55..33
M
MAAKKNNAA PPEENNGGGGUUNNAAAANN TTAANNAAHH M MEENNUURRUUTT UUUU
NNOOM
MOORR 55 TTAAHHUUNN 11996600 :: KKAAIITTAANNNNYYAA DDEENNGGAANN
PPEERRKKEEM
MBBAANNGGAANN PPEENNAATTAAAANN RRUUAANNGG
Oleh Tubagus Haedar Ali
PROFESI PERTANAHAN
pihak lain.
Gambar 3
3. Atas dasar ketentuan dalam pasal 33(3) UUD 1945, bumi air dan
ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara,
sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
4. Hak menguasai dari Negara tersebut memberi wewenang
kepada Negara untuk :
mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan
ruang angkasa tersebut;
menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa;
menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum
yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
5. Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara
tersebut digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran
rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan dan kemerdekaan
dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka,
berdaulat, adil dan makmur.
Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa
adalah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa, dengan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila serta dengan peraturan-peraturan
yang tercantum dalam UUPA ini dan dengan peraturan
perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan
unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.
Pelaksanaan Hak-Ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari
masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut
kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh
bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-
peraturan lain yang lebih tinggi.
Tanah semacam itu tidak boleh dijual dalam jangka lama (20
tahun lebih), sehingga terjadi benturan peraturan perundangan
pertanahan dan penataan ruang bila dalam kurun waktu tersebut
tanah ini kepemilikannya dialihkan dan/atau fungsinya diubah
menjadi non-pertanian sesuai rencana tata ruang.
Sengketa Pertanahan
Peranserta Masyarakat
ruang wilayah;
• Departemen Kehutanan dalam pelepasan kawasan hutan untuk
keperluan pembangunan investasi;
• Departemen Nakertrans dalam perolehan dan sertifikasi tanah
transmigrasi;
• Departemen Kimpraswil dalam hal penyediaan tanah bagi
pembangunan prasarana wilayah dan kawasan perumahan dan
permukiman;
• Departemen Perindustrian dan Perdagangan dalam kawasan
dan zona industri;
• Departemen Pertanian dalam kawasan perkebunan dan
pertnanian pangan;
• Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya dalam kawasan
wisata;
• Departemen Kelautan dalam pendaftaran hak atas kawasan dan
ekploitasi sumber daya kelautan serta pengukuran dan
pemetaan kadaster kelautan.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA