Anda di halaman 1dari 6

SISTEM USAHA TANI TERINTEGRASI

TANAMAN-TERNAK SEBAGAI RESPONS PETANI


TERHADAP FAKTOR RISIKO
Tjeppy D. Soedjana

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran Kav. E. 59, Bogor 16151

ABSTRAK
Sistem usaha tani terintegrasi antara tanaman dan ternak telah lama dilakukan oleh rumah tangga petani di
Indonesia, terutama di pedesaan. Umumnya rumah tangga petani menggunakan persediaan makanannya untuk
mencukupi konsumsi sendiri dan selebihnya dijual. Karakteristik yang dijumpai pada petani tersebut adalah melakukan
usaha tani campuran dalam upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko. Ada empat
model penerapan sistem usaha tani campuran, yaitu: 1) sistem yang dipraktekkan secara alami dan turun-temurun
oleh petani setempat, 2) sistem usaha tani tanpa melibatkan ternak, 3) sistem usaha tani ternak, dan 4) sistem
usaha yang berbasis pada sumber daya lahan, tenaga kerja, dan modal. Masing-masing sistem usaha tani tersebut
memiliki risiko dan ketidakpastian usaha di masa yang akan datang. Beberapa risiko mendasar pada sistem usaha
tani adalah risiko produksi, risiko usaha dan finansial, serta risiko kerusakan. Dari risiko mendasar tersebut, dengan
menggunakan perhitungan sistem fungsional, usaha tani terintegrasi tanaman-ternak mempunyai peluang risiko
yang minimal.
Kata kunci: Usaha tani terintegrasi, sistem usaha, analisis risiko

ABSTRACT
Integrated farming system between crops and animals as a response for risk factors

Integrated farming system between crops and animals has been practiced for along time by the farmers in
Indonesia, especially in the villages. Most of the farmers use their crop production only for self-sufficiency in their
daily living, but if the products are over it will be sold. Most of farming system is mix farming, which is conducted
to obtain maximum benefit. The application of integrated farming system was reported in four models, such as: 1)
the system which is naturally originated from farmers' heritage in the local area, 2) the system which is only crops
without animals involved, 3) mix-farming system between crops and animals, and 4) the system which is basically
from natural resources, man power, and fund. These four farming systems have risks for loss of benefits and
uncertainty of income. Some principal risks in these farming systems include production risk, business and
financial risk, and destruction risk. From these principal risks, by using functional benefit, calculation integrated
farming system between crops and animal has a minimum risk.
Keywords: Integrated farming system, farming system, risk analysis

T ujuan suatu usaha tani yang dilak-


sanakan oleh rumah tangga petani
mempunyai pengaruh yang sangat besar
pangan yang cukup untuk konsumsi
rumah tangga dan selebihnya untuk dijual.
Kenyataan di lapang menunjukkan,
nilainya rendah diusahakan pada lahan
yang jauh dari rumah. Dengan demikian,
karakteristik yang umum dijumpai adalah
terhadap pengambilan keputusan dan umumnya petani menanam dan meng- setiap petani selalu melakukan usaha tani
tindakan yang akan diambil, maupun usahakan berbagai jenis tanaman, ternak, campuran, terlepas dari luas pemilikan
terhadap pandangan rumah tangga akan dan usaha lainnya dalam suatu kesatuan lahan, lokasi, atau kepadatan penduduk.
keberlangsungan dan kemampuannya usaha rumah tangga untuk mengurangi Hal ini menunjukkan konsistensi dari
dalam menerima berbagai pembaharuan, risiko serangan penyakit serta kegagalan kedua tujuan berusaha tani, yaitu memak-
termasuk teknologi pertanian. Usaha tani panen. Sebagian besar lahan yang dikua- simalkan keuntungan atau meminimalkan
yang dilakukan oleh rumah tangga petani sai dimanfaatkan untuk tanaman pangan risiko.
umumnya mempunyai dua tujuan, yaitu dalam upaya memenuhi kebutuhan kelu- Alasan lain petani melakukan usaha
mendapatkan keuntungan yang maksimal arga. Jenis usaha yang terpenting atau tani campuran adalah karena kebiasaan
atau untuk sekuriti (keamanan) dengan utama dan bernilai tinggi biasanya diusa- (tradisi), untuk memaksimalkan peneri-
cara meminimalkan risiko, termasuk hakan atau ditanam di dekat tempat ting- maan dari sumber daya yang terbatas, dan
keinginan untuk memiliki persediaan gal, sedangkan yang kurang penting atau meningkatkan manfaat keterkaitan antar-

