- Sel dan pulau langerhans kurang peka - Faktor Herediter: - Faktor Herediter: - Kelebihan dosis insulin Mk:
terhadap rangsangan -->sentak insulin - Degenerasi/tertekannya sel/ Berkembangnya kekebalan pada - kurang jumlah kalori Kebutuhan belajar
sesudah makan tidak begitu kuat perbedaan kepekaan seseorang Diabetes Mellitus sel ß-> distruksi, autonom pada sel ß yang dik onsumsi penata laksanaan
- Menekan jumlah resptor insulin pada terhadap pertambahan umur ID DM - Degenerasi ringan pada sel ß - Meningkatnya aktivitas penyakit
target NON IDDM - Penyakit virus jasmani lebih cepat
-Berkeringat
Kelainan Metabolisme Hipoglikemia -Gemetar, sakit
kepala, Palp itasi
Kelain an Meta bolisme Karbohidrat Kelain an Meta bolisme Lemak Kelainan Metabolis me Protein
Output glukosa darah Lipogenesis menurun, Lipolisis meningkat Fasilitas Penurunan Proses
Input glu kosa darah
menurun (glikogenolisis transmembran -Transkripsi
meningkat (glik ogenolisis
menurun, glikolisis dalam asam amin o -Translasi
dalam hepar meningkat, Mobilisasi asam lemak meningkat
otot menurun, lipogenesis berkurang -Replikasi
glukoneogenesis meningkat
di adiposa menurun -Proliterasi sel
1 2 3 4
3. 4. Pertahankan teknik aseptic Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan
pada prosedur invasive menjadi media terbaik bagi pertumbuhan kuman
(seperti pemasangan infus,
dan kateter folley) pemberian
obat intravena dan membe-
rikan perawatan pemeliha-
raan. Lakukan pengobatan
melalui IV sesuai indikasi
5. Berikan perawatan kulit Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan
dengan teratur dan pasien pada peningkatan resiko terjadinya
sungguh-sungguh, masase kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi
daerah tulang yang
tertekan, jaga kulit kering,
linen kering dan tetap
kencing (tidak berkerut)
6. Posisikan pasien pada Memberikan kemudahan bagi paru untuk
posisi semi fowler berkembang menurunkan resiko terjadinya
aspirasi
7. Auskultasi bunyi nafas Ronki mengindikasikan adanya Akumulasi
secret yang mungkin berhubungan dengan
pneumonia/bronchitis (mungkin sebagai
pencetus dari DKA). Edema paru (bunyi krekels)
mungkin sebagai akibat dari pemberian cairan
yang terlalu cepat/berlebihan atau GJK
8. Lakukan perubahan posisi Membantu dalam memventilasikan semua
dan anjurkan pasien untuk daerah paru dan memobilisasi secret.
batuk efektif/nafas dalam Mencegah agar secret tidak statis dengan
jika pasien sadar dan koope- terjadinya peningkatan terhadap resiko infeksi
ratif. Lakukan pengisapan
lendir pada jalan nafas
menggunakan teknik steril
sesuai keperluan
9. Berikan tisu dan tempat Mengurangi penyebaran infeksi
sputum pada tempat yang
mudah dijangkau untuk
penampungan sputum atau
secret yang lainnya
10 Bantu pasien untuk Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut
. melakukan hygiene oral gusi
11 Anjurkan untuk makan danMenurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.
. minum adequate Meningkatkan aliran urine untuk mencegah
(pemasukan makanan dan urine yang statis dan membantu dalam
cairan yang adequat) (kira- mempertahankan pH/keasaman urine, yang
kira 3.000 ml/hari jika menurunkan pertumbuhan bakteri dan penge-
tidak ada kontraindikasi) luaran organisme dari sistem organ tersebut
12 Kolaborasi Untuk mengidentifikasi organisme sehingga
. Lakukan pemeriksaan dapat memilih/memberikan terapi antibiotik
kultur dan sensitivitas yang terbaik
sesuai dengan indikasi
Berikan obat antibiotik Penanganan awal dapat membantu mencegah
yang sesuai timbulnya sepsis.
