PENDAHULUAN
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri
Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussein Onn dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut
mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para
ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada
tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972,
berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk
sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat diangkat sesuai latar belakang di atas adalah
“ Apakah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ?”.
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam pembuatan makalah
ini adalah mendeskripsikan mengenai apakah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak peraturan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada
tahun 1901berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuysen dengan bantuan Engku
Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim,
penyempurnaannya berkali-kali diusahakan. Pada tahun 1938, selama Kongres
Bahasa Indonesia yang pertama kali di Solo, misalnya disarankan agar ejaan
Indonesia lebih banyak diinternasionalkan. Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri
Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan dalam surat
keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg. Bahwa perubahan ejaan
bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan yang berlaku menjadi lebih
sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik.
Beberapa usul yang diajukan oleh panitia menteri itu belum dapat diterima karena
masih harus dirinjau lebih jauh lagi. Namun, sebagai langkah utama dalam usaha
penyederhanaan dan penyelarasan ejaan dengan perkembagan bahasa, keputusan
Soewandi pada masa pergolakan revolusi itu mendapat sambutan baik.
Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan
djalan, djauh jalan, jauh
pajung, laju payung, layu
njonja, bunji nyonya, bunyi
isjarat, masjarakat isyarat, masyarakat
tjukup, tjutji cukup, cuci
tarich, achir tarikh, akhir
f maaf, fakir
v valuta, universitas
z zeni, lezat
a:b=p:q
Sinar-X
3
Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan
dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya.
di- (awalan) di (kata depan)
ditulis di kampus
dibakar di rumah
dilempar di jalan
dipikirkan di sini
ketua ke kampus
kekasih ke luar negeri
kehendak ke atas
Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.
anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat
Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati
sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan
terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang
karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk
keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka
4
Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang
disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan
angka-angka.
Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum
banyak diketahui oleh khalayak.
Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau
percakapan dalam naskah drama.
Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa
kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata,
kata ulang, rentang suatu nilai.
Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
Format penulisan
Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu untuk
keperluan penulisan kalimat.
Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang
menjadi pembicaraan. Contoh: Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di
sungai dan rawa-rawa.
Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang sedang
digunakan. Contoh: Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan
para kyai. Kata sowan diserap dari bahasa Jawa. Cetak miring juga
digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain. Contoh:
Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut mewarnai
perfilman nasional saat ini.
Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring,
ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui,
mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring. Tapi
untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas penggunaannya.
Tanda baca
titik .
koma ,
titik koma ;
titik dua :
hubung -, ‐
pisah ‒, –, —, ―
elipsis …, ...
tanya ?
seru !
5
kurung ( ), [ ], { }, < >
petik ‘ ’, “ ”
garis miring /
penyingkat ’'
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
Irwan S. Gatot
George W. Bush
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu
tanda titik.
Contoh:
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
6
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di
dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
7
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh:
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT
Wikipedia Indonesia.
8
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar.
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh:
9
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Contoh:
p-e-n-g-u-r-u-s
10
8-4-1973
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an,
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
di-charter
pen-tackle-an
1a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
11
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
2b. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−).
Contoh:
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai
akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
12
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa
emosi yang kuat.
Contoh:
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan
atau transkripsi drama.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh:
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)
tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut.
Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
13
Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai
Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin
Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam
naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi
di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
14
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda
bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
15
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
Contoh: .
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
16
2. Penulisan tentang sesuatu yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan
nama Tuhan termasuk kata gantinya :
- Meskipun Rina beragama Kristen, ia membaca juga kitab Weda.
- Bimbinglah hamba-Mu ini, ya Tuhan Yang Mahakuasa, ke jalan yang
Engkau beri rahmat.
- Kita hanya bisa mengharapkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha
Pengasih.
- Masalah-masalah kekristenan dibahas secara mendalam dalam seminar
itu.
4. Penulisan nama bangsa, suku, bahasa, nama hari, bulan, tahun, dan
peristiwa sejarah :
- Bencana alam yang terjadi di Aceh merupakan peringatan dari Tuhan
kepada bangsa Indonesia.
- Ada banyak suku di Indonesia, misalnya suku Sunda, suku Dayak, maupun
suku Jawa.
- Di sekolah ini pelajaran bahasa Inggris sangat diutamakan.
- Pada tahun 1997 yang lalu, hari Idul Fitri dan hari Natal sama-sama jatuh
di bulan Desember.
- Sejarah kekristenan pernah ternoda oleh peristiwa Perang Salib.
17
5. Penulisan nama khas dalam geografi :
- Di Indonesia terdapat banyak danau, salah satu yang terkenal adalah
Danau Toba.
- Jangan lengah jika kamu berada di jalan yang ramai itu karena kabarnya
Jalan Diponegoro sering ‘makan’ korban.
- Saat ini sungai-sungai di Kota Jakarta sudah tercemar, lebih-lebih Sungai
Ciliwung.
18
8. Penulisan kata gabung:
- Bus antarkota itu setiap hari sarat penumpang.
- Ayahnya seorang purnawirawan ABRI.
- Setiap kata yang dianggap penting perlu digarisbawahi.
- Kita harus menjadi remaja bertanggung jawab.
- Pertanggungjawaban yang dibacakan presiden kurang memuaskan
rakyat.
- Semoga Yang Mahaesa mengabulkan doa Anda.
10. Penulisan kalimat dengan tanda baca koma, titik koma, dan titik dua :
- Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
- Satu, dua, tiga, …mulai!
- Fakultas itu mempunyai dua jurusan, yaitu Ekonomi Umum dan
Ekonomi Perusahaan.
- Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
- Malam makin larut, tetapi anakku belum juga pulang.
- Malam makin larut; anakku belum juga pulang.
19
- … telah dikenal sebagai alat per-
tahanan yang canggih.
- Pipinya yang kemerah-merahan itu sangat menggemaskan.
- Para gubernur se-Indonesia berkumpul di tempat itu mengadakan
pertemuan.
- KTP-nya hilang dua hari yang lalu.
20
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai
dalam penyapaan dan pengacuan.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk mengaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: ibu, percaya, kantor
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya: dikelola, bergeletar, penetapan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk
tangan, garis bawahi
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Mislanya: menggarisbawahi,
penghacurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai. Misalnya: adipati, mahasiswa, mancanegara
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, gerak-gerik
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazin disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, orang tua, kambing hitam
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan
21
pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Misalnya: alat pandang-dengar
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, matahari,
manasuka
H. Partikel
1. Paratikel –lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun
yang dimakannya, ia tetap kurus.
3. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya: …per 1 April.
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan
sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI, LAN, IKIP
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital Misalnya:
Akabri, Bappenas
22
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan
huruf kecil. Misalnya: pemilu, radar, rapim
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) harus diketahui oleh seluruh warga
Indonesia. Karena di negara kita ini ejaan ini yang digunakan dalam hampir
semua kegiatan sehari-hari.
Dalam banyak aspek jika EYD tidak dipelajari maka kita bisa saja salah
dalam melakukan hal-hal yang berhubungan tentang Bahasa Indonesia tentunya.
Maka itu kita sebagai bangsa penerus tidak ada salahnya untuk mengerti tentang
EYD yang benar.
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD-KKP-PBN-
BID.PENGEMBANGAN.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
http://ejaanbahasaindonesia.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Penulisan_tanda_baca
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1366&bih=544&q=ejaan+yang
+disempurnakan&btnG=Penelusuran+Google&aq=f&aqi=&aql=&oq=ejaan+yan
g+disempurnakan&gs_rfai=&fp=1
25