Anda di halaman 1dari 6

TTG BUDIDAYA PERIKANAN

TEKNIK BUDIDAYA LAUT TIRAM MUTIARA


DI INDONESIA

1. PENDAHULUAN
1) Batu Permata Mutiara

Bagi manusia purba, kekuatan-kekuatan alam disekitar mreka telah


menimbulkan rasa hormat dan pesona. Matahari dan bulan adalah dewa-
dewa dengan kekuatan hebat yang meliput kehidupan dan nasib manusia.
Diketemukannya sebuah benda yang bercahaya samar-samar dan
menggairahkan di laut, dan bila lebih didekati jadi berpijar seperti bulan
purnama, menimbulkan inspirasi sebagai turunnya dewa baru. Dipercayai
bahwa, mutiara telah diketahui dan dihormati sejak 3.500 tahun Sebelum
Masehi. Untuk orang-orang zaman dahulu, laut adalah sumber segala
kehidupan dan di daratan Medeterania pemujaan terhadap tiram, telah
berkembang dan meningkat terpuja terhadap mutiara, yang sejak sat itu
dianggap sebagai ratu dari semua permata. Tidak ada batu permata lain
yang minat terhadap nilainya dan posisinya dapat bertahan untuk waktu yang
sedemikian lama seperti halnya mutiara.

Mutia sebenarnya terbentuk akibat respon dari tiram untuk menolak


kesaktian oleh akibat masuknya benda asing ke dalam tubuhnya. Mutiara
dari laut dapt diketemukan pada tiram, sedangkan mutiara dari perairan
tawar pada kerang atau kijing. Pada dasarnya mutiara perairan laut
berhubungan erat dengan tiram dari genus Pinctada dan pada perairan tawar
pada genus Unio. Banyak jenis tiram yang dapt memproduksi benda keras
dalam tubuhnya, tetapi sedikit yang dapat memperlihatkan warna sehingga
dapat digolongkan sebagai batu permata mutiara.

Pada dua cangkang (kulit tiram) tiram jenis Pinctada terdapat bermacam-
macam lapisan. Lapisan induk mutiara (mother of pearl) adalah lapisan yang
langsung melindungi organ tubuh tiram mutiara, berada pada cangkang
bagian dalam. Jika terdapat partikel benda asing ayng menyakitkan misalnya
sebutir pasir maka organ tubuh tiram yang disebut mantel akan mulai
melapisi dengan 'nacre' pelindung (lapisan induk mutiara) ke sekelilingnya,
hasilnya mungkin akan menjadi sebutir mutiara. Jika partikel dapat dilapisi
oleh mantel secara menyeluruh, hasil mutiaranya kelak akan berbentuk
bundar bagus. Jika penimbul sakitnya terletak di atas cangkang bagian
dalam, akan terjadi bentuk mutiara setengah bundar.

Mutiara itu dibentuk oleh lapisan yang mengelilingi penyebab sakitnya secara
konsentris. Lapisan tersebut terdiri dari mineral yang diproduksi oleh tiram;
tetapi bila lapisan terluarnya tidak terdiri dari nacre, mutiara tidak akan

Hal. 1/ 6
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

memperlihatkan warna-warni yang menggairahkan yang biasa disebut 'orient'


yang membuat mutiara mempunyai harga yang tinggi dan indah.

Dibawah orient biasanya disebut 'overtone', adalah warna tubuh atau warna
latar belakang dari mutiara. Overtone berupa suatu sinar pantul yang datang
dari permukaan mutiara, dengan warna yang bermacam-macam: ungu, hijau,
kuning, merah jambu (pink) dan jingga (oranye). Pada dasarnya warna tubuh
mutiara dibagi menjadi tiga : putih, hitam dan 'berwarna' termasuk merah,
kuning, pelangi, violet, biru abu-abu dan brons, biru tua, hijau biru dan hijau
dengan kilau metalik. Termasuk dalam warna putih adalah krem, merah
muda dan kuning merah (keduanya dengan overtone pink), juga mutiara
yang biasa disebut sebagai mutiara 'indah' yaitu mutiara yang selalu
memiliki tiga warna sekaligus berupa overtone krem, merah bunga mawar
dan biru atau hijau.

Untuk saat ini tiram adalah penghasil (produsen) mutiara dari laut dan lebih
lanjut produsen) mutiara dair laut dan lebih lanjut produsen mutiara alam
dunia yang utama dari teluk Persia antara Arab Saudi dan Iran. Hanya
sekitar 1 dari 40 tiram yang kemungkinan berisi mutiara dan jumlah tiram
yang ditemukan dari tahun ke tahun semakin menurun. Dari teluk Persia
mutiara diangkut ke Bombay, di tempat ini mutiara-mutiara tersebut di cuci
dengan mencelupkannya ke dalam Hidrogen peroksida kemudian
dikeringkan di bawah sinar matahari. Setelah disortir dan di bor, jenis-jenis
terbaik dijual kepada pedagang-pedagang dari negara barat, banyak mutiar-
mutiara tersebut tampil di Paris dan Amerika Serikat. Paris adalah
penyebaran utama mutiara dan Bombay adalah pusat perantara untuk
mutiara dari teluk Persia.

