Anda di halaman 1dari 50

KOROSI PADA PIPA

Kelompok 3

• Apdinul Aska (05171036)


• Ilfan Sulindo (05171088)
• Ridwan Abdurrahman (06171029)
Teori Dasar Korosi
 
Korosi didefinisikan sebagai suatu proses
penurunan mutu suatu material logam.

Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan


peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga timbul
kesetimbangan antara logam dengan
lingkunganya
Faktor pokok yang menjadi penyebab terjadinya korosi yaitu:
 

1. Suatu unsur sebagai katoda (elektroda


positif) atau kation (ion positip dalam bentuk
mikro).
2. Suatu unsur sebagai anoda(elektroda negatif)
atau anion (ion negatip dalam bentuk
mikro).
3. Media elektrolit sebagai penghubung.
4. Arus listrik.
Menurut Nemst korosi terjadi karena:
 
1. Adanya kontak atara anoda dan katoda
sehingga terjadi sel galvanik yang membuat
korosi.
2. Endapan pada suatu paduan (adanya fasa pada
fasa induk) akan bersifat katodik
terhadap matriksnya sehingga terjadi korosi
interkristalin.
3. Daerah yang pada proses pendingainan memiliki
tegangan dalam yang besar maka
daerah tersebut akan mudah terserang korosi.
BENTUK/TIPE KOROSI
1. Uniform / general corrosion
2. Galvanik / bimetal corrosion
3. Crevice Corrosion (korosi celah)
4. Pitting Corrosion (korosi sumuran)
5. Errosion Corrosion (korosi erosi)
6. Intergranular Corrosion (korosi batas butir)
7. Selective Leaching
8. Stress Corrosion
1. Uniform / General Corrosion
• Korosi jenis ini yang paling sering, umum
dijumpai.

• Korosi ini dikontrol oleh reaksi kimia atau


elektrokimia antara permukaan logam dengan
media korosifnya.

• Pengurangan berat / ketebalan logam terjadi


merata pada seluruh permukaan logam. Jenis
korosi ini tidak berbahaya.
Continue….
Skema Uniform / General Corrosion
Korosi uniform dapat dikurangi dengan :

1. Pemilihan material yang tepat (semakin murni


bahan semakin tahan korosi / noble).
2. Pelapisan
3. Penambahan inhibitor (media elektrolit)
4. Penambahan elemen paduan pada logam
5. Proteksi katodik
2. Galvanik / bimetal corrosion

Prinsip dasar korosi galvanik :

Bila dua logam yang berbeda saling kontak


dan berada pada media/larutan yang konduktif
dan korosif maka akan timbul “beda potensial”
yang menyebabkan terjadinya aliran arus listrik
(i) atau perpindahan elektron.
Continue….
Example :

Sebuah elektroda seng (anoda) dan elektroda tembaga


(katoda). Keduanya bisa teroksidasi

Zno -> Zn2+ + 2e‐


Cuo -> Cu2+ + 2e‐

Keduanya teroksidasi tetapi tingkat oksidasi Zn lebih


besar daripada Cu, sehingga bila keduanya
dihubungkan akan terjadi potensial sebesar 1,1 volt.

Elektroda Cu menerima elektron dari elektroda Zn,


sehingga Zn sebagai Anoda (terkorosi).
Continue….
Skema korosi galvanik
Deret volta
Pengaruh Lingkungan terhadap korosi
galvanik
Lingkungan media korosif sangat mempengaruhi
proses korosi bimetal. Pada Fe – Zn, Zn (anodik)
dan Fe (katodik) berlangsung pada media yang
lembab. Sebaliknya Zn (katodik) dan Fe (anodik)
berlangsung pada media air 180oF.

Korosi galvanik juga bisa terjadi dimedia udara dan


laju korosi tergantung dari humidity relatifnya.

Dilingkungan yang sangat kering, korosi galvanik tidak


terjadi karena tidak ada elektrolit yang mengantar
arus.
Pengaruh Jarak & Luas pada Korosi Galvanik

Laju korosi galvanik paling besar terjadi didekat


sambungan. Korosi turun sebagai fungsi kenaikan
jarak terhadap sambungan

Elektroda kecil (anoda) : density arus besar korosi


tinggi
Katoda besar (luas) : anoda kecil korosi tinggi
Continue….
Skema pengaruh luas pada korosi galvanik
Keuntungan sistem galvanik
• Pada sistem pipa air
3. Crevice Corrosion (Korosi Celah)
Merupakan salah satu jenis korosi lokal. Korosi
ini disebabkan oleh adanya sejumlah kecil sekali
larutan yang ter‐stagnasi (diam), karena adanya
hole, gasket.
Sambungan penyebab timbulnya “celah”,
sehingga korosi ini sering juga disebut korosi
deposit, korosi retakan, korosi packing, korosi
interface, korosi tapal kuda dan korosi garis air,
korosi pasak.
Faktor penyebab crevice corrosion