4. Fungsi mental 1. Pantau tanda-tanda vital Sebagai dasar untuk membandingkan temuan
optimal dengan dan status mental abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat
kriteria: mengenali mempengaruhi fungsi mental
dan mengkompen- 2. Panggil pasien dengan Menurunkan kebingungan dan membantu
sasi adanya nama, orientasikan kembali untuk mempertahankan kontak dengan realitas.
kerusakan sensori. sesuai dengan kebutuhannya,
misalnya terhadap tempat,
orang, dan waktu. Berikan
penjelasan yang singkat
dengan bicara perlahan
dan jelas.
1 2 3 4
4. 3. Jadwalkan intervensi Meningkatkan tidur, menurunkan rasa letih dan
keperawatan agar tidak dapat memperbaiki daya pikir
mengganggu waktu
istirahat pasien
4. Pelihara aktivitas rutin Membantu memelihara pasien tetap berhubungan
pasien sekonsisten mungkin, dengan realitas dan mempertahankan orientasi
dorong untuk melakukan pada lingkungan
kegiatan sehari-hari sesuai
kemampuan
5. Lindungi pasien dari Pasien mengalami disorientasi merupakan awal
cedera (gunakan pengikat) kemungkinan timbulnya cedera, terutama malam
ketika tingkat kesadaran hari dan perlu pencegahan sesuai indikasi.
pasien terganggu. Berikan Munculnya kejang perlu diantisipasi untuk
bantalan lunak pada pagar mencegah trauma fisik, aspirasi dan lain-lain
tempat tidur dan berikan
jalan nafas buatan yang
lunak jika pasien kemung-
kinan mengalami kejang.
6. Evaluasi lapang pandang Edema/lepasnya retina. Hemoragis, katarak,
penglihatan sesuai dengan atau paralysis otot ekstraokuler sementara
indikasi mengganggu penglihatan yang memerlukan
terapi korektif dan atau perawatan penyokong
7. Selidiki adanya keluhan Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa
parestesia, nyeri, atau tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi
kehilangan sensori pada sentuhan/distorsi yang mempunyai resiko
paha/kaki. Lihat adanya tinggi terhadap kerusakan kulit dan ganguan
ulkus, daerah kemerahan keseimbangan. Catatan: Mononeuropati
tempat-tempat tertekan, mempengaruhi syaraf tunggal (paling sering
kehilangan denyut nadi pada daerah femoralis dan otak) yang
perifer menyebabkan nyeri tiba-tiba dan kehilangan
motorik/sesorik sepanjang jaras syaraf yang
terkena tersebut
8. Berikan tempat tidur yang Meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan
lembut. Pelihara kehangatan kemungkinan kerusakan kulit karena panas.
kaki/tangan, hindari terpajan Catatan: Munculnya dingin yang tiba-tiba pad
terhadap air panas atau tangan/kaki dapat mencerminkan adanya
dingin atau penggunaan hipogikemia, yang perlu untuk melakukan
bantalan/pemanas pemeriksaan terhadap gula darah
9. Bantu pasien dalam ambulasi Meningkatkan keamanan pasien terutama
atau perubahan posisi ketika rasa keseimbangan dipengaruhi
10 Kolaborasi:
. Berikan pengobatan sesuai Gangguan dalam proses pikir/potensial
dengan obat yang terhadap aktivitas kejang biasanya hilang bila
ditentukan untuk mengatasi keadaan hiperosmolaritas teratasi
DKA sesuai indikasi
Pantau nilai laboratorium,Ketidakseimbangan nilai-nilai laboratorium ini
seperti glukosa darah, dapat menurunkan fungsi mental. Catatan: Jika
osmolalitas darah, Hb/Ht, cairan diganti dengan cepat, kelebihan cairan
ureum kreatinin dapat masuk ke sel otak dan menyebabkan
gangguan pada tingkat kesadaran (intoksikasi air)
Bantu dengan memblok Dapat memberikan rasa nyaman yang
syaraf setempat, memper-berhubungan dengan neuropati
tahankan unit TENS
5. Peningkatan 1. Diskusikan dengan pasien Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk
tingkat energi kebutuhan akan aktivitas. meningkatkan tingkat aktivitas meskipun
dengan kriteria: Buat jadwal perencanaan pasien mungkin sangat lemah.
menunjukan dengan pasien dan
perbaikan identifikasi aktivitas yang
kemampuan untuk menimbulkan kelelahan.
berpartisipasi 2. Berikan aktivitas alternatif Mencegah kelelahan yang berlebihan.
dalam aktivitas dengan periode istirahat
yang diinginkan yang cukup tanpa
terganggu.
