TABLIGH
Semangat Dakwah Tanpa Ilmu
KANDUNGAN
LATAR BELAKANG JAMAAH TABLIGH
Pendiri Jamaah Tabligh
Latar Belakang Berdirinya Jamaah Tabligh
Markas Jamaah Tabligh
Asas dan Landasan Jamaah Tabligh
Aqidah Jamaah Tabligh dan Para Tokohnya
SEMANGAT DAKWAH TANPA ILMU
Pendahuluan
Sesatkah Jamaah Tabligh
Ushulus Sittah
Jamaah Tabligh tentu bukan nama yang asing lagi bagi masyarakat kita, terlebih
bagi mereka yang menggeluti dunia dakwah. Dengan menghindari ilmu-ilmu fiqh dan
aqidah yang sering dituding sebagai 'biang pemecah belah umat', membuat dakwah
mereka sangat populer dan mudah diterima masyarakat berbagai lapisan.
Bahkan saking populernya, bila ada seseorang yang berpenampilan mirip mereka
atau kebetulan mempunyai ciri-ciri yang sama dengan mereka, biasanya akan
ditanya; ”Mas, Jamaah Tabligh, ya?” atau “Mas, karkun, ya?” Yang lebih tragis jika
ada yang berpenampilan serupa meski bukan dari kalangan mereka, kemudian
langsung dihukumi sebagai Jamaah Tabligh.
Pro dan kontra tentang mereka pun meruak. Lalu bagaimanakah hakikat jamaah
yang berkiblat ke India ini? Kajian kali ini adalah jawabannya.
Jamaah Tabligh didirikan oleh seorang sufi dari tarekat Jisytiyyah yang berakidah
Maturidiyyah dan bermadzhab fiqih Hanafi. Ia bernama Muhammad Ilyas bin
Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian Ad-
Dihlawi. Al-Kandahlawi merupakan nisbat dari Kandahlah, sebuah desa yang terletak
di daerah Sahranfur. Sementara Ad-Dihlawi dinisbatkan kepada Dihli (New Delhi),
ibukota India. Di tempat dan negara inilah, markas gerakan Jamaah Tabligh berada.
Adapun Ad-Diyubandi adalah nisbat dari Diyuband, yaitu madrasah terbesar bagi
penganut madzhab Hanafi di semenanjung India. Sedangkan Al-Jisyti dinisbatkan
kepada tarekat Al-Jisytiyah, yang didirikan oleh Mu’inuddin Al-Jisyti.
Muhammad Ilyas sendiri dilahirkan pada tahun 1303 H dengan nama asli Akhtar
Ilyas. Ia meninggal pada tanggal 11 Rajab 1363 H. (Bis Bri Musliman, hal.583,
Sawanih Muhammad Yusuf, hal. 144-146, dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim
Yajibu An Tushahhah, hal. 2).
Merupakan suatu hal yang ma’ruf di kalangan tablighiyyin (para pengikut jamah
tabligh, red) bahwasanya Muhammad Ilyas mendapatkan tugas dakwah tabligh ini