Anda di halaman 1dari 14

Sel (biologi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
"Sel" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Sel, lihat Sel (disambiguasi).

Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel
(berupa noktah di dalam setiap 'ruang'). Perbesaran 400 kali.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal
dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.[1]
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang
relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang
meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip
dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas
yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom
prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara lain
dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel dan
sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom linear di
dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi
dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.
Jika panjang DNA diberi notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n, maka
notasi 2nC menunjukkan genom sel diploid, 1nC menunjukkan genom sel haploid, 3nC
menunjukkan genom sel triploid, 4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada manusia, C =
3,5 × 10-12 g, dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan menjadi 2 x 23 x 3,5 × 10-
12
, karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid.
Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi sel gamet haploid. Genom
sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22 diantaranya merupakan otosom, sisanya
merupakan kromosom genital. Pada oosit, kromosom genital senantiasa memiliki notasi X,
sedangkan pada spermatosit, kromosom dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi fertilisasi
antara kedua sel gamet yang berbeda kromosom genitalnya, terbentuklah sebuah zigot
diploid. Notasi genom yang digunakan untuk zigot adalah 46,XX atau 46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat beberapa perkecualian,
antara lain: sel darah merah dan keratinosit memiliki genom nuliploid. Hepatosit bergenom
tetraploid 4nC, sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang memiliki genom poliploid
hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi hingga menghasilkan ribuan
sel nuliploid. Banyaknya ploidi pada sel terjadi sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak
disertai pembelahan sel, yang lazim disebut sebagai endomitosis.
Sejarah penemuan sel Robert Hooke Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh
seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui
mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang
berarti rongga/ruangan.
Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi.
Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal
dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.[1]
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang
relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang
meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip
dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas
yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom
prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara lain
dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel dan
sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom linear di
dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi
dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.
Jika panjang DNA diberi notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n, maka
notasi 2nC menunjukkan genom sel diploid, 1nC menunjukkan genom sel haploid, 3nC
menunjukkan genom sel triploid, 4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada manusia, C =
3,5 × 10-12 g, dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan menjadi 2 x 23 x 3,5 ×
10-12, karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid.
Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi sel gamet haploid. Genom
sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22 diantaranya merupakan otosom, sisanya
merupakan kromosom genital. Pada oosit, kromosom genital senantiasa memiliki notasi X,
sedangkan pada spermatosit, kromosom dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi fertilisasi
antara kedua sel gamet yang berbeda kromosom genitalnya, terbentuklah sebuah zigot
diploid. Notasi genom yang digunakan untuk zigot adalah 46,XX atau 46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat beberapa perkecualian,
antara lain: sel darah merah dan keratinosit memiliki genom nuliploid. Hepatosit bergenom
tetraploid 4nC, sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang memiliki genom poliploid
hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi hingga menghasilkan ribuan
sel nuliploid. Banyaknya ploidi pada sel terjadi sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak
disertai pembelahan sel, yang lazim disebut sebagai endomitosis. sel menjadi lengkap, Jan
Evangelista Purkyně melakukan pengamatan terhadap granula pada tanaman melalui
mikroskop. Teori sel kemudian dikembangkan pada tahun 1839 oleh Matthias Jakob
Schleiden dan Theodor Schwann yang mengatakan bahwa semua makhluk hidup atau
organisme tersusun dari satu sel tunggal, yang disebut uniselular, atau lebih, yang disebut
multiselular. Semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya, di dalam sel terjadi
fungsi-fungsi vital demi kelangsungan hidup organisme dan terdapat informasi mengenai
regulasi fungsi tersebut yang dapat diteruskan pada generasi sel berikutnya.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar
organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup
saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Perkembangan sel
○ 1.1 Proses pembelahan sel
 1.1.1 Fase pada siklus sel
○ 1.2 Diferensiasi sel
○ 1.3 Morfogenesis
○ 1.4 Apoptosis
• 2 Struktur sel
○ 2.1 Sel eukariota
○ 2.2 Sel prokariota
○ 2.3 Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan tanaman
• 3 Sel-sel khusus
• 4 Referensi
• 5 Pranala luar

