Anda di halaman 1dari 7

KARYA ILMIAH POPULER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
SINDHU 0810670058
DURRY DAROJATUL AULA 0910670060
ELLA DEWI R. A. 0910671044
FINURIL ROSA MAULIDIA 0910670063
FUAD 0910670065

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2010
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, kita sering dihadapkan dengan beberapa
tugas, salah satunya berbentuk laporan. Apa yang kita teliti, pelajari, atau yang
telah diamati, kita tuangkan dalam sajian berbentuk laporan. Pada umumnya,
dalam pembuatan laporan sering ditemukan beberapa kesalahan mengenai
format penulisan. Oleh karena itu, dalam penulisan laporan kita membutuhkan
panduan format penulisan untuk menghindari kesalahan penulisan.
Dalam makalah ini kita akan mempelajari beberapa cara tentang
bagaimana penulisan karya ilmiah yang sesuai dengan format atau tatanan
penulisan karya ilmiah yang sudah di bakukan.
Tujuan makalah ini adalah sebagai panduan kita untuk menyusun dan
membuat suatu karya ilmiah. Sehingga, apa yang kita tulis di dalam karya
ilmiah tersebut memiliki kevalidan data dan tidak memunculkan informasi
yang ambigu.

II. PENGERTIAN DAN CONTOH KARYA ILMIAH


Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Contoh karya tulis ilmiah semisal laporan penelitian, makalah,artikel
jurnal, skripsi, tesis, disertasi dll.

III. CIRI-CIRI KARYA ILMIAH


Karangan ilmiah popular mempunyai beberapa ciri – ciri , antara lain:
1. Kejelasan.
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan
maksudnya tepat dan jernih.
2. Kelogisan.
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
3. Kelugasan.
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
4. Keobjektifan
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5. Keseksamaan
Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan
betapapun kecilnya.
6. Kesistematisan
Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang
memperlihatkan kesinambungan.
7. Ketuntasan.
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

IV. SYARAT- SYARAT KARYA ILMIAH


Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan
dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian;
2. Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;
3. Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya;
4. Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan
metode tertentu;
5. Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga
tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan
dari penggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi/ambigu).

V. BENTUK KARYA ILMIAH


V.1. Makalah
Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau
topik dan dibahas
berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris
dan objektif. Jumlah halaman untuk makalan minimal 10 halaman.
Ada dua macam makalah:
1. makalah riset/makalah referensi/makalah perpustakaan
2. makalah kritis.
V.II. Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih
mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau
kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif. Jumlah halaman
untuk kertas kerja minimal 40 halaman.

VI. RAGAM ILMIAH DR KARYA ILMIAH


Adapun ciri-ciri ragam ilmiah yang terlihat pada karya ilmiah, antara lain
seperti berikut ini:
1. Pertama, baku. Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun
kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai
dengan kaidah ejaan.
2. Kedua, logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh:
“Masalah pengembangan website harus kita tingkatkan.”
Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat.
Pengembangan website mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila
masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan
website harus kita tingkatkan.”
3. Ketiga, kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat
diukur secara pasti.
Contoh :
“Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu “kebanyakan”lulusan
Universitas Gunadarma”
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi,
dalam tulisan ilmiah tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di
atas dapat kita benahi menjadi “Pemegang jabatan tinggi di perusahaan
itu lima diantaranya adalah lulusan Universitas Gunadarma.”
4. Keempat, tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang
dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna
ganda.
Contoh:
“Komputer laboratorium yang sudah rusak itu sedang diperbaiki.”
Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin
komputer, atau mungkin juga laboratorium.
5. Kelima, denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang
digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak
diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
6. Keenam, runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan
dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf
adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok
bahasan.

VII. PENGERTIAN DAN CONTOH KARYA NON ILMIAH


Karya non ilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi
isinya tidak didukung fakta umum. Karangan non-ilmiah ditulis berdasarkan
fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau
abstrak, gaya bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga
formal dan teknis
contoh karya tulis non-ilmiah yaitu cerpen, puisi, novel, komik dll.

VIII. TENTANG KARYA ILMIAH POLUPER


Karya ilmiah populer yang baik bukan berarti menulis hasil penelitian
dengan lengkap. Selain menjadi jembatan bagi mereka yang awam untuk
memahami masalah ilmiah, tulisan bergaya ilmiah populer memang dibuat
agar pembaca memiliki citarasa tersendiri dari sebuah bacaan. Prinsip
utamanya adalah mencari sudut pandang yang unik dan cerdas, serta
menggugah rasa ingin tahu pembaca awam. Itu sebabnya, membuat tulisan
ilmiah disampaikan dengan gaya bahasa yang populer. Hal tersebut
memerlukan keterampilan khusus yang bisa kita pelajari.
Berbeda dengan menulis cerpen atau non-fiksi yang memerlukan
keratifitas dan imajinasi tinggi. Dalam penulisan non-fiksi yang terpenting
anda mengumpulkan fakta-fakta, menyeleksinya, menetapkan fokus dan
meramu alur cerita.
IX. MENULIS SECARA ILMIAH POPULER
Think twice before writing, kata Ken Golstein penulis dari Columbia
School of Journalism. Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum
anda masuk kepada dramaturgi, sistematik tulisan, detail, setidaknya anda
harus memikirkan strategi berikut:
1. Kepada siapa anda menyajikan tulisan?
Seberapa dalam informasi yang akan anda sajikan tergantung siapa
pembacanya.

2. Media apa yang anda pilih?


Tiap media memiliki kelebihan serta kekurangan tersendiri.

3. Gaya penuturan apa yang paling tepat?


Kerahkan imajinasi anda. Kira-kira bagaimana gaya penuturan anda
yang paling tepat dalam menyampaikan informasi.

4. Kira-kira berapa lama waktu yang tersedia bagi pembaca?


Semakin sedikit waktu yang tersedia, informasi yang anda sajikan
semakin pendek dan harus cepat menuju sasaran.

5. Membidik Pembaca: Pilih Topik Menarik

Tulisan ilmiah populer anda dedikasikan untuk pembaca awam.


Posisikan diri anda pada pembaca. Pikirkan, mengapa anda perlu membagi
ilmu anda? Apa yang membuat pembaca dapat tertarik dengan tulisan anda?

Setelah mendapatkan topik yang pas dan bahan-bahan sudah


terkumpul, tahap berikutnya meramu bahan-bahan menjadi tulisan yang
menarik. Bagaimana memulai menulisnya? Terkadang tulisan mengalir, bila
anda memposisikan diri anda pada pembaca: seorang professor, ibu rumah
tangga, manajer, politikus, mahasiswa, atau apa saja. Pikirkan apa yang kira-
kira apa yang diperlukan pembaca, pertanyaan apa yang akan mereka
ajukan.
DAFTAR RUJUKAN

Buku:
Dra. Ny. A Subantari R, Drs. Amas Suryadi. Drs. K. Zainal Muttaqin. 1998.
Bahasa Indonesia dan Penyusunan Karangan Ilmiah. Bandung: IAIN Sunan
Gunung Djati,

Drs. Sutedja Sumadipura, Dra. Harmoni Syam. 1996. Mampu Berbahasa


Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Bandung.

Drs. M.E. Suhendar, M.Pd. Pengajaran dan ujian Keterampilan Membaca dan
Ketrampilan Menulis.

Anda mungkin juga menyukai