NIM : 023.07.0086
JUST IN TIME
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan
biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis
pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan
produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran
dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen
dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan
kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang
kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan sistem
kanban
Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang
diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas
yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin
nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan
cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat,
dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
Dalam system Just In Time (JIT), aliran kerja dikendalikan oleh operasi berikut , dimana setiap stasiun
kerja (work station) menarik output dari stasiun kerja sebelumnya sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan kenyataan ini, sering kali JIT disebut sebagai Pull System (system tarik).
Dalam Sistem Dorong, yang merupakan sistem yang umum digunakan oleh industri manufaktur,
perpindahan material dan pembuatan produk dilakukan dengan cara mendorong material dari satu
proses ke proses berikutnya dengan dimulai dari proses paling awal menuju ke proses paling akhir.
Sekali beroperasi, maka pekerjaan akan mengalir terus dari satu proses ke proses berikutnya tanpa
mempertimbangkan bagaimana dan apa yang akan terjadi pada proses paling akhir.
Sistem Tarik adalah suatu sistem pengendalian produksi dimana proses paling akhir dijadikan sebagai
titik awal produksi. Dengan demikian rencana produksi yang dikehendaki, dengan jumlah dan tanggal
yang telah ditentukan, diberikan kepada proses paling akhir. Dalam Sistem Tarik, proses sesudah akan
meminta atau menarik material dari proses sebelum dengan berdasarkan pada kebutuhan aktual dari
proses sesudah. Dalam hal ini proses sebelum tidak boleh memproduksi dan mendorong atau
memberikan komponen kepada proses sesudah sebelum ada permintaan dari proses sesudah. Dengan
cara ini rencana proses produksi akan berjalan dari departemen produksi akhir ke departemen produksi
paling awal.
a. Persediaan Rendah
b. Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
c. Filosofi TQC (Total Quality Control)
JIT TRADISIONAL
Proyek merupakan gabungan seperti sumber daya manusia, material, machine dan
modal/biaya dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai tujuan dalam sasaran
dan tujuan. Sifat dari suatu proyek adalah bersifat sementara dan dalam kurun waktu yang
dibatasi. Suatu proyek biasanya terjadi karena suatu keperluan yang mendesak karena tuntutan
pengembangan dari suatu lokasi tertentu.
Jenis proyek dalam buku ini dikelompokkan berdasarkan komponen kegiatan utama dan hasil
akhirnya, yaitu :
1. Proyek konstruksi. Hasilnya berupa pembangunan jembatan, gedung, jalan raya, dsb.
2. Proyek Industri Manufaktur. Kegiatannya mulai dari merancang hingga terciptanya
suatu produk baru.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan . Melakukan penelitian dan pengembangan
hingga tercuptanya sebuah produk tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan suatu produk, pelayanan atau suatu metode tertentu.
4. Proyek Padat modal. Suatu proyek yang memerlukan modal yang besar. Misalnya
pembebasan tanah, pembelian dan pengadaan suatu barang, pembangunan suatu
fasilitas produksi dsb.
5. Proyek Pengembangan Produk Baru. Merupakan gabungan dari proyek penelitian dan
pengembangan dengan proyek padat modal.
6. Proyek Pelayanan Manajemen. Berhubungan dengan fasilitas nonfisik atau jasa dari
perusahaan. Misalnya pengembangan sistem informasi perusahaan, Peningkatan
produktivitas dari karyawan, dsb.
7. Proyek Infrastruktur. Penyediaan kebutuhan masyarakat luas dalam hal prasarana
transportasi, Waduk, pembangkit listrik, instalasi telekomunikasi dan penyediaan
sumber air minum.
Definisi dari manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan,
cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan
keselamatan kerja. Dalam manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang baik dan terarah
karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa
tercapai. Yang perlu dikelola dalam area manajemen proyek yaitu biaya, mutu, waktu,
kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.
Ada tiga garis besar yang dibahas dalam buku ini untuk menciptakan berlangsungnya sebuah
proyek, yaitu :
1. Perencanaan
Untuk mencapai tujuan, sebuah proyek perlu suatu perencanaan yang matang. Yaitu
dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan
segala program teknis dan administrasi agar dapat diimplementasikan.Tujuannya agar
memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya
dan keselamatan kerja. Perencanaan proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan,
rekayasa nilai, perencanaan area manajemen proyek (biaya, mutu, waktu, kesehatan
dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.).
2. Penjadwalan
3. Pengendalian Proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu proyek. Tujuan utama dari utamanya
yaitu meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya
proyek. Tujuan dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya, waktu , mutu dan
keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan yang dilakukan
dalam proses pengendalian yaitu berupa pengawasan, pemeriksaan, koreksi yang
dilakukan selama proses implementasi.
Perencanaan Agregat
Strategi perencanaan dalam tahapan Perencanaan dan Pengendalian Produksi yang bermuara pada
perencanaan kapasitas yang optimal. Proses agregasi (aggregation) ialah pengelompokan beberapa
jenis item menjadi product family. Proses disagregasi (disaggregation) adalah proses derivasi product
family menjadi item
Disaggregat Planning
Disagregasi dilakukan untuk menyusun jadwal induk produksi (MPS – Master Production Schedule)
Setelah diketahui jadwal produksi agregatnya.
Metode disagregasi
Persentase.
Bitran dan Hax.
Hax dan Meal.