82 Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 2007


cabang usaha, seperti tanaman dan ternak sediaan lahan, 2) jenis komoditas, 3) tenaga dari sangat tidak pasti sampai yang dapat
(sumber pakan), ternak dan tanah (ke- kerja, 4) kebutuhan konsumsi keluarga, 5) diduga. Hal penting yang perlu diper-
suburan), serta tanaman dan tanaman jenis dan jumlah ternak, 6) pastura dan hatikan dalam pengambilan keputusan
(tumpang sari). Alasan tradisional tersebut hijauan pakan ternak, 7) peluang transaksi yang berkaitan dengan risiko dan ketidak-
sebenarnya telah tercakup dalam ke- komoditas, serta 8) akses kepada sumber pastian adalah suatu keputusan yang baik
inginan untuk memaksimalkan peneri- pendanaan (modal). Kallsen (2005) me- belum menjamin kenyataan yang baik,
maan dan meminimalkan risiko, serta nyatakan, praktek eksploitasi dengan karena keputusan yang baik pada dasar-
keinginan mengambil manfaat dari adanya input yang berasal dari luar dan bersifat nya hanya merupakan sesuatu yang
usaha tani campuran tersebut, selain tidak berkelanjutan masih akan berlang- konsisten dengan informasi yang diper-
memiliki dasar rasional yang jelas. Tulisan sung hingga 50 tahun ke depan. Usaha oleh serta konsisten dengan tujuannya.
ini menyajikan cara sederhana dalam tani terintegrasi tanaman-ternak dapat Dengan demikian, keputusan yang baik
pengambilan keputusan dengan didasar- merupakan solusi dari ketergantungan merupakan pilihan yang telah dipertim-
kan pada beberapa faktor, seperti sumber pada input dari luar karena sifatnya yang bangkan dengan baik yang didasarkan
daya yang tersedia dan tingkat penerimaan saling mengisi. Karena usaha tani tanam- pada informasi yang tersedia.
finansial dari masing-masing sumber daya an-ternak juga merupakan bagian dari Ketidakpastian diartikan sebagai
tersebut, sehingga diperoleh solusi opti- pembangunan maka pemanfaatan sumber suatu situasi pada suatu keadaan atau
mal yang akan memberikan keuntungan daya alam, termasuk dalam mengurangi kejadian di masa mendatang yang tidak
maksimal atau biaya minimal. risiko usaha, juga harus memiliki azas dapat diduga secara pasti. Para pengambil
keberlanjutan. keputusan dapat saja memiliki pengeta-
Penerapan model integrasi tanaman huan atau tingkat kepercayaan tentang
SISTEM USAHA TANI ternak pada suatu kawasan yang memiliki kemungkinan-kemungkinan yang akan
TERINTEGRASI potensi pengembangan usaha tani cam- terjadi, sehingga bila berbagai kemung-
puran harus mempertimbangkan paling kinan yang akan terjadi itu diberikan
Gambaran keterkaitan antara tanaman dan sedikit empat skenario, yaitu: 1) skenario peluang yang sama, maka kita sudah me-
ternak dalam kerangka usaha tani tradisi- alami yang dilakukan atau dipraktekkan nyatakan ketidakpastian itu.
onal adalah pemanfaatan sumber daya oleh petani setempat, 2) skenario sistem Istilah risiko lebih banyak digunakan
lahan, tenaga kerja, dan modal secara usaha tani tanpa ternak, 3) skenario sistem dalam konteks pengambilan keputusan,
optimal untuk menghasilkan produk usaha tani dengan ternak, dan 4) skenario karena risiko diartikan sebagai peluang
seperti hijauan pakan ternak, tenaga yang berbasis sumber daya (lahan, tenaga akan terjadinya suatu kejadian buruk aki-
