Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH :
BEKASI
2010
FORMAT IDENTITAS DAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS VII.6 SMP NEGERI 25 KOTA BEKASI
PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR SATU
VARIABEL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE KELUARGA BAHAGIA ( KB )
Heri Widodo, S.Pd, M.Pd Juli Juliati Surjani, S.Pd Riyadi Bangun Bawono, S.Pd
NIP. 19720305 199903 1 002 NIP. 19700714 200003 2 003 NIP. 19780905 200604 1 012
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 25
Kota Bekasi
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Mengetahui :
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas
Kota Bekasi
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah prestasi belajar matematika siswa kelas VII.6
SMP Negeri 25 Kota Bekasi pada pokok bahasan persamaan linear satu variabel dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif Tipe Keluarga Bahagia (KB) ?
D. Pemecahan Masalah
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya prestasi belajar
matematika siswa kelas VII.6 SMP Negeri 25 Kota Bekasi pada pokok bahasan
persamaan linear satu variabel akan dilakukan proses belajar mengajar dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Keluarga Bahagia (KB).
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka
tujuan dari penelitian ini adalah : meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas
VII.6 SMP Negeri 25 Kota Bekasi pada pokok bahasan persamaan linear satu variabel
dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif Tipe Keluarga Bahagia (KB).
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagi guru:
Dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran matematika di kelas,
sehingga materi pelajaran matematika yang dianggap sulit bagi siswa dapat dipahami
lebih muda oleh siswa.
2. Bagi siswa:
Dapat meningkatkan prestasi belajar matematikanya, khususnya pada pokok bahasan
persamaan linear satu variabel.
3. Bagi sekolah:
Sebagai masukkan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada
khususnya.
G. Kajian Pustaka
1. Proses Belajar Mengajar Matematika
Belajar dan Mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda tetapi antara
keduanya terdapat keterkaitan yang saling mempengaruhi dan menunjang satu sama
lain dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk memperoleh pengertian yang
obyektif tentang proses belajar mengajar matematika maka perlu lebih dahulu
dikemukakan mengenai proses belajar mengajar itu sendiri, khususnya pengertian
belajar dan mengajar secara umum.
Winkel (1991: 36) mengemukakan belajar adalah suatu aktifitas mentalis
psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.
Menurut Cronbach, Harold Spears dan Geoch yang dikutip dan diterjemahkan
oleh Tabrani Rusyan A, et al (1994 : 34) “ belajar itu senantiasa merupakan
perubahan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan sebagainya”. Sedangkan menurut Burton W.H, seperti
yang dikutip dan diterjemahkan oleh Tabrani Rusyan A, et al (1994 : 34) dalam
bukunya “The Guidance of Learning” menyatakan “belajar adalah perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu dengan individu, individu
dengan lingkungannya yang berupa aspek pengetahuan, sikap dan keterampilannya”.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
adanya interaksi individu, individu dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku
itu berupa aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Purwoto (1997 : 24) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang
berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, atau dari tahu menjadi lebih tahu,
dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap
belum baik menjadi baik, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan
seterusnta”.
Selanjutnya Hamalik (2003: 27) mendefinisikan belajar sebagai: (1)
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengakuan, (2) suatu proses
perubahan tingkahlaku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut Hutabarak (1995: 11) dalam Fathurrahman (2001 : 55) belajar adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kemampuan, kebiasaan,
keterampilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara individu dengan
lingkungannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu yang mengakibatkan bertambahnya
pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang diperoleh melalui interaksi individu
dengan lingkungannya.
Selanjutnya, mengajar didefinisikan oleh Engkoswara (1998: 1) sebagai suatu
upaya menanamkan sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan dasar dari
seseorang yang telah mengetahui dan menguasainya kepada seseorang. Sedangkan
Roestiyah (1994: 44) mengatakan bahwa mengajar adalah proses interaksi siswa
dengan siswa dan konsultasi guru dan guru bertindak selaku organisator belajar siswa
sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
Hudoyo (1988: 5) mendefinisikan belajar sebagai suatu kegiatan dimana
pengajar menyampaikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kepada peserta
didik.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki serta menanamkan sikap dan nilai-nilai kepada peserta didik dan
menciptakan kondisi belajar bagi sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara
optimal.
Berdasarkan definisi belajar dan mengajar di atas dapat dikatakan bahwa
kegiatan belajar dan mengajar mempunyai keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Belajar merupakan proses perubahan, sedangkan mengajar merupakan
proses pengaturan agar perubahan itu terjadi.