1 2 3 4
5. 3. Pantau nadi, frekuensi Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat
pernafasan dan tekanan ditoleransi secara fisiologis.
darah sebelum/sesudah
melakukan aktivitas.
4. Diskusikan cara menghemat Pasien akan dapat melakukan lebih banyak
kalori selama mandi, berpin- kegiatan dengan Penurunan kebutuhan akan
dah tempat dan sebagainya energi pada setiap kegiatan.
5. Tingkatkan partisipasi pasien Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang
dalam melakukan aktivitas positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat
sehari-hari sesuai dengan ditolerasi pasien.
yang dapat ditoleransi.
6. Koping yang 1. Anjurkan pasien/keluarga Mengidentifikasikan area perhatiannya dan
adaptif dengan untuk mengekspresikan memudahkan cara pemecahan masalah
kriteria: mengakui perasaannya tentang
perasaan putus asa, perawatan di rumah sakit
mengidentifikasi dan penyakitnya secara
cara-cara sehat keseluruhan
untuk menghadapi 2. Akui normalitas dari Pengenalan bahwa reaksi normal dapat
perasaan, membantu perasaan membantu pasien untuk memecahkan masalah
dalam merencana- dan mencari bantuan sesuai kebutuhan. Kontrol
kan perawatannya terhadap DM merupakan pekerjaan yang terus-
sendiri dan cara menerus yang bertindak sebagai pengikat
mandiri mengambil konstan terhadap munculnya penyakit serta
tanggung jawab ancaman terhadap kehidupan/kesehatan pasien
untuk aktivitas 3. Kaji bagaimana pasien Pengetahuan gaya hidup individu membantu
perawatan diri telah menangani menentukan kebutuhan terhadap tujuan pena-
masalahnya dimasa lalu. nganan. Pasien yang mempunyai lokus pusat
Identifikasi lokus kontrol kontrol internal biasanya memperlihatkan cara
untuk meningkatkan kontrol terhadap program
pengobatan sendiri. Pasien yang bertindak
dengan lokus eksternal ingin dirawat oleh
orang lain atau mungkin akan mengendalikan
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya
4. Berikan kesempatan pas Meningkatkan perasaan terlibat dan
keluarga untuk mengesk- memberikan kesempatan keluarga untuk
presikan perhatian dan memecahkan masalah untuk membantu
diskusikan cara mereka mencegah terulangnya (kambuhnya) penyakit
dapat membantu seperlu- pada pasien tersebut
nya terhadap pasien
5. Tentukan tujuan/harapan Harapan yang tidak realitis atau adanya
dari pasien atau keluarga tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat
mengakibatkan perasaan frustrasi/kehilangan
kontrol diri dan mungkin mengganggu
kemampuan koping
6. Tentukan apakah ada peru- Tenaga dan pikiran yang konstan diperlukan
bahan yang berhubungan untuk mengendalikan diabetik yang seringkali
dengan orang terdekat Memindahkan fokus hubungan. Perkembangan
psikologis/neuropati visceral mempengaruhi
konsep diri (terutama fungsi peran seksual)
mungkin menambah keadaan stres}
7. Anjurkan pasien untuk Mengkomunikasikan pada pasien bahwa
membuat keputusan sehu- beberapa pengendalian dapat dilatih pada saat
bungan dengan perawa- perawatan
tannya, seperti ambulasi
dan waktu beraktivitas.