ternak, dan padang penggembalaan, serta kerja, modal) dan peluang pengembangan bat suatu tindakan. Makin tinggi tingkat
produk akhir seperti tanaman serat, kegiatan produktif, seperti tanaman, ketidakpastian suatu kejadian, makin
tanaman pangan, dan daging. Namun ternak, jasa buruh, transaksi nilai tambah tinggi pula risiko yang disebabkan oleh
demikian, vegetasi sebagai sumber antarkomoditas, dan sumber-sumber pengambilan keputusan itu. Dengan
hijauan, menurut Ginting (1991), sangat pendapatan lainnya (Levine dan Soedjana demikian, identifikasi sumber risiko
berfluktuasi baik produksi maupun 1990) . sangat penting dalam proses pengambilan
komposisinya. Hal ini merupakan risiko keputusan. Nelson et al. (1978) menyata-
dari usaha ternak dalam suatu sistem kan, faktor risiko di bidang pertanian ber-
tanaman-ternak, sehingga diperlukan asal dari produksi, harga dan pasar, usaha
sinkronisasi atau sinergisme antara pola RISIKO DAN dan finansial, teknologi, kerusakan, sosial
pemeliharaan ternak dan dinamika KETIDAKPASTIAN dan hukum, serta manusia.
vegetasi agar dicapai sasaran yang op- Risiko produksi terjadi karena variasi
timal. Pada sistem seperti ini, tanaman Masalah risiko dan ketidakpastian di bi- hasil akibat berbagai faktor yang sulit
menghasilkan hijauan pakan ternak untuk dang pertanian bukan merupakan hal baru, diduga, seperti cuaca, penyakit, hama,
menghidupi ternak yang akan menghasil- karena pada kenyataannya petani telah variasi genetik, dan waktu pelaksanaan
kan tenaga untuk pengolahan lahan banyak mengambil keputusan yang ber- kegiatan. Beberapa contoh adalah variasi
(membajak), pupuk, dan daging. Hal kaitan dengan risiko dan ketidakpastian. hasil tanaman pangan, bobot sapih ternak,
serupa, menurut De Boer dan Welsch Yang dimaksud pengambilan keputusan kualitas hasil, pertumbuhan ternak, daya
(1977), juga banyak dijumpai di negara- dengan melibatkan faktor risiko atau tampung padang penggembalaan, tingkat
negara berkembang dengan pola dan ketidakpastian adalah bahwa petani tidak kematian, dan kebutuhan tenaga kerja.
tujuan yang sama, yaitu meningkatkan mengetahui apa yang akan terjadi pada Risiko harga dan pasar biasanya dikaitkan
kesejahteraan keluarga petani melalui masa yang akan datang. Dalam pengambil- dengan keragaman dan ketidaktentuan
penyebaran risiko usaha dengan meng- an suatu keputusan terdapat banyak harga yang diterima petani dan yang harus
anekaragamkan komponen usaha tani. kemungkinan kejadian, bergantung pada dibayarkan untuk input produksi. Jenis
Berdasarkan pengalaman empiris dan faktor-faktor lain di luar kemampuan petani keragaman harga yang dapat diduga
aplikasi model yang berlandaskan teori untuk mengontrolnya. antara lain adalah trend harga, siklus
optimasi, integrasi ternak dalam usaha tani Untuk mengetahui apa yang akan harga, dan variasi harga berdasarkan
tanaman pangan, selain telah dilak- terjadi, biasanya digunakan berbagai musim. Tingkat harga dapat berpengaruh
sanakan dan dibuktikan keandalannya, informasi tentang beberapa hal yang pada harapan pedagang, spekulasi,
memiliki beberapa prasyarat yang harus mungkin terjadi. Tingkat pengetahuan program pemerintah, dan permintaan
dipenuhi, antara lain: 1) kondisi dan keter- akan informasi ini sangat bervariasi, mulai konsumen.

Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 2007 83


PASAR
s s s s s

Bahan bakar RUMAH

t
Tenaga kerja

t
s
TANGGA

t
s
t t

t
Pupuk, Manajemen, Pangan Bahan bakar, Manajemen, Pakan,
obat-obatan, tenaga, transpor, tenaga, suplemen,

t
tenaga kesuburan daging, susu pakan obat-obatan,
ternak,

s
s
tenaga
s

t t t

t t
TANAMAN TERNAK
Pakan

t
Padi, jagung, Kambing,
ubi kayu, jerami Kompos

t
t

Mulsa domba, sapi,


kacang- kerbau, ayam,
s

kacangan, dll

s s
dll. Kotoran,
s

tenaga,
s s transpor s

Cuaca, iklim Hara tanah Lahan kosong Pakan


s

t
s

Hutan

t
s

Gambar 1. Ketergantungan komponen usaha dalam suatu sistem usaha tani (McDowell dan Hildebrand 1980; Amir dan Knipscheer
1989).

Risiko usaha dan finansial berkaitan berkaitan dengan peraturan pemerintah laksana bagi petani. Oleh karena itu di-
dengan pembiayaan dari usaha yang dan keputusan lainnya, seperti peraturan perlukan beberapa pendekatan dalam
dijalankan, modal yang dipengaruhinya baru mengenai penggunaan input pro- pengambilan keputusan yang melibatkan
serta kewajiban kredit. Risiko usaha duksi, pembatasan subsidi, dan perenca- risiko, yaitu: 1) melakukan analisis ter-
menjadi makin tinggi bila modal investasi naan lokasi baru untuk daerah pertanian. hadap keputusan yang akan diambil dari
atau pinjaman modal usaha menjadi lebih Risiko faktor manusia berkaitan berbagai pilihan yang tersedia, kemung-
banyak. Pengeluaran untuk biaya tunai dengan perilaku, kesehatan, dan sifat-sifat kinan kejadiannya, serta manfaatnya bila
yang makin tinggi akan meningkatkan seseorang yang tidak terduga sehingga keputusan itu harus ditentukan, 2) mem-
risiko tidak tersedianya uang tunai untuk dapat mengakibatkan risiko dalam usaha perkirakan peluang yang akan terjadi
membayar hutang dan kewajiban finansial tani. Kehilangan pekerja utama pada saat dengan tingkat manfaat yang akan diper-
lainnya. keahliannya diperlukan dapat mempenga- oleh, dan 3) mempertimbangkan perilaku,
Adopsi cara baru, yang dikaitkan ruhi tingkat produksi yang akan dicapai. kemampuan, dan tujuan pengambil
dengan risiko teknologi, berkaitan dengan Ketidakjujuran dan tidak dapat diper- keputusan berkaitan dengan tingkat risiko
perubahan yang tejadi setelah peng- cayanya seseorang dapat pula mengaki- yang harus dihadapi karena keputusan
ambilan keputusan dan akibat cepatnya batkan pelaksanaan usaha tani menjadi yang telah diambil.
kemajuan teknologi. Adopsi teknologi kurang efisien yang akhirnya menurunkan
baru yang terlalu cepat atau terlalu lambat produksi.
merupakan risiko yang harus dihadapi. Risiko dan ketidakpastian menjadi SKALA USAHA TANI
Pembelian suatu alat baru, misalnya, harus masalah karena dapat menyebabkan
memperhitungkan kemajuan teknologi sistem ekonomi menjadi kurang efisien. Skala usaha dalam suatu sistem usaha tani
yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi- Sebagai contoh, karena meningkatnya dapat diukur dengan berbagai cara, antara
nya dalam waktu yang singkat. ketidakpastian, petani tidak memberikan lain dari investasi, biaya tetap, biaya vari-
Risiko kerusakan merupakan sumber pupuk pada takaran yang dianjurkan, abel, total nilai penjualan, luas areal tanam,
risiko tradisional, misalnya kehilangan sehingga hasil yang dicapai rendah. dan jumlah satuan ternak. Perhitungan
harta karena kebakaran, angin, banjir atau Karena ketidakpastian, petani tidak mau biaya setiap luasan areal tanam atau
pencurian. Kehilangan yang disebabkan meningkatkan skala usahanya untuk satuan ternak dapat dilakukan untuk
oleh tingginya inflasi dirasakan makin efisiensi tenaga kerja dan peralatan. Ke- melihat perbedaan efisiensi di antara petani
meningkat. Risiko sosial dan hukum tidakpastian juga berimplikasi pada tata yang mengusahakan komoditas serupa.