Mutiara yang bagus juga datang dari Sri Lanka, Australia, Jepang, Mexico,
Panama, Venezuela dan Tahiti. Mutiara ini dari perairan tawar didapatkan
dari sungai Missisippi dan anak-anak sungainya, juga dari Skotlandia dan
China.

Dalam perdagangan mutiara terdapat beberapa merek dagang, diantarnya


adalah berikut ini:
a. "Mutiara Asia Timur" : Mutiara yang di dapat dari teluk
Persia.
b. Mutiara "Ceylon" atau "Madras" : mutiara yang mempunyai overtone
biru indah, hijau atau violet pada
warna dasar putih atau krem.
c. Mutiara 'Venezuela' : putih atau kuning; lebih transparan
dari pada Asia Timur.
d. Mutiara 'Tahiti' : mutiara putih dengan overtone
sedikit, kadang-kadang dengan abu-
abu metalik.
e. Mutiara 'Australia' : putih denga hampir tidak ada
overtone.

Hal. 2/ 6
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

f. Mutiara 'Panama' : umumnya hitam, keabu-abuan, atau


kuning
g. Mutiara 'air tawar' : umumnya memilik orient dan warna
yang kuat; umumnya mempunyai
warna yang indah.

Bentuk mutiara diklasifikasikan sebagai berikut: bentuk bundar, bentuk bulat,


bentuk bulat telur, bentuk airmata, bentuk kancing baju, bentuk baroque
(seluruh bentuk yang tidak biasa selain yang telah diberi nama tersebut
diatas), bentuk gotri (bentuk baroque, tetapi dengan kilauan yang sedikit);
bentuk tiga perempat (tiga-perempat bulat dengan satu permukaan datar),
mutiara biji (bentuknya tidak simeteris dan sangat kecil), mutiara debu
(terlalu kecil untuk digunakan sebagai batu permata) dan mutiara blister
(bentuk mutiara yang menempel di cangkang).

Nilai dari sebutir mutiara didasarkan pada : warna, kilau, translusensi,


tekstur, bentuk dan ukuran. Mutiara yang terbaik akan memiliki warna asli
dari mutiara, overtone yang kuat dengan kemilau yang tinggi; semi-
translusensi yang kuat, tidak retak, tergores, dan penyok atau cacat, bentuk
bundar; ukurannya besar. Nilai dari sebutir mutiara yang dapat diperkirakan
dengan menduga dengan suatu harga dasar dengan kuadrat dari beratnya,
sehingga dengan suatu penambahan ukuran yang sedikit mempunyai
pengaruh yang besar terhadap nilainya. Penilaian terhadap mutiara akan
lebih kompleks daripada terhadap berlian. Mutiara yang besar lebih jarang
ada di banding dengan berlian yang besar. Hanya dengan latihan dan
pengalaman yang luas dan banyak, seseorang akan dapat melihat kualitas
mutiara dengan baik.

2) Mutiara Peliharaan

Mutiara peliharaan pada dasarnya adalah suatu hasil produksi Abad ke 20.
Bebarapa orang telah mencoba mengembangkan cara untuk memproduksi
mutiara, Nishikawa, Mise dan Mikimoto adalah nama-nama tenar untuk
masalah ini. Setelah mendapatkan cara penempatan inti yang paten,
Mikimoto merupakan penguasa dalam industri mutiara peliharaan.

Mutiara peliharaan diproduksi dengan memasukkan butiran manik-manik


yang terbuat dari kulit cangkang tiram mutiara pada bagian dari lapisan induk
mutiara ke dalam lapisan mantel yang mengeluarkan lapisan mutiara. Tiram
memperlakukan manik-manik tersebut sebagai penyakit dan menyelimutinya
dengan lapisan nacre. Jadi perbedaan dasar mutiara alam dan peliharaan
adalah partikel dan ukurannya, yang masuk dalam tubuh tiram secara alami
dan dibuat oleh manusia serta cara terjadinya.

Mutara blister di produksi dengan memasukkan separoh manik-manik,


ditempelkan didinding cangkang bagian dalam. Setelah lapisan nacre

Hal. 3/ 6
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

menyelimuti manik-manik, bentuk yang terjadi tersebut dan lapisan nacre


lainnya yang telah dibentuk melengkung, ditempelkan ke bagian datar dari
manik-manik. Hasilnya juga disebut sebagai mutiara 'mabe'.

Mutara 'biwa' diproduksi dari danau Biwa Jepang menggunakan kijing air
tawar. Mutiara biwa bentuknya tidak teratur, tetapi memiliki orient dan warna
yagn bagus. Perbedaan mutiara biwa dengan yang lainnya ada lah bahwa
mutiara biwa tidak memiliki inti atau nukleus; sebagai pengganti manik-
manik, mantel empat-persegi dimasukkan ke dalam organ tubuh kijing,
syarat pemeliharaannya memakan waktu tiga tahun.