• Faktor lingkungan
Adanya pasir, debu yang bisa menimbulkan deposit
membuat terjadinya stagnasi larutan sehingga
timbul korosi celah, adanya retakan, adanya beda
konsentrasi oksigen lokal,dll

Misalnya : Stainless steel 18 – 8 yang dipilih karet


dan dicelup dalam air laut bisa pada terpotong bagian
yang ada karetnya karena korosi celah.
Continue….
• Mekanisme
Korosi terjadi karena Δ konsentrasi oksigen
lokal atau Δ ion logam lokal antara celah dan
sekitarnya, shg korosi ini sering disebut
“concentration cell Corrosion”
Continue….
Pencegahan korosi celah
• Gunakan sambungan las.
• Tutup sambungan non welded dengan las atau
solder.
• Hindari zona stagnasi.
• Periksa secara intensif dan periodik zone celah –
celah.
• Gunakan media korosif (larutan) yang uniform.
• Hindari packing yang basah.
• Gunakan gasket yang solid
4. Pitting Corrosion (korosi sumuran)
• Termasuk Korosi lokal

• Menyerang pada logam yang :


‐ Selaput pelindungnya robek secara mekanik.
‐ Memiliki tegangan konsentrasi lokal.
‐ Memiliki konsentrasi kimia

• perbedaan dengan korosi celah.


‐ korosi celah dipicu oleh beda konsentrasi O2
‐ korosi sumuran dipicu oleh faktor metalurgi
Continue….
Mekanisme pembentukan sumuran :

1. Mula‐mula terjadi korosi merata

2. Daerah sentral kekurangan O2 karena jarak


diffusi O2 lebih Panjang ->Anoda ->Terjadi
pelarutan M+ ditengah titik air -> terjadi karat
dipusat berbentuk cincin
Continue….
5. Errosion Corrosion (korosi erosi)

Penyebab :

– Turbulensi
– Partikel dalam aliran
– Peronggaan/Kavitasi
Turbulensi aliran
disebabkan oleh :

1. Perubahan drastis diameter pipa


Continue….
2. Sambungan yang kurang baik
Continue….
• 3. Celah & Endapan
Peronggaan/Kavitasi

Kavitasi disebabkan oleh pecahnya gelembung uap


dipermukaan logam.

 Mekanismenya :

1. Fluida menerjang permukaan logam


2. Tekanan hidrodinamika lokal turun
3. Timbul gelembung dipermukaan logam
4. Aksi mekanik, misalnya adanya putaran, menyebabkan tekanan
hidrodinamik lokal naik
5. Gelembung pecah, timbul gaya tekan yang besar pada
permuk. Logam
6. Terjadi deformasi plastik pada logam
Continue….
Komponen yang sering terkena korosi erosi.
• Baling – baling
• Propeller
• Impeller
• Wet liner

Pencegahan
•Permukaan komponen halus
• Pemilihan Bahan
‐ Stellite (Co, Cr, W, Fe, C)
‐ Stainless Steel 304
6. Korosi Batas Butir (Intergranular
Corrosion)

• Korosi ini sering disebut : Intergranular Attact (IGA),Intergranular


Corr (IGC)

• Mekanisme korosi Batas butir pada baja -> Orientasi


kristalografi Acak -> daerah tidak stabil dg energi
Tinggi -> mudah terkorosi intergranular/BB

• Korosi BB sering dijumpai pada Stainless steel


Austenitik

• SS tahan terhadap korosi merata, tetapi pada


temperatur tertentu yaitu temperatur sensitis (450‐
800 der C), SS sangat rentan terhadap korosi BB
Continue….
Skema korosi batas butir :
Penanggulangan Korosi Batas Butir

1. Memperpanjang waktu penahanan pada proses


homogenisasi, sehingga konsentrasi Cr merata
disetiap titik.

2. Menurunkan kandungan karbon.

3. Menambahkan unsur yang memiliki afinitas


tinggi terhadap karbon (Ti, Nb).

4. Menambahkan unsur pembentuk fase α


7. Selective leaching (de‐alloying)

Demetallification : Pengurangan elemen logam


tertentu dalam paduan.

Contoh :
‐ dezincification
‐ denickelification
‐ dealuminification
‐ destannification
‐ etc.
8. Stress Corrosion Cracking SCC

Logam mengalami korosi SCC bila :

1. Ada internal stress


2. Ada media lingkungan korosif
Keduanya berjalan simultan

Contoh : checkerplate (pelat kembang), lekukan


pada bodi mobil, elbow pipa,dll
PENGENDALIAN KOROSI

• Desain dan pemilihan material


• Pengendalian media korosif (chemical
treatment)
• Pelapisan (coating)
• Proteksi Katodik
• Proteksi Anodik
1. Desain dan pemilihan material
 Hindari efek galvanis (misal dengan seal atau
gasket)
Continue….
 Gunakan efek galvanis
Continue….
 Hindari sel aerasi Differensial dan Celah
Continue….
 menghindari terbentuknya sudut.
2. Pengendalian media korosif (chemical
treatment)
• Pengendalian korosi udara