84 Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 2007


Biaya investasi adalah biaya yang di- Dengan menggunakan pendekatan suatu kejadian akan terjadi. Suatu kejadian
perlukan petani pada saat memulai usa- fungsi keuntungan, skala usaha dapat merupakan peristiwa yang dapat terjadi di
hanya dan yang akan dikeluarkan kembali dilihat dengan cara menentukan titik impas masa mendatang di luar pengetahuan kita.
pada saat atau usia ekonomis investasi produksi maupun harga. Titik impas Angka yang menunjukkan peluang ber-
tersebut telah habis. Termasuk dalam ditentukan pada kondisi di mana TT = 0, variasi dari 0 sampai 1. Angka 0 berarti
biaya investasi adalah tanah, bangunan, atau pada saat TR = TC. Variasi perubahan tidak ada peluang sama sekali suatu
mesin, bibit ternak, dan peralatan tidak harga input maupun harga produk akan kejadian akan terjadi, sedangkan angka 1
habis pakai. Biaya tetap adalah biaya menunjukkan berapa besar produksi harus berarti sangat mungkin untuk terjadi.
produksi yang dikeluarkan oleh petani atau dilakukan untuk mencapai keuntungan. Selain itu, penjumlahan dari angka-angka
peternak dan tidak dipengaruhi oleh besar Analisis ini dapat dilakukan dengan peluang tersebut menunjukkan suatu
kecilnya produksi dalam suatu siklus menggunakan grafik maupun perhitungan situasi dan berjumlah 1.
produksi, misalnya biaya kandang, langsung dengan formula, melalui penen- Ada tiga jenis peluang berdasarkan
peralatan, perbaikan, depresiasi, dan upah tuan jumlah unit yang diproduksi (Y), cara pengukurannya atau cara menurun-
manajer. Biaya operasional atau biaya harga jual per unit (Py), serta biaya tetap kannya, yaitu secara empiris, deduktif, dan
variabel adalah biaya yang berubah-ubah (F) dan biaya tidak tetap (VC). subjektif. Peluang yang diperoleh secara
sesuai dengan perubahan produksi, Titik impas dapat juga dihitung empiris didasarkan pada frekuensi obser-
seperti biaya pakan konsentrat, hijauan, dengan menggunakan: 1) formula pen- vasi empiris. Pengelompokan observasi
mineral, obat-obatan, serta tenaga pe- dapatan, TI = F / (VC/P), dan 2) formula dapat dilakukan melalui pembentukan
melihara atau buruh. Total nilai penjualan langsung, TI = F / (P – VC). Misalnya, sua- interval untuk digunakan dalam pendu-
biasanya dihitung setiap tahun dan untuk tu usaha tani memerlukan biaya tetap gaan peluang atau frekuensi dari beberapa
menentukan besarnya pajak yang harus untuk memproduksi suatu komoditas kejadian. Peluang yang diperoleh secara
dibayar. Cara seperti ini dilakukan di sebesar Rp500 dan setiap unit produk empiris dari data historis sangat berguna
negara yang sudah maju dan digunakan memerlukan biaya variabel Rp1, serta dalam manajemen, tetapi kurang berguna
juga untuk mengelompokkan skala usaha harga jual produk tersebut di pasaran Rp2/ untuk hal lain. Peluang yang diperoleh
kecil, menengah, dan besar. Skala usaha unit. Titik impas akan diperoleh pada secara deduktif dilakukan dengan cara
juga dapat diukur dengan melihat luas areal kondisi TR = TC, yaitu Py.Y = Px.X + F, deduksi dengan mengasumsikan peluang
yang diusahakan oleh petani atau satuan sehingga 2 Y = 1 Y + 500 atau Y = 500 unit. kejadian adalah acak. Namun demikian,
