dari sebuah lubang hitam disebabkan lubang ini
merupakan massa berkerapatan tinggi di dalam sebuah ruang yang kecil. Gravitasi raksasanya
bahkan mampu menangkap partikel-partikel tercepat, seperti foton (partikel cahaya).
Misalnya, tahap akhir dari sebuah bintang biasa, yang berukuran tiga kali massa Matahari,
berakhir setelah nyala apinya padam dan mengalami keruntuhannya sebagai sebuah lubang
hitam bergaris tengah ‘hanya’ 20 kilometer.

Gambar 4.  Lukisan rekaan lubang hitam

(Sumber: http://www.e-smartschool.com/PNU/001/PNU0010015.asp)
Radiusnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus jari-jari Schwarzschild:

Ket:

M = Massa lubang hitam (kg)

c = cepat rambat cahaya (m/s)

Black Hole yang terbentuk itu berwarna hitam, yang berarti tertutup dari pengamatan
langsung. Namun demikian, keberadaan lubang hitam ini diketahui secara tidak langsung,
melalui daya hisap raksasa gaya gravitasinya terhadap benda-benda langit lainnya. Selain itu,
bintang-bintang bermassa besar juga menyebabkan terbentuknya lekukan-lekukan yang dapat
ditemukan di ruang angkasa. Namun, lubang hitam tidak hanya menimbulkan lekukan-
lekukan di ruang angkasa tapi juga membuat lubang di dalamnya. Itulah mengapa bintang-
bintang runtuh ini dikenal sebagai lubang hitam.

“Pernahlah anda datang ke pesta dansa dan menyaksikan para lelaki berbusana tuksedo
hitam dan para wanita berbusana putih. Mereka berdansa sambil berangkulan. Lampu
ruangan begitu redup sehingga anda hanya dapat melihat para wanita yang berbusana
putih. Begitulah, wanita itu ibarat bintang tampak, dan lelaki itu adalah lubang hitamnya.
Anda tidak dapat melihat yang lelaki, tetapi wanita yang sedang berdansa itu menunjukkan
bahwa ada sesuatu yang menahannya tetap dalam orbit dansa.” (John Weeler, 1962).

Selama ini, berdasarkan kelasnya, lubang hitam dibagi menjadi dua tipe:

a)      Kelas Stelar dengan massa sekitar 10 kali masa matahari,

b)      Kelas Supermasif yang memiliki massa jutaan hingga miliaran kali massa matahari.

Lubang hitam dari kelas Stellar terbentuk dari keruntuhan sebuah bintang yang masif,
sementara lubang hitam kelas Supermasif diperkirakan berasal dari kabut gas yang sangat
besar.

Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dari sejenis bintang biru yang memiliki
suhu permukaan lebih dari 25,000 derajat celcius. Ketika pembakaran hidrogen di bintang
biru yang memakan waktu kira-kira 10 juta tahun selesai, ia menjadi bintang biru raksasa.
Kemudian, bintang itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah,
akibat tarikan gravitasi-nya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau
disebut dengan Supernova dan menghasilkan dua jenis bintang yaitu bintang netron dan
lubang hitam. Pengamatan dari teleskop sinar-X ruang angkasa selama lebih dari satu dekade
menunjukkan kekuatan tarikan gravitasi lubang hitam menyebabkan banyak bintang yang
hancur dan ditelan olehnya. Ahli-ahli astronomi sudah berhasil mengamati bagaimana proses
lubang hitam menyedot gas yang berterbangan di sekitarnya. Gas yang disedot itu menjadi
panas sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari
gelombang radio hingga gelombang sinar-X.

Ahli astronomi dapat memperkirakan kedudukan lubang hitam dengan cara memperhatikan
cahaya di sekitar bintang ataupun gas di angkasa. Apabila suatu tempat di angkasa luar tidak
ditemui cahaya tetapi di sekitarnya terdapat banyak objek-objek angkasa menuju ke satu titik
dengan kecepatan tinggi sebelum ahirnya menghilang, maka titik tersebut tidak lain adalah
lubang hitam.

BAB III

PERISTIWA BLACK HOLE DI GALAKSI

1. Sebuah Bintang yang Tersedot oleh Black Hole.

Black hole (lubang hitam) bakal menghisap apapun yang mendekatinya, termasuk cahaya
yang melintas. Dan kini para astronom mendapatkan bukti bahwa bintang-bintang di langit
pun tidak luput dari ’keserakahannya.’

Pengamatan dari tiga teleskop ruang angkasa sinar-X selama lebih dari satu
dekade menunjukkan adanya sebuah bintang yang tercabik dan ditelan oleh sebuah lubang
hitam.

Sebelumnya para astronom sudah melihat bagaimana black hole menyedot gas yang
beterbangan di sekitarnya, lalu memanaskan gas tersebut sehingga memancarkan radiasi
dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari gelombang radio hingga gelombang cahaya
tampak dan sinar-X. Mereka juga memperkirakan bahwa sebuah bintang sekalipun bisa
terkoyak karena daya tarik gravitasi sebuah black hole, namun bukti mengenai hal itu baru
didapat sekarang.

