Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2007
Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2007
TENTANG
11
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Nomor 2831);
12
untuk yang kedua kalinya dengan Peraturan
Pemerintah
Nomor 75 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 141, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4154);
13
Belitung Tahun 2002 Nomor 15 Seri D, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Nomor 14);
14. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Nomor 28 Tahun 2002 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2002 Nomor 1 Seri C);
15. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kawasan
Lindung dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2003 Nomor 8 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Nomor 24);
14
6. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
7. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota dalam
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
8. Usaha pertambangan umum adalah segala
kegiatan pertambangan selain minyak dan gas
bumi yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
eksploitasi, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan.
9. Kuasa pertambangan selanjutnya disebut KP
adalah wewenang yang diberikan kepada
badan/perorangan untuk melaksanakan usaha
pertambangan.
10. Penyelidikan umum adalah tahapan usaha
pertambangan yang meliputi penyelidikan secara
geologi umum, geofisika di darat, perairan dan dari
udara, segala sesuatu dengan maksud untuk
membuat peta geologi umum atau menetapkan
tanda-tanda adanya bahan galian.
11. Eksplorasi adalah usaha pertambangan yang
meliputi segala kegiatan penyelidikan geologi dan
kegiatan awal pertambangan yang tujuannya untuk
mencari dan menemukan serta menetapkan lebih
teliti dan seksama, potensi sumber daya alam,
sifat, letakan, dimensi, prospeksi cadangan sumber
daya alam dan kegunaan bahan galian.
12. Eksploitasi adalah usaha pertambangan dengan
maksud untuk menghasilkan dan memproduksi
bahan galian tambang dan memanfaatkannya.
13. Pengolahan dan Pemurnian adalah kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu bahan galian
tambang serta untuk memanfaatkannya dan
memperoleh unsur-unsur atau mineral yang
terkandung dalam bahan galian.
14. Pengangkutan adalah segala usaha untuk
pemindahan bahan galian dari wilayah
pertambangan atau dari wilayah pengolahan dan
pemurnian bahan galian ke tempat lain.
15. Penjualan adalah segala kegiatan usaha penjualan
bahan galian dan hasil pengolahan/pemurnian
bahan galian.
16. Iuran eksplorasi dan eksploitasi (royalti) adalah
iuran produksi pemegang kuasa usaha
15
pertambagan atas hasil dari kesempatan eksplorasi
atau eksploitasi.
17. Pabrik peleburan bijih timah adalah Pabrik yang
mengolah bijih timah menjadi logam timah.
18. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang
selanjutnya disebut AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
Pasal 2
Pasal 3
16
(1) Sebelum pabrik melakukan kegiatan peleburan,
terlebih dahulu harus mendapat Izin Operasional
pabrik dari Gubernur c.q. Kepala Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Bagian Pertama
Peralatan Pabrik
Pasal 5
17
limbah cair dan limbah padat yang standar sesuai
dengan peraturan berlaku.
Bagian Kedua
Pengoperasian
Pasal 6
(1) Bijih timah yang dilebur harus berasal dari Kuasa
Pertambangan Eksploitasi milik sendiri dan atau
berasal dari Kuasa Pertambangan Eksploitasi milik
badan usaha/perorangan yang telah melakukan
perjanjian kerjasama jual-beli bijih timah dengan
pemilik pabrik atau sumber lainnya yang sah.
(2) Bijih timah yang dilebur, baik yang berasal dari
Kuasa Pertambangan Eksploitasi milik sendiri
maupun yang berasal dari Kuasa Pertambangan
Eksploitasi milik badan usaha/perorangan yang
telah melakukan perjanjian kerjasama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
dilengkapi dengan dokumen asal usul bijih timah
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
dimana bijih timah berasal.
(3) Dalam proses pengoperasian pabrik harus
memperhatikan, mematuhi dan memenuhi aspek
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta
Lingkungan Hidup (K3LH).
Bagian Ketiga
Kualitas Produksi
Pasal 7
Bagian Keempat
Kewajiban Keuangan
Pasal 8
18
(1) Bijih timah yang akan dilebur oleh pabrik
dikenakan royalti yang besarannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
(2) Royalti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperhitungkan dari logam timah yang dihasilkan.
(3) Besaran royalti yang harus dibayar pemilik pabrik
diperhitungkan dari logam timah yang dijual dan
disetor ke kas daerah provinsi serta harus dilunasi
sebelum pelaksanaan pengapalan untuk dijual.