Relatif humidity yang baik

Dengan efek 30 –60 %, agar tidak terjadi korosi dilakukan


pemanasan -> sering masih pengembunan pada permukaan yang
mampu mendinginkan udara

Misalnya pada kaca mata dari ruang dingin ke ruang panas


3. Pelapisan (coating)
Prosedur Aplikasi :

1. Pembersihan permukaan pipa


- steel brushed
- scrapers
2. Priming
lapisan primer betul – betul kering

3. Coating dengan bahan yang tepat


mengikuti rekomendasi manufacturer

4. Penyimpanan dan handling material


bersih dan kering

5. Pemasangan yang benar

6. Inspeksi
holiday detector
Korosi pada pipa
Faktor penyebab terjadinya korosi pada pipa

* Air kimia
* PH air
* Jumlah oksigen di dalam air
* Suhu air
* Kecepatan / tekanan air dalam pipa
Air kimia

Laju korosi juga dapat dipengaruhi oleh kimia


membentuk air dan jumlah korosi galvanik dari
penggunaan logam yang berbeda dalam atau
kontak dengan sistem perpipaan.
PH air
• Keasaman sampel air diukur pada skala pH, yang berkisar dari nol (keasaman
maksimum) untuk 14 (alkalinitas maksimum). Bagian tengah skala, 7,
merupakan titik netral, dan meningkatkan keasaman dari netral ke 0,
sedangkan alkalinitas meningkat 7-14.

• Ini semua cukup sederhana, kecuali bahwa skala pH didasarkan pada


kemajuan logaritma, seperti skala “biasa digunakan” untuk pengukuran
Richter gempa bumi. Ini berarti bahwa perbedaan pH satu unit merupakan
perubahan keasaman sepuluh kali lipat.

• Dalam sistem pipa tembaga, saat pH lebih dari 8, sebuah film oksida tembaga
biasanya terbentuk pada dinding pipa. Film ini bertindak sebagai penghalang
yang memperlambat mempengaruhi korosi. Namun, ketika pH dalam
penyediaan air lebih rendah dari 8 film oksida tembaga (penghalang)
dibubarkan, yang tidak meninggalkan pelindung dan menundukkan pipa
untuk tindakan korosif air. Hasil akhir? Lubang jarum kebocoran yang dapat
merusak dinding, lantai dan komponen struktural.
Oksigen dan Suhu Air
• Sebuah sistem air domestik adalah “terbuka” sistem, di mana air yang
digunakan adalah selalu diisi kembali dengan segar, air beroksigen. udara
terlarut di dalam air terdiri dari oksigen sekitar 30% dan sisanya adalah
sebagian besar nitrogen non-korosif.

• Pada Oksigen, degradasi logam melalui proses elektro-kimia oksidasi


internal. Akibatnya, logam secara bertahap akan dikonversi ke oksida (karat)
dan menjadi kurus dan lemah dalam proses itu. Sebagai corrodes pipa,
kotoran, disimpan di garis air dan bertatahkan membangun adalah akibat
langsung dari proses oksidasi.

• Adapun suhu air, semakin tinggi suhu air, semakin cepat tingkat di mana
oksidasi ini terjadi. Sementara kandungan oksigen berkurang di bawah
tekanan air tinggi temperatur, ini suhu tinggi dan kondisi tekanan benar-
benar dapat mempercepat proses oksidasi. Pengalaman menunjukkan bahwa
korosi akan lebih parah untuk jalur air panas daripada di garis air dingin.
Air Velocity
• masalah kecepatan air biasanya berhubungan dengan
loop “tertutup” sistem perpipaan di mana itu
diperlukan untuk memompa atau mengedarkan air.

• Korosi erosi terjadi di lokasi di mana air turbulensi


mengembangkan, biasanya disebabkan dengan
kecepatan berlebihan. Ini biasanya ditemukan saat air
membuat perubahan mendadak dalam arah (seperti
berubah pipa tajam dan siku) dan melalui “aliran”
hambatan seperti Gerinda dan solder kelebihan dari
sambungan patri tidak semestinya.
Faktor-faktor lain…

Faktor-faktor lain yang berkontribusi besar


untuk jenis korosi erosi besar termasuk pompa
sirkulasi, instalasi jaringan distribusi terlalu
kecil dan sistem tidak benar seimbang.
Perbaikan Pilihan pipa
• * Memperbaiki kebocoran oleh aplikasi solder eksternal
* Menggantikan bagian kecil atau lebih besar dari tabung
* Re-pipa air seluruh rumah
(Namun, bahkan kembali plumb-lengkap dengan
tabung tembaga yang baru tidak menjamin bahwa
masalah tersebut tidak terulang kembali setelah jangka
waktu tertentu.)
* Re-pipa saluran air dan mengganti tembaga dengan
CPVC PVC atau
* Lambang bagian dalam pipa yang ada dengan epoxy
* Pembelian potensi menyembuhkan (nilai
dipertanyakan), seperti magnet
TER I M A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai