Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Made S. Pambudi, MN
Tulisan berikut berisikan tentang jenis-jenis spesimen, alasan pemeriksaan tiap spesimen,
dan cara pengambilan spesimen serta tanggungjawab perawat dalam pemeriksaan
spesimen. Spesimen yang diperiksa adalah urin, feses, sputum dan wound drainage.
Dalam tulisan ini juga terdapat berbeberapa tugas yang harus diselesaikan oleh
mahasiswa.
Salah satu kontribusi perawat dalam pengkajian status kesehatan adalah mengambil
spesimen dan cairan tubuh untuk pemeriksaan. Pemeriksaan spesimen biasanya dilakukan
minimal satu kali pada tiap klien rawat. Tujuan pemeriksaan spesimen adalah
menetapkan diagnosa masalah dan menilai respon klien terhadap terapi yang telah
dijalani.
Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan hal-hal berikut:
1. defekasi pada bedpan yang bersih
2. bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau darah
menstruasi
3. jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan
Dalam pengambilan spesimen gunakan sarung tangan bersih, jumlah feses tergantung
pemeriksaan, umumnya 2,5cm untuk feses padat atau 15-30mL untuk cair. Untuk kultur,
gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam kantung steril. Segera kirim spesimen
ke lab untuk segera diperiksa.
Cara pengambilan umumnya di pagi hari, saat bangun tidur klien mengeluarkan sputum
yang diakumulasi sejak semalam. Bila klien tidak dapat batuk, kadangkala diperlukan
suksion faringeal. Langkah sebagai berikut:
1. lakukan perawatan mulut
2. minta klien untuk napas dalam lalu batuk. Diperlukan sputum sebanyak 15-30mL
3. lakukan kembali perawatan mulut.
Kultur Tenggorokan
Kultur tenggorokan dilakukan dengan menggunakan swab dengan mengambil bahan dari
mukosa yang ada di orofaring dan tonsil. Kultur dilakukan untuk melihat mikoorganisme
penyebab penyakit. Dalam melakukannya perawat menggunakan sarung tangan bersih,
lalu ambil bahan pada daerah tonsil dan orofaring yang berisi eksudat dan berwarna
kemarahan. Kadangkala timbul refleks gag, untuk mencegahnya saat pemeriksaan posisi
klien duduk dan minta klien membuka mulut seraya berkata “ah” lalu kerjakan tindakan
dengan cepat.