Berdasarkan pengamatan, para astronom melihat sebuah bintang yang terlempar mendekati
pusat sebuah galaksi akibat kedekatan posisinya dengan bintang  lain. Dalam perjalanannya
menempuh jalur tersebut, ia mendekati sebuah black hole raksasa yang massanya setara
dengan 100 juta kali massa Matahari, lalu tersedot arus hisapnya.

Adapun black hole raksasa di atas, berada dekat pusat galaksi RX J1242-11. Jaraknya sekitar
700 juta tahun cahaya dari Bumi. Sementara bintang yang dihisapnya seukuran Matahari kita.
Ia terkoyak-koyak dan terhisap selama
beberapa hari. Pada tahap awal, ia kehilangan gas-gas yang berada di sekelilingnya. Setelah
itu, bintang tersebut menjadi lebih panas jutaan darajat celcius dan ahirnya hilang ditelan
lubang hitam.

Awalnya, bintang itu kehilangan gas-gas selimutnya yang tersedot ke black hole. Kemudian
ia terpanaskan hingga jutaan derajat sebelum ditelan sang lubang hitam, seraya melepaskan
tenaga setara dengan energi yang dihasilkan pada sebuah ledakan supernova. Dalam peristiwa
tersebut, para astronom dapat menangkap aktivitas sinar-X yang terpancar terang
menggunakan teleskop-teleskop ruang angkasa.

Sifat buruk Black hole

Black hole dikenal sebagai pemakan yang ceroboh. Mereka ’mencerna’ sedikit saja benda
yang berada di ’piring makannya’, lalu memuntahkan sisanya ke  ruang angkasa. Dalam
kasus ini, hanya sekitar satu persen dari bagian bintang malang itu yang ditelan. Sisanya
dilemparkan kembali ke galaksi menggunakan energi yang luar biasa dahsyat.
Peristiwa penghisapan dan pemuntahan kembali itu terekam lewat teleskop ruang angkasa
Chandra X-ray milik NASA dan XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa. Sebelumnya,
tim riset mempelajari dahulu foto-foto permulaan yang diambil oleh satelit Roentgen Jerman
(ROSAT) pada tahun 1990 dan 1992, yang memperlihatkan pancaran sinar-X ketika bintang
mulai terkoyak.

Intensitas pancaran itu kemudian melemah seiring dengan makin tercerainya tubuh sang
bintang. Penurunan aktivitas pancaran yang cepat diduga juga terjadi karena adanya
penghisapan lebih lanjut oleh ruangan di sekitar black hole. Pada
puncaknya, black hole bisa menelan sebuah objek seukuran Bumi tiap 10 menit.
Sejatinya peristiwa seperti ini sangat sulit diamati karena black hole sendiri
tidak bisa dilihat. Kita hanya bisa melihat jejak cahaya yang terhisap ke
dalamnya. Bila di suatu tempat tidak ditemukan cahaya, namun di sekitarnya
banyak objek angkasa menuju ke satu titik dengan kecepatan tinggi sebelum
hilang, maka titik tersebut dipastikan sebuah black hole.

2. Tumbukan Galaksi Menghasilkan Black Hole

Para astronom telah menemukan jejak lubang-lubang hitam (black hole) tersebar di jagad
raya, yang terbentuk akibat tabrakan besar antar galaksi. Jejak-jejak itu terdeteksi di galaksi
ellips NGC 4261 saat diamati menggunakan teleskop angkasa Chandra X-ray. NGC 4261
berjarak sekitar 100 juta tahun cahaya dari Tata Surya kita.

Lubang-lubang hitam yang tampak, menurut dugaan para ilmuwan, adalah sisa barisan
bintang-bintang yang terlempar ke angkasa luas setelah dua galaksi
berbentuk spiral bertabrakan beberapa milyar tahun lalu. Data baru ini mendukung teori yang
menyebutkan bahwa galaksi-galaksi besar yang tak beraturan dan berbentuk ellips, terbentuk
dari gabungan galaksi-galaksi berbentuk spiral. Asal-usul galaksi-galaksi ellips sudah sejak
lama menjadi bahan perdebatan diantara para astronom.

Kini dukungan itu bertambah karena temuan Chandra X-ray di atas. Jejak kumpulan bintang-
bintang kini telah menjadi black hole yang terlontar akibat kekuatan tabrakan
diinterprestasikan sebagai bukti kebenaran teori tersebut.
Adapun bukti-bukti baru itu sebelumnya tidak terlihat. Tetapi setelah para
astronom menggunakan teleskop sinar-X, mereka tampak jelas.

