Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jalan Raya Pajajaran Kav. E. 59, Bogor 16151
ABSTRAK
Sistem usaha tani terintegrasi antara tanaman dan ternak telah lama dilakukan oleh rumah tangga petani di
Indonesia, terutama di pedesaan. Umumnya rumah tangga petani menggunakan persediaan makanannya untuk
mencukupi konsumsi sendiri dan selebihnya dijual. Karakteristik yang dijumpai pada petani tersebut adalah melakukan
usaha tani campuran dalam upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan risiko. Ada empat
model penerapan sistem usaha tani campuran, yaitu: 1) sistem yang dipraktekkan secara alami dan turun-temurun
oleh petani setempat, 2) sistem usaha tani tanpa melibatkan ternak, 3) sistem usaha tani ternak, dan 4) sistem
usaha yang berbasis pada sumber daya lahan, tenaga kerja, dan modal. Masing-masing sistem usaha tani tersebut
memiliki risiko dan ketidakpastian usaha di masa yang akan datang. Beberapa risiko mendasar pada sistem usaha
tani adalah risiko produksi, risiko usaha dan finansial, serta risiko kerusakan. Dari risiko mendasar tersebut, dengan
menggunakan perhitungan sistem fungsional, usaha tani terintegrasi tanaman-ternak mempunyai peluang risiko
yang minimal.
Kata kunci: Usaha tani terintegrasi, sistem usaha, analisis risiko
ABSTRACT
Integrated farming system between crops and animals as a response for risk factors
Integrated farming system between crops and animals has been practiced for along time by the farmers in
Indonesia, especially in the villages. Most of the farmers use their crop production only for self-sufficiency in their
daily living, but if the products are over it will be sold. Most of farming system is mix farming, which is conducted
to obtain maximum benefit. The application of integrated farming system was reported in four models, such as: 1)
the system which is naturally originated from farmers' heritage in the local area, 2) the system which is only crops
without animals involved, 3) mix-farming system between crops and animals, and 4) the system which is basically
from natural resources, man power, and fund. These four farming systems have risks for loss of benefits and
uncertainty of income. Some principal risks in these farming systems include production risk, business and
financial risk, and destruction risk. From these principal risks, by using functional benefit, calculation integrated
farming system between crops and animal has a minimum risk.
Keywords: Integrated farming system, farming system, risk analysis
t
Tenaga kerja
t
s
TANGGA
t
s
t t
t
Pupuk, Manajemen, Pangan Bahan bakar, Manajemen, Pakan,
obat-obatan, tenaga, transpor, tenaga, suplemen,
t
tenaga kesuburan daging, susu pakan obat-obatan,
ternak,
s
s
tenaga
s
t t t
t t
TANAMAN TERNAK
Pakan
t
Padi, jagung, Kambing,
ubi kayu, jerami Kompos
t
t
kacangan, dll
s s
dll. Kotoran,
s
tenaga,
s s transpor s
t
s
Hutan
t
s
Gambar 1. Ketergantungan komponen usaha dalam suatu sistem usaha tani (McDowell dan Hildebrand 1980; Amir dan Knipscheer
1989).
Risiko usaha dan finansial berkaitan berkaitan dengan peraturan pemerintah laksana bagi petani. Oleh karena itu di-
dengan pembiayaan dari usaha yang dan keputusan lainnya, seperti peraturan perlukan beberapa pendekatan dalam
dijalankan, modal yang dipengaruhinya baru mengenai penggunaan input pro- pengambilan keputusan yang melibatkan
serta kewajiban kredit. Risiko usaha duksi, pembatasan subsidi, dan perenca- risiko, yaitu: 1) melakukan analisis ter-
menjadi makin tinggi bila modal investasi naan lokasi baru untuk daerah pertanian. hadap keputusan yang akan diambil dari
atau pinjaman modal usaha menjadi lebih Risiko faktor manusia berkaitan berbagai pilihan yang tersedia, kemung-
banyak. Pengeluaran untuk biaya tunai dengan perilaku, kesehatan, dan sifat-sifat kinan kejadiannya, serta manfaatnya bila
yang makin tinggi akan meningkatkan seseorang yang tidak terduga sehingga keputusan itu harus ditentukan, 2) mem-
risiko tidak tersedianya uang tunai untuk dapat mengakibatkan risiko dalam usaha perkirakan peluang yang akan terjadi
membayar hutang dan kewajiban finansial tani. Kehilangan pekerja utama pada saat dengan tingkat manfaat yang akan diper-
lainnya. keahliannya diperlukan dapat mempenga- oleh, dan 3) mempertimbangkan perilaku,
Adopsi cara baru, yang dikaitkan ruhi tingkat produksi yang akan dicapai. kemampuan, dan tujuan pengambil
dengan risiko teknologi, berkaitan dengan Ketidakjujuran dan tidak dapat diper- keputusan berkaitan dengan tingkat risiko
perubahan yang tejadi setelah peng- cayanya seseorang dapat pula mengaki- yang harus dihadapi karena keputusan
ambilan keputusan dan akibat cepatnya batkan pelaksanaan usaha tani menjadi yang telah diambil.
kemajuan teknologi. Adopsi teknologi kurang efisien yang akhirnya menurunkan
baru yang terlalu cepat atau terlalu lambat produksi.
merupakan risiko yang harus dihadapi. Risiko dan ketidakpastian menjadi SKALA USAHA TANI
Pembelian suatu alat baru, misalnya, harus masalah karena dapat menyebabkan
memperhitungkan kemajuan teknologi sistem ekonomi menjadi kurang efisien. Skala usaha dalam suatu sistem usaha tani
yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi- Sebagai contoh, karena meningkatnya dapat diukur dengan berbagai cara, antara
nya dalam waktu yang singkat. ketidakpastian, petani tidak memberikan lain dari investasi, biaya tetap, biaya vari-
Risiko kerusakan merupakan sumber pupuk pada takaran yang dianjurkan, abel, total nilai penjualan, luas areal tanam,
risiko tradisional, misalnya kehilangan sehingga hasil yang dicapai rendah. dan jumlah satuan ternak. Perhitungan
harta karena kebakaran, angin, banjir atau Karena ketidakpastian, petani tidak mau biaya setiap luasan areal tanam atau
pencurian. Kehilangan yang disebabkan meningkatkan skala usahanya untuk satuan ternak dapat dilakukan untuk
oleh tingginya inflasi dirasakan makin efisiensi tenaga kerja dan peralatan. Ke- melihat perbedaan efisiensi di antara petani
meningkat. Risiko sosial dan hukum tidakpastian juga berimplikasi pada tata yang mengusahakan komoditas serupa.