8. Berikan dukungan pada Meningkatkan perasaan kontrol terhadap
pasien untuk ikut berperan situasi
serta dalam perawatan diri
sendiri dan berikan umpan
balik positif sesuai dengan
usaha yang dilakukannya
1 2 3 4
7. Pemahaman tentang 1. Ciptakan lingkungan saling Menanggapi dan memperhatikan perlu
penyakit dengan percaya dengan mendengar- diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil
kriteria: Mengidenti- kan penuh perhatian, dan bagian dalam proses belajar
fi-kasi hubungan selalu ada untuk pasien
tandagejala dengan 2. Bekerja den pasien dalam Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan
proses penyakit dan menata tujuan belajar yang antusias dan kerjasama pasien dengan prinsip-
menghubungkan diharapkan prinsip yang dipelajari
gejala dengan faktor 3. Pilih berbagai strategi bela- Penggunaan cara yang berbeda tentang
penyebab, menjelas- jar, seperti teknik mengakses informasi meningkatkan penerapan
kan posedur dan demonstrasi yang pada individu yang belajar
rasional tindakan, memerlukan keteram-pilan
melakukan peru- dan biarkan pasien
bahan gaya hidup mendemonstrasikan ulang,
dan berpartisipasi gabungkan keterampilan
dalam program baru ini kedalam rutinitas
pengobatan. rumah sakit
3.Diskusikan topik-topik Pengetahuan tentang faktor pencetus dapat
utama: membantu menghindari kambunya serangan itu
Rasional terjadinya
serangan ketoasidosis
Apakah kadar glukosa Memberikan pengetahuan dasar di mana pasien
normal itu dan bagaimana dapat membuat pertimbangan dalam memilih
hal tersebut dibandingkangaya hidup.
dengan kadar gula darah
pasien, tipe DM yang
dialami pasien, hubungan
antara kekurangan insulin
dengan kadar gula darah
yang tinggi.
Komplikasi penyakit akut Kesadaran tentang apa yang terjadi membantu
dan kronis meliputi gang- pasien untuk lebih konsisten terhadap
guan penglihatan (retino- perawatannya dan mencegah/mengurangi
pati), perubahan dalam awitan komplikasi tersebut
neurosensori dan kardio-
vaskuler, perubahan
fungsi ginjal/hipertensi
5. Demonstrasikan cara peme- Melakukan pemeriksaan gula darah oleh diri
riksaan gula darah dengan sendiri 4 kali atau lebih dalam setiap harinya
menggunakan “finger stick” memungkinkan fleksibilitas dalam perawatan
dan berikan kesempatan diri, meningkatkan kontrol kadar gula darah
pasien untuk mendemon- dengan ketat (misal 60-150 mg/dl) dan dapat
strasikan kembali. Instruk- mencegah mengurangi perkembangan
sikan pasien untuk pemerik- komplikasi jangka panjang.
saan keton urinenya jika
glukosa darah lebih tinggi
dari 250 mg/dl
6. Diskusikan tentang rencana Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan
diet, penggunaan makanan membantu pasien dalam merencanakan
tinggi serat dan cara untuk makan/mentaati program. Serat dapat
melakukan makan di luar memperlambat absorpsi glukosa yang akan
rumah menurunkan fluktuasi kadar gula dalam darah,
tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan
pada saluran cerna, platus meningkat dan
mempengaruhi absorpsi vitamin/mineral.
7. Tinjau ulang program Pemahaman tentang semua aspek yang diguna-
pengobatan meliputi awitan kan obat meningkatkan penggunaan yang tepat.
puncak dan lamanya dosis Algoritma dosis dibuat yang masuk dalam per-
insulin yang diresepkan, bila hitungan dosis obat yang dibuat selama evaluasi
disesuaikan dengan pasien rawat inap; jumlah dan jadwal aktivitas fisik
atau keluarga biasanya, perencanaan makan. Dengan
melibatkan orang terdekat/sumber untuk pasien
8. Tekankan pentingnya mem- Membantu menciptakan gambaran nyata dari
pertahankan pemeriksaan keadaan pasien untuk melakukan kontrol
gula darah setiap hari, waktu penyakitnya dengan lebih baik dan
dan dosis obat, diet, meningkatkan perawatan diri/kemandirian
aktivitas, perasaan/sensasi
dan peristiwa hidup
1 2 3 4
9. Tinjau kembali pemberian Mengidentifikasikan pemahaman dan
insulin oleh pasien sendiri kebenaran dan prosedur atau masalah yang
dan perawatan terhadap potensial dapat terjadi (seperti penglihatan dan
peralatan yang digunakan. daya ingat), sehingga solusi alternatif dapat
Berikan kesempatan pada ditentukan untuk pemberian insulin tersebut
pasien untuk mendemon-
strasikan prosedur tersebut
(misal, menentukan daerah
penyuntikan dan cara
menyuntik atau penggunaan
alat suntik pompa kontinyu
10 Diskusikan faktor-faktor Informasi ini akan meningkatkan pengendalian
. yang memegang peranan terhadap DM dan dapat sangat menurunkan
dalam kontrol DM tersebut, berulangnya kejadian ketoasidosis. Catatan:
seperti latihan (areobik Latihan aerobik (seperti berjalan dan berenang)
versus isometric), stres, meningkatkan keefektifan penggunaan insulin
pembedahan dan penyakit yang menurunkan kadar gula darah dan
tertentu memperkuat sistem kardiovaskuker.