(4) Penjualan logam timah dengan pihak luar negeri
menggunakan Letter of Credit (L/C).
(5) Keterlambatan pembayaran royalti dikenai denda 2
% (dua persen) setiap bulan dan keterlambatan
kurang dari 1 (satu) bulan dihitung 1 (satu) bulan
penuh.
BAB V
PENGAWASAN
Pasal 9
(1)
Dalam rangka operasional pabrik, Gubernur
menugaskan Dinas teknis dan atau Tim untuk
melakukan pengawasan.
(2)
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi asal usul bijih timah yang dilebur, kondisi
pabrik, kelengkapan dan standarisasi peralatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), proses
pengelolaan lingkungan dan lain-lain berkaitan
dengan operasionalisasi pabrik.
(3)
Pengawasan dilakukan secara periodik setiap 3 (tiga)
bulan dan sewaktu-waktu dapat dilakukan
bilamana dianggap perlu.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
19
Pasal 12
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal 22 Januari 2007
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG,
dto
A. HUDARNI RANI
Diundangkan di Pangkalpinang
pada tanggal 22 Januari 2007
dto
SUHAIMI M. AMIN
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2007 NOMOR 1 SERI E
20
FORMAT PERMOHONAN PENGAJ U
BIJ IH TIMAH M
(KOP
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Hal : Permohonan Izin Ope
SU R AT P E R N Y AT AA N KE S AN G GU PA N
1. Asal bij ih timah yang d ileb ur d ari Ku asa P ertamb an gan E ksploitasi m ilik se nd iri dan ata u d ari
Ku asa P ertam ban ga n Eks ploitasi milik b adan u sah a/ peroran gan yan g telah dila ku kan
perj anjian kerj asama ju -bal eli bijih timah d en gan p eru sahaa n kami atau s umb er lain n ya
yan g sah .
2. Asp ek Keselamatan dan Keseh ata n Kerj a s erta Ling ku nga n H id up (K3LH ).
3. Ku alitas log am timah yan g dih asilka n min im al 99,85 % S n danmemiliki m erk dag an g tra
( de
bran ded) asal I ndon esia ya ng diakui di pasar intern asio n al.
4. Kew ajiba n m embaya r royalti yan g b esarannya sesu ai d en gan p era turan yang b erlaku d an
dip erhitu ng kan dari logam timah serta h aru s d ilu nasi se belum p ela ksanaan pen g apalan
u n tuk dijual.
5. Pen g gu naan fasilitasLetter of Cred it( L/ C) dalam pen j ua lan lo ga m tima h den gan p ih ak lu ar
n egeri.
6. Pen g en aan d en da 2 %(d u a p erse n) setiap bu lan a tas keterlamba tan pembayaran royalti
dan keterlamba tan ku rang dari 1 (satu ) b u lan d ih itu n g 1 tu)
(sab u lan pen u h.
A tas pelaksan aan pern ya taan kes an ggu p an yan g kami samp aikan, kam i b ersed ia un tu k
d ila ku kan peme riksaan oleh T im / petu g as yan g d itunj u k o leh peja bat yan g d itug askan oleh
G u bern ur Kepu lau an B angka Belitung . Apa bila kami tida k dapat m elaakan
ksan kew ajiban
s ebag aiman a di atas kami b ers edia u ntu k d itin j au kemb ali/ dicab u t izin o perasion aln ya.
