Assalammu’alaikum Warrahmatullahi
Wabarakatuh
Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita
semua;
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan
syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan
Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rakhmat dan
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada
malam ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat
untuk melaksanakan ” Workshop Perencanaan
Ketahanan Pangan Nasional Tahun 2011 ”.
Pertemuan ini merupakan salah satu agenda penting
Badan Ketahanan Pangan untuk mempersiapkan dan
mensinkronkan program, kegiatan, dan anggaran
ketahanan pangan tahun 2011 pusat dan daerah.
Pada kesempatan ini, perkenankan saya
menyampaikan penghargaan kepada seluruh peserta
rapat, khususnya Saudara Kepala Badan/Dinas/Unit
Kerja Ketahanan Pangan Provinsi seluruh Indonesia,
karena kehadiran Saudara menunjukkan peran aktif
dan tanggung jawab Saudara dalam memajukan
program pemantapan ketahanan pangan nasional.
2
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. Oleh karena itu,
pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan
pembangunan sosial-ekonomi sebagai bagian
pembangunan secara keseluruhan.
Dengan mengacu pada RPJMN 2010-2014, arah
kebijakan umum pembangunan ketahanan pangan
nasional difokuskan untuk: (1) meningkatkan
ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, (2)
meningkatkan sistem distribusi dan stabilisasi harga
pangan, serta (3) meningkatkan pemenuhan
kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan.
Kebijakan ketahanan pangan dalam aspek
ketersediaan dan kerawanan pangan diarahkan
untuk: (a) meningkatkan dan menjamin kelangsungan
produksi dalam negeri menuju kemandirian pangan;
(b) mengembangkan kemampuan pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara
sinergis dan partisipatif; dan (c) mencegah dan
menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis.
Dalam aspek peningkatan sistem distribusi dan
stabilitasi harga pangan, kebijakan ketahanan pangan
3
diarahkan untuk: (a) mengembangkan sistem
distribusi pangan yang efektif dan efisien untuk
menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan; (b)
mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor
dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses
pangan; dan (c) meningkatkan peran serta
kelembagaan masyarakat dalam kelancaran
distribusi, kestabilan harga dan akses pangan.
Sedangkan pada aspek peningkatan pemenuhan
kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan,
kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk: (a)
mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan
berbasis pangan lokal, (b) mengembangkan teknologi
pengolahan pangan, terutama pangan lokal non beras
dan terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai
sosial, dan (c) mengembangkan keamanan pangan
segar di daerah sentra pangan.
4
indikator capaian berupa outcome. Dengan demikian
mulai tahun 2011 tidak ada lagi istilah Program
Ketahanan Pangan, Program Pengembangan
Agribisnis, dan Program Kesejahteraan Petani.
Program yang dilaksanakan oleh Badan
Ketahanan Pangan pada tahun 2010–2014 sesuai
dengan visi dan misi, tugas pokok dan fungsinya serta
memperhatikan permasalahan dan potensi ketahanan
pangan; adalah Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat. Dalam program tersebut mencakup
empat kegiatan utama, yaitu : (1) Pengembangan
Ketersediaan Pangan dan Penanganan Kerawanan
Pangan; (2) Pengembangan Sistem Distribusi dan
Stabilitas Harga Pangan; (3) Pengembangan
Penganekaraman Konsumsi Pangan dan Peningkatan
Keamanan Pangan Segar; serta (4) Dukungan
Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan
Ketahanan Pangan.
Keempat kegiatan utama tersebut pada
dasarnya untuk melanjutkan kegiatan sebelumnya,
dengan penyempurnaan dan pemantapan secara
terpadu dan terkoordinasi, yaitu: Pengembangan
Desa Mandiri pangan di daerah miskin dan rawan
pangan, Penanganan Kerawanan Pangan Transien,
5
Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat di
daerah sentra pangan, serta Pemberdayaan
Cadangan Pangan Masyarakat dan Cadangan Pangan
Pemerintah. Pada sisi lain, Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan dalam rangka
mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam,
bergizi seimbang, dan aman, direncanakan akan
didorong lebih cepat dan berkelanjutan, termasuk
didalamnya aspek keamanan pangan segar.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan ketahanan pangan tersebut, koordinasi
kebijakan dan program ketahanan pangan
dilaksanakan dengan mengoptimalkan peran Dewan
Ketahanan Pangan.
6
sebesar Rp. 618,97 milyar, yaitu mengalami kenaikan
sebesar Rp. 221,29 milyar atau 56 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2010.
Kenaikan anggaran tersebut disebabkan untuk
mendukung 4 target utama kementerian Pertanian
2010 -2014, dimana 2 (dua) target utama yang
berkaitan dengan pemantapan ketahanan pangan,
yaitu: Peningkatan Diversifikasi Pangan dan
Peningkatan Kesejahteraan Petani. Peningkatan
Diversifikasi Pangan berkaitan dengan Rencana Aksi
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
dan Penanganan Keamanan Pangan Segar;
sedangkan Peningkatan Kesejahteraan Petani
berkaitan dengan Rencana Aksi Pengembangan Desa
Mandiri Pangan, Penguatan Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat, Pemberdayaan Lumbung Pangan
Masyarakat, dan Pemberdayaan Desa P2KP.
Disamping anggaran tersebut diatas,
pembangunan pertanian juga didanai dari Dana
Alokasi Khusus (DAK) yang sepenuhnya dikelola
pemerintah Kabupaten/Kota. Pagu Indikatif DAK
tahun 2011 adalah sebesar Rp 1,62 triliun atau naik
Rp 160 milyar dibanding 2010. Penggunaan DAK
Kementerian Pertanian tahun 2011 salah satunya
7
diperuntukkan untuk mendukung ketahanan pangan,
yakni pembangunan lumbung pangan.
8
tahun 2011 adalah agar dilakukan evaluasi penilaian
kinerja pada satker di Kabupaten/Kota, sebagai
baseline penetapan Satker dan alokasi anggaran
serta melakukan perampingan satker pada tiap
esolon I lingkup Kementerian Pertanian sebagai
persiapan perencanaan anggaran tahun 2011 .
Berdasarkan arahan tersebut, Badan Ketahanan
Pangan telah melakukan evaluasi kinerja Satker
dengan mempertimbangkan (a) kinerja manajemen
Satker; (b) Struktur organisasi unit kerja ketahanan
pangan (c) integrasi kegiatan program/kegiatan; serta
(d) alokasi anggaran yang dikelola di tingkat
kabupaten. Selain evaluasi kinerja, yang perlu
dipertimbangkan dalam perampingan satker adalah
jarak antara kabupaten/kota dengan provinsi,
kab/kota yang sudah KPPN tersendiri, dan rencana
alokasi anggaran kabupaten/kota diatas Rp. 500 juta.
Berdasarkan hasil evalasi kinerja satker tersebut,
maka Badan Ketahanan Pangan tahun 2011 akan
mengelola sebanyak 181 satker terdiri dari 1 satker
pusat, 33 satker provinsi dan 147 satker
kabupaten/kota.
Oleh karena itu pertanggung jawaban alokasi
kegiatan dan anggaran dekonsentrasi maupun dana
tugas pembantuan, tidak hanya sebatas
9
pertanggungjawaban keuangan saja, namun juga
output yang dihasilkan. Hal ini mengingat secara
nasional output kinerja setiap kegiatan akan
dievaluasi berdasarkan target yang telah ditetapkan
dalam RPJMN.
Wasaalammu’alaikum warrahmatullahi
Wabarakatuh.
10
Kepala Badan Ketahanan
Pangan,
11