Perencanaan penanganan “Sick day”
membantu mempertahankan keseimbangan
selama sakit, bedah minor, stres emosi yang
berat atau beberapa keadaan yang mungkin
meningkatkan gula darah
11 Tinjau ulang pengaruh Nikotin mengkonstriksi pembuluh darah kecil
. rokok pada penggunaan dan absorpsi insulin diperlambat selama
insulin. Anjurkan pasien pembuluh darah ini mengalami konstruksi.
untuk menghentikan Catatan: Absorpsi insulin dapat diturunkan
merokok sampai batas 30% di bawah normal dalam 30
menit pertama setelah merokok.
12 Buat jadwal Waktu latihan tidak boleh bersamaan dengan
. latihan/aktivitas yang kerja puncak insulin. Makanan kudapan harus
teratur dan identifikasi diberikan sebelum atau selama latihan sesuai
hubungan dengan kebutuhan dan rotasi injeksi harus menghindari
penggunaan insulin yang kelompok otot yang akan digunakan untuk
perlu menjadi perhatian aktivitas (misal: daerah abdomen lebih dipilih
daripada paha atau lengan sebelum melakukan
jogging atau berenang) untuk mencegah
percepatan ambilan insulin
13 Identifikasi gejala Dapat meningkatkan deteksi dan pengobatan
. hipoglikemia (misal: lebih awal dan mencegah/mengurangi kejadi-
lemah, pusing, letargi, annya. Catatan: Hiperglikemia saat bangun
lapar, peka rangsang, tidur dapat mencerminkan fenomena fajar
diaforesis, pus/cat, (indikasi perlunya insulin tambahan) atau res-
takikardia, tremor, sakit pons balk pada hipoglikemia selama tidur (efek
kepala, dan perubahan somogyi) yang memerlukan Penurunan dosis
mental) dan jelaskan insulin atau perubahan diet (misal; pemberian
penyebabnya makanan kudapan pada malam hari). Pemerik-
saan kadar gula darah pada jam 3 pagi membantu
dalam mengidentifikasi masalah spesifik.
14 Instruksikan pentingnya Mencegah/mengurangi komplikasi yang
. pemeriksaan secara rutin berhubungan dengan neuropati perifer dan/atau
pada kaki dan perawatan gangguan sirkulasi terutama selulitis, ganggren,
kaki. Demonstrasikan cara dan amputasi
pemeriksaan kaki tersebut:
inspeksi sepatu yang ketat
dan perawatan kuku,
jaringan kalus dan jaringan
tanduk. Anjurkan penggu-
naan stoking dengan bahan
serat alamiah.
1 2 3 4
7. 15 Tekankan pentingnya Perubahan dalam penglihatan dapat terjadi
. pemeriksaan mata secara secara perlahan dan lebih sering pada pasien
teratur terutama pada yang jarang mengontrol DM. Masalah yang
pasien yang telah mungkin terjadi termasuk perubahan dalam
mengalami DM tipe I ketajaman penglihatan dan mungkin
selama 5 tahun atau lebih. berkembang kearah retinopati dan kebutaan.
16 Susun alat bantu pengli- Alat bantu adaptif telah dikembangkan 5 tahun
. hatan ketika diperlukan, terakhir untuk membantu individu dengan
misal memperbesar garis gangguan penglihatan DM-nya sendiri dengan
skala pada jarum insulin, lebih efektif.
instruksikan dengan cetakan
besar, pengukuran glukosa
darah sekali sentuh.
17 Diskusikan mengenai Seringkali terjadi impoten (mungkin gejala
. fungsi seksual dan jawab pertama dari serangan DM). Catatan:
semua pertanyaan pasien Konseling dan/atau penggunaan penis prostese
atau orang terdekat. mungkin bermanfaat.
18 Tekankan pentingnya Dapat mempercepat masuk ke dalam pusat-
. penggunaan dari gelang pusat sistem kesehatan dan perawatan yang
bertanda khusus. sesuai dengan akibat komplikasi yang lebih
kecil pada keadaan darurat.
19 Rekomendasikan untuk Produktivitas mungkin mengandung gula atau
. tidak menggunakan obat- berinteraksi dengan obat-obat yang diresepkan.
obat dijual bebas tanpa
konsultasi dengan tenaga
kesehatan/tidak boleh
memakai obat tanpa resep.
20 Diskusikan pentingnya Membantu untuk mengiontrok proses penyakit
. untuk melakukan evaluasi dengan lebih ketat dan mencegah eksaserbasi
secara teratur dan jawab DM, menurunkan perkembangan komplikasi
pertanyaan pasien/orang sistemik.
terdekat.
21 Lihat kembali tanda/gejala Intervensi segera dapat mencegah
. yang memerlukan evaluasi perkembangan komplikasi yang lebih serius
secara medis, seperti atau komplikasi yang mengancam kehidupan.
demam, pilek/gejala flu,
urine keruh/berwarna
pekat, nyeri saluran kemih,
penyembuhan penyakit
yang lama, perubahan
sensori (nyeri/kesemutan)
pada ekstremitas bawah,
perubahan pada kadar gula
darah, dan munculnya
keton pada urine.
22 Demonstrasikan teknik Meningkatkan relaksasi dan pengendalian
. penanganan stres, seperti terhadap respons stres yang dapat membantu
latihan nafas dalam, untuk membatasi peristiwa ketidakseimbangan
bimbingan imajinasi glukosa/insulin.
mengalahkan perhatian.
23 Identifikasi sumber- Dukungan kontinyu biasanya penting untuk
. sumber yang ada di menopang perubahan gaya hidup dan
masyarakat. meningkatkan penerimaan atas dirinya.
Sumber:
Doenges Marilynn E, 2000,Rencana Asuhan Keperawatan,Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,Edisi 3, EGC, Jakarta.
Gallo & Hundak, 1987, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, EGC, Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
Pola penyakit saat ini dapat dipahami dalam rangka transisi epidemiologis, suatu
onsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut hendak
mencoba menghubungkan hal-hal tersebut dengan morbiditas dan mortalitas pada
beberapa golongan penduduk dan menghubungkannya dengan faktor sosio ekonomi
serta demografi masyarakat masing-masing.
Bila kita melihat angka kejangkitan disbetes saat ini ternyata peradaban barat
sangat mempengaruhi peningkatan kejangkitan diabetes mellitus.Juga meningkatnya
prevalensi DM saat ini akibat peningkatan kemakmuran seiring dengan peningkatan
inkam per kapita dan perubahan gaya hidup terutama dikota-kota besar, menyebabkan
peningkatan prevalensi penyakit degenaratif, seperti penyakit jantung koroner (PJK),
hipertensi, DM dll.
Kasus yang kami ambil adalah klien dengan DM + pasca stroke. Pasien ini telah
berulang dirawat di RS dengan penyakit yang sama oleh sebab itu kami tertarik untuk
mambahas kasus ini.
B. Tujuan :
1. Mampu menjelaskan perjalanan masalah-masalah penyakit diabetes mellitus dan
penyakit stroke serta hubungan keduanya.
2. Mampu mengkaji status kesehatan klien.
3. Mampu menganalisa data dan menyimpulkan.
4. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada kasus DM + Stroke.
5. Mampu membuat rencana keperawatan.
6. Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
7. Mampu mengevaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan dan menyusun
kembali rencana keperawatan yang belum tercapai.
EVALUASI SUMATIF
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. “Jb” selama 3 hari mulai
tanggal 23 Juli 2001 s.d. 25Juli 2001 disimpulkan sebagai berikut :
Demikian evaluasi sumatif ini disimpulkan dengan harapan semoga klien dengan
diabetes mellitus yang dirawat diruang 22 ini dapat teratasi masalahnya dalam waktu yang
tidak lama.
B. SARAN.