Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung
jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada
kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
PENGERTIAN BIDAN
Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya.
Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang menuntut dan
dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan
langsung dalam situasi kerja di lingkungannya dan seseorang pekerja profesional sebagai
warisan orang tuanya atau pendahulunya). Seseorang pekerja profesional perlu dibedakan
dari seorang teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat saja terampil dalam
unjuk kerja yang sama (misalnya: menguasai tehnik kerja yang dapat memecahkan
masalah-masalah teknis dalam bidang kerjanya), tetapi seseorang pekerja profesional
dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan
filosofi, pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
memperkembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni, 1980).
2. Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang
vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsinya yang vital dalam
kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Dalam konteks ini,
jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional dengan demikian, adalah wajar jika
bidan mendapatkan tunjangan fungsional.
ORGANISASI PROFESI
Dinegara-negara yang sudah maju pengaturan dan pengawasan suatu profesi merupakan
tanggung jawab dari organisasi profesi melalui suatu lembaga konsil keprofesian yang
mandiri dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang (Acts). Apabila organisasi profesi
kurang atau tidak bcrperan dalam penyusunan regulasi mengenai praktek keprofesian
tersebut maka pengendalian perilaku tiap anggota profesi menjadi terpusat kepada
pemerintah. Hal ini sangat menghambat pendewasaan dan kemandirian profesi itu
sendiri.
Beberapa pedoman di dalam keberadaan organisasi profesi menurut Azrul Azwar (1998)
adalah :
1. Didalam suatu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya
berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu
yang sama.
2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi
profesi serta memperjuangkan otonomi profesi
3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar
pelayanan profesi , standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan
profesi.
Sesuai dengan peran itu maka organisasi profesi mempunyai fungsi antara lain:
1) Bidang pendidikan : menetapkan standar pendidikan dan pendidikan berkelanjutan
(continuing education). 2) Bidang pelayanan : menetapkan standar profesi, ijin praktik.
registrasi anggota serta menyusun dan memberlakukan kode etik profesi. 3) Bidang
IPTEK : merencanakan, melaksanakan dan mengawasi riset dan perkembangan IPTEK
dalam profesi tersebut. 4) Bidang kehidupan profesi : membina operasionalisasi
organisasi profesi. membina kerjasama dengan pemerintah. masyarakat. Profesi lain
bahkan dengan organisasi profesi sejenis dinegara lain, serta mengupayakan
kesejahteraan anggotanya
Di dalam PP /1996 tentang Tenaga Kesehatan dikenal 7 jenis tenaga kesehatan yaitu:
1. Tenaga medis,
2. Tenaga keperawatan,
3. Tenaga kefarmasian,
4. Tenaga kesehatan masyarakat,
5. Tenaga gizi,
6. Tenaga keterapian fisik, dan
7. Tenaga ketehnisian medik.
Pada saat ini belum semua jenis tenaga kesehatan tersebut merniliki organisasi profesi
yang mantap. Untuk meningkatkan sistem pengembangan tenaga kcsehatan diberbagai
jenjang pembangunan kesehatan, peran serta aktif organisasi-organisasi profesi kesehatan
sangat diharapkan. Organisasi inilah yang merupakan mitra pemerintah dalam
mengupayakan agar setiap tenaga kesehatan tidak melupakan landasan profesi dan
landasan moralnya dalam bekerja. Oleh karena itu, organisasi profesi yang masih lemah
perlu ditata, dikembangkan dan dibina secara sistematis. Penataan, pengembangan dan
pembinaan itu tidak terbatas pada pembentukan lembaga dan kepengurusannya sampai
kabupaten/kota. melainkan juga sampai kepada berfungsinya organisasi tersebut dalam
menjaga standar dan etika profesi. Insiatif harus dilakukan oleh unit pengembangan
tenaga kesehatan yang ditugasi, dalam hal ini Bidang Pemberdayaan Profesi dari Pusat
Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luarnegeri. Tugas utamanya ialah
menginventarisasi dan melaksanakan bimbingan terhadap organisasi profesi tersebut.
Namun diharapkan pula tindakan pr-oaktif dar profesi kesehatan agar keterlibatan
organisasi profesi kesehatan dalam sistern pengembangan tenaga kesehatan segera
terwujud.
Suatu profesi juga dapat dikatakan hidup bila telah melaksanakan fungsinya dengan
semestinya, yaitu antara lain:
1. Mempunyai organisasi dengan atribut-atributnya yaitu suatu kepengurusan dan kantor
sekretariat yang dikelola secara tertib.
2. Mempunyai pendataan keanggotaan
3. Mempunyai program kerja yang terjadwal dan terencana.
4. Mempunyai sumber pembiayaan yang legal dan sehat.
5. Mempunyai sistem pelayanan anggota dan masyarakat.
6. Mempunyai networking lokal- regional dan internasional.
7. Melaksanakan pembinaan anggota.
8. Mempunyai sistem penilaian konduite dengan sanksi-sanksinya.