Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Daging -
Telur 6x/minggu
Ikan -
Tahu 6x/minggu
Tempe 6x/minggu
Lain-lain -
BCG Bulan 0 - - - -
Campak - - - - -
Hepatitis B Bulan 0 - - - -
Corak reproduksi
No Umur JenisKelamin Hidup Lahir mati Abortus Mati Kesehatan
Keluarga
1 22 tahun L Ya - - - Sehat
2 20 tahun L Ya - - - Sehat
3 13 tahun P Ya - - - Sehat
4 11 tahun P Ya - - - Sehat
5 8 tahun P Ya - - - Sehat
6 7 tahun P Ya - - - Sehat
7 1 tahun 5 L Ya - - - Pasien
bulan
Ayah Ibu
Perumahan : Pribadi
Keadaan rumah : Perumahan, 6x8m, 2
jendela, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi.
Daerah / lingkungan : kawasan padat penduduk,
terdapat kebun disamping rumah dengan
genangan air, terdapat kali di belakang rumah.
Kesimpulan keadaan lingkungan : Lingkungan
tempat tinggal pasien memungkinkan terjadinya
berbagai proses penyakit.
PEMERIKSAAN FISIK
Medikamentosa
Antibiotik
Clanexi forte(amoxicilin syup) 3x1/2 sdt
Anti pyretik
Asetaminofen10-10 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari ½ cth
Anti convulsion
oral diazepam, 0.3 mg/kg q8h (1 mg/kg/24 hr)
Non medikamentosa
edukasi pada orang tua
Prognosis
1. Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologis atau
perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal)
2. Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan neurologis
sementara dan menetap.
3. Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau saudara kandung.
4. Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau terjadi
kejang multipel dalam satu episode demam.
Bila hanya memenuhi satu kriteria saja dan ingin memberikan obat jangka
panjang maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam
dengan
diazepam oral atau rektal setiap 8 jam disamping antipiretik
KOMPLIKASI
Pada umumnya, kejang demam sederhana tidak menyebabkan
kerusakan otak, retardasi mental, ataupun disabilitas dalam
kemampuan belajar.
sebagian kecil kasus kejang demam yang berkembang menjadi
epilepsi dan hal tersebut bukan dikarenakan kejang demam,
melainkan faktor-faktor lain.
Komplikasi yang paling sering dari kejang demam adalah
kemungkinan untuk mengalami kejang demam kembali (kejang
demam rekuren).
Pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan
bersifat unilateral, dapat terjadi penurunan IQ.
KESIMPULAN
Kejang (konvulsi) didefinisikan sebagai gangguan fungsi
otak tanpa sengaja, paroksismal, yang dapat nampak
sebagai gangguan atau kehilangan kesadaran, aktivitas
motorik abnormal, kelainan perilaku, gangguan sensoris,
atau disfungsi autonom.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38°C) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Biasanya
kejang terjadi pada anak usia 6 bulan- 5 tahun.
Kejang demam terdiri atas :
1. Kejang demam kompleks ( berlangsung lama/lebih dari
sama dengan 15 menit,
dapat bersifat fokal/parsial, atau kejang umum didahului
kejang fokal, dan kejang
berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam).
2. Kejang demam sederhana (kejang menyeluruh yang
berlangsung < 15 menit dan
tidak berulang dalam 24 jam./kriteria tidak memenuhi
kejang demam kompleks)
Demam yang terjadi sering disebabkan oleh infeksi
saluran pernapasan atas
(ISPA), gangguan metabolik, penyakit infeksi diluar
susunan saraf misalnya tonsilitis,
otitis media, bronkitis, keracunan obat, faktor herediter,
dan idiopatik.
Pengamatan kejang tergantung pada banyak faktor,
termasuk umur penderita, tipe
dan frekuensi kejang, dan ada atau tidaknya temuan
neurologis dan gejala yang bersifatdasar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Haslam RH. Kejang pada masa anak. Dalam : behrman, kliegman, Arvin. Ilmu
Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15, Volume 3. Jakarta. EGC, 2000. hal 2053-60.
2. Hawani D. Neuropediatri. Dalam : Herry G, Heda M. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 3, Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, 2005. hal 598-600.
3. Exil G. Kejang. Dalam: M. William Schwartz. Pedoman Klinis Pediatri. Edisi 1,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005. hal 657-666.
4. Arif M, Suprohaita, Wahyu I.W, Wiwiek S. Kejang Demam. Dalam : Kapita
Selekta Kedokteran, Bab VI Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 3 Jilid 2, Jakarta :
Fakultas Kedokteran Indonesia, 2000. hal 434-5
5. Matondang C, Wahidiyat I. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke 2. Jakarta : CV
Sagung Seto 2003.
6. Sadleir LG, Scheffer IE ; Febrile seizures. BMJ. 2007 Feb 10;334(7588):307-11.
7. FebrileSeizure.http://clinicalevidence.bmj.com/ceweb/condition/chd/0324-
background.jsp?grp=1.