Diperkirakan terbentuk akibat tercerai-berainya bintang-bintang di sebuah galaksi kecil, yang


tertarik oleh gaya gravitasi NGC 4261. Selanjutnya, ketika kekuatan goncangan akibat
tumbukan itu juga merasuk dalam galaksi besar, gelombang kejut yang ditimbulkannya
mengubah kedudukan sebagian besar bintang-bintang raksasa menjadi tidak beraturan, yang
dalam perjalanannya selama jutaan tahun kemudian berevolusi menjadi bintang-bintang
neutron atau lubang hitam.

3. Saat Dua Lubang Hitam Bergabung

Sebagian besar Galaksi di Alam Semesta ini memiliki lubang hitam supermasif. Beberapa
lubang hitam yang paling besar bisa memiliki massa ratusan juta bahkan miliaran massa
Matahari. Dan area disekitar lubang hitam tersebut akan menjadi sangat ekstrim. Bahkan para
ilmuwan juga memprediksikan dengan teori relativitas Einstein kalau lubang hitam tersebut
berputar dengan laju maksimum.
Saat dua galaksi bergabung, lubang hitam supermasif yang ada di kedua galaksi itu tentu
akan berinteraksi. Bisa saja interaksi tersebut melalui sebuah tabrakan, atau mungkin dari
gerak spiral ke dalam sampai mereka mengalami penyatuan (merger).

Berdasarkan simulasi yang dilakukan G. A Shields dari University of Texas, Austin dan E.
W. Banning dari Yale University, hasil penyatuan tersebut seringnya merupakan gerakan
mundur yang sangat kuat. Dalam proses penggabungan ini, lubang hitam tersebut bukannya
mengalami proses penggabungan yang manis, namun gaya yang muncul sangat ekstrim
sehingga salah satu lubang hitam akan terdorong keluar dengan kecepatan yang sangat besar.

Dorongan maksimum terjadi pada kedua lubang hitam saat mereka berputar dengan arah
yang berbeda, namun keduanya berada pada bidang orbit yang sama. Dalam fraksi hanya satu
detik, satu lubang hitam sudah mendapat dorongan yang cukup untuk keluar dari galaksi yang
baru saja bersatu dan tak pernah kembali lagi. Saat satu lubang hitam mengalami dorongan,
yang lainnya akan menerima energi yang amat besar, terinjeksi ke dalam piringan gas dan
debu disekitarnya. Piringan akresi akan bersinar dengan flare sinar X tipis dan baru akan
berakhir beberapa ribu tahun.

4. Tidak ada bahaya bagi Bumi

Di galaksi Bima Sakti tempat Bumi kita berada juga terdapat sebuah black hole dengan massa
antara 3,2 juta hingga 4 juta kali massa Matahari. Black hole kita ini termasuk tenang
dibanding black hole lain. Menurut para ilmuwan, sebabnya antara lain karena sedikitnya
objek sekitar yang bisa dihisapnya.

Sedangkan black hole di galaksi lain, disebut jauh lebih aktif. Peristiwa
penghisapan bintang seperti yang dilihat tim Komossa, diperkirakan terjadi
sekali tiap 10.000 tahun dalam sebuah galaksi yang memiliki black hole. Namun
mengingat ada milyaran black hole di jagad raya, maka diperlukan pengamatan
lebih lanjut untuk mengetahui frekuensi kejadian tersebut.

Kembali pada galaksi kita, bila sebuah bintang terkoyak di pusat Bima Sakti, maka peristiwa
itu akan menghasilkan pancaran sinar-X 50.000 kali lebih terang dibanding semua sumber
sinar-X di galaksi.

Apakah ada kemungkinan Matahari kita dan planet-planetnya terhisap black hole? Dikatakan
para ilmuwan, tata surya kita berada sekitar 25.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bima
Sakti, sehingga arus hisap black hole di pusat tidak akan
membahayakan bumi.

Lukisan rekaan dari lubang hitam di depan galaksi Bima Sakti yang bermassa 10x massa
matahari kita, dilihat dari jarak 600 km.

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Lubang_hitam)

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Lubang hitam berbentuk lubang gravitasi yang ukurannya dapat lebih luas/besar daripada
matahari. Objek ini tidak bisa diamati secara langsung, karena cahaya sekalipun tidak bisa
menghindar dari gaya tarik gravitasinya. Tetapi para astronom bisa melihat radiasi kuat yang
dipancarkan benda-benda ketika mereka tersedot ke inti black hole. Sinar X adalah
komponen paling jelas dari radiasi itu, yang dipancarkan material ketika mendekati ’event
horizon’, titik dimana suatu benda tidak dapat lagi berbalik saat mendekati black hole.

Peristiwa black hole di galaksi diantaranya:

1. Sebuah bintang yang tersedot oleh black hole.


2. Tumbukan galaksi menghasilkan black hole
3. Saat dua lubang hitam bergabung
4. Tidak ada bahaya bagi bumi
2. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyarankan kepada pembaca agar
mengenal lebih jauh lagi tentang peristiwa black hole di galaksi karena sampai saat sekarang
masih banyak kesimpang-siuran mengenai teori black hole.

Anda mungkin juga menyukai