GU B ER N U R
K EPU LAU AN B AN GK A B E LI T UN G,
A. HU D AR N I R A NI
22
LAMPI RAN I I I
PERATU RAN GUBERN UR KEPULAUAN BAN GKA BE LI TUN G
NO MO R TAHUN 2007
T AN GGAL J ANUARI 2007
( KO P D I N A S PE R T AM B AN G AN D AN EN E R G I
P R O VI NS I EPU LAU AN BA N G K A B E LI T UN G )
K EP U T US AN KE PAL A D I N AS PE R TA M B AN G AN D A N EN E R GI
PR O V I N S I KEPU L AU AN B AN G K A B EL I T UN G
N O M O R : 5 44 .1/ / D PE/ 2 00 7
TE NT AN G
K EPA L A D I N A S P ER T AM BA N GA N D AN EN ER G I
PR O VI N SI K E PUL A UAN BA N G KA B EL I TUN ,G
LAMPIRAN III
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
23
NOMOR TAHUN 2007
TANGGAL JANUARI 2007
BENTUK DAN FORMAT PEMBERIAN IZIN OPERASIONAL PABRIK YANG MENGOLAH BIJIH TIMAH
MENJADI LOGAM TIMAH (SMELTER)
TENTANG
Menimbang : a. bahwa setelah dilakukan evaluasi terhadap surat Permohonan yang diajukan oleh
…………… Nomor : ……………… tanggal ……………………… hal Permohonan Izin
Operasional, pada prinsipnya telah memenuhi kelayakan operasional pabrik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. bahwa untuk memenuhi kelayakan operasional sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu diberikan izin operasional pabrik yang mengolah bijih timah menjadi
logam timah (smelter) yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;
24
Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4314);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
13. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 13 Tahun 2002
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2002 Nomor 15 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 14);
14. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 28 Tahun 2002
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002 Nomor 1 Seri
C);
15. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 3 Tahun 2003
tentang Kawasan Lindung dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2003 Nomor 8 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 24);
16. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 3 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Usaha Pertambangan Umum (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2004 Nomor 2 Seri C, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 28);
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Memberikan izin operasional pabrik yang mengolah bijih timah menjadi logam timah
(smelter) kepada :
a. Nama Perusahaan : …………………………………………
b. Nama Direktur : …………………………………………
c. Alamat Perusahaan : …………………………………………
d. Lokasi Pabrik : …………………………………………
e. Kapasitas Tanur : …………………………………………
KEDUA : Izin operasional pabrik sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA diberikan untuk
jangka waktu ...... (...........) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya keputusan ini
sampai dengan ...................
KETIGA : Kepada pemegang izin sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA, diwajibkan untuk
memenuhi ketentuan-ketentuan yang meliputi :
a. asal bijih timah yang dilebur dari Kuasa Pertambangan Eksploitasi milik sendiri
dan atau dari Kuasa Pertambangan Eksploitasi milik badan usaha/ perorangan
yang telah dilakukan perjanjian kerjasama jual-beli bijih timah dengan perusahaan
kami atau sumber lainnya yang sah;
b. aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup (K3LH);
c. Kualitas logam timah yang dihasilkan minimal 99,85 % Sn dan memiliki merk
dagang (trade branded) asal Indonesia yang diakui di pasar internasional;
d. membayar royalti yang besarannya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
diperhitungkan dari logam timah serta harus dilunasi sebelum pelaksanaan
pengapalan untuk dijual;
e. menggunakan fasilitas Letter of Credit (L/C) dalam penjualan logam timah dengan
pihak luar negeri;
f. dikenakan denda 2 % setiap bulan atas keterlambatan pembayaran royalti dan
keterlambatan kurang dari 1 (satu) bulan dihitung 1 (satu) bulan penuh;
g. apabila wilayah Kuasa Pertambangan Pengolahan dan Pemurnian merupakan
kawasan hutan atau terdapat hak atas tanah lainnya, maka sebelum dilaksanakan
kegiatan Pertambangan Pengolahan dan Pemurnian dimaksud harus dipenuhi
terlebih dahulu kewajiban untuk pengguna kawasan tersebut sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
h. atas pelaksanaan kewajiban ini, perusahaan dapat dilakukan pemeriksaan oleh
Tim/petugas yang ditunjuk oleh pejabat yang ditugaskan oleh Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung.
KEEMPAT : Izin operasional pabrik yang mengolah bijih timah menjadi logam timah (smelter) ini
dapat dibatalkan dengan sendirinya apabila :
a. adanya pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku;
b. syarat-syarat diktum KETIGA izin operasional pabrik yang mengolah bijih timah
menjadi logam timah (smelter)ini tidak dipenuhi/dipatuhi;
c. atas permintaan pemilik tanah atau pihak ketiga, jika pekerjaan dimulai sebelum
membayar sejumlah ganti rugi/sebelum diberikan jaminan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
25
d. terjadi perubahan/pemindahan subjek dan objek tanpa persetujuan Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung Cq. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung;
e. adanya pelanggaran teknis yang dipandang dapat membahayakan lingkungan
hidup;
f. dipindahtangankan/dijualbelikan kepada pihak lain tanpa persetujuan Gubernur
Kepulauan Bangka Belitung Cq. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
KELIMA : Permohonan perpanjangan izin operasional pabrik yang mengolah bijih timah
menjadi logam timah (smelter) ini diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sebelum berakhirnya masa berlaku Kuasa Pertambangan Pengolahan dan
Pemurnian.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka akan
diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal .................................
NAMA JELAS
Pangkat
NIP
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
dto
A. HUDARNI RANI
26