ternak yang dimiliki peternak. Dalam Dengan menggunakan formula pendapat- umumnya fenomena yang dipertimbang-
sistem usaha yang terintegrasi, kombinasi an, yaitu TI = F / (VC/P), di mana TI = 500 kan tidak selalu mengikuti atau mengacu
komponen usaha tani tersebut menen- / (1/2) = 1.000, titik impas diperoleh pada kepada deduksi logis.
tukan besarnya usaha. tingkat pendapatan Rp1.000 atau pada Peluang yang diperoleh secara
Pendekatan titik impas dapat digu- saat produksi (Y) mencapai 1.000/2 = 500 subjektif mengukur keyakinan seorang
nakan untuk menentukan skala usaha. unit. Jika menggunakan formula langsung, pengambil keputusan tentang kemung-
Secara umum, karena adanya respons TI = F/(P−VC) diperoleh tingkat produksi kinan terjadinya suatu kejadian di masa
petani terhadap tingkat risiko usaha yang (Y) sebesar 500/(2−1) = 500 unit. mendatang. Dalam pengukuran peluang
dihadapi, maka skala usaha dapat dilihat Variasi tingkat keuntungan, volume seperti ini, diasumsikan bahwa pengambil
dari keuntungan yang diperoleh dengan produksi, dan persentase perubahannya keputusan menguji pengalamannya
cara menjabarkan berbagai prasyarat dapat dilakukan melalui analisis kepekaan sendiri melalui data yang tersedia untuk
teknis maupun ekonomi yang memberikan (sensitivity analyses) pada berbagai ting- merangkum seluruh kejadian. Peluang
kontribusi terhadap keuntungan tersebut. kat yang dikehendaki, sehingga dapat yang diperoleh secara subjektif dapat
Untuk itu, skala usaha dapat dilihat dari diketahui skala produksi yang dikehen- dilakukan melalui tiga cara yaitu: 1) meng-
pendekatan titik impas. Fungsi keun- daki serta berbagai konsekuensinya. gunakan pendekatan distribusi kumulatif,
tungan (TT) dapat memperlihatkan Usaha tani terpadu tanaman dan ternak 2) menggunakan conviction weights atau
hubungan tersebut dan masing-masing akan berhasil bila mempertimbangkan pendugaan tertimbang, dan 3) estimasi
variabelnya dapat dijabarkan lebih jauh aspek keberlanjutan, ramah lingkungan, secara langsung. Ketiga cara tersebut
untuk melihat prasyarat teknis maupun serta secara sosial dan politis dapat harus dihitung dari distribusi peluang
ekonomi sebagai berikut: diterima masyarakat. Oleh karena itu, yang sama. Cara lain untuk mengestimasi
penerapan sistem ini akan bervariasi pada distribusi peluang subjektif adalah melalui
TT = TR – TC setiap wilayah, bergantung pada kondisi distribusi trianguler, yang memiliki
= TR − (VC + F) geografis, ekologis, dan sosial ekonomi keleluasaan dalam bentuk distribusi.
= Py.Y – Px.X – F masyarakat setempat dalam hal jenis
ternak, sistem budi daya, perkandangan,
Py = harga produk yang diproduksi maupun komponen teknologi lainnya Metode Simplex
Y = fungsi produksi, f(Y) (Diwyanto et al. 2002).
Px = harga masing-masing input Pendekatan simplex juga dapat digunakan
(Xi) untuk menentukan skala usaha suatu
X = input yang digunakan Distribusi Peluang sistem usaha yang terdiri atas beberapa
F = biaya tetap komponen, seperti usaha tani campuran.
Py.Y = total penerimaan (TR) Peluang adalah suatu angka yang menun- Untuk menerapkan pendekatan fungsi
Px.X + F = total biaya (TC) jukkan kemungkinan atau peluang bahwa keuntungan dalam suatu sistem usaha tani

Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 2007 85


ternak yang terintegrasi atau usaha tani Matriks 1
campuran, metode simplex atau metode
Sumber daya Usaha tani Usaha ternak Ketersediaan
linear programming dapat digunakan pangan sumber daya
untuk melihat berbagai pilihan yang akan
menghasilkan skala usaha tertentu Lahan 2 1 16
(optimum solution) sebagai respons Tenaga kerja 1 2 11
terhadap ketersediaan sumber daya, harga Modal 1 3 15
input, dan gross-margin dari masing- Keuntungan 30.000 50.000
masing komponen usaha. Algo-ritme
seperti yang digunakan pada metode ini
juga digunakan dalam proses kalkulasi
pada metode linear programming yang
Matriks 2 baru pada tabel atau matriks berikutnya
menggunakan koefisien teknis yang jauh
berdasarkan pivot entry, dan 4) meng-
lebih besar dan kompleks. Namun, untuk P1 P2
ulangi seluruh proses (tahap 2 dan 3)
pengenalan metode optimisasi yang seder- 2 1 1 0 0 16
sampai ditemukan tabel akhir. Contoh
hana, metode simplex dapat dipertimbang-
1 2 0 1 0 11 analisis pendekatan simplex dengan meli-
kan (Lipschutz 1966).
1 3 0 0 1 15 batkan jumlah kegiatan yang lebih banyak
Contoh untuk pendekatan simplex
dalam satu usaha tani campuran ditun-
adalah seorang petani yang mengusaha- -30 -50 0 0 0 0
jukkan oleh Young dan Rickards (1978).
kan tanaman pangan sambil memelihara
Solusi optimal dari pendekatan ini telah
ternak. Kedua jenis usaha ini masing- Matriks 3
memberikan komposisi usaha tani yang
masing menggunakan lahan (L), tenaga P1 P2 optimal dalam upaya memberikan keun-
kerja (K), dan modal (M). Petani tersebut
5/3 0 1 0 -1/3 11 tungan yang maksimal kepada petani.
mempunyai 16 ha lahan, 11 HOK tenaga
kerja keluarga, dan Rp15.000 modal kerja. 1/3 0 0 1 -2/3 1
Untuk satu unit usaha tanaman pangan 1/3 1 0 0 1/3 5
KESIMPULAN
diperlukan 2 ha lahan, 1 HOK tenaga kerja, -40/3 0 0 0 50/3 250
dan Rp1.000 modal kerja, sedangkan untuk
Tujuan suatu rumah tangga petani dalam
pemeliharaan ternak diperlukan 1 ha lahan
Matriks 4 menjalankan usaha tani adalah untuk
untuk hijauan pakan, 2 HOK tenaga kerja
memaksimalkan keuntungan atau untuk
untuk pemeliharaan ternak, dan Rp3.000 P1 P2
keamanan dengan cara meminimalkan
modal kerja. Apabila keuntungan setiap 0 0 1 -5 3 6
risiko, termasuk keinginan untuk memiliki
unit usaha tanaman sebesar Rp30.000 dan
1 0 0 3 -2 3 persediaan pangan yang cukup untuk
untuk setiap unit usaha ternak Rp50.000,
0 1 0 -1 1 4 konsumsi rumah tangga dan selebihnya
maka berapa unit usaha tani tanaman
untuk dijual. Apabila pilihan terakhir ini
pangan dan berapa unit usaha ternak harus 0 0 0 40 -10 290
dijumpai pada rumah tangga petani, maka
dijalankan untuk memperoleh keuntungan
karakteristik yang umum dijumpai adalah
yang maksimal? Narasi tentang sistem Matriks 5
setiap petani selalu melakukan usaha tani
usaha tani campuran tersebut dapat
P1 P2 campuran, terlepas dari luas pemilikan
dijabarkan ke dalam Matriks 1−5.
0 0 1/3 -5/3 1 2 lahan, lokasi, atau kepadatan penduduk.
Metode simplex dimulai dengan
Hal ini menunjukkan konsistensi dari ke-
memilih pivot entry dengan cara: 1) me- 1 0 2/3 -1/3 0 7
dua tujuan berusaha tani, yaitu memak-
milih salah satu kolom yang memiliki in- 0 1 -1/3 2/3 0 2
simalkan keuntungan atau meminimalkan
dikator atau tanda negatif terbesar sebagai
0 0 10/3 70/3 0 310 risiko. Alasan tersebut sebenarnya telah
pivotal column, 2) membagi setiap entry
tercakup dalam keinginan untuk me-
positif pada kolom ini kepada entry yang
maksimalkan penerimaan dan meminimal-
bersesuaian pada kolom terakhir, dan 3)
kan risiko, serta keinginan mengambil
memilih angka hasil pembagian yang
Pada Matriks 5 ditunjukkan bahwa manfaat dari usaha tani campuran yang
terkecil sebagai pivot. Selanjutnya matriks
keuntungan maksimal petani dari sistem memiliki dasar rasional yang jelas.
awal (Matriks 1) diubah ke dalam format
usaha tani dapat mencapai Rp310.000 Istilah risiko lebih banyak digunakan
simplex yang mempunyai bentuk sebagai
dengan cara melakukan usaha tani tanam- dalam konteks pengambilan keputusan,
berikut:
an pangan seluas 10/3 atau 3,30 unit karena risiko diartikan sebagai peluang
A I b
usaha dan 70/3 atau 23,30 unit usaha akan terjadinya suatu kejadian buruk yang
ternak. Nilai akhir dari proses simplex ini disebabkan oleh suatu tindakan. Makin
-c 0 0 dimulai dari 0, 250, 290 dan akhirnya 310, tinggi tingkat ketidakpastian suatu keja-
seperti yang terlihat pada Matriks 2−5. dian, makin tinggi risiko akibat peng-
di mana A adalah matriks koefisien teknis, Keseluruhan proses dimulai dari 1) ambilan keputusan tersebut. Dengan de-
I adalah matriks identitas (0−1), b adalah pembentukan tabel awal, 2) menentukan mikian, identifikasi sumber risiko sangat
vektor ketersediaan sumber daya, dan c pivot entry yang ditandai oleh cetak tebal penting dalam proses pengambilan kepu-
adalah vektor keuntungan. pada setiap tabel, 3) menghitung nilai-nilai tusan.

