BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KEADAAN UMUM
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI)
PUSAT PENELITIAN BIOLOGI BIDANG MIKROBIOLOGI
2.2.8 Perpustakaan
Jenis koleksi yang dimiliki LIPI Puslit Biologi adalah pertama, buku yang
berjumlah 190.000 judul, terdiri atas buku umum dan referensi, majalah terjilid,
laporan penelitian dan penemuan ilmiah, disertasi, dan literatur sekunder seperti
bibliografi, indeks, serta sari karangan. Koleksi kedua adalah berupa majalah
yaitu majalah ilmiah yang terdiri atas 2000 judul majalah iptek luar negeri, 700
judul majalah Indonesia dan majalah serta surat kabar sebanyak 1900 judul yang
tersedia dalam bentuk kliping dan pangkalan data khusus. Koleksi ketiga adalah
media audio visual yang terdiri atas bentuk mikro, disket, CD-ROOM, kaset
video, dan sebagainya.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam
sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang
akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi
DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu
antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi
holokarbon (Ferdiaz, 1992).Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium
yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn
banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat
yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-
benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kkontaminasi, yaitu masuknya
mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam
medium adalah benar- benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada
bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali
bakteri patogen kedapatan bersama- sama dengan bakteri saprob. Untuk
menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu (Dwidjoseputro, 1990) :
1. Degan pengenceran
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil
memelihara Streptococcus lactis dalampiraan murni yang diisolasi dari sampel
susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran
bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari
hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih
lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan
pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa
koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita
hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita
jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita
peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang
pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan
mengambil sedikti sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel
ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin
encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium
tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-
koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan
di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin. Ada
beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam
medium diantaranya adalah (Lay, 1994) :
A. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan
waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali
dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-
baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjafi kurang
lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores.
(a).
(b). (c).
Gambar 1. (a) Cara membuka cawan petri saat penggoresan. (b). Sektor O adalah tempat mula-
mula meletakkan inokulum dengan lup inokulasi. (c). Sektor I merupakan pengenceran pertama
garis-garis goresan pada sektor I hendaknya saling terpisah seragam seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
B. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan kemudian dicawankan. Konsentrasi sel- sel
mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak dapat diketahui sebelumnya,
oleh karena itu dilakukan pengenceran dalam beberapa tahap sampai sekurang-
kurangnyya satu diantara cawan-cawan tersebut mengandung koloni- koloni
terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan
waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat
berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :
a) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari
organisme lainnya. Setiap koloni hasil inkubasi berasal dari satu sel tunggal yang
tampak pada cawan tersebut. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada
agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang.Metode
gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan
terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel.
Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang
menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan pada suhu 50oC,
kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan
yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di
dalam cawan.
b) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak
dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada
kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial
pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel
semakin besar.
c) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel
mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar
cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran
sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet
kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara
aseptis.
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK
Praktek kerja lapangan yang dilakukan oleh saya yaitu di Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Penelitian Biologi bidang Mikrobiologi.
Yang sering disebut oleh khalayak yaitu Cibinong Science Center, yang berlokasi
di Jalan Raya Jakarta-Bogor Km 46 Cibinong, Kabupaten Bogor. Kegiatan
praktek kerja lapangan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh pihak dari Program studi kimia Universitas Muhammadiyah
Sukabumi (UMMI), yaitu dimulai pada tanggal 26 Juli 2010 dan berakhir pada
tanggal 4 september 2010.
Purifikasi I
Preservasi
Isolasi Enzim Gliserol stok 20
%
Purifikasi II
• Cara Kerja
Isolat enzim protease didapat dari beberapa jenis ikan asin yang telah
ditimbang sebanyak 10 gram dengan neraca analitik, dan dicampurkan dengan
aquades sebanyak 90 ml pada gelas kimia 150 ml, dihomogenkan dengan
Magnetic Stirer. Larutan ikan asin dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah
diberi label, tabung reaksi divorteks untuk menghomogenkan kembali antara ikan
asin dengan aquades dengan alat Vorteks Mixer, pengenceran yang pertama ini
disebut pengenceran 10-1, dari pengenceran ini diambil 1 ml dengan pipet mikro 5
ml untuk diencerkan kembali sampai ke tahap pengenceran 10-7.
Media yang digunakan untuk penanaman isolat ikan asin itu yaitu media
agar nutrien padat, komposisi dari media agar nutrien padat yaitu : Skim Milk 10
gram, Casein 1 gram, Yeast Extract 2,5 gram, Glukosa 1 gram, H2O 1 liter, Agar
15 gram yang telah ditimbang dengan neraca analitik. Medi yang telah dibuat
dibagi menjadi empat dan dimasukan ke dalam erlenmeyer 300 ml. Sebelum
media ini dijadikan media tanam terlebih dahulu disterilisasi untuk
menghindarkan kontaminasi dengan alat Otoklap pada suhu 121oC selama 2 jam.
Media yang telah dibuat kemudian dicawankan pada Petridish perkiraan
sebanyak 20 ml. Petridish yang berisi media kemudian didiamkan dibawah sinar
UV di Laminar Air Flow selama 24 jam.
Penanaman isolat dilakukan didalam Laminar Air Flow agar terhindar dari
bakteri-bakteri yang bersifat patogen, isolat diambil dari tabung reaksi dengan
menggunakan Ose yang telah dipijarkan dibawah lampu spirtus, ose yang telah
dipenuhi dengan isolat kemudian digoreskan pada media agar nutrien padat
dengan pola seperti pada gambar 1.(b). Untuk lebih terhindar dari kontaminasi
Petridish yang telah berisi isolat dilapisi dengan plastik Seels. Setelah itu
dilakukan inkubasi selama 48 jam pada suhu kamar sekitar 25 oC.
4.3.2 Purifikasi
• Alat dan Bahan
• Alat • Bahan
• Tabung reaksi 120 buah • Glukosa 1 gr
• Kertas label • Casein 1 gr
• Sumbat kapas 120 buah • Yeast extract 2,5 gr
• Rak tabung • Skim milk 10 gr
• Pipet mikro 5 ml • Aquades 1 l
• Tip 5 ml • Agar 15 gr
• Papan miring • Isolat media padat
• Gelas kimia 1000 ml sebanyak 120 buah
• Tissue
• Laminar air flow
• Cara Kerja
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan media agar nutrien padat
pada tahap purifikasi ini sama dengan media yang digunakan pada tahap isolasi,
yaitu Milk 10 gram, Casein 1 gram, Yeast Extract 2,5 gram, Glukosa 1 gram, H2O
1 liter, Agar 15 gram, setelah bahan-bahan ditimbang sesuai dengan takaran, lalu
diletakkan di Magnetic Stirer untuk dihomogenkan. Setelah homogen larutan
media ini dipipet sebanyak 8 ml dengan pipet mikro 5 ml, kedalam tabung reaksi
untuk dijadikan media agar nutrien miring (Slan Medium), pemipetan dilakukan
sampai ke tabung 120, tabung yang berisi media tersebut kemudian ditutup
dengan sumbat kapas agar terhidar dari bakteri-bakteri patogen. Sterilisasi pada
suhu 121oC selama 2 jam dilakukan pada media agar nutrien miring ini juga agar
media yang didapat benar-benar steril.
Media agar miring yang telah disterilisasi kemudian disimpan pada papan
miring untuk menghasilkan media agar miring, dan mendiamkan selama 24 jam
dibawah sinar UV, setelah 24 jam media agar miring ini siap ditanami bakteri
enzim protease yang telah tumbuh dimedia agar nutrien padat. Ose dipijarkan
diatas lampu spirtus lalu distabilkan suhunya dengan membenamkan pada sisi lain
pada media, kemudian isolat diambil dengan Ose tersebut kemudian dipindahkan
pada media agar miring dengan teknik cawan gores, dan menutup dengan sumbat
kapas. Untuk melihat pertumbuhan enzim protease tersebut dilakukan inkubasi
selama 48 jam.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
21 - - - - - Krem
Punctifor Krem
28 Entire Powdery Flat 1
m
29 Circular Entire Rough Flat 2-7 Krem
Punctifor Krem
30 Entire Powdery Flat 1
m
31 Circular Entire Glistening Umbonate 3-5 Krem
Punctifor Krem
52 Entire Powdery Flat -
m
Punctifor Krem
53 Entire Powdery Flat -
m
54 Irregular Undulate Rough Flat - Krem
Punctifor Krem
55 Entire Powdery Flat -
m
Punctifor Krem
56 Entire Powdery Flat -
m
Punctifor Krem
57 Entire Powdery Flat -
m
Punctifor Krem
58 Entire Powdery Flat -
m
Punctifor Krem
59 Entire Powdery Flat -
m
60 Circular Emtire Smooth Flat 2 Krem