Anda di halaman 1dari 6

DISKUSI BIOGEOGRAFI

1. Mengapa Pulau Jawa yang memiliki ukuran lebih kecil dibanding Pulau
Sumatera dan Kalimantan, memiliki ancaman yang lebih besar ?

Gambar 1. Peta Geologi Pulau Jawa

Pulau Jawa lebih besar ancamannya dibanding pulau lainnya, bisa kita lihat dari
sektor penduduk dan sektor bentang alam.Kedua sektor ini tidak bisa dipisahkan
begitu saja, namun pada hakikatnya sektor penduduk menjadi pusat
permasalahan,karena alam itu bersifat netral.

 Sektor Penduduk

Bila kita belajar dari sejarah, dari zaman penjajahan yang sekian ratus
tahun itu, perhatian penguasa terutama hanya terhadap Pulau Jawa,
semisal Daendels melancarkan transportasi dan komunikasi di Pulau Jawa,
seperti membuka jalan dari Anyer sampai Panarukan.

Kemudian, dari tahun 1930 – 1981, pertambahan jumlah penduduk Pulau


Jawa melebihi 120 persen. Lebih dari 50 persen penduduk tinggal di Pulau
Jawa , yang luasnya 7 persen dari seluruh daratan nasional. Penyebaran
penduduk yang timpang seperri ini sangat penyulitkan pelaksanaan
pembangunan supaya merata, yang harus meliputi seluruh wilayah tanah
air dan seluruh rakyat.
Berikut saya sajikan Populasi Penduduk Indonesia per Propinsi sesuai dengan Hasil
Sensus Tahun 2000, dan berdasar Estimasi pertumbuhan tahun 2005

Populasi berdasar Estimasi


Luas
Propinsi Sensus 30 Juni
Wilayah Tahun 2005
2000
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam 55,39 3,929,234 4,031,589
Propinsi Sumatera Utara 71,681 11,642,488 11,688,987
Propinsi Sumatera Barat 42,297 4,248,515 4,555,810
Propinsi Riau 94,561 3,907,763 4,563,406
Propinsi Jambi 53,436 2,407,166 2,627,216
Propinsi Sumatera Selatan 74,795 6,210,800 6,767,645
Propinsi Bengkulu 19,789 1,455,500 1,546,286
Propinsi Lampung 35,385 6,730,751 7,104,572
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung 34,459 899,968 1,042,828
Propinsi Kepulauan Riau 1,040,207 1,273,011
Propinsi DKI Jakarta 664 8,361,079 8,839,247
Propinsi Jawa Barat 34,817 35,724,093 38,886,975
Propinsi Jawa Tengah 32,544 31,223,258 31,896,114
Propinsi DI Yogyakarta 3,186 3,121,045 3,337,095
Propinsi Jawa Timur 47,923 34,765,993 36,058,107
Propinsi Banten 8,801 8,098,277 9,008,151
Propinsi Bali 5,633 3,150,057 3,378,092
Propinsi Nusa Tenggara Barat 20,153 4,008,601 4,169,695
Propinsi Nusa Tenggara Timur 47,35 3,823,154 4,243,182
Propinsi Kalimantan Barat 146,807 4,016,353 4,042,817
Propinsi Kalimantan Tengah 153,564 1,855,473 1,913,026
Propinsi Kalimantan Selatan 36,535 2,984,026 3,271,413
Propinsi Kalimantan Timur 210,985 2,451,895 2,840,874
Propinsi Sulawesi Utara 15,926 2,000,872 2,121,017
Propinsi Sulawesi Tengah 63,689 2,175,993 2,290,969
Propinsi Sulawesi Selatan 62,641 7,159,170 7,488,674
Propinsi Sulawesi Tenggara 38,14 1,820,379 1,960,697
Propinsi Gorontalo 12,215 833,496 920,015
Propinsi Sulawesi Barat 16,796 891,618 968,449
Propinsi Maluku 51,83 1,166,300 1,249,212
Propinsi Maluku Utara 26,041 815,101 881,867
Propinsi Papua Barat 104,919 529,689 616,96
Propinsi Papua 317,062 1,684,144 1,822,878
Total 1,922,570 205,132,458 217,406,876
Perhatian pemerintah yang cukup besar pada Pulau Jawa sehingga
persebaran penduduk terpusat pada Pulau Jawa,dipengaruhi oleh roda
perekonomian yang terdapat di Pulau Jawa begitu besar,seperti besarnya
peluang mendapat kesempatan kerja Dari segi kesehatan dan pendidikan
yang lebih maju dibanding pulau lainnya, dapat mempengaruhi kepadatan
penduduk di Pulau Jawa. Padahal, peningkatan jumlah penduduk dapat
menurunkan konsumsi pangan dan mutu kehidupan.

 Sektor Bentang Alam

Ada empat unsur utama sebagai bentuk medan Pulau Jawa, yaitu :
1. Wilayah lipatan tersier selatan, dengan dataran – dataran rendah yang
tercakup di antaranya.
2. Wilayah pegunungan tengah, yang sebenarnya adalah sebuah depresi,
tetapi karena tutupan bahan vulkanik, wilayah ini menjadi tinggi
3. Wilayah lipatan utara dengan berbagai bentuk antaranya.
4. Wilayah Dataran alluvial yang terutama terdapat di pesisir utara Jawa
Barat

Kaitan pemusatan penduduk dengan fisiografi memang erat, meskipun


kesuburan tanah mungkin sedikit berbeda antara bentuk fisiografi yang
sama, tetapi letaknya lain.
Kalau dilihat dari hasil pertanian, terutama hasil pertanian semusim,
kedudukan Pulau Jawa sangat penting. Kira – kira 62 persen dari hasil
bersa pada tahun 1982 berjumlah 23 juta ton lebih itu, berasal dari Jawa.
Lebih dari 70 persen hasil jagung yang besarnya 4.509.300 ton berasal
dari Jawa. Di sekitar 70 persen lebih dari hasil ubikayu, yang seluruhnya
berjumlah 13.300.900 datang dari Jawa. Kemudian, 70 persen dari
474.000 ton kacang tanah, dan 82 persen dari 703.800 ton hasil kedele
padatahun 1980, juga datang dari Jawa. Selanjutnya, sebesar 96 persen
dari hasil gula tebu yang seluruhnya berjumlah 1.831.706 ton dihasilkan di
Jawa. Tembakau, sebagai tanaman untuk industri, lebih dari 80 persen
juga dihasilkan di Jawa, di sekitar 82.000 ton dari jumlah 103.000 ton.

Kegagalan panen di Jawa akan lebih besar dampaknya daripada kalau ada
kegagalan panen di pulau lain.

Dengan peningkatan penduduk yang begitu cepat di Pulau Jawa, dataran –


dataran rendah aluvial, yang selalu deremajakan dengan endapan tanah
vulkanik yang terkandung dalam air sungai, sehingga menjadi tanah –
tanah pertanian yang sangat subur, menjadi jenuh petani. Daerah – daerah
dengan tanah subur, sekaligus menjadi pusat – pusat penduduk yang
terpadat pula. Para petani yang ”lapar tanah” akibatnya bergerak ke arah
tanah – tanah marjinal, baik di pantai maupun di lereng – lereng gunung
yang terjal, di luar tanah – tanah yang sudah dijadikan perkebunan dan
persawahan.

Bisa kita lihat, bahwa penggunaan lahan dan pemanfaatan sumber daya alam
dilakukan secara besar – besaran, hal ini tidak lain difaktori oleh kepadatan penduduk di
Pulau Jawa. Sehingga munculnya ancaman di Pulau Jawa lebih besar dibanding pulau
lainnya.

2. Mengapa wilayah barat Indonesia lebih cepat terdegradasi tanahnya


dibanding wilayah timur Indonesia?

Gambar 2. Peta Geologi Wilayah Barat Indonesia

Usaha pemanfaatan sumberdaya adalah kegiatan yang mengakibatkan adanya


perubahan di muka bumi, salah satunya degradasi tanah. Padahal kita ketahui,
bahwa tingkat kesuburan tanah wilayah barat indonesia lebih besar dibanding
wilayah timur indonesia, hal ini dipengaruhi oleh struktur tanah dan iklim.
Namun, mengapa wilayah barat indonesia lebih cepat terdegradasi tanahnya ?

Beberapa hal mendorong terjadinya degradasi tanah, yaitu :


1. Pertambahan penduduk yang cepat
2. Persebaran penduduk yang tidak merata
3. Masih terlalu besar jumlah penduduk yang bertani
4. Pengusahaan tanah oleh seorang petani yang terlalu sempit
5. Pengolahaan tanah oleh petani sebagai penggarap, penyewa atau tumpangsari

Pola penggunaan tanah di atas muka bumi mencerminkan tingkat dan orientasi
kehidupan masyarakat di wilayah itu. Pola penggunaan tanah pada hakekatnya
adalah hasil perpaduan daripada faktor sejarah, faktor fisik, faktor sosial-budaya
dan ekonomi.Akan tetapi, nyatanya terjadi degradasi tanah, yang bisa kita
simpulkan gagalnya perpaduan dari beberapa faktor di atas.

3. Bagaimana perbedaan antara pantura dan pansela ?

Gambar 3. Peta Topografi Utara Selatan Pulau Jawa

Dari segi fisiologi, pantura memiliki dataran rendah yang lebih dominan
dibanding dataran tinggi, secara geologi, wilayah dataran aluvial terdapat di
wilyah utara Pulau Jawa. Sebaliknya, pansela memiliki dataran tinggi yang lebih
dominan, secara geologi, wilayah lipatan tersier terdapat di wilayah selatan Pulau
Jawa.

Dari segi iklim, suhu udara di pantai selatan lebih rendah dibanding pantai uatara,
karena dominannya dataran tinggi di wilayah selatan Jawa,seperti yang kita
ketahui tiap naik 100 m, suhu akan turun 0,5°C. Dilihat dari arah angin, pantai
utara memiliki arah angin yang sejajar dengan garis pantai,sedangkan panatai
selatan tidak.Dilihat dari curah hujan, surah hujan pantai selatan lebih
tinggi,karena jumlah curah hujan bertambah dari dataran rendah ke pegunungan,
dengan jumlah curah hujan terbesar pada ketinggian 600 – 900 m.

Dari segi perairan, pantura menghadap ke Laut Jawa, yang merupakan laut
dangkal,dan memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi,sedangkan pansela
menghadap Samudera Hindia, yang merupakan laut dalam, dan rendahnya tingkat
mobilitas pelayaran. Dulu, pernah ada usaha membangun pelabuhan di Ujung
Genteng, tetapi pelabuhan itu tidak terurus karena prrang.
Dari segi industri, persebaran pusat – pusat industri terpusat pada pantai utara,
seperti Pabrik Baja di Cilegon, Industri petrokimia di Cikampek, Industri tekstil di
Jakarta,sedangkan pantai setatan tidak memiliki pusat industri.

Dari segi penggunaan tanah, hal ini berkaitan pula dengan faktor sejarah,
Pemerintahan Hindia Belanda lebih memfokuskan mengembangkan penggunaan
tanah di pantura, sebagai contoh waktu perkebunan tebu diperkenalkan di Pulau
Jawa, justru di Tangerang lah tebu itu pertama kali ditanam, kalau dilihat dari segi
fisiologis, medan yang sulit pada pantai selatan, kurang terfokus dalam
pengembangan penggunaan tanahnya, pernah dulu dibuat perkebunan –
perkebunan di daerah selatan Jawa, namun akhirnya harus merugi, karena
kurangnya akses transportasi dan komunikasinya.

Dari segi kepadatan penduduk, jelas bahwa kepadatan penduduk pantura lebih
tinggi dibanding pansela, bisa dilihat dari segi fisiologis,industri dan penggunaan
tanahnya.

Oleh karena itu, tidak ada kota yang berkembang dengan baik di pansela. Cilacap
adalah kota yang paling besar yang menghadap ke Selatan. Kini diusahakan
supaya Cilacap bisa berkembang dengan menarik industri ke kota itu. Tetapi
perkembangannya lamban. Hotel besar yang dibangun di Pelabuhan Ratu juga
tidak lancar hidupnya.

Kurang berkembangnya pansela, selain karena fisik, yaitu fisiologi yang berat,
tentu disebabkan juga oleh letaknya yang jauh dari arus lalu lintas ramai. Pantai
Selatan menghadap dunia yang kosong.

Referensi :

Sandy, I Made. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: PT. Indograph Bakti.
1996

www.bmkg.go.id, 23 September, pk. 20.00

http://sitaro.wordpress.com/2008/06/09/jumlah-penduduk-indonesia-per-propinsi/

Anda mungkin juga menyukai