Berkaitan dengan proses belajar mengajar matematika, harus memperhatikan
karakteristik matematika. Sumarmo (2002: 2) mengemukakan beberapa karakteristik
matematika yaitu materi matematika menekankan penalaran yang bersifat deduktif,
materi matematika bersifat hirarkis dan terstruktur. Sedangkan menurut Hudoyo
(1988: 3) pelajaran matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, sehingga
pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi dibutuhkan ketekunan,
keuletan, perhatian dan motivasi yang tinggi untuk dapat memahami materi pelajaran
matematika.
Menurut Gagne dalam Russefendi (1979: 138) dalam belajar matematika ada
dua aspek yang dapat dipahami siswa, objek langsung dan objek tidak langsung.
Objek langsung antara lain fakta, keterampilan, konsep dan aturan, sedangkan objek
tidak langsung antara lain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah,
mandiri (belajar, bekerja dan lain-lain), bersikap positif terhadap matematika.
Jadi, belajar matematika itu bertujuan untuk: (1) melatih cara berpikir dan bernalar;
(2) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah “dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Keluarga Bahagia,
prestasi belajar matematika siswa kelas VII.6 SMP Negeri 25 Kota Bekasi pada
pokok bahasan persamaan linear satu variabel dapat ditingkatkan”.
3. Definisi Operasional
1. Prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah
mempelajari materi matematika pada pokok bahasan Persamaan Linear Satu
Variabel dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan tes.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Keluarga Bahagia (KB) adalah suatu model
pembelajaran yang mengutamakan peran aktif semua anggota kelompok/tim
dalam menemukan suatu penyelesaian masalah, sehingga ketika wakil dari setiap
kelompok melakukan permainan pengacakan kartu untuk menulis nomor soal dan
melakukan pertandingan/turnamen melalui presentasi jawaban dari soal yang
dipilih, wakil dari setiap kelompok tersebut dapat memberikan skor maksimal
bagi kelompoknya.
5. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 3 (tiga) siklus,
dengan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada
faktor-faktor yang diselidiki.
Adapun pelaksanaan tindakan tersebut mengikuti prosedur penelitian tindakan
kelas berikut, yaitu (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan pelaksanaan;
(3) observasi dan evaluasi; (4) refleksi.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Membuat lembar observasi, untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas
ketika model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament
diaplikasikan.
3) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa
lebih memahami materi pelajaran yang diajarkan.
4) Membuat alat evaluasi untuk melihat apabila prestasi belajar met siswa
dengan menggunakan model pembelajaran yang diterapkan dapat
ditingkatkan.
5) Membuat jurnal, untuk mengetahui refleksi diri.
b. Pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
c. Observasi dan evaluasi, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan serta melakukan evaluasi.
d. Refleksi, pada tahap ini hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi
sebelumnya dikumpulkan dan dianalisis. Kemudian dari hasil tersebut akan dilihat
apakah telah memenuhi target, maka penelitian akan dilanjutkan paad siklus
berikutnya dan kelemahan-kelemahan/kekurangan-kekurangan yang terjadi pada
siklus sebelumnya akan diperbaiki pad siklus berikutnya.
Pada penelitian ini penulis berencana melaksanakan prosedur penelitian
sebanyak 3 (tiga) siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan. Jumlah
pertemuan ini disesuaikan dengan kepadatan materi yang ada.
Materi-materi pelajaran pada pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel
setiap siklus dapat dirinci sebagai berikut:
• Siklus I
Pertemuan 1
Pokok Bahasan : Persamaan Linear Satu Variabel
Sub Pokok Bahasan : a. Kalimat Benar dan Kalimat Salah
b. Kalimat Terbuka
c. Himpunan Kalimat Terbuka
Pertemuan 2
Pokok Bahasan : Persamaan Linear Satu Variabel
Sub Pokok Bahasan : Berbagai Bentuk Persamaan Linear Satu Variabel
• Siklus II
Pertemuan 1
Pokok Bahasan : Persamaan Linear Satu Variabel
Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabe
b. Bentuk Setara Persamaan Linear Satu Variabel
Pertemuan 2
Pokok Bahasan : Persamaan Linear Satu Variabel
Sub Pokok Bahasan : Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel dengan
cara Substitusi
• Siklus III
Pertemuan 1
Pokok Bahasan : Persamaan Linear Satu Variabel
Sub Pokok Bahasan : a. Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel Dengan
Cara Menambahkan Atau Mengurangi Kedua
Persamaan Dengan Bilangan Yang Sama
b. Penyelesaian Persamaan Linear Satu Variabel dengan
cara mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan
dengan nilai yang sama
Pertemuan 2
Pokok Bahasan : Persamaan Linear Satu Variabel
Sub Pokok Bahasan : Menyelesaikan soal-soal cerita
7. Indikator kinerja
Sebagai indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah jika
minimal 80% siswa telah memperoleh nilai ≥ 65 (ketentuan dari sekolah).