86 Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 2007


DAFTAR PUSTAKA
Amir, P. and H.C. Knipscheer. 1989. Conducting dan produksi ternak. Jurnal Penelitian dan McDowell, R.E. and P.E. Hildebrand. 1980.
on farm animal research: Procedures and Pengembangan Pertanian X(1): 9−12. Integrated Crop and Animal Production:
economic analysis. Winrock International, Making the most of resources available to
Kallsen, C. 2005. What is sustainable agriculture
Morrilton, Arkansas. small farmers in developing countries.
and how we do it? Better Crops 89(1): 22−
Rockefeller Foundation, New York. p. 21
De Boer, A.J. and D.E. Welsch. 1977. Constraints 23.
on cattle and buffalo production in a Nelson A.G., G.L. Casler, and O.L. Walker. 1978.
Levine, J.M. and T.D. Soedjana. 1990. Methodo-
Northern Thai Village. In R.D. Stevens (Ed). Making Farm Decision in a Risky World: A
logy for establishing selection criteria,
Tradition and Dynamics in Small-Farm guide book. South Eastern Agricultural
marketing, and production aspects for sheep
Agriculture, Economic Studies in Asia, Africa Extension, USDA, Oregon State-Cornell-
and goats in Indonesia and the ASEAN
and Latin America. The Iowa State Univer- Oklahoma State Universities.
region. In L.C. Iniguez and M.D. Sanchez
sity Press, Ames.
(Eds). Integrated Tree Cropping and Small Young, D.F. and P.A. Rickards. 1978. AGRIPLAN:
Diwyanto, K., B.R. Prawiradiputra, dan D. Lubis. Ruminant Production System. Proceedings A user’s manual for small farm analysis.
2002. Integrasi tanaman-ternak dalam pe- of a Workshop on Research Methodologies, Agricultural Business Research Institute,
ngembangan agribisnis yang berdaya saing, Medan, 9−14 September 1990. University of New England, Australia.
berkelanjutan dan berkerakyatan. Wartazoa,
Lipschutz, S. 1966. Finite Mathematics: Logic,
Buletin Ilmu Peternakan Indonesia 12(1):
set theory, vectors and matrices, probability
1−8.
and Markov chains, linear programming and
Ginting, S.P. 1991. Keterpaduan ternak ruminan- game theory. Schaum’s Outline Series,
sia dengan perkebunan: 2. Pola pemeliharaan McGraw-Hill Book Company, New York.

Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 2007 87

Anda mungkin juga menyukai