[sunting] Perkembangan sel


Di dalam tubuh manusia, telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana organisme
multiselular lainnya, kehidupan manusia juga dimulai dari sebuah sel embrio diploid hasil
dari fusi haploid oosit dan spermatosit yang kemudian mengalami serangkaian mitosis. Pada
tahap awal, sel-sel embrio bersifat totipoten, setiap sel memiliki kapasitas untuk
terdiferensiasi menjadi salah satu dari seluruh jenis sel tubuh. Selang berjalannya tahap
perkembangan, kapasitas diferensiasi menjadi menurun menjadi pluripoten, hingga menjadi
sel progenitor yang hanya memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja,
dengan kapasitas unipoten.
Pada level molekular, perkembangan sel dikendalikan melalui suatu proses pembelahan sel,
diferensiasi sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi secara
genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di luar sel.
[sunting] Proses pembelahan sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom
yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang
identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik)
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk
tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu
pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi
gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
[sunting] Fase pada siklus sel
1. Fasa S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
2. Fasa M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
3. Fasa G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
1. Fasa G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan
diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi
ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam
sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan
mati.
2. Fasa G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan
sintesis.
3. Fasa G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fasa tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S.
Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
[sunting] Diferensiasi sel
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional,
terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya,
sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali
dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu
telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat
pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen
yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik
penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen
indera lainnya.
[sunting] Morfogenesis
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan
lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio
yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
Proliferasi sel
menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel
menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel
mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
Pergerakan sel
menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan
pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat
keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus
masing-masing sel.
Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih
mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.
[sunting] Apoptosis
Apoptosis merupakan bagian dari perkembangan sel, sel tidak dapat mati begitu saja tanpa
suatu mekanisme yang tertanam di dalam sel, yang dapat diaktivasi oleh sinyal internal
maupun eksternal.
[sunting] Struktur sel
[sunting] Sel eukariota
Secara umum setiap sel memiliki
• membran sel,
• sitoplasma, dan
• inti sel atau nukleus.
Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud
cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang memiliki fungsi yang
terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol
dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi
yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka
yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah
• mitokondria (kondriosom)
• badan Golgi (diktiosom)
• retikulum endoplasma
• plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas)
• vakuola (khusus tumbuhan)
[sunting] Sel prokariota
Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal sebagai dinding
sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan
dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada tumbuhan menjadi
bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan.
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Sel tumbuhan Sel hewan Sel bakteri
Sel tumbuhan lebih
Sel bakteri sangat
besar daripada sel Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
kecil.
hewan.
Mempunyai bentuk Mempunyai bentuk
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
yang tetap. yang tetap.
Mempunyai dinding Mempunyai dinding
sel [cell wall] dari Tidak mempunyai dinding sel [cell wall]. sel [cell wall] dari
selulosa. lipoprotein.
Tidak mempunyai
Mempunyai plastida. Tidak mempunyai plastida.
plastida.
Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun
Mempunyai vakuola kadang-kadang sel beberapa hewan uniseluler
Tidak mempunyai
[vacuole] atau rongga memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki
vakuola.
sel yang besar. tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah
vesikel atau [vesicle].
Menyimpan tenaga
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul)
dalam bentuk butiran -
glikogen.
(granul) pati.
Tidak Mempunyai Tidak Mempunyai
sentrosom Mempunyai sentrosom [centrosome]. sentrosom
[centrosome]. [centrosome].
Tidak memiliki
Memiliki lisosom [lysosome].
lisosom [lysosome].
Tidak memiliki
Nukleus lebih kecil
Nukleus lebih besar daripada vesikel. nukleus dalam arti
daripada vakuola.
sebenarnya.
[sunting] Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan
tanaman
Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hewan Tumbuhan
Terdapat sentriol Tidak ada sentriol
Tidak ada pembentukan dinding sel Terdapat sitokinesis dan pembentukan dinding sel
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang ada
Ada kutub animal dan vegetal
semacam epigeal dan hipogeal
Jaringan sel hewan bergerak menjadi Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang
bentuk yang berbeda berbeda
Terdapat proses gastrulasi Terdapat proses histodiferensiasi
Tidak terdapat jaringan embrionik
Meristem sebagai jaringan embrionik seumur hidup
seumur hidup
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali
Terdapat batasan pertumbuhan (ukuran
kemampuan akar dalam hal menopang berat tubuh
tubuh)
bagian atas
Apoptosis untuk perkembangan jaringan, Tidak ada "Apoptosis", yang ada lebih ke arah
melibatkan mitokondria dan caspase proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria

[sunting] Sel-sel khusus


• Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel
darah merah, terdapat hemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).
• Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
• Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler
berklorofil.
• Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan
dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam
proses transpirasi pada tumbuhan.
[sunting] Referensi
1. ^ (en)Tom Strachan, Andrew P Read (1999). Human Molecular Genetics (edisi ke-
2). Wiley-Liss. hlm. Chromosomes in cells. ISBN 1-85996-202-5.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=hmg&part=A127. Diakses pada
2010-08-09.
• Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular
Biology of The Cell. New York and London: Garland Science
Artikel atau bagian dari artikel ini diterjemahkan dari Sel (biologi) di
en.wikipedia.org. Isinya mungkin memiliki ketidakakuratan. Selain itu beberapa
bagian yang diterjemahkan kemungkinan masih memerlukan penyempurnaan.
Pengguna yang mahir dengan bahasa yang bersangkutan dipersilakan untuk
menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat)

[sunting] Pranala luar


Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Sel)

Wikibooks memiliki informasi lebih banyak:


Cell Biology

• Ixedu.com 3D Animations, Virtual Microscope, Activities, a Game and more! All


about the cells.
• The Inner Life of A Cell, a flash video showing what happens inside of a cell
• The Virtual Cell
• Cells Alive!
• Journal of Cell Biology
• A comparison of the generational and exponential growth of cell populations
• High-resolution images of brain cells
• The Biology Project > Cell Biology
• The Image & Video Library of The American Society for Cell Biology, a collection
of peer-reviewed still images, video clips and digital books that illustrate the structure,
function and biology of the cell.
• Centre of the Cell online
• Biology sites
• Molecular Biology of the Cell NCBI Books
[tampilkan]
l•b•s
Darah

[tampilkan]

Cairan tubuh

[tampilkan]

Plasma

[tampilkan]

Albumin

[tampilkan]
Protein Globulin
Seru
m Alfa

Beta

Gamm
Antibodi
a

RegulatorHormon

Lipida

Klot I " II " III " IV " V " VII " VIII " IX " X " XI " XII " XIII " Keping darah · Trombus

Sel Darah [tampilkan]

Merah

[tampilkan]

Putih

Limfosit Sel Pembantu Sel


T IL-2 · TNF-ß · IFN-γ
TH1
Sel
IL-4 · IL-5 · IL-13
TH2

Sel NK IL-4 " IFN-γ

Sel NKT

Sel T γδ

Sel T
CM

Sel T
SCM
Memori
Sel T
EM

Sel T
EMRA

CD8

CD4
CRH -GC

Sel B-1

Sel Sel B-2


B
Plasmablas Sel plasma
· IgG
Limfoblas · LAK " PIT

Basofil

· Deoksiribonuklease · Eosinofil peroksidase ·


Eosinofil
Histamin · Lipase · Plasminogen · Ribonuklease

Mielosit
Granulosi
t Metamielosit

Neutrofil Neutrofil
band

Neutrofil
segmen
Histiosit " Sel Kupffer " Alveolar " Pleural "
Normal
Peritoneal " Langerhans's cell
Makrofaga
Radang

Mieloid
Monosit
Plasmasitoid
DC
Sel DC AP IL-12

FDC
· Langerin

Makrofaga " Neutrofil " Sel biang : Heparin


Pro
· Histamin · Sitokina
Fagosit
Endosit Eritrosit " Fibroblas " Limfosit " Sel
Nonpro
endotelial " Sel epitelial

PinositositDC

Punca Mesenchimal " Progenitor

Endotelial

Hati Hepatosit " Ito


Astrocit : Demosterol · Kolesterol · Latosterol · Vesikel

Lihat pula : Asam amino " Hormon " Enzim


Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi)"
Kategori: Darah | Biologi sel | Biologi | Hematologi | Sistem limfatik
Kategori tersembunyi: Artikel yang diterjemahkan secara kasar
Peralatan pribadi
• Fitur baru
• Masuk log / buat akun
Ruang nama
• Halaman
• Pembicaraan
Varian
Tampilan
• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu
Tindakan
• ↑
Cari
Top of Form
Istimew a:Pencari

Bottom of Form
Navigasi
• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang
Komunitas
• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan
Wikipedia
• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang
Cetak/ekspor
• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak
Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini
Bahasa lain
• Afrikaans
• Aragonés
• Ænglisc
• ‫العربية‬
• ‫مصرى‬
• Azərbaycanca
• Žemaitėška
• Беларуская
• Беларуская (тарашкевіца)
• Български
• বাংলা
• Brezhoneg
• Bosanski
• Català
• Soranî / ‫کوردی‬
• Česky
• Cymraeg
• Dansk
• Deutsch
• Ελληνικά
• English
• Esperanto
• Español
• Eesti
• Euskara
• Estremeñu
• ‫فارسی‬
• Suomi
• Føroyskt
• Français
• Gaeilge
• Galego
• Gaelg
• ‫עברית‬
• िहनदी
• Hrvatski
• Kreyòl ayisyen
• Magyar
• Հայերեն
• Interlingua
• Ido
• Íslenska
• Italiano
• 日本語
• Lojban
• Basa Jawa
• ქართული
• Қазақша
• ಕನನಡ
• 한국어
• Kurdî
• Latina
• Лакку
• Lietuvių
• Latviešu
• Олык Марий
• Македонски
• മലയാളം
• Монгол
• Bahasa Melayu
• မမမမမမမမမမ
• Nederlands
• Norsk (nynorsk)
• Norsk (bokmål)
• Nouormand
• Occitan
• Kapampangan
• Polski
• ‫پنجابی‬
• Português
• Runa Simi
• Română
• Русский
• Саха тыла
• Srpskohrvatski / Српскохрватски
• සිංහල
• Simple English
• Slovenčina
• Slovenščina
• Soomaaliga
• Shqip
• Српски / Srpski
• Seeltersk
• Basa Sunda
• Svenska
• Kiswahili
• தமிழ்
• తలుగు
• ไทย
• Tagalog
• Türkçe
• Татарча/Tatarça
• Українська
• ‫اردو‬
• O'zbek
• Vèneto
• Tiếng Việt
• Winaray
• ‫יִידיש‬
• Yorùbá
• 中文
• Bân-lâm-gú
• 粵語
• Halaman ini terakhir diubah pada 13:11, 17 Oktober 2010.

Anda mungkin juga menyukai