Seorang siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar secara individu apabila
siswa tersebut telah mencapai ketentuan belajar secara individual apabila siswa
tersebut telah mendapat nilai ≥ 65 (ketentuan dari sekolah).
Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa sesuai tujuan akhir penelitian ini
yaitu dikelompokkan ke dalam 5 kategori, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Tingkat keberhasilan belajar siswa yang hasil belajarnya diatas KKM dalam %
( > 81%) : sangat tinggi
(61 – 80%) : tinggi
(41 – 60%) : sedang
(21 – 40%) : rendah
( < 20%) : sangat rendah
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Rincian
No Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)
Pengeluaran
1 Upah Pelaksanaan : (Orang x Jam x Rp)
a. Penulis 1 x 20 x 15.000 300.000
b. Observer 2 x 20 x 5.000 200.000 500.000
3 Biaya Pembuatan Instrumen : (Paket x Rp)
a. Penggandaan Skala Sikap 50 x 10 x 150 75.000
b. Rencana Pembelajaran 10 x 30 x 150 45.000 120.000
4 Biaya Pengumpulan Data (Orang x Jam x Rp)
Pengolahan Data 1 x 20 x 10.000 200.000 200.000
5 Penulisan Laporan (Jumlah x Rp)
1 x 50.000 50.000
Penggandaan Laporan (Exp x Rp)
4 x 50.000 200.000 250.000
6 Biaya Seminar Lokal (Orang x Rp)
Transport Lokal Personalia 1 x 25.000 25.000
Konsumsi 1 x 15.000 15.000
Nara Sumber 1 x 100.000 100.000 140.000
7 Lain-lain (Satuan x Rp)
2 rim Kertas HVS 2 x 60.000 120.000
1 lusin bolpoin 1 x 50.000 50.000
1 pak spidol witheboard 1 x 80.000 80.000 250.000
8 Transport (Orang x Rp)
Studi awal 1 x 25.000 25.000
Konsumsi studi awal 1 x 15.000 15.000 40.000
Jumlah Anggaran 1.500.000
Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah.
DAFTAR PUSTAKA
Adiawan, M, Cholik dan Sugiono, 2003. Matematika Untuk SLTP Kelas 2. Jakarta:
Erlangga.
Allyn dan Bacon, 1999. Coperatif Learning Theory Rosearch Practice.
(Onlinb. www,Google Com. Kooperatif. Diaskes 3 Februari 2006).
Engkoswara, 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Hartadji, Nursyafi’i, 2001. Pengembangan dan Uji Coba Perangkat CTL. Jakarta :
Depdiknas.
Hudoyo, Herman, 1988. Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : P2 LPTK.
Ibrahim, M. Dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya : University Perss.
Ismail, 2002. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.
Kusrini, dkk, 2003. Matematika Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kelas I. Jakarta :
Depdiknas.
Nur, Muhamad dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press
UNESA.
Pupuh Fathurrahman, 2001. Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Tunas Nusantara.
Purwoto, 1997. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta : UNS Press.
Rahardi, Moersetyo. Penerapan Model Belajar Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament Dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah Umum Conline,
www Google. Com (Http:// TGT.Com).
Roestiyah, N. K, 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Rineka
Cipta.
Russefendi, E. T, 1979. Pengajaran Matematika Modern. Bandung : Tarsito.
Tabrani Rusyan A., Atang Kusdinar, Zainal Arifin, 1994. Pendekatan Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Remaja Karya.
Sugiyono, 1998. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alvabeta
Sumarmo,U (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi . Makalah pada Seminar Matematika Tingkat Nasional.
Bandung
Wartono, dkk. 2004. Materi Penelitian Terintegrasi Sains. Jakarta : Depdiknas.
Winkel, W. S, 1991, Psikologi Pendidikan, Bandung : Alumni.
WJS. Poerwadharminta. 1984. Kamus Lengkap. Bandung : Angkasa Offset.