Jepang adalah pemimpin dunia dalam produksi mutiara peliharaan. Bentuk-


bentuk yang biasa diproduksi adalah baroque, bulat, kancing baju, lonjong,
bulat buah per dan bulat telur; sangat sedikit mutiara peliharaan yang
mempunyai bulatan yang bagus. Dari seluruh batu permata, untuk
membedakan antara mutiara alami dan peliharaan adalah yang paling sulit.
Alat yang paling dapat diandalkan kebenarannya harus melindungi
melibatkan adanya mesin ronsen (x-ray), yang sangat berbahaya bagi
tangan-tangan yang tidak ahli. Mutiara peliharaan yang baik tidak akan dapat
dibedakan hanya dengan pandangan mata ataupun dengan cara pengujian
yang sederhana.

Dalam mendeterminasi kualitas dan nilai mutiara peliharaan, dipergunakan


cara yang sama seperti diterapkan terhadap mutiara alam. Harga dari
mutiara peliharaan umumnya lebih rendah dibanding dengan mutiara alam;
walaupun demikian, harga sebutir mutiara peliharaan mungkin dapat
mencapai US $. 100.000,- (Joel Arem, 1983).

Disamping itu dapat diproduksi mutiara tiruan/imitasi (imitation pearl) dalam


jumlah besar, dimana inti mutiara tiruan ini dibuat dari gelas atau plastik yang
diberi lapisan 'pearl essence' yang dibuat dari sisik ikan layur (Trachiurus
spp)

Dengan demikian kalau kita tinjau mengenai terjadinya mutiara, untuk saat
ini dapat dibagi menjadi:
a. Mutiara asli yang terdiri dari mutiara alam (natural pearl) dan mutiara
peliharaan (cultured pearl).
b. Mutiara tiruan/imitasi (imitation pearl) (Dwiponggo, 1976).

3) Perairan Indonesia

Perairan laut Indonesia juga mempunyai potensi besar terhadap tiram


mutiara, usaha penyelaman dan pemeliharaan terhadap mutiara juga sudah
berkembang, terutama di wilayah perairan Indonesia Timur. Di beberapa
daerah tersebut, usaha penyelaman tiram mutiara merupakan mata
pencaharian bagi penduduk. Berdirinya beberapa perusahaan pemeliharaan

Hal. 4/ 6
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

mutiara di Maluku Tenggara, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Nusa


Tenggara dan Irian Jaya makin menggairahkan para penyelam untuk
meningkatkan hasil selamanya, karena jaminan pemasarannya cukup baik,
berhubung perusahaan pemelihara mutiara itu membeli tiram mutiara dari
para penyelam.

2. BIOLOGI TIRAM MUTIARA


1) Klasifikasi

Tiram mutiara termasuk sebagai hewan lunak, yaitu hewan yang dalam
biologi dimasukkan ke dalam pilum Mollusca, dimana pilum tersebut terbagi
atas enam kelas yaitu: (1) Monoplacophora; (2) Amphineura; (3) Gastropoda;
(4) Lamellibranchiata atau Pellecypoda; (5) Scaphopoda; (6) Cephalopoda.

Tiram mutiara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


Kingdom : Invertebrata
Pilum : Mollusca
Klas : Pellecypoda
Ordo : Anysomyaria
Famili : Pteridae
Genus : Pinctada
Spesies : Pinctada sp. dan Pteria sp.

2) Jenis-jenis penting tiram mutiara

Menurut Dwiponggo (1976), jenis-jenis tiram mutiara yang terdapat di


Indonesia adalah: Pinctada maxima, Pinctada margatirifera, Pinctada fucuta,
Pinctada chemnitzi dan Pteria penguin. Di beberapa daerah Pinctada fucuta
dikenal pula sebagai Pinctada martensii.

Sebagai penghasil mutiara terpenting adalah tiga spesies, yaitu, Pinctada


martensii, Pinctada margaritifera dan Pinctada maxima. Sebagai jenis yang
ukuran terbesar adalah Pinctada maxima.

Tabel 1. Perbandingan dari tiga jenis Pinctada penghasil mutiara yang terpenting
(Cahn, 1949).

SIFAT-SIFAT P. martensii P. margaritifera P. maxima


Ukuran Dewasa penuh 4 inchi 7 inchi 12 inchi
Rata-rata 3 inchi 6 inchi 8 inchi
Cangkang Kecembungan Cembung Agak cembung Rata
Warna luar Abu-abu kuning Coklat kehijauan Coklat kuning
Garis cangkang k.1.7. cokelat Baris titik-titik Pucat hanya
ungu suatu jejak

Hal. 5/ 6
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN

Nacre Nacre Perak kehijauan Warna baja Putih perak


Pinggiran Jingga kuning Hijau metalik Kuning emas
Garis engsel Panjangnya pendek Sedang
sedang
Berat 60-100 cangkang 15 cangkang 9-10 cangkang
tiap Kan tiap Kan tiap Kan

Catatan:
1 Kan = 8,267 pon
1 Kg = 2,205 pon

3. SUMBER
Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, 1994

4. KONTAK HUBUNGAN
Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta

Jakarta, Maret 2001

Disadur oleh : Tarwiyah

KEMBALI KE MENU

Hal. 6/ 6
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

Anda mungkin juga menyukai