Permasalahan
Dari pembahasan yang saya uraikan yaitu terdapat beberapa pokok
permasalahan yaitu diantaranya :
1. Langkah – langkah apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah dalam
penanganan Terorisme di Indonesia?
2. Apakah penanganan yang dilakukan Oleh Pemerintah sudah Efektif?
1
PEMBAHASAN
2
Sebagai contoh, jika Detasemen Penanggulangan Terorisme (Den Gultor) Kopassus
ingin turun tangan, terorisme macam apa yang ia tangani, kapan itu dapat dilakukan,
dan model penanganan macam apa yang harus dilakukan? Demikian juga apakah perlu
Desk Antiteror ditingkatkan menjadi Badan Antiteror karena itu berarti badan tersebut
harus tidak berada di bawah instansi atau departemen tertentu dan membutuhkan biaya
negara dan rekruitmen aparat yang baru.
Era baru penanganan terorisme memang menjadi keniscayaan. Terorisme bukan
hanya tindakan, melainkan juga pikiran dan ideologi yang mendasarinya. Karena itu
semua pihak dari jajaran Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang
Linmas) di bawah Depdagri perlu lebih aktif lagi ikut serta membina masyarakat agar
tidak mudah tergoda menjadi anggota baru kelompok terorisme.
Ini terus berlangsung ke bawah dari tingkat pusat ke daerah, bahkan sampai ke
tingkat rukun tetangga. Jajaran instansi lain seperti Imigrasi, Bea Cukai, Badan
Pengawasan Obat dan Makanan, pengawasan bahan-bahan kimia, bahkan sampai ke
ilmuwan fisika, kimia, dan ilmu-ilmu sosial juga memegang peran penting dalam
penanganan terorisme secara terpadu.
Kita juga dapat belajar dari negara lain seperti RRC, AS, dan Australia dalam
menangani terorisme. Proses pembelajaran itu bukan dari segi kekuatannya semata,
melainkan juga kelemahan-kelemahan nya. Australia adalah contoh negara yang
menangani terorisme secara konseptual.
Pada tingkatan intelijen, Office of National Assesment (ONA) yang berada di
bawah perdana menteri menjadi koordinator untuk melakukan pengumpulan dan
analisis data intelijen yang diperoleh jajaran Defence Intelligence Organization (DIO),
Australian Security Intelligence (ASIO), Australian Secret Intelligence Service (ASIS),
dan sebagainya.
Militer Australia juga memegang peranan penting dalam penanganan terorisme
melalui, misalnya, keanggotaannya di dalam Proliferation Security Initiative (PSI) untuk
mencegah penyebaran senjata pemusnah massal, termasuk bahanbahan peledak.
Australian Federal Police (AFP) juga melakukan tugasnya bekerja sama dengan
berbagai instansi tersebut. Tak kalah pentingnya, ilmuwan dari berbagai cabang ilmu
juga diikutsertakan.
3
PENUTUP
Kesimpulan
Sudah saatnya kita menangani persoalan terorisme secara konseptual dan
terarah. Semua pihak, dari tingkat RT, RW, desa, kelurahan, kecamatan sampai ke
tingkat nasional dapat ikut serta menanganinya tanpa mengganggu kerja Densus 88.
Partisipasi pesantren dan gereja, antara lain, juga amat dibutuhkan untuk
menangani terorisme dari sisi pendidikan agama. Hanya dengan bekerja sama, aksi
teror pikiran, teror kesehatan, teror pangan, teror bom, dan aksi-aksi teror lain dapat
ditanggulangi secara baik. Dilemanya, maukah dan sanggupkah kita bekerja sama dan
berkoordinasi untuk mengamankan masyarakat dan negeri ini?
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah pemerintah harus lebih cermat lagi dalam
menangani persoalan teroris apalagi banyak terjadinya Isu Teroris yang berkembang di
masyarakat.
4
DAFTAR PUSTAKA
1. www.wapedia.com
2. www.google.com
3. id.wikipedia.org/wiki/Terorisme